Dua minggu telah berlalu semenjak wanita bernama Citra yang mengaku-aku memiliki anak dari Daniel itu dipanggil oleh pihak kepolisian karena laporan pencemaran nama baik yang dilakukannya.
Dari sang pengacara, Daniel mendengar kabar bahwa wanita itu bersikeras ingin menemuinya untuk meminta maaf secara langsung.
“Untuk apa dia ingin menemuiku? Bersujud di kakiku pun tidak akan aku maafkan.”
Ghea tersentak mendengar kalimat yang meluncur dari bibir Daniel. Hari itu keduanya sedang berada di ruang tunggu dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi untuk memeriksakan kandungan Ghea, sekaligus menemui dokter Orthopedi untuk membuka gips di tangan Daniel tadi.
Ghea tahu bahwa Daniel sedang menerima telepon dari pengacaranya, tapi yang membuatnya agak kaget adalah ucapan sombong suaminya barusan. Beruntung hanya ada dia dan Daniel di sana karena satu pasangan lainnya tadi sudah masuk
“Lepas! Jangan merayuku!”“Aku tidak merayu, siapa yang merayu? ayo berbaring ke kiri, jangan membantah anjuran dokter,” titah Daniel yang sedikit memaksa memutar tubuh Ghea.Setelah Ghea benar-benar berbaring ke kiri, Daniel terpaksa harus menahan gelak tawanya karena istrinya itu bertingkah menggemaskan. Ghea memejamkan mata seolah tidak mau melihat wajahnya.“Apa kamu sudah tidur?” tanya Daniel yang yakin bahwa istrinya sudah mulai melunak.Ghea menganggukkan kepala tapi masih memejamkan mata. Membuat Daniel tak kuasa untuk mendaratkan sebuah ciuman di pipi istrinya itu.“Maaf ya!” bisik Daniel.“Maaf untuk apa?” perlahan Ghea menjauhkan kelopak matanya. Ia menelisik wajah Daniel yang nampak merasa bersalah.“Maaf untuk menyakiti hatimu dengan mengatakan bahwa aku
Mencoba mengabaikan Daniel yang sedang cemburu buta, Ghea memilih untuk membuka korden kamarnya, melihat pemandangan kota Jogja dari lantai di mana kamarnya berada. Ia penasaran sebelum pergi ke rumah ayahnya besok, akankah sang suami mengajaknya jalan-jalan nanti? apakah dia akan mendapatakan sebuah makan malam romantis bak adegan sinetron ikatan batin?Dan jawabannya adalah mungkin saja. Ya, mungkin saja Ghea akan mendapatkan makan malam yang diimpikannya jika saja Daniel tidak bertanya yang macam-macam kepada pelayan yang melayani mereka untuk makan malam di rooftop hotel itu.“Siapa yang memilihkan bunga ini?” tanya Daniel sambil menunjuk vas bunga di atas meja.“Pak Seno.”“Yang memilih urutan menu yang akan disajikan kepada kami?”“Pak Seno.”“Lalu apakah semua dekorasi in
Daniel merasa kikuk, ia tak menyangka bahwa mertuanya ternyata tahu arti dari kata Casanova, berarti benar dugaannya saat mengantar Pak Asman ke bandara dulu.“Eh … itu ada cassava lembu.” Lagi-lagi Pak Asman jahil dan menggoda sang menantu.Daniel pun menggigit bibir bawahnya, sedangkan Ghea hanya bisa menahan rasa tak enak di hatinya karena ayahnya terus-terusan menggoda suaminya.“Ubi cilembu maksud ayah?” tanya Ghea karena Daniel memilih tak menyahut ucapan Pak Asman. “Apa ayah mau?”“Boleh lah buat teman ngeteh dan ngeronda nanti malam.”Daniel pun menepikan mobil yang dikendarainya. Ia hampir turun untuk membelikan ubi manis itu, tapi pak Asman menahannya.“Biar ayah saja!” cegah sang mertua sambil membuka pintu mobil.Daniel pun mem
Daniel tetap pada pendiriannya, mau di depan wartawan atau tidak ia tetap tidak peduli, dan sepertinya dia tidak perlu berbaik hati lagi kepada wanita yang sudah menjadikan namanya, serta memanfaatkannya sebagi bahan menaikkan popularitas. "Kamu datang membawa wartawan ke sini, itu menunjukkan dengan jelas bahwa kamu memiliki niatan lain. Aku bukanlah orang yang dengan mudah memaafkan kesalahan orang, apa lagi orang yang mengusikku dengan sengaja. Berdirilah dan pergi!" Ketus Daniel. Baik Citra, wartawan dan orang-orang yang ada di sekitar mereka semuanya membeku. Menyaksikan betapa dinginnya seorang Daniel Tyaga, tak terkecuali Ghea. "Niel!" Meraih lengan suaminya, Ghea meminta semua wartawan untuk mematikan kamera mereka. "Aku tidak mau memaafkan wanita ini! Jadi jangan paksa aku." Ghea pun lagi-lagi menemukan sisi lain dari suaminya. Daniel benar-benar ti
Hari terakhir liburan Daniel dan Ghea di Jogja, diisi dengan sesuatu yang jelas sangat mengasyikkan untuk pasangan suami istri. Memesan sebuah hotel yang tepat bersebelahan dengan pantai, mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan, menghirup udara segar kemudian kembali ke kamar. Keduanya bergelung di bawah selimut dari siang hingga matahari hampir tenggelam. Memulihkan tenaga setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi batin mereka dengan perasaan cinta.“Apa tidak pegal?” tanya Ghea dengan suara lengket karena seingatnya sejak dia memejamkan mata dan bangun, ia memakai tangan Daniel sebagai bantalan kepala.“Tidak!”Daniel masih memejamkan mata sambil memeluk tubuh Ghea, sesekali senyum tipis begitu manis terukir di bibirnya saat permukaan kulitnya merasakan bayi di dalam perut istrinya bergerak-gerak.“Apa sudah terlambat melihat mataha
BRAKPintu ruang rapat salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif itu didobrak paksa oleh Nathan. Pria itu emosi hingga berjalan tergesa dan seketika mencengkeram kerah kemeja Richie yang sedang duduk manis di kursi yang seharusnya dia duduki. Hari itu, Nathan baru saja kehilangan posisinya menjadi direktur utama, karena Richie berhasil menjatuhkan pria itu sesuai keinginan kakaknya.Richie membiarkan pria itu meluapkan emosinya, ia tak merasa takut karena tidak ada kesalahan atau kecurangan yang dilakukannya dalam mengambil alih perusahaan itu, yang ternyata sahamnya tidak dimiliki sepenuhnya oleh Nathan."Apa Daniel yang menyuruhmu?"Mata Nathan yang menyala-nyala itu dibalas dengan senyuman menghina dari Richie. Putra bungsu almarhum Tyaga itu mengangkat tangan kanannya. Melarang orang-orang yang ingin menghalau perbuatan Nathan kepadanya."Kenapa
“Bagaimana bisa kamu terbebas dari tuntutan pria itu?”Nathan yang sudah dikuasai amarah dan kebencian mulai berpikir untuk menyerang Daniel dengan siasat busuknya. Hari itu dia mengajak Citra bertemu, Nathan tidak tahu bahwa selingkuhannya itu sudah berjanji akan membantu Daniel jika dia berniat berbuat jahat lagi.“Aku memelas dan memakai anakku sebagai alasan.”Citra mencoba berbicara dengan hati-hati, dia tidak ingin sampai Nathan curiga kepadanya. Citra tahu pria brengsek itu pasti akan memintanya melakukan hal buruk lagi.Benar saja dugaan Citra, belum juga dia bertanya alasan Nathan mengajaknya bertemu. Pria itu sudah menyodorkan sebuah botol kecil kepadanya.“Apa ini?”“Racun! Entah bagaimana caranya, kamu harus datang ke acara tujuh bulanan perempuan b
Salah satu hari bersejarah bagi keluarga Tyaga pun tiba, bukan karena Ghea akan melahirkan, melainkan hari itu Daniel dan Richie resmi berbagi tanggung jawab akan bisnis yang dibangun almarhum sang papa.Meskipun hanya beberapa bulan belajar, Richie menunjukkan kesungguhan juga kecakapannya dalam mengelola perusahaan. Ini lah yang sejak awal membuat Daniel yakin bahwa sang adik memang sudah bisa memikul tanggung jawab sama seperti dirinya, dan sesuai keinginan Richie salah satu perusahaan yang Daniel berikan adalah T Factory-sebuah pabrik makanan ringan.Sebuah pesta kecil mereka gelar di aula pabrik sebagai bentuk rasa syukur. Namun, Richie sepertinya tidak bahagia, terlihat dari wajahnya yang sedikit masam, diam-diam ia selalu mencuri pandang ke arah yang sama yaitu pintu masuk yang sekaligus menjadi pintu keluar. Pria itu sepertinya sedang menunggu seseorang."Niel-Niel!"Ghea menarik
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
BUGG Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya. “Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu. “Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean. “Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang. Daniel berdiri, dia menco
Ghea hanya tertawa dengan sangkaan Daniel, dibelainya pipi suaminya itu penuh cinta. “Dari pada memikirkan pria itu, bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, kita ke sini untuk itu ‘kan?” Senyuman manis terbit di bibir Daniel, tangannya berangsur ke pipi Ghea. Sedetik kemudian dia menoleh ke Sean yang sudah terlelap tidur. “Di sini? atau di kamar satunya?” “Kamu tahu jawabannya Niel,” bisik Ghea dengan suara menggoda. Mereka akhirnya meninggalkan Sean dan memilih pergi ke kamar yang kemarin mereka tempati. Ghea bertindak agresif, baru saja masuk dia sudah menarik kaus Daniel hingga lolos dari tubuh kekar sang suami. Tak hanya itu Ghea melompat dan melingkarkan kedua kakinya di ke pinggang Daniel, tangannya mengalung di leher pria itu dan bibir mereka mulai beradu kembali. Hisapan dan lumatan mewarnai ciuman panas itu, kepala Ghea bahkan harus sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan
“Apa benar kamu mau ikut?” Daniel terlihat ragu, ini karena dia masih mencemaskan kondisi Ghea, sementara istrinya itu menginginkan menemaninya untuk menghadiri jamuan makan malam, yang diadakan oleh pemilik perusahaan start up yang mengundangnya. “Iya, hanya makan malam kan? jika nanti kamu butuh lebih banyak waktu untuk berbincang dengan rekan bisnismu, maka aku dan Sean akan kembali ke kamar lebih dulu,” ucap Ghea. Daniel pun akhirnya setuju, terlebih Ghea menunjukkan luka di lehernya yang sudah dia tutupi dengan plester yang warnanya menyatu dengan kulit. “Jangan khawatir!” ucapnya sambil tertawa. *** Mereka pun akhirnya menghadiri acara jamuan makan malam itu. Daniel menjelaskan ke sang istri bahwa, perusahaan start up hanya salah satu dari usaha pria yang mengundangnya dan pengusaha lain ke acara itu. “Jadi apa usahany
Pria penolong itu memukul tangan pria yang menawan Ghea hingga memekik kesakitan. Seorang ibu-ibu langsung menarik tangan Ghea agar menjauh dari perkelahian yang dilakukan ke dua pria tadi.Adu jotos pun terjadi hingga pria jahat itu terkapar tak berdaya. Mendapat kesempatan, ia mengambil pisaunya yang tergelatak di lantai dan hampir menghujamkannya ke tubuh pria si penolong.“Tidak!” teriak Ghea, dia menutup kedua mulutnya yang menganga karena terkejut dengan apa yang kini terpampang di hadapannya.Tangan pria penolong itu menggenggam erat pisau, hingga darah mengucur dari tangannya, pria jahat itu ketakutan dan melepaskan pisau dari genggamannya, beruntung pelayan kafe menghubungi polisi tadi. Saat pria jahat itu hampir kabur petugas langsung membekuknya tanpa perlawanan.Ghea meraih Sean dari gendongan wanita yang tadi membantunya, dia berlari dan berjongkok tepat di depan pria yang me
“Reymond, dia pemilik perusahaan start up yang aku sebutkan,” ucap Daniel menjelaskan ke Ghea, “Apa mungkin orang yang sama?” Ghea begitu penasaran. “Entah lah kita bisa memastikannya besok malam, karena akan diadakan jamuan makan, pagi sampai siang ada seminar. Kamu dan Sean ada rencana jalan-jalan? Atau mau tinggal di kamar saja?” Ghea berlari menuju ranjang tanpa menjawab pertanyaan Daniel karena Sean menggeliat dan hampir menangis. Ia langsung membuka baju dan menyusui putranya itu. “Aku mungkin akan di kamar saja, aku takut Sean kelelahan jika aku mengajaknya jalan-jalan,” ucap Ghea yang direspon dengan anggukan kepala dari Daniel. Malam harinya mereka menghabiskan waktu bertiga, menggoda Sean yang mulai bisa diajak bercanda. “Sean mau adik? Mau adik nggak?” tanya Daniel sambil mencium gemas perut putranya. Sean yang tak mengerti jelas hanya
Daniel juga merasa aneh, ia menggaruk kening karena ucapan Ghea memang masuk akal. Jika penggemar jelas ini menakutkan karena sampai tahu dimana idolanya menginap bahkan nomor kamarnya, lagi pula jelas Ghea di sana untuk mengikuti dirinya, bukan untuk manggung atau sejenisnya. “Kalau begitu tidak usah diterima.” Daniel menatap sang istri kemudian pelayan, tangannya mendorong kotak yang masih dipegang pelayan itu sambil berucap,” bawa kembali!” “Begini Pak, apa tidak ingin dibuka dulu? misal di dalamnya tidak ada nama pengirim Anda boleh untuk tidak menerimanya, yang jelas orang yang mengirimkan juga menginap di hotel kami.” Ghea ragu, tapi Daniel langsung meraih kotak itu dan membukanya. Sebuah kalung berlian beserta sebuah kartu ucapan berada di dalamnya. Ia cukup terkejut dengan hadiah mahal seperti itu, karena dia juga pernah membelikan Ghea sebuah kalung berlian, di
Ghea sengaja mengosongkan jadwalnya selama empat hari karena Daniel mengajaknya pergi bersama Sean. Gadis itu sangat senang bahkan memilah sendiri baju Daniel dan putranya yang akan dibawa liburan.“Niel ini kamu bawa ‘kan?”Ghea menunjukkan dasi ke Daniel yang sedang bergurau dengan putranya di atas ranjang. Pria itu hanya menjawab dengan anggukan kepala dan kembali menciumi perut Sean hingga putranya terkekeh geli.“Dasar kalian,” gerutu Ghea sambil berlalu masuk ke dalam ruang ganti lagi. Kini matanya tertuju pada deretan lingerie miliknya, dia bergumam dalam hati haruskah membawa satu atau dua? Mereka bisa membuka kamar satu lagi untuk bercinta. Daniel dan Ghea memang memutuskan untuk tidak bercinta saat berada satu kamar dengan Sean, meskipun putranya sedang tertidur.“Hayo!” suara Daniel mengagetkan Ghea. Pria itu mencium pipi sang istri yang menoleh sa