Share

Bab 66. Roda Kehidupan

"Nanti agak siang dikit Ibu di jemput sama pak Saiful ya, Bu." Janjiku pada ibu mertua. Sementara Naya belum mengetahui perihal rumah orang tuanya yang sudah di sita pihak Bank.

"Gak apa - apa, Bay. Kamu bekerja saja dulu. Besok pun bisa kalau kamu mau menjemput Ibu. Kan masih ada waktu sehari lagi," ujar beliau di ujung telpon.

"Barang yang mau ibu jual apa sudah diangkat sama pembelinya? Atau belum laku?"

"Belum semua,"

"Ya udah Saya share di grup jual beli. Biasanya cepat laku, Bu. Dan harganya tidak terlalu jatuh dari harga beli baru kok," ujarku untuk meyakinkan bu Lastri.

"Terserah kamu aja, Bay. Ibu ikut aja bagaimana baiknya. Baik di mata kalian berarti baik juga di mata ibu." lirihnya. Suara ibu masih terdengar pilu. Melihat beliau membuat siapapun tidak tega, karena saat inilah beliau merasa sangat terpukul dan juga tidak berguna lagi.

Beliau tidak mempunyai siapa - siapa lagi saat ini. Hanya aku dan Naya harapan mertuaku satu - satunya.

"Udah ya, Kamu mandi aja dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status