BAHAGIA SETELAH BERPISAH 72.
**
PoV AuthorNetra Yuni melotot mendengar ucapan Ambar. Apa katanya dia hamil. Kok bisa? Apakah dia ena-ena dengan pacarnya? Siapa pacar nya? Apakah lelaki dulu yang kami tak sengaja bertemu di mall atau yang lain?
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang Yuni ingin dapat jawabannya.
"Kenapa, Mbak?" tanya Rosita yang ada di samping nya.
"Ambar hamil!" sergah Yuni dengan wajah terkejut.
"Dia belum nikah, 'kan?" tanya nya.
"Belum!"
"Kok bisa?"
"Entah, dia k
Bahagia Setelah Berpisah 73.**PoV Author"Bapak!" Hamdan terkaget melihat Bapaknya sudah ada di depan. Dia datang namun diam saja. Apakah Bapak mendengar percakapan mereka barusan. Saat Hamdan berucap kata 'Bapak' Ambar bersegera datang melihat. Dan dia sama saja terkejut."Bapak!" cicit nya juga pelan. Pak Hasan, Bapak mereka mencebik pada putera dan putrinya. Hamdan dan Ambar sama saja. Membuat malu keluarga, rasanya dia malu pada mereka berdua seakan tak diajarkan norma dalam masyarakat apalagi agama.Masa mereka berdua melakukan zina sebelum menikah. Hamdan lebih dulu menghamili anak perempuan orang dan Ambar hamil oleh lelaki lain. Memalukan. Siapa yang menghamilinya. Bapaknya merasa benar-benar malu.
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 74.**PoV AuthorHamdan datang ke ruang perawatan Lia. Dia benar-benar kacau setelah Bapak memarahinya habis-habisan. Apa yang harus di perbuat untuk membantu Ambar. Dengan lesu dia duduk di dekat bangsal Lia. Istrinya itu tertidur pulas. Dia mendesah dan matanya menerawang berpikir apa yang akan di lakukan selanjutnya."Mas," kata Lia setelah dia perlahan membuka mata nya. Akhirnya suaminya mau juga datang ke sini setelah entah dari mana seharian."Kamu sudah bangun, tidur lagi sana? Kenapa kamu sendiri? Dimana Ibumu?" tanya Hamdan."Keluar sebentar, Mas. Ada keperluan resep obat yang harus di beli. Kemana saja kamu, Mas? Aku memb
Bahagia Setelah Berpisah 75**Ambar masuk ke ruangan Yuni. Dia tak tahu lagi mau minta tolong pada siapa. Sepertinya Yuni bisa membantunya. Dia takut pada Om Yanto. Bagaimana bila lelaki itu marah dan memukulnya. Apa yang harus di lakukannya.Sedangkan Hamdan sudah lempar tanggung jawab begitu saja. Dia suruh Ambar selesaikan saja masalahnya sendiri jika tak bisa maka baru melapor padanya. Hamdan berkilah jika dia juga banyak masalah, dia harus mengurus istrinya dan Ibu juga.Sehingga Ambar dilema dan tak ada pilihan hingga akhirnya dia datang ke kantor Yuni untuk minta tolong."Apa yang kamu mau, Mbar? Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Yuni heran. Dia takut juga Ambar akan maling seperti dulu. 
Bahagia Setelah Berpisah 76**"Cepat katakan atau aku lebih baik pergi saja!"Yuni berkata ketus ke Ambar karena dari tadi hanya melihat kemesraan Ambar saja dengan lelaki bernama Yanto itu. Ambar menahan tangan Yuni agar dia tak pergi dan tetap duduk pada tempatnya."Jangan, Mbak. Ia ini akan aku katakan." Yanto memandang heran Ambar dan wajah ketus Yuni."Ada apa, sayang? Sepertinya ada masalah?""Anu, Mas. Ada yang mau aku sampaikan," Ambar berkata dengan ragu-ragu. Dia melirik Yanto dan dia takut mengatakannya."Apa?" tanya Yanto dengan dahi mengernyit."Aku hamil, Mas," ucap Ambar dengan takut. Yanto mendelik mendengarnya. Dia terbatuk karena bertepatan dengan dia minum."Hamil?"
Bahagia Setelah Berpisah 76**"Cepat katakan atau aku lebih baik pergi saja!"Yuni berkata ketus ke Ambar karena dari tadi hanya melihat kemesraan Ambar saja dengan lelaki bernama Yanto itu. Ambar menahan tangan Yuni agar dia tak pergi dan tetap duduk pada tempatnya."Jangan, Mbak. Ia ini akan aku katakan." Yanto memandang heran Ambar dan wajah ketus Yuni."Ada apa, sayang? Sepertinya ada masalah?""Anu, Mas. Ada yang mau aku sampaikan," Ambar berkata dengan ragu-ragu. Dia melirik Yanto dan dia takut mengatakannya."Apa?" tanya Yanto dengan dahi mengernyit."Aku hamil, Mas," ucap Ambar dengan takut. Yanto mendelik mendengarnya. Dia terbatuk karena bertepatan dengan dia minum."Hamil?"
Bahagia setelah berpisah 78.**Ambar secara diam-diam mengikuti Yanto yang berjalan keluar dari rumah sakit itu. Dia tak boleh ketahuan dan yang penting dia tahu dulu di mana rumah Yanto. Apapun yang terjadi bila sudah tahu rumahnya maka mudah saja menjumpai dia bahkan istrinya.Yanto menoleh saat ada yang menyapanya. Ambar bersembunyi karena Yanto memandang kiri dan kanan. Dia masih berbicara dengan temannya. Jantung Ambar berdegup bagaimana bila ketahuan. Kalau bisa Yanto janganlah tahu kalau dia mengikuti.Yanto tersenyum dan menepuk bahu temannya. Sepertinya dia sudah selesai berbicara. Ambar bergegas mengikuti pria itu dan dia tak boleh terlihat oleh Yanto. Ambar bergegas bergerak diam-diam hingga ke parkiran. Ambar segera menca
Bahagia Setelah Berpisah 79.**"Kamu harus bertanggung jawab, Om. Karena aku tahu kartu kamu!" tegas Ambar. Yanto atau Heru mendengkus kesal mendengar tutur wanita itu."Apa maksud kamu, Mbar?" tanya nya dengan tatapan tajam. Ambar berpikir, dia tak bisa katakan apa yang dilihatnya karena Heru akan berkilah. Biarlah di rahasiakan saja dulu. Yang penting photo dan video wanita di kafe juga sudah dia dapat serta dia tahu alamat Heru."Maksud aku, aku tahu kamu suka bermain wanita lain, kamu buaya, kamu ninggalin aku pasti karena wanita lain!""Itu hanya persepsi mu. Yang pasti aku gak mau rumah tanggaku hancur dengan menikahi mu!" seru Heru ketus."Oh,
Bahagia Setelah Berpisah 80.**Rasanya sangat mengecewakan terhadap perkataan dokter tentang penyakit Ibu mereka. Sekarang Bu Rowina sedang terbaring lemah di bangsalnya lagi. Dia bahkan tak bisa berbicara. Hanya suara-suara sumbang yang di perdengarkan. Bila meminta sesuatu dia hanya berkicau."Hau… Hei…." Dengan suara-suara tak jelas. Tentu saja sangat merepotkan bagi Ambar untuk mengurusnya padahal masalah dia juga besar. Ambar harus menjumpai Heru yang lari dan sekarang Ibunya sakit dan menyusahkan tentunya repot untuk mengurus orang stroke."Ambar sepertinya Ibu sudah di perbolehkan pulang dua hari lagi," ucap Hamdan memberitahu Ambar agar mempersiapkan segalanya untuk kepulangan Ibunya.
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.