Bahagia Setelah Berpisah 80.
**
Rasanya sangat mengecewakan terhadap perkataan dokter tentang penyakit Ibu mereka. Sekarang Bu Rowina sedang terbaring lemah di bangsalnya lagi. Dia bahkan tak bisa berbicara. Hanya suara-suara sumbang yang di perdengarkan. Bila meminta sesuatu dia hanya berkicau.
"Hau… Hei…." Dengan suara-suara tak jelas. Tentu saja sangat merepotkan bagi Ambar untuk mengurusnya padahal masalah dia juga besar. Ambar harus menjumpai Heru yang lari dan sekarang Ibunya sakit dan menyusahkan tentunya repot untuk mengurus orang stroke.
"Ambar sepertinya Ibu sudah di perbolehkan pulang dua hari lagi," ucap Hamdan memberitahu Ambar agar mempersiapkan segalanya untuk kepulangan Ibunya.
Bahagia Setelah Berpisah 81**Bapak masuk ke rumahnya untuk berganti pakaian. Dia sudah setuju membantu Ambar menjumpai Heru, pria yang sudah menghamilinya. Ela, istri kedua datang membawa minuman untuk Ambar."Minumlah, Mbar," ucap Ela dengan halus. Ambar membuang mukanya."Aku gak haus!" katanya ketus dan Ela menghela napas karena dia sudah membuatkan minuman tetapi tidak di minum berang kali Ambar masih ada rasa marah terhadapnya dan dendam karena Pak Hasan sang suami menikah dengannya."Ayo, Mbar," ajak Pak Hasan dan Ambar melirik sinis ke istri kedua Bapaknya. Mereka berlalu dan akan ke rumah Heru.Jantung Amba
Bahagia Setelah Berpisah 82.**"Gak tahu diri kamu, Pa. Berani kamu buat wanita l*c*r itu hamil! Dimana kamu menjumpai perempuan itu!" sentak Liana marah menunjuk Heru. Dia mengacak-acak rambutnya. Padahal hari ini sedang ada acara arisan sosialitanya dan dia juga sudah pergi ke salon.Namun acaranya harus berantakan karena ulah Ambar dan pengkhianatan sang suami yang dia percaya. Apalagi tadi Ambar memberi informasi kalau suaminya suka menjerat wanita-wanita muda lainnya."Ma, kamu dengarkan saja penjelasan ku." pinta Heru dengan frustasi ke Liana. Liana dengan kasar mengacak guci-guci mini nya yang tersusun rapi di rak. Heru terkeget karena benda itu sudah pecah dan berjatuhan.
Bahagia Setelah Berpisah 83.**Bapak dan Ambar pulang ke rumah Hamdan. Mereka masuk saja tanpa mengucapkan salam dan Ibu sudah terduduk di kursi roda tak bisa apa-apa. Melihat Bapak, Ibu bereaksi. Dengan tangan kiri dia memukul-mukul kursi roda dengan sendok. Suara nyaring berbunyi."Ada apa, Bu?" tanya Hamdan. Dia sedang menyuapi Ibunya. Ibu susah makan dan Hamdan harus telaten mengurus orang stroke. Dia sudah tidak kuat sebenarnya namun ini sudah menjadi tanggung jawabnya.Ibu menunjuk Bapak agar pergi dari rumah Hamdan. Hamdan menghela napas menjelaskan pada Ibunya bahwa Bapak datang memiliki tujuan."Bapak kesini menyelesaikan masalah Ambar, Bu. Ambar hamil dan Ibu sudah tahu, 'kan?" tanya Hamdan.
Bahagia Setelah Berpisah 84.**"Halo, Yun. Kamu masih lama?" tanya nya lewat panggilan telepon. Sebelumnya dia sudah meminta bertemu di Toko namun Yuni tak berkenan. Hamdan beralasan ingin bertemu anaknya. Yuni setuju dengan syarat membawa beberapa teman-teman dan baby sitter untuk Sesil."Sebentar lagi aku sampai. Sudah ya," kata Yuni mematikan sambungan teleponnya. Wanita itu sebenarnya malas bertemu Hamdan, namun dari suaranya dia sepertinya sedih sekali. Hamdan memohon agar Yuni mau mendengarkan ceritanya sekaligus rindu pada Sesil. Dia juga beralasan akan memberi nafkah untuk Sesil. Tumben sekali padahal biasanya dia pelit.Hamdan terduduk lesu di taman kota saat Yuni bersama yang lainnya berjalan ke arahnya. Yuni datang dengan Rita dan Baby sitter serta an
Bahagia Setelah Berpisah 85.**Bu Rowina memukul mukul kursi rodanya dengan tangan kirinya karena tangan kanan gak bisa digerakkan.Ting! Ting! Suara nya semakin nyaring saja. Yuni merasa tak enak, apakah karena kedatangannya Bu Rowina menjadi seperti ini."Mpok Hindun! Mpok … Ibu tuh berisik!" Ambar dengan malas ke luar karena mendengar suara ketukan pukulan Ibu dengan sendok yang sudah biasa. Dia memanggil pengasuh Ibunya yang kebetulan sedang keluar karena membeli sesuatu.Begitu sampai di depan. Dia melihat Yuni dan para asisten sudah datang ke sini bersama Hamdan juga."Ngapain kamu ke sini, Mbak?" tanya Ambar ketus ke Yuni.
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 86.*Hamdan merasa Hampa karena kaki nya tak lagi ada. Hidupnya benar-benar hancur. Selama dua bulan dia pemulihan di rumah. Dua bulan pula dia tak bekerja dan untuk berjalan saat ini dia menggunakan tongkat penyangga. Setiap kali menatap kaki nya yang sekarang buntung dia setiap saat bersedih. Perlahan dia mengikis kesedihan itu. Dia harus bangkit untuk Ibunya dan beruntung ada Mbok Hindun sang pengasuh yang mau menjaga Ibunya serta menolongnya jika membutuhkan sesuatu sedangkan Ambar sama sekali tak peduli.Kandungannya juga sudah empat bulan. Mungkin perut itu semakin hari akan semakin membesar saja. Kini percuma saja bersedih hati atau menyesal karena semua telah terjadi. Jika ada uang lebih maka Hamdan akan membuat kaki palsu saja agar dia bisa berjalan lagi meski dengan bantuan.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 87.**PoV AuthorTubuh Hamdan bergetar hebat saat mendengar berita kecelakaan Ambar. Barusan pergi karena ngambek tetapi dia sekarang kecelakaan seperti itu. Lia yang tadinya ingin pulang mendadak tak jadi dan dia membalik badan ingin tahu apa yang terjadi."Ada apa, Mas?" tanya nya."Lia, Ambar kecelakaan." Hamdan panik."Ha!" kata Lia ikut terkejut juga. Hamdan berusaha bangkit."Aku harus kesana melihatnya. Bagaimana kondisinya, kamu mau ikut?" Hamdan menawariLia berharap wanita itu mau menemaninya."Maaf, Mas. Aku gak bisa ikut. Aku juga harus
Bahagia Setelah Berpisah 88.**"Maaf, Pak. Saya sepertinya gak bisa mengurus Bu Rowina lagi," kata Mpok Hindun. Hamdan terkaget mendengar ucapan wanita paruh baya itu. Dia sangat telaten mengurus Ibunya. Siapa yang akan mengurus jika sudah seperti ini. Apalagi Ambar koma di rumah sakit.Hamdan mengelap kasar wajahnya. Dia merasa bingung. Kaki nya sudah cacat dan dia juga di pecat. Belum selesai masalahnya Ambar tiba-tiba kecelakaan dan keguguran."Mpok, tolong jangan main-main. Ambar sedang koma dan aku sangat sibuk untuk berbagai urusan. Mohon Mpok mengerti sedikit saja dulu. Saya minta tolong dengan sangat Mpok!" kata Hamdan mendesah dia sangat berharap Mpok Hindun mau mendengarkannya."Saya dapat kabar
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.