Bahagia Setelah Berpisah 32.
**
PoV Yuni.
Aku dan Alisa sedang di bagian pembalut. Dia mencari-cari pembalut yang cocok dan biasa dia gunakan.
"Tante, biasanya pakai yang merk apa?"
"Apa ya!" kataku bingung. Mau berkata jujur tetapi malu. Aku di jatah Mas Hamdan sepuluh ribu perhari dan sebulan bisa sampai 300 ribu untuk keperluanku membeli apa saja salah satunya pembalut saat datang bulan. Namun tak ku gunakan karena banyak kebutuhan mendesak. Uang itu terkadang buat membeli susu Sesil dan jajan Fatih.
Aku menggunakan kain saat datang bulan. Kain daster yang sudah bolong. Aku robek dan itulah yang aku pakai. Aku menghela napas teringat masa lal
Bahagia Setelah Berpisah 33.**"Boleh saya minta sesuatu sama kamu, Yun?" tanya Pak Irsyad dengan lembut. Aku menjadi gugup."Kira-kira apa, Pak?""Jangan Panggil Bapak. Kelihatannya lucu sekali. Aku bukan atasanmu dam terdengar tidak akrab. Panggil Mas saja biar lebih akrab dan enak di dengar," kata Pak Irsyad lagi."Heheh' ... Gitu ya, baiklah saya coba, Pak. Maksud saya, Mas Irsyad." kataku dengan canggung. Dia mengulas senyum. Terlihat manis, aku menunduk karena malu. Sebenarnya aku ingin memukul-mukul kepalaku karena malu. Seumur-umur tak ada pria yang seromantis ini padaku. Walaupun sudah dua kali menikah namun karakter suamiku beda-beda satu dengan yang lain. Mas Hamdan yang sangat keterlaluan
Bahagia Setelah Berpisah 34.**Saat Ambar membuka pintu, netra nya membulat melihat aku dan beberapa orang sudah ada diambang pintunya."Mbak, Yuni!" katanya dengan heran, diperhatikannya aku dalam-dalam selanjutnya netranya teralih ke beberapa orang yang ikut bersamaku. Aku membawa asisten pengacara ku berjumlah dua orang serta Wira, Sigit dan Rosita ikut serta."Siapa, Mbar?" Suara Bu Rowina terdengar. Dia berjalan dengan gontai ke depan pintu. Setelah sampai dia juga tak kalah kaget melihat aku datang ke rumahnya."Yuni!""Apa kami boleh masuk?" tanya ku sambil melipat kedua tanganku.
Bahagia Setelah Berpisah 35.**Ibu Rowina tiba-tiba jatuh pingsan setelah tahu kelakuan anaknya. Mereka berdua panik, Mas Hamdan segera mengangkat tubuh Ibunya dan membaringkannya di kursi."Minggir!" katanya pada Wira, Sigit dan Rosita. Ambar segera mengambil minyak angin secepatnya di husapkan nya ke hidung sang Ibu agar dia segera sadar.Aku hanya mencibir ulah Bu Rowina yang ku anggap terlalu banyak gaya. Mengapa harus pingsan segala jika uang perceraian hanya kuberikan 10 ribu seperti tertera dalam buku nikah?"Ini semua gara-gara kamu, Yuni!" Mas Hamdan melayangkan pandangan padaku dan menunjuk diriku. Matanya nyalang menatap ku, seakan dia ingin menyerang ku.
Bahagia Setelah Berpisah 36.**"Yuni, sebelum Ibu dan Ambar tanda tangan, kami mau meminta sesuatu," kata Ibu yang masih menggantung bolpoin sedangkan anaknya sudah tanda tangan dan hanya tinggal mereka saja yang belum tanda tangan."Apa mau Ibu?" kataku tegas, dia menghela napas. Kemudian dia menangis kejer. Aku melihat dia layaknya anak kecil. Padahal biasanya dia berkata dengan ketus dan sikapnya sangat garang padaku."Huhuhu …," Dia menangis tersedu meminta dikasihani, aku hanya mencibir dan tak merasa kasihan sama sekali. Video sikapnya teringat dan berputar dalam memori ku. Sikapnya yang semau hati membuat perasaanku sama sekali tak tersentuh. Anaknya Ambar mengelus lembut lengan dan pundak Bu Rowina. Mas Hamdan tak dapa
Bahagia Setelah Berpisah 37.**"Mbak, ada yang datang," kata Rosita dengan tersenyum. Dahiku mengernyit, melihat ekspresinya. Pasti Pak Irsyad yang datang."Pak Irsyad, ya?" tanya ku dengan wajah datar. Aku tak mau Rosita berpikir macam-macam terhadapku."Cie … Maunya Pak Irsyad yang datang ya, Mbak!""Bukan dia, lantas siapa?""Aku suruh masuk aja biar kamu gak penasaran, Mbak!" katanya dengan tawa."Ya udahlah, dari sikapmu terlihat mencurigakan." Dia kembali memonyongkan bibirnya sambil berlalu memanggil yang datang untuk bertemu denganku. Pintu terbuka,
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 38**Aku terkaget saat melihat pria paruh baya di depanku sedang bersama dengan seorang wanita. Terlihat akrab dan mesra seperti sepasang kekasih. Yang lebih membuat panik saat netra kami bertemu. Tak bisa di pungkiri kalau dia terkejut, begitupun aku."Bapak!" seruku dengan mata membulat sempurna. Dia membelalakkan netranya melihatku."Bapak, Tunggu!" kataku berjalan untuk meminta penjelasan tentang siapa wanita yang bersamanya. Dia terlihat panik dan dengan segera di tariknya tangan wanita itu. Dia keluar dari supermarket itu dan aku juga keluar. Aku hendak mengejar Bapak.Aku tak mempedulikan dulu Mas Irsyad dan Alisa di dalam karena aku sangat
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 39.**PoV YuniNetra Bapak membola melihat aku dan Fatih di sana. Wajahnya pias, dia tak sangka aku dan Fatih ada di sini."Kakek. Kok ada di sini?""Diam kamu, anak kecil gak usah ikut campur. Pergi sana!" sergahnya pada anakku."Fatih cuma bertanya saja sama Bapak, mengapa Bapak ada di sini, kenapa Bapak harus marah. Aneh!" ketus ku padanya melihat sikap garangnya."Kamu juga Yuni, ngapain kamu di sini?" tanya nya dengan wajah garang,mungkin marah aku memergokinya dengan istri mudanya. Sekilas wajahnya terlihat seperti Mas Hamdan, menyebalkan.
Bahagia Setelah Berpisah 40**PoV Hamdan."Mas, Ibu pingsan sepertinya sakit!" Ambar panik dan masuk begitu saja. Aku sedang di kamar dengan kekasihku Lia. Matanya membulat melihat aku dan Lia sedang bermesraan."Apa sih kamu! Masuk rumah orang seenaknya. Nyelonong lagi!" bentak ku padanya. Ambar terlihat pias, apalagi melihat pemandangan aku dengan Lia, ternyata apa yang di katakan Yuni bukan sekedar gosip belaka."Mas, kamu ngapain di kamar segala dengan Mbak Lia?" tanya nya."Bukan urusan kamu!" kataku, aku mengelus lengan Lia agar dia tak takut."Ibu sakit
Bahagia Setelah Berpisah 98.**Irsyad sedang menunggu Yuni sang istri untuk pergi mengelilingi kota Seoul. Dia sendiri sudah rapi dengan gaya casual khas lelaki modern. Sementara menunggu dia duduk di balkon sambil melihat beberapa email dari perusahaannya."Sayang, sudah siap apa belum?" tanya nya dengan suara nyaring."Udah, Mas," kata Yuni menghampiri sang suami. Melihat Yuni yang rapi dengan tersenyum manis Irsyad mendekat."Kamu cantik banget, sayang." pujinya. Yuni hanya mengulas senyum menerima dengan bahagia pujian sang suami."Kamu juga gagah dan keren," cicit wanita itu malu-malu. Irsyad lalu tertawa kecil lalu dia mengambil tangan Yuni dan mereka berjalan ke luar kamar
Bahagia Setelah Berpisah 97.**PoV Yuni.Mas Irsyad memberi kejutan manis padaku dengan mengajakku pergi ke negara Ginseng. Katanya berlibur di sana lebih dekat dan kami bisa memanfaatkan waktu berdua. Sepanjang perjalanan aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menautkan jari jemari kami."Kamu bahagia, Yun?" tanya nya. Aku tetap menyandarkan kepalaku sambil mengangguk."Aku bahagia sekali," ucapku padanya. Dia juga ikut tertawa mendengarkan."Mas. Kamu sering ya jalan-jalan ke luar negeri?" tanyaku."Beberapa kali untuk urusan bisnis dan selebihnya pergi dengan keluarga," sahutnya.&nb
Bahagia setelah berpisah 96.**Yuni menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa badannya pegal. Saat netra sudah terbuka penuh, ternyata Irsyad sudah ada di sampingnya. Lelaki itu sekarang yang menjadi suaminya. Semuanya terasa bagaikan mimpi. Di cintai oleh Irsyad Yuni tak pernah membayangkan.Dia hanyalah seorang wanita mantan TKW. Tidak di sangka kehidupan berubah begitu cepat. Lelaki ini sangat manis dan juga tampan. Sekarang Irsyad menjadi suaminya. Yuni memperhatikan lebih dekat sosok sang suami yang sedang tertidur lelap. Dia mengulas senyum masih teringat kejadian tadi malam yang membuatnya malu.Irsyad ternyata sosok lelaki yang sangat agresif. Sudah lama Yuni tidak melakukan hubungan itu lagi. Jikapun dulu melakukannya tersimpan rasa sakit di hati dan kar
Bahagia Setelah Berpisah 95.**PoV Hamdan.Sehari sebelum Yuni menikah aku tak bisa tidur sama sekali. Teringat masa-masa manis dan pahit yang kami lewati bersama-sama walau terlalu banyak pahitnya dari pada manisnya.Untuk membuat kegalauan ini sirna. Aku pergi ke rumah sakit jiwa. Aku akan mengunjungi Ambar di sana. Dia sudah lama di rawat di sana tetapi belum ada tanda-tanda dia akan sembuh."Bagaimana kabar kamu, Mbar?" tanyaku saat kami duduk di taman rumah sakit. Tak jauh dari kami ada dua perawat yang memantau. Ambar hanya memandang lurus ke depan dengan pandangan kosong. Benar-benar menyedihkan melihat kondisinya."Mbar, besok Yun
Bahagia Setelah Berpisah 94.**Yuni menitikkan air mata saat para saksi mengucapkan kata 'sah'. Dia sah menjadi Nyonya Irsyad. Rasa membuncah bahagia luar biasa tak bisa di lukis kan dengan kata-kata.Irsyad menatapnya dengan wajah sendu. Pria itu manis sekali dan juga tampan. Yuni tersipu merasa malu walaupun usia Irsyad sudah empat puluh tahun lebih tetapi dia masih gagah.Prosesi di lanjutkan dengan sungkeman ke orang tua. Sudah duduk dengan manis kedua orang tua Irsyad dan Bapak Yuni serta adiknya Wira bersama Rosita sementara anak-anak Yuni dan Rosita bersama baby sitter. Hanya Fatih yang juga duduk manis di sana. Dia menyuruh Sigit mengambil rekaman untuk di masukkan ke aplikasi merah.
Bahagia Setelah Berpisah 93.**PoV AuthorHamdan terkejut melihat kedua mantan istrinya sudah ada di depannya."Yuni, Lia." katanya berjalan perlahan. Mereka berdiri menatap Hamdan tak sangka kalau lelaki di depannya adalah mantan suami mereka."Kami menunggumu dari tadi," ucap Lia. Dahinya mengernyit."Menunggu, ada perlu apa? Kalian datang mau meminta uang?" tanya nya heran. Pasalnya Hamdan memang belum memberi anak-anak mereka uang."Tidak, kok. Mari duduk," sahut Yuni. Hamdan lalu duduk di dekat mereka berdua."Aku datang mau bersilaturahmi kebetulan bertemu Lia di Mall dan
Bahagia Setelah Berpisah 92. ** Yuni merasa sangat bahagia dia tak menyangka akan mendapatkan kejutan manis seperti ini. Tiba-tiba, ada yang datang membawa bolu dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Yuni tersentak karena itu suara Wira, Rosita dan Bapaknya. Segera Yuni meluncur memeluk Bapaknya, bergantian Wira dan Rosita. Dia mengelap kasar air yang membasahi netranya tak sangka di hari ulang tahunnya Irsyad melamar dan ada keluarganya juga menyaksikan di belakang sebagai bagian dari surprise indah untuknya. "Dah lah, jangan nangis Mbak!" kata Wira mengulas senyum untuk Yuni. Wanita itu memukul kecil adiknya.
Bahagia Setelah Berpisah 91.**PoV Author.Ambar menatap Yuni sengit. Darah sudah keluar dari selang infusnya dan Yuni menjadi takut. Dia bersembunyi di belakang tubuh Irsyad."Mbak, Yuni. Keluar kamu! Kalau kamu mau ngetawain aku datang ke sini. Aku gak sudi kamu jenguk. Kamu senang, 'kan aku kayak gini!" sentaknya marah.Perlahan Yuni melirik lewat bahu Irsyad. Seperti nya Ambar tidak gila seperti kata Hamdan. Buktinya dia masih mengenal Yuni. Yuni berjalan pelan ke Ambar, dia sudah tak takut lagi karena Ambar tidaklah gila.&nb
Bahagia Setelah Berpisah 90.**PoV Author.Irsyad memberikan sesuatu berupa hadiah untuk Hamdan. Yuni membantu untuk membungkusnya. Sambil mengulas senyum pria itu memberikannya pada Hamdan."Terimalah, Mas. Mas Irsyad memesan ini khusus untukmu," kata Yuni juga mengulas senyum setelah meletakkan buah-buahan yang di belinya sebagai buah tangan menjenguk orang sakit."Apa ini?""Kamu buka saja dulu," kata Yuni lagi sambil mengambil kursi untuk duduk. Hamdan menghela napas merasa malas karena kata Yuni ini adalah pemberian Irsyad. Tetapi tak apalah dia membukanya saja jika tak berguna maka Hamdan akan membuangnya diam-diam.