Share

Bab 35

Penulis: Siti_Rohmah21
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-21 13:33:59

Bab 35

POV Mila

Aku tunggu sampai laki-laki itu keluar dari ruangan. Siapa tahu itu benar Dini, baby sitter plus-plusnya suamiku. 

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 22.30. Aku masih menunggu Mas Hendra selesai ditangani oleh dokter. Tidak lama kemudian, laki-laki yang tadi dipanggil oleh suster pun ke luar. 

Laki-laki itu duduk sambil memegang kepalanya. Keningnya terlihat mengernyit, seperti orang yang sedang cemas. Aku coba tanyakan padanya siapa yang ia tunggu. 

"Maaf, Mas. Nunggu siapa di dalam?" tanyaku. 

"Adik saya, Mbak. Keadaannya kritis." Laki-laki yang terlihat sepantaran dengan Mas Hendra itu pun menyandar. 

"Adiknya Mas wanita?" Ia pun mengangguk. 

"Ya, sedang proses dipindahkan ke ruang ICU." Laki-laki yang belum kuketahui namanya itu pun menjawab dengan singkat. 

"Maaf, adiknya sakit apa?" tanyaku penasaran. Belum sempat menanyakan nama panjangnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 36

    Bab 36POV Mila"Aku di rumah sakit? Maaf ya, ngerepotin," lirihnya pelan. Suaranya belum kuat bicara keras-keras.Kemudian, pintu pun terbuka, ada mama datang untuk menggantikan aku sebentar. Ya, aku butuh nutrisi agar tetap sehat."Mas, Mama sudah datang, aku pamit ke kantin dulu, ya!" Aku meraih tangannya, lalu mengecup punggung tangannya yang diselipkan selang infus."Mila, terima kasih telah merawatku. Maaf ya, ngerepotin!" lirihnya lagi, aku hanya tersenyum sambil berbalik badan dan pamit pada mama."Mah, aku sarapan dulu, nanti dokter dan team medis datang untuk mengambil darah Mas Hendra.""Iya, Mila. Kamu sarapan yang banyak dan bergizi ya, supaya sehat," pesan mama.Aku pun bergegas ke kantin untuk sekadar mengisi perutku ini. Setibanya di kantin rumah sakit. Aku bertemu kembali dengan laki-laki tadi. Namun, kali ini ia duduk dengan seseorang. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 37

    Bab 37POV MilaAku terperanjat ketika laki-laki yang berkulit putih itu menunjukkan foto Mas Hendra, mataku membulat, tenggorokan rasa kering setelah mendengar pertanyaannya."Bukan, Mas Hendra yang kami maksud jelek, tidak setampan itu!" cetus Rika sembari tunjuk foto yang sebenarnya adalah Mas Hendra. Namun, ia terpaksa berbohong untuk melindungi sepupunya itu.Kemudian, aku mengembuskan napas lega, syukurlah Rika menyelamatkan aku. Mata orang itu menyipit, ia tampak tak percaya."Maaf, saya salah orang ya. Saya pikir Hendra mantan adik saya," celetuk laki-laki itu."Ya, nggak apa-apa, Mas," sahut Rika, lalu ia duduk kembali. Laki-laki itu pun menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Rika."Oh ya, saya Wisnu, boleh tahu nama kamu?" tanya laki-laki yang ternyata bernama Wisnu."Saya, Rika. Ini sepupu saya, Mila." Laki-laki itu menyodorkan tangannya, tak lama kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 38

    Bab 38POV MilaKini, posisi dudukku sudah bersebelahan dengan Rika dan berhadapan dengan Wisnu dan Deni. Tangan Rika berada di atas meja dengan mengepal. Aku berusaha tenang dengan duduk bersandar di sandaran kursi."Kenapa tadi kalian berbohong?" tanya Wisnu. Rika pun menoleh ke arahku."Aku akan jelaskan, Mas. Tapi, aku minta kalian tenang. Dan satu pertanyaanku, kenapa kalian balik lagi ke sini?" tanyaku juga penasaran dengan kedatangan mereka secara tiba-tiba."Awalnya ponsel adikku, Dini, ada alarm berdering. Tertulis di alarmnya bahwa hari ini akan bertemu dengan Mila. Dan aku teringat, bahwa kamu tadi menyebutkan nama itu. Apa betul kalian ada janji hari ini?" tanya Wisnu. Aku pun mengingat kembali, apa pernah melakukan janji dengan Dini alias Tini.Tiba-tiba aku teringat, pesan yang sudah kutandai sudah dibaca, padahal sepatah katapun belum terbaca olehku. Ya, aku segera membuka layar ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 39

    Bab 39POV Mila"Suster, saya titip Rika dulu, nanti saya susul ke UGD!" pesanku pada suster yang sedang membawa Rika. Keadaannya pun masih dalam keadaan sadar."Mbak Mila, kamu urus Mas Hendra aja dulu, aku baik-baik saja. Ada suster yang menangani." Aku pun mengangguk. Kemudian, pergi bergegas ke tempat Mas Hendra.Aku melangkah dengan setengah berlari, tidak terlalu cepat, tidak juga lambat. Setiap kali melangkah, aku selalu membayangkan peliknya rumah tangga. Apa salahku hingga Tuhan memberikan cobaan yang terlalu berat?Terlebih-lebih jika Mas Hendra dinyatakan positif, bagaimana nantinya? Sanksi sosial juga pasti ada. Aku tidak bisa membayangkan itu semua, anakku dijauhi oleh banyak orang hanya karena akibat dari perbuatan papanya.Dosa memang ia sendiri yang tanggung, tapi efeknya pasti banyak untuk sekelilingnya.Kubuka pintu kamar, kemudian segera menemui dokter yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 40

    Bab 40POV Mila"Kamu baik-baik saja, kan Rika?""Alhamdulillah, Mbak. Cuma cenat cenut tadi beling banyak yang masuk, tapi sudah ditindak dokter bedah tadi," sahut Rika."Dokter bedah?" tanyaku tersentak."Iya operasi kecil tadi, Mbak.""Yang terpenting sekarang kamu sudah baik-baik saja," tutupku. Tidak lama kemudian, laki-laki tadi datang bersama satpam rumah sakit, Wisnu dan Deni menghampiri kami."Maaf, Bu. Apa ibu baik-baik saja?" tanya satpam tersebut. Aku melirik ke arah mereka berdua, kedua laki-laki itu pun menundukkan wajahnya."Saya baik-baik saja, Pak.""Oh, ya. Apa kasus tadi mau dipolisikan Atau bisa diselesaikan secara kekeluargaan?" tanya satpam. Aku dan Rika beradu pandangan. Lalu kuserahkan ini semua pada Rika."Semua terserah kamu, Rika," pungkasku."Maaf, saya benar-benar ingin minta maaf pada kamu, apa pun yang kalian

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 41

    Bab 41POV Mila"Rika, bukankah itu Tante Wulan, ibumu?" Aku memberi tahu Rika sambil membuka gorden penyekat.Rika berusaha beranjak dari tempat tidurnya, ia pun dibantu oleh Wisnu dan temannya untuk melihat apa yang kulihat."Astaga, iya itu mama papaku. Mbak, tolong antar aku ke situ!" pinta Rika."Kamu di sini aja, biar aku yang lihat korban kecelakaan," imbuh Wisnu."Mas, itu benar orang tuaku. Tolong antar aku ke situ!" tegas Rika. Wisnu menatapku seraya izin, aku pun mengangguk. Kemudian, Rika pun diantarkan ke bilik sebelah, tapi petugas mencegahnya."Maaf, Mbak. Korban sedang ditindak oleh Dokter," cegah suster. Aku pun berusaha menenangkan Rika dengan menyuruhnya berbaring sambil menunggu dokter selesai memberikan tindakan medis untuk orang tuanya."Kamu berbaring di sini, tunggu dokter memberikan pertolongan pada orang tuamu.""Mbak,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 42

    Bab 42POV MilaKami semua serentak terkejut, dan saling bertatapan. Jantungku berdegup kencang. Perlahan korban berjatuhan dan meninggal di UGD. Astaga, apakah Tante Wulan dan Om Johan dapat diselamatkan?Kami menunggu keluarnya jenazah kedua, di dalam dokter sedang berusaha memberikan pertolongan ke semua korban. Kami hanya membantu doa. Semoga para korban termasuk orang tuanya Rika dapat diselamatkan.Tidak lama kemudian, keluarlah jenazah kedua yang sudah diselimuti kain putih."Sus, tunggu, saya mau lihat korbannya!" cegah Rika."Korbannya wanita, bernama Wulan," ungkap suster membuat Rika sontak tak percaya. Ia menutup mulutnya dan menangis histeris."Mama! Nggak mungkin ini Mama!" teriaknya. Ia tak berani membuka kain itu. Lututnya sudah terlihat lemas tak kuat menopang kedua kakinya. Mama dan aku berusaha menggandengnya sekuat tenaga."Aku saja yang melihat jenazah i

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 43

    Bab 43Pov RikaKenapa semua ini terjadi padaku? Apakah ini teguran dari Tuhan untukku atas perbuatan yang telah kulakukan?Mama yang ingin sekali menimang cucu dariku, kini berbaring di pembaringan terakhirnya. Ya Tuhan, semoga saja papa masih bisa diselamatkan.Suster sudah membawa jenazah mama, kini giliran kabar papa yang ia bawa."Sus, cepat katakan, bagaimana kondisi papaku?" sentakku. Masih ada Bude Soraya dan Mbak Mila yang mengelus punggungku agar terus bersabar dan kuat."Bu Rika, silahkan masuk ke dalam, papanya ingin bicara," ujarnya membuatku langsung ikut masuk ke dalam."Mbak, Bude, aku masuk dulu. Kalian tunggu di sini ya, tolong beri tahu saudara yang lain untuk segera menjemput jenazah mama." Sebelum masuk, aku berpesan pada Mbak Mila dan Bude Soraya. Mereka pun mengangguk seraya mengindahkan ucapanku.Aku masuk ke dalam, meskipun sakit kurasakan akib

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25

Bab terbaru

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 50 Ektra Part

    Ekstra Part"Halo, Mbak Mila, kami sudah berada di Indonesia lagi," cetus Rika ketika ia menghubungiku."Syukurlah, aku amat bahagia dengarnya, apakah jenazah Dini dibawa ke Indonesia?" tanyaku."Nggak, ia meminta dikubur di sana, katanya tidak ingin membuat kita semua bersedih." Aku menghela napas sejenak, tak kusangka Dini yang berusia belia, sudah memikirkan ke arah sana."Astaga, anak itu, benar-benar mandiri sekali," ungkapku. "Lalu kalian sudah di rumah? Aku sedang tes lanjutan di rumah sakit.""Iya, kami di rumah orang tuaku, Mbak. Nanti aku hubungi lagi ya," celetuknya lalu telepon pun terputus.Setelah surprise yang diberikan oleh Dini alias Tini. Aku dan Mas Hendra memutuskan untuk melakukan pengobatan yang lebih rutin, uang yang diberikan olehnya, juga bukan sekadar hanya untuk berobat saja. Ya, kami sudah putuskan untuk membuat yayasan rehabilitasi, barangkali uang ini akan menjadi amal jariyah untuk Dini,

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 49 Ending

    Bab 49Setibanya di rumah sakit, aku menanyakan di mana tempat Mas Hendra dirawat. Bagian informasi pun memberitahukan pada kami semua.Aku, Ayu, Mama, Papa, dan Mbok Asih pun segera bergegas ke kamarnya. Ruang VVIP tempat papa kemarin dirawat inap.Kulebarkan daun pintu dengan perlahan, khawatir Mas Hendra hendak tertidur. Namun, ketika aku membuka pintunya, karangan bunga muncul di hadapanku."Selamat ulang tahun, Mbak Mila," ucap Rika yang berada di balik karangan bunga itu. Aku pun memeluknya, dan menerima bunga tersebut."Terima kasih, ya Rika."Aku terharu dengan kejutan yang Rika berikan. Kemudian, kulihat wajah Mas Hendra yang sedang terbaring di ranjangnya. Ia tersenyum sambil memegang sesuatu.Aku langkahkan kaki ini ke arahnya, dan berhenti tepat di samping Mas Hendra."Selamat ulang tahun, Mila. Maafkan segala kesalahanku. Mungkin ini terakhir kalinya aku dapat memberikan kejutan

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 48

    Bab 48Suster menganggukkan kepalanya di hadapan kami berdua, itu artinya benar adanya bahwa Mas Hendra dan Dini ada perkembangan."Sus, anak saya sadar?" tanya Mama mertuaku."Adik saya juga sadar?" tanya Mas Wisnu.Kami semua berharap kabar baik itu datang. Jadi dengan antusias Mas Wisnu selalu menyambar ucapan yang belum terlontarkan dari mulut suster."Jadi, kami punya harapan, kan Sus?" sambar Mas Wisnu kembali. Tangan Rika menarik lengannya, kemudian mengelus pundak Mas Wisnu."Mas, biarkan Suster bicara dulu, kita dengarkan suster terlebih dahulu, jangan nyerobot terus," tutur Rika mencoba cegah Mas Wisnu untuk tenang. Seberapa besar Mas Wisnu antusias dan berharap ada keajaiban untuk adiknya, mungkin sama rasanya dengan harapan Mama mertuaku yang berharap Mas Hendra sembuh."Baik, jadi untuk pasien Pak Hendra dan Dini, mereka sudah melewati masa kritisnya. Tadi kondisi Dini meman

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 47

    Bab 47POV Mila"Aku pasrah, karena Dini telah melakukan hubungan bebas sudah hitungan tahun, sepertinya ini sulit untuk disembuhkan." Mas Wisnu pun sudah putus asa, ia tidak berharap banyak atas kesembuhan adiknya."Segala sesuatu, jika diiringi dengan doa pasti ada keajaiban di dalamnya," celetuk mama yang tiba-tiba ikut nimbrung. Mertuaku datang dengan memberikan ketenangan pada kami semua."Penyakit berbahaya sekalipun, jika sudah Allah berikan kesembuhan, maka akan sembuh. Mumpung baru jam sembilan pagi, kalian pergi ke mushola, lakukan salat taubat dan dhuha, doakan Hendra dan Dini." Mama mertuaku memberikan saran yang membuatku terenyuh. Ya, sudah lama sekali wajah ini tak menyentuh air wudhu.Aku bangkit, dan mengulurkan tangan ini pada Rika, lalu mengajaknya untuk melakukan apa yang mama mertuaku sarankan.

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 46

    Bab 46POV WisnuFlashback ketika Pak Johan belum meninggal.Aku baru saja tiba di kota ini, kota yang kutinggal sejak lama hanya untuk mencari ketenangan di luar kota.Teringat pesan kedua orang tuaku, jika menetap di kota lagi. Tolong balas budi atas apa yang telah dilakukan oleh Pak Johan. Ia sangat berpengaruh dengan apa yang kami dapatkan sampai detik ini. Rumah yang kami miliki beserta perusahaan-perusahaan adalah jasa dari Pak Johan.Aku mencari keberadaannya. Ternyata ia ada di kota yang sama dimana tempat Dini tinggal.Aku menghubunginya. Namun, ia bilang akan keluar kota sore ini. Jadi, sebelum ia pergi, Pak Johan memintaku untuk menemuinya.Setibanya di kantor tempat Pak Johan, aku dipersilakan duduk olehnya."Kamu usia berapa Wisnu?" tanyanya."Sudah cukup umurlah, Pak," jawabku dengan canda."Mau kah kamu menikah dengan anakku? Ya, berharap j

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 45

    Bab 45Pov MilaTernyata suami dari Rika itu adalah kakaknya Dini. Aku terkejut ketika ia menghampiri Mas Hendra. Tidak mungkin acara proses pemakaman akan berlangsung kisruh gara-gara perkelahian. Aku takkan membiarkan kekacauan pada suasana yang sedang berkabung ini."Mau apa kamu, Mas Wisnu?" tanyaku dengan cemas, tubuh ini sudah menghalangi ia agar tidak mendekati Mas Hendra. Bukan karena membela pezina, tapi aku hanya ingin menghormati keluarga almarhum tanteku."Hendra, kamu kah yang bernama Hendra?" tanyanya lembut membuat kami sedikit terkejut. Kukira ia akan memukuli, tapi justru membuat kami terbelalak dengan memberikan pertanyaan lembut."Iya, maafkan aku, Mas. Telah membuat adiknya, Mas, Della bunuh diri." Mas Hendra mengakui kesalahannya."Justru aku ingin meminta maaf, gara-gara Dini balas dendam, kamu dan keluarga kena imbasnya."Kini, aku bernapas lega, mereka sama-sama mengakui kesalahan.

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 44

    Bab 44Pov RikaAku terkejut ketika melihat sosok laki-laki yang berada di sampingku. Pria yang baru saja membuatku cidera."Wisnu?" Aku terkejut, mulutku terbuka lebar ketika menyebutkan namanya."Ya, mungkin ini yang dinamakan jodoh," pungkas laki-laki yang tidak lain kakaknya Dini."Kalian sudah saling kenal?" tanya Bude Soraya. Aku tak mungkin menjelaskan bahwa Wisnu adalah kakaknya Dini alias Tini. Bisa-bisa ia akan syok mendengar penuturanku."Ya, Bude," sahutku sambil mengangguk."Kalau begitu, segerakan akadnya, Pak ustadz," pinta papa sambil memegang dadanya."Baiklah, kita mulai ya, para saksi, siap ya," ucap ustadz yang menjadi penghulu kami berdua.Namaku dan nama Mas Wisnu sudah ia pegang, kami segera menjalankan perintah papa. Meskipun aku tak ingin ini adalah permintaan terakhir kedua orang tuaku, tapi tidak ada salahnya menuruti keinginannya. Kami akan

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 43

    Bab 43Pov RikaKenapa semua ini terjadi padaku? Apakah ini teguran dari Tuhan untukku atas perbuatan yang telah kulakukan?Mama yang ingin sekali menimang cucu dariku, kini berbaring di pembaringan terakhirnya. Ya Tuhan, semoga saja papa masih bisa diselamatkan.Suster sudah membawa jenazah mama, kini giliran kabar papa yang ia bawa."Sus, cepat katakan, bagaimana kondisi papaku?" sentakku. Masih ada Bude Soraya dan Mbak Mila yang mengelus punggungku agar terus bersabar dan kuat."Bu Rika, silahkan masuk ke dalam, papanya ingin bicara," ujarnya membuatku langsung ikut masuk ke dalam."Mbak, Bude, aku masuk dulu. Kalian tunggu di sini ya, tolong beri tahu saudara yang lain untuk segera menjemput jenazah mama." Sebelum masuk, aku berpesan pada Mbak Mila dan Bude Soraya. Mereka pun mengangguk seraya mengindahkan ucapanku.Aku masuk ke dalam, meskipun sakit kurasakan akib

  • BABY SITTER PLUS-PLUS   Bab 42

    Bab 42POV MilaKami semua serentak terkejut, dan saling bertatapan. Jantungku berdegup kencang. Perlahan korban berjatuhan dan meninggal di UGD. Astaga, apakah Tante Wulan dan Om Johan dapat diselamatkan?Kami menunggu keluarnya jenazah kedua, di dalam dokter sedang berusaha memberikan pertolongan ke semua korban. Kami hanya membantu doa. Semoga para korban termasuk orang tuanya Rika dapat diselamatkan.Tidak lama kemudian, keluarlah jenazah kedua yang sudah diselimuti kain putih."Sus, tunggu, saya mau lihat korbannya!" cegah Rika."Korbannya wanita, bernama Wulan," ungkap suster membuat Rika sontak tak percaya. Ia menutup mulutnya dan menangis histeris."Mama! Nggak mungkin ini Mama!" teriaknya. Ia tak berani membuka kain itu. Lututnya sudah terlihat lemas tak kuat menopang kedua kakinya. Mama dan aku berusaha menggandengnya sekuat tenaga."Aku saja yang melihat jenazah i

DMCA.com Protection Status