Home / Romansa / BABY CEO / Chapter 72

Share

Chapter 72

Author: Cherry Blossom
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hola, happy reading and enjoy!

Chapter 72

Vanya meringkuk membelakangi Ares yang memeluknya dari belakang, kelelahan menderanya setelah bercinta. Tetapi, sisa kenikmatan masih bergelung di tubuhnya. Ares tidak pernah mengecewakannya, pria itu mengajarinya bercinta sekaligus memberikan kepuasan padanya.

Ares menyingkirkan rambut Vanya dan mengecup tengkuk dengan mesra lalu berkata, "Bagaimana Sabtu malammu bersama Julio?"

Vanya memejamkan matanya, enggan sekali menjawabnya mengingat ketika ia menjemput Julio di rumahnya, Leya berada di sana dan akhir pekannya berakhir dengan makan di restoran milik ibu Alana bersama Leya. Untung saja hidangan di sana sangat menggugah selera, tetapi mood-nya untuk berbelanja sudah lenyap dan ia harus berpura-pura sakit kepala untuk membatalkan niatnya berbelanja kado Natal.

"Menyenangkan. Ada Leya juga bersama kami," ucap Vanya dengan nada malas.

"Aku penasaran, apa kado Natal pertamaku darimu."

Vanya bertelentang. "Aku belum membelinya."

"Jadi, ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurlela
makin asik ceritanya, mantaaap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • BABY CEO    Chapter 73

    Hola, Merry Christmas....Chapter 73Dua pekan kemudian Vanya kembali mengunjungi Ares di kantornya dan itu bukan pertama kalinya ia menemui Ares. Ia datang bukan sekedar urusan pribadi, tetapi untuk urusan pekerjaan. Vanya sudah bertekad untuk melanjutkan mencoba membangun kariernya di dunia entertainment seperti yang Leya usulkan beberapa bulan yang lalu, tetapi kali ini bukan karena usul Leya ataupun orang lain. Melainkan karena sudah terlanjur melangkahkan kakinya di bidang tersebut meski mungkin bisa dibilang baru satu langkah. Media sosial Vanya yang tadinya nyaris tidak terlalu banyak mengunggah kesehariannya kini mulai diisi dengan beberapa kegiatannya, namun semua kontennya mengiklankan produk makanan, pakaian, aksesoris, dan kosmetik. Agar lebih menarik Vanya terkadang membagikan koleksi fotonya yang telah tersimpan di galeri foto ponselnya. Tere adalah orang yang bertanggung jawab di balik urusan pengelolaan media sosial dan bisnis endorsement-nya. Sementara Ares berperan

  • BABY CEO    Chapter 74

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 74Suhu udara di luar berada pada -18 derajat Celcius dan Vanya duduk di jok belakang taksi yang melintasi jalanan yang tertutup salju, beberapa kali meniup tangannya untuk memberikan kehangatan. Meskipun taksi yang ditumpanginya dilengkapi dengan teknologi penghangat tetap saja rasanya tidak sehangat duduk di jok mobilnya sendiri yang berteknologi terbaru. Ia sengaja memesan taksi karena tidak ingin repot-repot mengendarai mobil sendiri, lagi pula dengan begitu bisa memiliki alasan agar Julio tidak dapat lagi memiliki alasan untuk tidak menghadiri makan malam di rumahnya yang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Entah apa yang dipikirkan Julio hingga masih terus meragukannya, bahkan menolaknya untuk makan malam di rumahnya. Tetapi, Vanya tidak menyerah. Karena Vanya sangat yakin Julio tidak dapat lagi mengelak malam ini. Pertama karena mereka berhadapan langsung, kakaknya itu hampir tidak pernah menolaknya lalu ke dua Julio harus melihat pe

  • BABY CEO    Chapter 75

    Chapter 75Ares mengetuk pintu kamar Vanya yang terbuka lebar. "Boleh aku masuk?" Vanya yang baru saja mengganti pakaiannya melemparkan senyum dan menyongsong kedatangan Ares lalu melingkarkan lengannya di pinggang pria itu. "Kau sudah selesai berbicara dengan papamu?" "Ya," sahut Ares seraya dengan lembut mengecup pelipis Vanya."Apa yang kalian bicarakan?" Nada bertanya Vanya terdengar riang dan tatatapan berbinar-binar. Ares tersenyum dan ujung-ujung jarinya menyingkirkan anak rambut di pelipis Vanya. "Kau, dan masa depan kita." "Oh, ya? Padahal aku belum bilang kalau aku sudah menerimamu."Ares menangkap ucapan Vanya hanya bercanda, ia menyeringai dan menyentuh ujung hidung Vanya dengan ujung hidungnya. "Aku yakin kau tidak akan menolakku.""Bagaimana jika aku menolak?" "Aku akan berusaha lagi sampai kau menerimaku." "Kalau begitu, berusahalah lebih gigih." Vanya menyeringai lebar dan menjauhi Ares, mengambil kado Natal yang sudah dipersiapkan untuk mantan suaminya kemudian

  • BABY CEO    Chapter 76

    Hola, happy reading and enjoy!CHAPTER 76Ares tersenyum menanggapi pertanyaan Vanya, menyembunyikan rasa nyeri yang meremas jantungnya. "Kau tidak perlu merisaukan apa pun, kau adalah pilihanku dan itu tidak ada hubungannya dengan siapa pun." "Kurasa tidak sesederhana itu, Ares. Setiap ibu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, dan menginginkan putranya bersanding dengan wanita yang memiliki latar belakang baik setidaknya." Berbicara tentang latar belakang, Ares merasakan kenegerian yang mendera batinnya. Vanya akan merasakan sakit hati jika mengetahui dari mana asal-usulnya, bahkan mungkin akan kembali menyalahkan Tania karena tidak memberitahu siapa dirinya sebenarnya kemudian mungkin akan mencari keluarga kandungnya. "Latar belakangmu sama sekali tidak penting, Sayang. Aku hanya peduli padamu," ujar Ares. "Pasti sulit ibumu menerimaku karena aku adalah putri wanita yang merebut suaminya." Ares menelan ludah, perceraian orang tuanya memang sempat membuat dirinya dan ibunya t

  • BABY CEO    Chapter 77

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 77"Apa rencanamu malam ini?" tanya Alana kepada Vanya ketika kelas telah usai dan mereka masih duduk di bangku. Sebenarnya Vanya tidak mengharuskan dirinya merayakan tahun baru. Ketika ayah dan ibunya masih bersama-sama, mereka merayakan tahun baru selayaknya keluarga yang bahagia. Kemudian saat ibu dan ayahnya menempuh jalan yang berbeda, tahun baru menjadi hal yang tidak spesial lagi baginya karena hanya ada ibunya yang menemaninya menyaksikan kembang api dari balkon tempat tinggal mereka lalu saat beranjak dewasa Vanya pernah menyelinap pergi ke club bersama Dario dan paginya ia harus menerima konsekuensi ibunya berkhotbah panjang lebar karena mendapatinya pulang jam empat pagi dalam keadaan setengah teler. Tahun ini mungkin hanya akan melihat kembang api melalui kaca jendela kamarnya atau tidak melakukanya dan memilih tidur karena Ares sama sekali tidak membicarakan rencana perayaan tahun baru. Dalam hal itu, Vanya berusaha menyikapinya d

  • BABY CEO    Chapter 78

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 78Vanya masih bergelung di dalam pelukan Ares, rambutnya tergerai di atas bantal dan lengan Ares, selimut menutupi tubuhnya hingga sebatas pundak, matanya terbuka, menatap Ares yang masih terlelap kemudian wanita itu tersenyum. Tadi malam ia benar-benar menghabiskan malam tahun baru di restoran milik ibu Alana. Ia duduk berhadapan dengan Ares yang menikmati segelas kopi panas sementara dirinya menikmati segelas cokelat panas sembari menatap ke luar jendela di mana kembang api menghiasi langit. Sederhana namun sangat berkesan. Kemudian mereka pulang jam satu malam dan karena terlalu lelah Vanya tertidur di mobil dan ketika bangun dirinya berada dalam gendongan Ares yang membawanya keluar dari mobil. Ia bahkan tidak peduli lagi, tidak menggosok gigi ataupun membersihkan wajahnya sebelum tidur. Ia hanya peduli pada rasa lelah dan mengantuk yang menderanya.Vanya merapatkan tubuhnya kepada Ares seperti seekor anak kucing yang mencari kehangatan pa

  • BABY CEO    Chapter 79

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 79Vanya tersenyum, diraihnya pergelangan tangan Ares dan berkata, "Apa aku bisa menolak?" Ares berpindah, berlutut di depan Vanya seraya memegangi telapak tangan wanita itu. "Aku tidak bermaksud menekanmu, hanya saja kupikir ini momen yang tepat untukku mencobanya lagi." "Mungkin aku tidak bisa berlari darimu," desah Vanya. "Ya. Kau tidak akan bisa, Baby." Mungkin Ares benar, pikir Vanya. Mereka terikat secara keluarga. Mengulur waktu mungkin hanya akan membuat Ares menghambur-hamburkan uangnya untuk menunjukkan keseriusannya.Vanya menghela napas pelan seraya menatap gelang yang indah itu kemudian diamati ruang makan yang didesain khusus untuk makan malam romantis, semuanya terlihat sempurna. Ares merencanakannya dengan sangat cermat hingga sepertinya tidak ada kecacatan dalam pengaturan makan malam mereka.Vanya tersenyum dan mendekatkan wajahnya kepada Ares lalu berkata, "Aku masih tidak ingin menerimanya sekarang. Tetapi, mungkin setelah

  • BABY CEO    Chapter 80

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 80Vanya menopang dagunya di meja kerja Ares seraya bermain-main dengan layar ponselnya dengan raut wajah masam. Ia sengaja datang ke sana untuk memberikan kejutan dan ingin makan siang bersama Ares, tetapi Ares ternyata tidak ada di ruangannya dan yang paling menjengkelkan adalah ia sudah kelaparan. "Tere, kapan rapatnya selesai?" tanyanya kepada Tere yang duduk di sofa.Tere menghela napasnya, ia sudah mendengar Vanya menanyakan hal itu lima kali padanya padahal mereka baru tiba di ruang kerja Ares kurang dari dua puluh menit."Aku akan menanyakan pada sekretaris di depan," kata Tere setelah empat kali berusaha memberi pengertian kalau dirinya juga tidak tahu karena saat mereka tiba, sekretaris di depan ruang kerja Ares hanya mengatakan Ares sedang ada rapat penting dan tidak menyebutkan berapa lama rapat akan berlangsung."Sudahlah. Tidak usah," kata Vanya dengan nada kesal. "Aku akan berjalan-jalan sebentar melihat-lihat suasana di sini dan

Latest chapter

  • BABY CEO    Chapter 90 (end)

    Chapter 90(end)Berita Julio melamar Alana yang selama dua Minggu menghiasi berbagai halaman media sosial dan pencarian internet seketika tenggelam ketika foto cincin di jemari Vanya dan Ares yang diunggah oleh Vanya di media sosialnya satu hari sebelum pernikahan mereka digelar.Berita itu benar-benar menjadi berita yang paling sensasional di tahun ini, bahkan Leandro pun merasa sangat terkejut karena selama ini ia hanya tahu jika Vanya dan Ares tinggal bersama karena Ares-lah yang mengurus karier Vanya di dunia entertainment.Apa lagi Vanya memberikan keterangan bahwa mereka telah saling jatuh cinta sejak Vanya masih duduk di bangku sekolah SMA, hal itu semakin membuat orang-orang membicarakan mereka dengan memberikan komentar miring di kolom komentar. Tetapi, Vanya tidak ingin menggubrisnya karena baginya siapa saja berhak memberikan komentar baik maupun buruk.Pesta pernikahan yang dipersiapkan hanya dalam waktu dua Minggu berjalan sesuai keinginan Vanya dan Ares. Awalnya mereka h

  • BABY CEO    Chapter 89

    Chapter 89Empat tahun kemudian Vanya sedang menjalani syuting, pengambilan adegan kebanyakan diadakan di dalam ruangan yang telah dirancang khusus. Beberapa adegan yang Vanya mainkan adalah adegan perkelahian yang menggunakan senjata tajam dan juga gerakan-gerakan berbahaya yang melibatkan fisik karena ia membintangi film kolosal bergenre Fantasi. Hari itu Vanya telah selesai berdandan, tetapi ia masih mengenakan kemejanya. Belum mengenakan kostum yang akan digunakan dalam pengambilan adegan. Ia berdiri seraya memegangi buku naskah di tangan kirinya dan sebilah pedang palsu di tangan kanannya, di depannya seorang pria bernama Isac Jules juga memegangi buku naskah. Isac adalah pemeran pria utama dan dia merupakan aktor yang sudah cukup lama bergelut di dunia akting, Vanya merasa beruntung karena dapat beradu akting dengan Isac. Isac pria yang sopan dan tidak pernah membeda-bedakan siapa pun, meskipun pengalaman Vanya di dunia akting masih sangat sedikit, Isac tidak segan membantu Va

  • BABY CEO    Chapter 88

    Chapter 88Vanya memasuki tempat tinggal Julio dan langsung menuju ruang di mana Julio biasanya berkutat dengan mainannya yang berupa mesin motor yang telah terpisah-pisah dari rangkanya dan mungkin hanya Julio yang memahaminya."Julio, kurasa kita perlu bicara," ucap Vanya tanpa berbasa-basi, ia sudah muak mencoba menghubungi Julio melalui telepon dan pesan teks tetapi pria itu sama sekali tidak menggubrisnya.Julio menatap Vanya beberapa saat. "Bagaimana keadaanmu?" "Sangat buruk," jawab Vanya dengan ketus. "Kenapa kau ke sini kalau belum sembuh?" tanya Julio dengan nada acuh lalu kembali menatap benda-benda yang mungkin di mata orang lain menyerupai rongsokan. Vanya mendekati Julio dan mengambil obeng di tangan pria itu. "Apa yang terjadi padamu? Kau mengabaikanku sepanjang waktu, kau bahkan tidak menjengukku di rumah sakit." "Aku sangat sibuk, Vanya. Aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi musim panas kali ini dan ini adalah pertandingan terakhirku di timku saat ini." V

  • BABY CEO    Chapter 87

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 87Paginya Vanya meminta Ares membawanya keluar dari kamar inapnya karena merasa bosan di dalam kamar meskipun baru satu malam, ia ingin menghirup udara segar pagi hari di taman rumah sakit. Tetapi, baru saja beberapa langkah berjalan meninggalkan kamar mereka bertemu Rico. Ares berhenti mendorong kursi roda yang diduduki Vanya dan segera menghampiri Rico. "Setelah apa yang kau lakukan, kau masih berani menunjukkan wajahmu di depan Vanya?" ucapnya dan tatapannya sangat mengerikan seolah hendak mematahkan leher Rico saat itu juga. Rico tersenyum. "Aku ingin bicara dengan putriku," sahutnya dengan nada sangat tenang. "Vanya tidak sudi bertemu denganmu." Rico menatap Ares dengan sinis. "Kau tidak berhak melarangku, kau bukan apa-apa baginya." Bukan apa-apa baginya? Jika Rico tahu siapa dirinya bagi Vanya, akankah Rico bisa mengucapkan kalimat sinis itu atau mungkin malah akan menjilat di depannya, pikir Ares.Ares tersenyum miring lalu berkata,

  • BABY CEO    Chapter 86

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 86Mobil Vanya mengalami kerusakan parah, sementara Vanya mengalami beberapa luka ringan dan beberapa jahit di bagian lengannya, beberapa memar di bahu dan jidatnya tidak terlalu serius begitu juga dengan luka akibat serpihan kaca di wajahnya juga tidak ada yang terlalu dalam. Tetapi, ia masih harus dirawat di rumah sakit untuk memastikan adanya luka di dalam tubuhnya yang diakibatkan oleh benturan yang keras. Vanya duduk bersandar di ranjang pasien dan menatap jendela rumah sakit, ia tidak memedulikan Ares yang berada di sana. Ia bahkan tidak menatap mata Ares sedikit pun sejak pria itu tiba di Instalasi Gawat Darurat dengan terburu-buru dan sangat mengkhawatirkan kondisinya saat dokter menjahit luka di lengan Vanya. Ares duduk di sofa yang ia seret mendekat ranjang pasien seraya terus menggenggam telapak tangan Vanya. "Apa ada yang terasa sakit?" Pertanyaan itu sudah Ares lontarkan untuk ke sekian kalinya. Namun, Vanya masih saja tidak mengg

  • BABY CEO    Chapter 85

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 85"Pa, kau di sini?" seru Vanya dan Leandro perlahan bangkit dari kursinya. "Ya. Papa bertemu kenalan lama Papa di sini," ujar Leandro seraya tersenyum canggung. "Tidak menyangka bertemu kau di sini." "Pa, bagaimana kabarmu?" tanya Vanya lalu bergelayut dengan manja di pinggang Leandro."Papa sedikit sibuk dan sangat merindukanmu," ucap Leandro. "Aku juga merindukanmu," kata Vanya seraya menatap Leandro dan tersenyum manja. "Sudah lama kau tidak mengunjungi Papa," kata Leandro seraya membelai rambut di kepala Vanya."Jadwalku sedikit padat akhir-akhir ini. Bagaimana kabar Vanesa?" "Dia merindukanmu dan sering menanyakanmu." Vanya menyeringai. "Aku akan mengunjungi kalian nanti." "Dia pasti akan senang sekali kalau kau datang dan akan menyiapkan banyak makanan untukmu," kata Leandro. Vanya justru menatap Leandro dengan tatapan menggoda. "Kau atau Vanesa? Seingatku, kau yang selalu heboh berbelanja setiap aku mau datang ke rumah kalian."

  • BABY CEO    Chapter 84

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 84Mata kuliah pertama Vanya berakhir pukul dua belas siang dan ia masih memiliki jadwal mata kuliah ke dua jam tiga siang. Jadi, untuk mengisi waktu istirahatnya yang lumayan lama Vanya memutuskan untuk menghubungi Evan, Ares sedang pergi ke Malaysia untuk urusan MotoGP kemudian Vanya mengemudikan mobilnya ke kantor Evan. "Andai Ares sedang tidak pergi ke luar negeri, aku yakin kau tidak akan pernah menginjakkan kakimu ke sini," goda Evan yang menyambut Vanya di lobi kantornya."Jangan coba-coba membalikkan fakta, kaulah yang selalu sok sibuk sampai-sampai hampir tidak memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarga," balas Vanya. Evan terkekeh dan merangkul pundak Vanya dengan sangat lembut. "Aku benar-benar sibuk, adikku." Vanya mencebik. "Kalau sangat sibuk, kenapa kau masih punya waktu untuk berkeliaran di lobi?" Evan memiringkan kepalanya menatap Vanya dan sebelah alisnya terangkat. "Ini pertama kalinya kau ke sini, tentunya aku harus m

  • BABY CEO    Chapter 83

    Hola happy reading and enjoy!Chapter 83Barang-barang Vanya telah tersusun rapi pada tempatnya di kamar barunya. Jadi, ia membersihkan tubuhnya kemudian merobek kemasan masker wajah lalu mengenakan masker berbentuk topeng berwarna putih dan duduk berselonjor di atas tempat tidurnya seraya bersandar di kepala tempat tidur dengan menggunakan jubah mandinya yang berwarna ungu. Di kepalanya melilit handuk yang juga berwarna ungu untuk menutupi rambutnya yang masih basah, ia seperti tidak memiliki tenaga lagi untuk meraih pengering rambut. "Boleh aku masuk?" Suara itu membuat Vanya mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Ares berdiri di ambang pintu, masih mengenakan setelan jas lengkap bahkan jepitan dasi pemberiannya masih rapi di tempatnya. Vanya memang tidak menutup pintu kamar karena berpikir jika mereka hanya tinggal berdua, tidak perlu harus selalu menutup atau mengunci pintu meskipun ia memerlukan privasi. "Kau pulang lebih awal?" tanya Vanya seraya tersenyum kepada Ares

  • BABY CEO    Chapter 82

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 82Dua hari kemudian, sekretaris Tania mengetuk pintu ruang kerjanya dan berkata, "Madam, seorang pejabat publik ingin bertemu denganmu." Tania yang sedang memeriksa berkas-berkas di atas meja mendongak. "Bukankah aku tidak memiliki jadwal bertemu dengan salah satu pejabat publik hari ini?" "Seharusnya. Tetapi, dia bilang kalau dia memiliki urusan yang sangat penting denganmu." "Katakan padanya untuk kembali besok," kata Tania kemudian matanya kembali pada berkasnya. "Dia mengatakan kau harus menemuinya hari ini, kalau tidak dia akan...." Tania melepaskan kacamata bacanya dan menekan bagian atas batang hidungnya. "Berani sekali mengancamku, katakan padanya kalau aku sedang tidak bisa ditemui." "Dia menyuruhku memberitahukan mamanya padamu." "Sebenarnya aku sama sekali tidak peduli dia siapa," kata Tania dengan nada jengkel. "Jadi, siapa namanya?" "Namanya Federico Castellano." Sesaat dunia Tania seperti berhenti berputar, ia membeku kemu

DMCA.com Protection Status