Beranda / Romansa / Ayah untuk Noah / 6. Masa lalu datang kembali

Share

6. Masa lalu datang kembali

Penulis: Ruby jane
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-29 17:47:17

"Juna!”

Lelaki yang bernama Juna itu pun langsung menghentikan langkahnya, ketika Alan meneriaki namanya sembari menarik kaos yang dipakainya.

“Lepas, Lan! Gue harus ngejar cewe itu,” kesal Juna seraya menepis tangan Alan.

“Ikut gue!”

Alan mencengkeram tangan Juna. Lalu menariknya menuju kolam renang lagi. Membiarkan Rachel dan Noah pergi menjauh terlebih dahulu. Ia paham, Rachel tak nyaman dengan kehadiran lelaki ini. Ia juga bisa menyimpulkan, jika mereka berdua saling mengenal satu sama lain.

“Lo kenal sama dia?” tanya Juna, dengan raut wajah yang terlihat menahan kesal.

“Dia Aspri gue,” jawab Alan. Membuat lelaki itu langsung berdecak kesal.

Ck. Kenapa lo nggak bilang ke gue kalau lo kenal sama dia?! Gue nyari dia selama bertahun- tahun, asal lo tau!”

“Ya mana gue tau, kalau lo juga kenal dia. Lo aja nggak pernah cerita ke gue,” balas Alan sewot.

Juna mengusap wajahnya kasar. Napasnya mulai memburu, dan wajahnya terlihat sangat gusar. Seolah menahan emosi yang tidak tersampaikan.

“Itu tadi anaknya dia?” tanya Juna lagi.

Sebelum menjawab, Alan mengamati wajah lelaki itu terlebih dahulu. Mencari jawaban dari pertanyaan yang memenuhi otaknya saat ini.

“Bukan,” jawab Alan pada akhirnya.

“Dia masih single. Anak kecil yang tadi itu ponakan gue. Selain jadi Aspri, dia juga merangkap jadi pengasuh ponakan gue,” jelasnya.

Lelaki itu memicingkan matanya. Menatap Alan dengan tatapan tak biasa.

“Lo nggak lagi bohong, kan?”

“Sesuai dengan keyakinan lo aja. Kalau menurut lo, gue bohong, ya nggak papa. Gue nggak maksa lo buat percaya. Karena nggak penting juga,” balas Alan ketus dengan raut wajah yang sangat datar. Hingga membuat lelaki itu kembali berdecak kesal.

Untuk masalah kejudesan wajah, Alan memang juaranya.

“Juna, ya ampun! Kamu dari mana aja, sih? Aku sampai cape, nyari kamu ke mana- mana,” ujar seorang wanita yang tiba- tiba datang menghampiri mereka berdua seraya berkacak pinggang dan menatap Juna kesal. 

Seketika Alan langsung menghembuskan napasnya lega. Saat wanita itu menarik tangan Juna dan membawanya pergi menjauh darinya.

Kemudian tanpa berlama- lama lagi, ia langsung beranjak pergi mencari keberadaan Rachel dan juga Noah.

***

Alan meletakkan sendok yang ia pegang di atas piringnya. Kemudian beralih menatap Rachel yang sedari tadi hanya terdiam melamun, sembari memainkan nasinya dengan garpu.

“Kalau nasinya cuma dimainin kayak gitu, harusnya tadi nggak usah pesan makan. Saya nggak suka, kalau ada orang yang nggak menghargai makanan. Di luar sana, masih banyak orang yang kelaparan dan nggak mampu beli makanan. Sedangkan kamu yang udah dikasih kenikmatan, malah nggak bersyukur,” omel Alan menceramahi Rachel.

Hal tersebut berhasil membuat Rachel langsung tersadar dari lamunannya. Wanita itu lantas menegakkan tubuhnya dan menatap Alan sambil tersenyum canggung.

“Maaf, Pak. Saya lagi nggak fokus,” ucapnya.

“Cepat dimakan, atau kamu yang bayar ini semua?!” ancam Alan. Membuat Rachel langsung buru- buru memakan nasinya.

Tentu saja Rachel takut disuruh membayar semua makanan ini. Karena harga makanan di Restoran ini lumayan fantastis. Bahkan minumannya saja, dibandrol dengan harga puluhan ribu.

Saat ini, mereka bertiga sedang berada di sebuah Restoran mewah daerah PIK. Setelah sempat terjadi drama di Atlantis tadi, Alan langsung mengajak Rachel untuk segera pulang. Karena ia sadar, hati dan pikiran wanita itu sudah tidak tenang.

“Noah mau puding?” tawar Alan pada Noah yang sedang sibuk menonton video di ponsel bundanya.

“Suapin,” pinta bocah itu.

“Ayo sini, Bunda suapin,” sahut Rachel. Namun malah mendapat tatapan tajam dari Alan.

“Habisin dulu makanannya,” ketus Alan.

Rachel menghembuskan napasnya kasar. Ia tidak bisa bertindak apa- apa selain menurut, sambil menyaksikan ketelatenan Alan dalam menyuapi Noah.

Di sela- sela memakan nasinya, Rachel menyunggingkan senyuman tipis di bibirnya. Aura kebapakan Alan saat ini sedang terpancar keluar. Apalagi saat lelaki itu membersihkan bibir Noah, benar- benar terlihat seperti seorang Ayah dan suami idaman. Rachel sampai tidak berkedip melihatnya.

“Kamu hutang penjelasan sama saya,” ujar Alan.

“Penjelasan apa?” sahut Rachel.

“Pikir aja sendiri,” ketus Alan. Membuat Rachel langsung mencebikkan bibirnya kesal.

“Nggak jelas,” gumam Rachel.

“Nggak sopan. Bosnya dikatain nggak jelas,” ketus Alan lagi. Membuat Rachel langsung membulatkan matanya kaget. Perasaan ia sudah memelankan suaranya, tapi kenapa lelaki ini masih mendengarnya?

***

Bunyi gemerincing es batu yang diaduk di dalam gelas mulai mengalun di dapur sunyi milik Alan. Seorang wanita berambut panjang dan berbaju piyama itulah pelakunya. Sejak bangun dari tidurnya tadi, wanita itu langsung pergi menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa mendinginkan pikirannya.

Namun bukannya diminum, wanita itu malah melamun sambil terus mengaduk minumannya.

“Ini masih pagi. Lebih baik minum teh hangat, dari pada minum es kopi,” ujar Alan, seraya meletakkan segelas teh hangat di depan Rachel. Membuat wanita itu langsung terkesiap kaget.  

Semalam, Rachel dan Noah memang menginap di rumah Alan. Sebenarnya Rachel tidak mau, tapi karena Noah memaksa ingin tidur di rumah Alan, jadi ia tidak mempunyai pilihan lain selain menurutinya. Karena Alan sendiri juga memaksanya untuk menginap di sini.  

“Pak Alan? Kapan bangun?” tanyanya.

Alan tak menjawab. Lelaki itu memilih untuk duduk di depan wanita itu, sambil menikmati cereal yang baru saja ia buat. Kemudian ia merebut segelas es yang masih dipegang oleh Rachel. Lalu ia teguk sampai habis.

“Ah... segar,” ucapnya.

“Katanya lebih baik minum teh hangat, dari pada minum es? Kok ini diminum sampai habis,” cibir Rachel, seraya mengerucutkan bibirnya kesal.

“Nggak baik buat kamu, tapi baik buat saya,” balas Alan.

“Dih, mana bisa begitu? Bilang aja kalau pengen es, tapi malas buatnya.”

“Udah, nggak usah banyak omong. Cepat dihabisin tehnya. Nanti keburu dingin.”

Dengan wajah yang masih terlihat sangat kesal, Rachel pun langsung meneguk teh hangat hangat tersebut sampai habis. Kemudian setelah itu, ia langsung menatap Alan dengan tatapan yang begitu dalam. Hingga membuat lelaki itu sampai salah tingkah sendiri.

“Pak Alan kenapa ya, makin ke sini makin beda banget,” celetuk Rachel.

“B-beda gimana?” tanyanya gugup.

“Biasanya, Pak Alan itu kaku, cuek, gampang emosi, dan nggak pernah peduli sama orang lain. Tapi semenjak ke Hong Kong, Pak Alan jadi beda banget.”

“Bedanya di mana?”

“Pak Alan jadi lebih perhatian ke saya,” celetuk Rachel terang- terangan.

“Terlalu percaya diri! Padahal saya biasa aja ke kamu,” balas Alan ketus.

“Oh ya? Terus kenapa waktu itu nawarin diri jadi ayahnya Noah?” tanya Rachel. Membuat Alan langsung terdiam seketika.

“Berapa kali, saya harus bilang? Saya cuma bercanda!” tegas Alan dengan raut wajah yang lebih serius dari sebelumnya. Sedangkan Rachel hanya ber-oh ria saja.

“Terus, Bapak bisa jelasin nggak? Kenapa ada foto candid saya di akun G****e drive Bapak?”  

Bab terkait

  • Ayah untuk Noah   7. Jahatnya mulut tetangga

    “Apa iya, saya harus jelasin dari awal?” Rachel mengangguk dengan semangat. Senyumnya yang manis, dan ekspresi wajahnya yang sangat imut, nyaris membuatnya terlihat seperti remaja belasan tahun. Padahal umurnya sudah menginjak dua puluh lima tahun, dan statusnya sudah berubah menjadi Ibu- ibu. Alan berdecak kesal. Dengan wajah yang terlihat sangat bad mood, ia pun mulai menjelaskan semuanya pada wanita ini. “Saya juga nggak terlalu ingat. Intinya, foto itu diambil tanpa sengaja. Dan saya pindahin ke G****e Drive karena waktu itu saya emang lagi bersih- bersih album kamera,” jelas Alan. Sedangkan Rachel hanya manggut- manggut sambil ber-oh ria. “Kenapa? Kamu berharap saya suka kamu gitu?” tanya Alan, seraya tersenyum menyeringai. “Enggak,” balas Rachel santai tanpa beban. “Karena percuma juga, kalau Pak Alan suka sama saya. Saya nggak bakal bisa balas cintanya Pak Alan,” ucapnya lagi. Membuat ekspresi wajah Alan langsung berubah menjadi datar. “Kenapa gitu?” tanyanya. “Because my

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ayah untuk Noah   8. Calon Ayah yang baik

    Malam harinya, Rachel, Noah dan Ida menikmati waktu kebersamaan mereka dengan menonton televisi bersama di ruang tamu rumah Rachel. Karena kontrakan yang ditempati Rachel ini hanya tiga petak, jadi televisinya diletakkan di ruang tamu yang ukurannya memang lebih luas dari kamarnya. Dengan menggelar karpet di depan sofa, ketiga manusia beda generasi itu pun membaringkan tubuhnya di sana sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Karena di luar sedang hujan gerimis, jadi udara terasa lebih dingin dari sebelumnya. Tak lama kemudian, mereka dikejutkan dengan kemunculan Alan yang tiba- tiba sudah berdiri di depan pintu sambil membawa dua kantong yang entah berisi apa. Sontak saja, Rachel langsung bangun dari tidurnya dan menghampiri pria itu yang masih berdiri di depan pintu dengan baju yang sedikit basah karena terkena air hujan. “Ada perlu apa, Pak? Kenapa hujan- hujan datang ke sini?” tanya Rachel. “Mau ngantar ini,” jawabnya seraya menyerahkan kedua kantong tersebut pada Rachel. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ayah untuk Noah   9. Gelisah karena kehilangan

    “Nih, habisin dulu es krimnya. Nanti baru Om antar ke rumah Om Alan.” “Yeay... makasih, Om. Tapi jangan bilang Papa Alan ya! Nanti Papa Alan bilang ke Bunda. Bunda suka malah kalau Noah makan es klim.” “Emang Bunda kamu galak?” Sambil memakan es krimnya, bocah itu pun mengangguk. “Bunda kalau malah, selam banget. Kayak singa kelapalan,” ucapnya. Membuat lelaki itu langsung terkekeh pelan. “Kamu pernah dimarahin?” “Pelnah, tapi habis itu Bunda nangis.” “Kenapa nangis?” “Katanya nyesel, udah malahin Noah.” “Kalau ayahnya Noah, galak nggak?” “Noah nggak punya Ayah,” jawabnya enteng. Membuat lelaki itu langsung terdiam kaget. “Emang ayahnya Noah ke mana?” “Nggak tau. Bunda nggak pelnah jawab kalau Noah tanya.” Lelaki itu mengangguk- anggukkan kepalanya. Agak sedikit kasihan, melihat wajah Noah yang berubah menjadi cemberut. “Eh, kalau boleh tau, Noah sekarang sekolah kelas berapa?” tanya lelaki itu mengalihkan pembicaraan. Ia sadar, jika pertanyaannya tadi sangat sensitif bagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ayah untuk Noah   10. Pesona Papa Alan

    Setelah sama- sama terdiam selama beberapa menit, Rachel mulai membuka mulutnya untuk berbicara. Karena Alan juga tak kunjung bertanya sedari tadi. “Nggak perlu saya jelasin lagi, kan? Pak Alan pasti udah ngerti,” ujar Rachel dengan kepala yang masih tertunduk. Alan mengangguk- anggukkan kepalanya. Kemudian ia merubah posisi duduknya menjadi menghadap Rachel. “Saya cukup cerdas buat membaca situasi. Jadi nggak perlu kamu jelasin lagi,” balas Alan seraya meminum teh hangat yang tadinya ia siapkan untuk Noah “Tolong jaga rahasia ini ya, Pak. Terutama dari Juna. Saya nggak mau, kalau muncul masalah baru yang bisa mengganggu ketenangan hidup saya dan Noah. Kedepannya, saya bakal lebih berhati- hati lagi,” ucapnya. Membuat Alan langsung menghembuskan napasnya kasar. “Saya tau. Masa lalu biarkan menjadi kenangan. Kamu cukup fokus ke masa depan aja.” Rachel mengangguk. “Kalau nggak ada yang mau ditanyakan lagi, saya pamit pulang,” ucapnya. “Oh iya, barang- barang yang saya kirim uda

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Ayah untuk Noah   11. Bertemu kembali

    Sudah hampir setengah jam lamanya, Rachel menunggu Alan yang sedang rapat dengan para pemegang saham VJ Group. Ia tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruangan, karena rapat kali ini sangat tertutup dan hanya orang- orang penting saja yang boleh masuk. Selain menjadi seorang konsultan bisnis, Alan memang suka berinvestasi saham di perusahaan- perusahaan besar. Salah satunya adalah VJ Group, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian. Di sini, Alan merupakan pemegang saham tertinggi diurutan ke tiga. Maka dari itu, ia selalu hadir jika ada rapat penting seperti ini. Sebenarnya ia disuruh Alan untuk menunggu di depan ruang rapat. Namun karena ia sudah bosan, akhirnya ia memilih untuk menunggu di cafetaria perusahaan. “Ngantuk, ya?” tanya seseorang, seraya meletakkan satu botol minuman di meja yang sedang di tempati oleh Rachel saat ini. Rachel yang sedang menguap pun seketika langsung menutup mulutnya. Matanya membelalak kaget, saat melihat seseorang yang sedang be

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Ayah untuk Noah   12. First and second kiss

    Bekasi, 19.15 Alan dan Rachel melangkah masuk ke dalam sebuah Restoran mewah, tempat diadakannya pertemuan keluarga besar Mama Alan. Bagaikan sepasang kekasih seperti pada umumnya, Alan dan Rachel berjalan bersama dengan bergandengan tangan. Outfit yang mereka pakai juga sangat serasi. Alan memakai celana hitam dengan kemeja panjang berwarna hitam. Sedangkan Rachel memakai dress maroon selutut. “Selamat malam, keluarga Bapak Irawan ya?” tanya seorang pelayan Restoran pada mereka berdua. “Iya,” jawab Alan. “Di lantai dua ya. Sudah ditunggu sama keluarganya,” ucapnya lagi. “Iya, terima kasih.” Setelah itu, mereka lantas menaiki tangga menuju lantai dua. Alan yakin, semua keluarganya sudah datang dan sedang menunggu kedatangannya. “Pak, saya takut,” ujar Rachel. Seraya meremas jari jemari Alan dengan kuat. “Takut kenapa?” “Takut gagal, aktingnya.” “Santai aja. Yang penting nanti kamu lakuin apa yang saya ajarin tadi.” Rachel mengangguk. Kemudian tanpa diduga, Alan melepas ge

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Ayah untuk Noah   13. Kecelakaan kecil

    Rachel membaringkan tubuhnya di samping Noah yang sudah tertidur di kasur. Matanya menatap langit- langit kamar dengan pandangan kosong, mengingat percakapannya dengan Alan tadi. Entah kenapa, moodnya malam ini tiba- tiba memburuk. Ia bahkan malas untuk sekedar berganti pakaian. Padahal masih banyak rutinitas yang harus ia lakukan malam ini. Mulai dari mencuci muka, sikat gigi, dan yang terakhir skincare routine. “Kenapa jadi kayak gini sih,” gumam Rachel seraya memijit pangkal hidungnya. “Aku harus gimana, Tuhan?” Saking stressnya ia malam ini, ia sampai mengeluarkan air mata. Tidak tahu harus bagaimana mengahadapi Alan nanti. Ia pusing, bingung, sekaligus bimbang. *Flashback on “Saya suka kamu, Rachel. Tolong buka hati kamu juga. Biar saya bisa move on dari Sania.” “Maksudnya?” “Kamu nggak bodoh. Saya udah ngomong secara terang- terangan. Masa masih belum ngerti?” Rachel menjauhkan tubuhnya dari tubuh Alan. Wajahnya masih terlihat sangat shock. Seolah tidak percaya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Ayah untuk Noah   14. Perubahan yang mengejutkan

    “Kenapa percaya diri banget? Emang ini anak kamu?” tanya Rachel ketus. “Terus anak siapa lagi kalau bukan anakku?” “Emang kamu tau, kehidupan aku selama enam tahun ini? Bisa jadi aku udah nikah kan, terus punya anak sama orang lain.” “Nggak mungkin. Kalau udah nikah, mana suaminya?” “Bisa jadi udah cerai, kan?” “Tetap nggak masuk akal. Kecuali kalau Noah sekarang baru umur tiga atau empat tahun.” “Emang kamu tau, umur Noah sekarang berapa?” tanya Rachel sedikit sewot. “Tau, lah! Lima jalan enam kan?” balas Juna dengan wajah yang begitu tengil. Membuat Rachel langsung mencebikkan bibirnya kesal. “Nggak bisa jawab lagi, kan? Karena dia emang anakku. Mau bohong sampai mulut kamu berbusa juga bakal ketahuan, karena DNA udah menjawab semuanya. Nih lihat, mukanya persis sama aku waktu masih kecil,” cerocos Juna, seraya menunjukkan kertas foto berukuran kecil. Rachel berdecih. Tau gitu, ia mending minta bantuan pada Bapak- bapak yang menolongnya tadi. Ditolong Juna ternyata malah ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30

Bab terbaru

  • Ayah untuk Noah   58. Akhir dari sebuah cerita

    Sudah ada lima polisi yang melakukan pemeriksaan di taman belakang rumah Santi. Menurut Polisi, terjadinya ledakan tersebut dikarenakan ada sebuah bom kecil yang dilempar ke taman tersebut. Dan setelah di cek di CCTV, ternyata benar. Ada sebuah benda bulat kecil yang dilempar dari arah luar. Akan tetapi, orang yang melempar tersebut tidak terlihat di kamera CCTV. Jadi mereka semua belum tahu, siapa pelaku pelemparan bom tersebut.“Tante, masuk dulu yuk. Ada yang mau aku omongin. Itu biar diatur sama Pak Polisi.” Alan mengajak Cindy untuk masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Rachel dan Santi yang ikut berjalan di belakang mereka.Mereka duduk di ruang keluarga. Rachel berdampingan dengan Alan, dan Cindy berdampingan dengan Santi. Sementara itu, Noah asik bermain sendiri.Sebelum berbicara, Alan menghela napasnya terlebih dahulu. “Dalang dari pelaku yang memukul Rachel udah tertangkap,” ucapnya.“SIAPA?” tanya mereka berbarengan.Alan kembali menghela napasnya lagi. Melihat wajah Santi, i

  • Ayah untuk Noah   57. Dalang sesungguhnya

    Alan mengepalkan tangannya kuat dengan wajah yang memerah menahan amarah. Kemudian tanpa basa- basi, ia langsung keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju tempat di mana mobil sewanya terparkir.Alan mengendarai mobilnya seperti orang kesurupan. Ia sudah tidak peduli lagi, jika dirinya akan ditangkap oleh Polisi ataupun dimarahi orang lain. Lagi pula jalanan juga sedang sepi, hanya ada beberapa kendaraan saja yang lewat.“Vid, lo ke Bali ya, sekarang. Gue pesenin tiket.” Alan berbicara dengan temannya lewat telepon sambil terus menyetir.“Ngapain?” tanya orang itu, yang tak lain adalah David. “Ada urusan penting. Gue butuh bantuan lo.”“Ck. Gue males. Lagi nggak mood ke mana- mana.” “Gue kasih uang saku sejuta.”“Kurang.” “Dua juta.”“Tambahin dikit.” Alan berdecak kesal. “Sialan lo! Lama- lama jadi ngelunjak.”“Yaudah, kalau nggak mau nambahin ya gue ogah ke sana.” “Dua juta setengah.”“Nanggung amat. Tiga juta kek.”Alan mendesis kesal. Karena malas bernegoisasi lama-

  • Ayah untuk Noah   56. Sang Pahlawan

    Rachel merintih kesakitan sambil memegangi punggungnya. Ia bahkan sampai tidak sanggup berdiri karena saking sakitnya. Ia tidak tahu, siapa orang jahat yang baru saja memukulnya, karena wajah kedua orang itu ditutupi oleh topeng berwarna hitam.“To- long ...” rintih Rachel dengan suara yang terputus- putus. Berharap ada orang yang melihatnya lalu menolongnya.Ia menoleh ke belakang dan melihat kedua orang itu mulai mengangkat tongkat yang dipegangnya lagi. Seolah bersiap untuk kembali menghajar Rachel. Melihat itu, Rachel sontak mengeluarkan semua energinya untuk berteriak.“AAAAA!” teriaknya kencang dengan mata yang terpejam erat.Bersamaan dengan itu, terdengar suara gebukan berkali- kali yang begitu kencang. Namun anehnya, ia tak merasakan sakit sama sekali. Karena penasaran, Rachel pun akhirnya membuka matanya dengan perlahan. Tongkat tersebut tidak mendarat di tubuhnya, melainkan tergeletak di bawah bersama sang pemiliknya. Entah apa yang sudah terjadi, sampai kedua penjahat itu

  • Ayah untuk Noah   55. Gangguan orang jahat

    Aku tentu saja terkejut mendengar perkataan Nena. Ah tidak, bukan aku saja. Semua orang yang berada di dalam ruangan ini juga terkejut mendengarnya. Bahkan Airin saat ini sudah menatapku dengan tatapan yang sangat tajam.“Maksud Nena?” tanyaku. Aku ingin memastikan, apakah ia salah berbicara atau tidak.“Nena nggak mau harta benda Nena jatuh ke tangan orang yang salah. Cukup mereka bertiga aja yang membuat Nena hampir jatuh miskin,” ucapnya sambil melirik Mama, Papa dan juga Airin yang sedang menundukkan kepala.“Tapi─” Aku ingin memprotes, tapi Nena langsung memotong ucapanku.“Cuma kamu, satu- satunya orang yang Nena percaya. Nena tau, kamu bukan orang yang gila harta. Maka dari itu, Nena percayakan semuanya ke kamu. Tolong dijaga dengan baik, karena itu hasil dari kerja keras Kakek kamu dulu.”Aku menundukkan kepala. Diberi tanggung jawab sebesar ini tentu saja membuatku merasa sangat terbebani. Apalagi masih ada pewaris yang lebih layak mendapatkannya, yaitu Mama. Kalau Om Radit s

  • Ayah untuk Noah   54. Keputusan Nena

    Tatapan tajam dan penuh kebencian saling dilempar oleh Airin dan Rachel layaknya singa yang bertemu dengan harimau. Raut wajah Rachel menyiratkan sebuah emosi yang begitu besar, begitu juga dengan Airin, wanita itu juga tampak sangat kesal dengan wanita di depannya yang berstatus sebagai adiknya ini.Sementara itu, sang Mama hanya menatap mereka pilu. Menyaksikan pertengkaran yang akan terjadi antara dua bersaudara yang lahir dalam rahim yang sama. Sedih? Tentu saja. Ia merasa gagal menjadi orang tua karena tidak bisa mendidik anak- anaknya dengan baik. Seharusnya mereka berdua bisa tumbuh menjadi saudara yang saling menyayangi satu sama lain. Namun apa daya, mereka berdua sudah terlanjur saling membenci satu sama lain.“Gue rasa, lo nggak perlu ikut campur urusan gue sama Mama,” ujar Airin.“Gue rasa, gue juga punya hak buat ikut campur urusan ini,” balas Rachel. Kemudian Rachel berdiri, menghadap Airin dengan tangan yang dilipat di depan dada, tak lupa dengan senyuman miring yang me

  • Ayah untuk Noah   53. Khawatir

    “Halo ...”Panggilan sudah tersambung, tapi Rachel hanya mendengar suara kebisingan. Ya, setelah membaca pesan yang dikirim oleh Alan, wanita itu langsung bergegas menghubunginya.Khawatir? Tentu saja. Siapa yang tidak khawatir ketika mendapat kabar seperti itu dari orang yang kita sayang. Rasanya Rachel ingin terbang ke Singapore sekarang juga.“Halo ...” Panggil Rachel sekali lagi. Namun belum ada sahutan dari Alan.“Alan, are you okay?” Nada bicara Rachel terdengar mulai panik, lantaran pria itu tak kunjung membalas ucapannya. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada pria itu.Hingga satu menit kemudian, panggilan masih tersambung tapi yang Rachel dengar hanyalah suara bising. Ia tidak mau mematikan sambungan teleponnya, ia akan menunggu sampai suara pria itu terdengar di telinganya.Beberapa menit kemudian ....“Chel?” Rachel yang sedang melamun refleks langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar suara Alan yang memanggil namanya.“Kamu di mana? Gimana keadaan kamu sekarang? K

  • Ayah untuk Noah   52. Dua hambatan

    Singapore09.30Sedari tadi, Alan terus mondar- mandir gelisah. Ia benar- benar bingung saat ini. Ingin pulang sekarang juga, tapi tidak ada yang menemani Anggi di sini. Sedangkan ia juga sudah berusaha menelepon Rachel sampai berkali- kali, tapi selalu ditolak. Bahkan nomornya sekarang sudah diblokir oleh wanita itu.“Anggi ... Abang ada urusan mendadak di rumah. Nggak papa, Abang pulang sekarang? Besok sore Ayah kamu udah sampai sini, kok.” Alan berkata dengan sangat lembut pada gadis itu. Berharap gadis itu mengizinkannya untuk pulang saat ini juga.Namun responnya sesuai dengan dugaan. Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan wajah yang cemberut. “Kalau Abang pulang sekarang, nanti Anggi di sini sama siapa?” tanyanya.“Nanti ada Suster yang nemenin kamu.”“Nggak mau. Suster nggak bisa jaga Anggi 24 jam. Nanti kalau tiba- tiba Anggi kenapa- napa, gimana?”Alan menghela napasnya kasar. Posisinya benar- benar sulit saat ini. Ada masalah yang harus ia selesaikan sekarang, tapi di sisi

  • Ayah untuk Noah   51. Kebohongan yang terungkap

    Tepukan tangan Rachel di pundak wanita yang bernama Anna itu pun berhasil membuat wanita itu langsung tersentak kaget. Apalagi saat wanita itu melihat wajah Rachel, terlihat semakin bertambah keterkejutannya.“Loh, Rachel? Kok bisa ada di sini?” tanyanya.Rachel tersenyum sendu. Mungkin inilah yang dinamakan ‘Sudah jatuh, tertimpa tangga pula’. Setelah mendapat pesan yang kurang mengenakkan dari Alan, Rachel juga mendapat kejutan kebohongan yang dilakukan oleh pria itu kepadanya. Jika mamanya saat ini sedang berdiri di depannya dalam keadaan sehat walafiat, lalu ke mana perginya pria itu? Kenapa harus berbohong dengan alasan mengantar mamanya berobat ke Luar negeri? Tidakkah pria itu tahu, jika hal yang paling dibenci oleh Rachel adalah ketika dibohongi? Sungguh, Rachel benar- benar bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Kenapa Alan berbohong? Kenapa mamanya Alan kaget melihat keberadaannya? Apakah mereka berdua bersekongkol? Itulah pertanyaan yang sedang berkecamuk di kepal

  • Ayah untuk Noah   50. Putus?

    Rachel POV Hari ini sebenarnya ada acara study tour di Sekolah Noah. Aku sebagai ibunya seharusnya turut hadir untuk menemani anakku. Akan tetapi, Ibu tiba- tiba memintaku untuk mengantarnya pergi ke rumah saudaranya yang di Bekasi. Jadi mau tidak mau, Junalah yang aku suruh untuk menemani Noah. Untungnya Noah juga tidak protes. Dia malah senang jika ditemani ayahnya, karena bisa pamer ke teman- temannya jika ayahnya adalah seorang Pilot. Sebangga itu, anakku pada ayahnya. Padahal dulunya sempat tidak diakui dan sempat ingin dilenyapkan juga. Hahaha ya sudahlah, lupakan saja.“Pakai tas dino aja ya,” ucapku seraya berjalan menghampiri Noah yang sedang dipakaikan baju oleh Juna. Dengan membawa tas kecil yang bergambar Dinosaurus.“Nggak mau. Pakai tas Marvel aja,” balas Noah.“Tas Marvel udah rusak resletingnya, Sayang. Ini aja, ya. Nanti Bunda beliin yang baru lagi,” bujukku.“Yah ... yaudah, deh. Nggak papa.”“Minta uang saku berapa?” tanyaku.“Nggak usah, deh. Uang Ayah Juna udah b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status