Beranda / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Bab 265. Peran Seorang Kakak

Share

Bab 265. Peran Seorang Kakak

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tidak ada rasa bersalah dalam benak William justru dia harap dengan ini Cristy menyadari kesalahan besarnya. Pada siang harinya, Erland menemui William karena pria ini pikir seharusnya sudah tidak ada permusuhan lagi. Jadi dia bersikap santai dan hangat sebagaimana sikapnya pada William sebelum saudaranya ditelan keegoisan.

Dugaannya memang benar, William kembali menjadi orang yang dia kenal. Hanya saja jauh di dalam hati saudaranya masih tersimpan keinginan untuk memberikan keturunan yang sempurna pada Nitara hanya saja hal itu sudah tidak dapat diungkapkan.

Setelah pembahasan hangat layaknya ikatan kekeluargaan, Erland mulai menceritakan tentang butik milik Cristy. “Tadi pagi tanpa sengaja aku menyaksikan acara berita yang mengabarkan kebakaran. Sayangnya kebakaran itu terjadi di butik sahabat kita,” prihatinnya diperlihatkan.

William tersenyum tipis. “Aku juga melihatnya.” Datarnya. Sebuah rokok diambil dan dinyalakan. Menghisapnya dengan santai seolah sangat menikmati.

“Kasihan se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 266

    Saat pertemuan dengan William usai, Erland menemui Cristy di kediamannya. Wanita itu tampak sangat murung dan berduka. “Lebih dari setengah butik milikku hilang terbakar, padahal itu adalah hasil perjuanganku selama ini.”“Aku mengerti bagaimana perasaanmu.” Erland turut berduka, apalagi penyebab musibah yang menimpa Cristy adalah kembarannya sendiri.“Aku tidak tahu siapa yang melakukannya karena polisi bilang mereka sudah menangkap seseorang hanya saja mereka menduga orang itu bukan pelakunya!”Erland mendengarkan tanpa menyela sedikit pun. “Mungkin ... orang itu memang bukan pelakunya. Tapi ada oranglain yang melakukannya.”“Siapa ... siapa yang tega melakukan ini padaku. Apa salahku padanya hingga dia berbuat kejam padaku!” Cristy mulai meraung.Saat ini Erland memasang sikap biasa saja, dia memang memiliki dendam pada Cristy sama halnya dengan yang dirasakan William karena wanita itu telah lancang membongkar rahasianya dengan William pada Tio, tetapi dirinya masih memiliki hati n

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 267

    Panggilan diakhiri oleh Erland. Dia menggerutu, “Lamban sekali. Seharusnya kalau William tidak mengangkat panggilan, temui saja William. Padahal aku sudah berusaha keras mengingatkan Cristy demi keselamatannya!”Hari ini William memang belum sempat memeriksa nomor pribadinya setelah mengakhiri panggilan dari Nitara karena dia disibukan dengan urusan bisnis di perusahaan, lalu setelah meninggalkan perusahaan pria ini menghabiskan waktunya bersama keluarga. Maka, panggilan dan chat diabaikan begitu saja.Saat ini William sedang berkumpul bersama istri, orangtua dan mertuanya di bawah atap yang sama. Miranda dan Bagaswara tidak akan menceritakan tentang keadaan bayi yang dikandung Nitara, jadi otomatis mereka juga menjaga rahasia bahwa William sempat ingin menukar bayinya dengan milik Erland dan Amelia. Situasi sangat hangat sesuai dengan harapan William.“Tidak lama lagi Tara akan melahirkan, persiapannya sudah lengkap, Sayang?” Tatapan sayang Miranda mengarah pada menantunya yang sedan

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 268

    Saat ini Erland menerima panggilan dari Cristy, maka dia keluar dari ruangan William. “Ya?” sahut datar dan dinginnya supaya terkesan dirinya barusaja bertindak kejam pada sahabatnya.Cristy terisak. “Kenapa, kenapa membakar rumahku ... bukankah kemarin kamu bilang sudah memaafkanku. Tapi kenapa masih membalas dendam?” Isak tangis Cristy semakin menjadi setelah kalimatnya usai.“Itu ....” Erland dibuat kebingungan saat memberikan jawaban, maka dirinya memutar otak dengan keras, “karena kau kehabisa waktu, kau lamban, seharusnya jika William tidak meresponmu kau bisa berusaha sedikit lagi dengan menemuinya. Kenapa kau sangat malas padahal tidak ada malas dan keraguan saat kau membongkar rahasia kami di depan Tio!” Pria ini harus berakting maximal walaupun Cristy mengenalnya sebagai kriminal, tetapi baginya tidak apa asalkan William selamat.“Kemarin aku memang sedang tidak dapat kemanapun, kondisiku sedang tidak stabil. Bahkan aku berusaha keras hanya untuk menghubungi William di saat

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 269

    Jesica menyaksikan adegan manis Tio dan Cristy, tetapi pemikirannya tetap menyuarakan opini negatif. Gadis ini bersandar gelisah pada dinding. “Kakak bagaimana sih, kenapa kakak bejad sekali. Kakak tidak mau bertanggung jawab pada kak Emily, sekarang apa kakak akan bertanggung jawab pada kak Cristy? Seharusnya kakak bisa menjaga kehormatan wanita karena kakak punya adik perempuan.” Gadis ini dibuat sangat kecewa oleh sikap kakaknya sendiri. Saat ini ibunya barusaja muncul. “Siapa yang datang? Tadi mama mendengar bel berbunyi.”“Kak Cristy. Tapi Mama tidak perlu kesana, sudah ada kak Tio,” desahnya. Jadi, Tio dan Cristy tetap menghabiskan waktu berdua.Kini, Cristy melepaskan tubuhnya dari perlukan Tio. “Kenapa kau peduli padaku? Padahal sebelumnya kamu terdengar sangat dingin ....” Wajah sendu tidak dapat hilang begitu saja.“Aku minta maaf atas sikapku tadi. Aku juga minta maaf karena ucapanku akhirnya kamu mendapatkan hukuman dari Erland dan William.” Tatapan tulus Tio senada denga

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 270

    “Tenang ya Pak ... kami sedang berusaha semximal mungkin,” ucap dokter pria yang sedang menangani bayi merah ini. William sangat gelisah, sedangkan Nitara masih berada di ruang bersalin. Wanita itu tetap sadar, tetapi karena bayinya masih ditangani akhirnya ibu dan anak belum bisa dipertemukan.Beberapa menit kemudian akhirnya bayi yang dilahirkan Nitara mengeluarkan suaranaya hingga melengking ke dalam ruang dengar orangtuanya. “Syukurlah ....” Ini adalah ungkapan rasa syukur William yang kedua kalinya setelah sebelumnya rasa syukur dilontarkan saat kelahiran sang buah hati, saat telah melewati masa menegangkan, saat Nitara telah menyelesaikan proses persalinan dengan lancar.Jadi, akhirnya ibu dan bayi dapat bertemu di dalam suasana membahagiakan sekaligus haru ini. “Anak kita tampan,” ungkapan rasa penuh syukur Nitara.“Iya, Sayang.” Sama halnya dengan sang istri, pria ini juga sangat mensyukuri wajah putra pertamanya. Hanya saja sesuai presiksi dokter, putra pertama pasangan Will

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 271

    Malam ini Cristy mengunjungi rumah sakit, tetapi tidak menjenguk siapapun. Wanita ini hanya melihat-lihat kumpulan bayi yang berada di dalam box masing-masing. Ruangan itu memang memiliki dinding kaca di satu sisi maka semua orang bisa menyaksikan bayi mereka.“Bagaimana cara menukar bayi Amelia dan punya Nitara? Aku tidak bisa masuk sembarangan.” Suster berada di dalam sana, memastikan semua bayi dalam lingkungan yang aman serta dalam keadaan sehat.Saat ini Cristy mematung memunggungi ruangan. “Alasan apa yang bisa aku katakan supaya aku bisa masuk ke dalam ruangan?” Dia memutar otak, tidak satu pun team medis yang dikenalnya, jadi dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri hingga akhirnya terbesit sebuah ide. “Siang sus, saya dari pihak keluarga Amelia yang barusaja melahirkan. Saya ingin menjenguk bayi Amei, apa bisa?”Suster segera menyahut ramah, “Maaf Nona, jika ingin menjenguk Nona bisa menunggu saat bayinya berada dengan ibunya.”“Itu dia masalahnya, saya tidak bisa lama di

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 272

    “Tidak, bukan begitu.” Cristy tidak akan mengakuinya apalagi di hadapan Emily karena akan sangat membahayakan.“Lalu kenapa? Sepertinya kamu tidak suka!” curiga segera melambung.“Tentu saja, jangan berbuat seperti itu, kamu tidak boleh merusak kebahagiaan Erland dan Amei!” Saat ini Cristy berperan seolah mendukung hubungan Erland dan Amelia karena dia tidak dapat memerlihatkan perasaannya di hadapan Emily walaupun mungkin wanita itu bisa menjadi sekutu, tetapi untuk kali ini Cristy memilih berhati-hati karena dirinya harus mengenali Emily terlebih dahulu.“Ck!” Emily berdecak kasar, “jadi kamu akan menjadi benteng hubunganku dan Erland. Apa begitu, Cristy!”“Sudahlah. Mereka sedang berbahagia.” Cristy masih belum mendapatkan point-point yang memungkinkan menjadikan Emily sebagai sekutunya.“Naif sekali, apa karena kamu bersahabat dengan Amei akhirnya kamu mendukung Amei bukan mendukungku?” Emily kembali berdecak.‘Sebenarnya aku mendukungmu, hanya saja aku tidak bisa tergesa-gesa, ak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 273

    Amelia dibuat heran oleh larangan Erland jadi wanita ini meminta penjelasan, “Kenapa? Sepertinya kamu sangat tidak suka?”Erland duduk di sisi Amelia, menatap istrinya sangat lembut. “Tidak usah, Sayang. Kita masih bisa memberikan susu formula untuk Zeel supaya perutnya kenyang. Zeel tidak memerlukan asi dari Tara karena walaupun Zeel anak kita, tapi kalau Zeel mendapatkan asi dari Tara bukankah secara logika Zeel sudah seperti anak kandung Tara atau saudara kandung Galaxy.”“Iya ..., tapi itu tidak apa kan toh Zeel dan Galaxy bersaudara walaupun berbeda ibu dan ayah.” Amelia mengatakan pemikirannya tanpa ragu.“Ya, tapi tidak harus satu ibu susu.” Masih larangan Erland menggunakan penjelasan lembut, kemudian membelai sebelah pipi Amelia, “jangan ya, Sayang. Biarkan Zeel hanya mendapatkan asi dari kamu, kalau kurang berikan susu formula terbaik untuk anak kita.” Senyuman teduhnya menjadi penutup.Alasan Erland tidak memberikan izin putrinya mengkonsumsi asi dari Nitara baik secara lan

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status