Beranda / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Bab 193. Ada Apa dengan Tio?

Share

Bab 193. Ada Apa dengan Tio?

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat ini Amelia masih berada di dalam ruangan pengantin, maka Tio harus bersabar selama beberapa saat untuk menemui pujaan hatinya. Begitupun dengan Cristy, dirinya ingin melihat Erland untuk yang terakhir, tetapi keinginannya tidak pernah diungkapkan pada siapapun. Jesica juga di sana, tujuannya bukan karena menghadari resepsi, tetapi ingin memastikan kakaknya baik-baik saja karena semalam dirinya menemukan banyak sekali obat-obatan yang entah obat apa saja.

Beberapa menit menunggu, akhirnya pemilik pesta hadir. Amelia tampak lebih cantik dibandingkan tadi maka Tio merasa kedatangannya tidak sia-sia. Tatapannya selalu mengarah pada Amelia yang berada di depan sana, selama beberapa saat dirinya seolah khilaf hingga menganggap isi dunia ini hanya dipijak olehnya dan Amelia. ‘Mei, seharusnya aku yang ada di sana.’ Hatinya mendesah sangat lirih.

Bukan hanya Tio yang terpaku karena Amelia, tetapi Cristy juga. Wanita ini segera menambah kekagumannya pada Erland walau ini salah dan hanya ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 194. Nitara Inginkan Kesempurnaan Seperti Amelia dan Kenzo

    Tidak lama Erland melirik Tio karena Cristy meminta berfoto bersama pasangan pengantin begitupun dengan Jesica, tetapi setelah menyelesaikan beberapa detik saja waktu berfoto, Tio sudah tidak berada di tempatnya hingga membuat saudarinya panik, “Mei, Erland, aku duluan ya. Semoga kalian hidup berbahagia!” Wanita ini berlalu bagaikan angin. “Ada apa sama Jesica, dia terburu-buru sekali,” heran Cristy, sedangkan Amelia segera menyadari jika Tio menghilang dari tempatnya. “Mungkin mencari kakaknya,” ceplos Amelia yang dirasa tidak sulit menebak. Cristy menggendikan bahunya tidak peduli, kemudian berbincang selama beberapa saat barulah wanita ini mulai menemui Nitara yang berada di kumpulan sofa khusus keluarga. Di sisi lain, Tio sedang berdiam diri di dalam mobil saat Jesica menemukannya. “Kak, kakak yakin tidak apa-apa?” cemasnya semakin bertumpuk. “Kenapa meninggalkan resepsi.” Tio tidak menyahut pertanyaan adik perempuannya. “Karena Kakak tidak ada.” “Kakak akan menyusul, nikmat

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 195. Bulan Madu Amelia dan Erland

    Hari berganti, tetapi kali ini Erland dan Amelia tidak segera kembali ke kediamannya karena mereka berencana melakukan bulan madu. Pun, rencana ini diambil setelah memastikan jika Kenzo tidak akan rewel karena ditinggal orangtuanya.“Kalian pergi saja, nikmati waktu indah kalian. Jangan mengkhawatirkan Kenzo, anak kalian selalu menganggapku sebagai papanya,” kekeh William di dalam sambungan di udara.“Apa dia memanggilmu papa?” kekeh Erland saat menanggapi kalimat William.“Tentu saja. Dan aku sangat senang mendengarnya,” tulus William. Dirinya sedang menantikan kedatangan sang buah hati yang berada di dalam rahim Nitara, tetapi seorang malaikat kecil sudah menggunakan panggilan papa padanya, ini adalah kebahagiaan berlipat baginya.“Baiklah kalau begitu. Tolong katakan pada mama dan papa kami tidak akan segera pulang karena akan mengunjungi suatu tempat.” Tatapan Erland mengarah lembut pada Amelia kala tangan kirinya melingkar di pinggang sang istri.“Tentu saja, bersenang-senanglah.

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 196. Aku Masih Mencintaimu, Mei

    Jesica terisak di bahu Cristy yang sedang memeluknya, mencoba menenangkannya, tetapi tidak berhasil. “Kakak mengidap kanker paru-paru sudah bertahun-tahun lalu, tapi kakak merahasiakannya. Ini sangat menyakitkan ....” Suaranya tercekik kesedihan.Cristy tidak dapat berkata apapun karena memang hal ini sangat menyakitkan. Jadi, dirinya sempat hening. “Apa kamu yakin Tio tidak pernah mengatakannya?” Suaranya begitu sendu karena bagaimanapun juga Tio adalah sahabatnya walau sering membuatnya kesal karena mulutnya yang tidak pernah terjaga.“Tidak sama sekali ..., kakak merahasiakannya bahkan dari papa dan mama ....” Isak tangin Jesica tidak terbendung, sedangkan Cristy hanya mampu mendesah.“Pasti Tio punya alasan ....” Saat ini Tio masih berada dalam tahap pemeriksaan juga perawatan maka keduanya hanya mampu menunggu di luar ruangan, sedangkan orangtuanya masih belum mengetahui hal ini, bahkan saat ini Wijaya sedang berada di luar negeri untuk mengurus cabang perusahaan yang tadinya aka

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 197. Masa Lalu dan Masa Depan

    Amelia tidak bisa memberikan jawaban apapun untuk kalimat yang diucapkan Tio hingga akhirnya wanita ini berkata, “Aku doakan semoga kamu segera sembuh.”Tio menelan ludah kesakitan dan tidak ingin melanjutkan panggilan video call. Hingga akhirnya Amelia menahan air matanya karena mengasihani Tio, tetapi butiran ketulusan itu tidak dapat diekspresikan untuk menghargai Erland. Kini, Jesica memakinya, “Mei, kamu tidak punya hati!”“Aku minta maaf, aku memang tidak bisa membalas cintanya Tio, apalagi sekarang aku sudah menikah.” Amelia mencoba menyampaikan kalimat yang mungkin akan dimengerti oleh Jesica.“Aku tahu, tapi setidaknya kamu balas cinta kakak sekali ini saja!” panggilan diakhiri oleh Jesica karena terlalu kesal pada mantan pacar kakaknya, sedangkan Amelia hanya terpaku. Segera, Erland memberikan pelukan.“Kamu satu-satunya wanita yang menerimaku di saat apapun. Terimakasih karena kamu tidak pernah mengkhianatiku.” Pelukan Erland menyalurkan ribuan kasih sayang. Amelia bahagia

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 198. Perbedaan Kehamilan Amelia dan Nitara

    Totalnya lima hari Erland dan Amelia berbulan madu, di saat yang sama Tio berhasil melewati masa kritisnya. Pria ini dicerca serta dijejal dengan banyak sekali tuntutan aturan ketaan dari dokter dan keluarganya. Dirinya sudah tidak bisa melewatkan jadwal meminum obat, cek up dan terapi. Semua harus sesuai dengan aturan walau belum tentu membuatnya berumur panjang, tetapi setidaknya Tio bisa menghirup udara lebih banyak dibandingkan saat dirinya lalai terhadap semua tahap pengobatan.Hal pertama yang dilakukan Amelia adalah menghubungi Cristy untuk menanyakan kondisi Tio. Syukurnya wanita ini mendapatkan jawaban baik, “Tio selamat dari maut, tapi aku tidak tahu dia akan bertahan berapa lama, dokter tidak menjanjikan apapun, semuanya tergantung niat hidup Tio dan kebaikan Tuhan.” Nada suaranya masih menyimpan sendu walau diselimuti kebahagiaan.“Syukurlah ....” Ini kali pertama Amelia dapat menarik senyuman karena Tio setelah lima hari ke belakang.“Sekarang kamu di mana, Mei?” Kini, em

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 199

    Keesokannya, William dan Erland sepakat akan menjenguk Tio. Jadi, keduanya berpamitan pada istri masing-masing. Amelia dibuat heran dengan niat baik Erland, “Kamu yakin akan menjenguk Tio? Karena aku yakin Tio membenci kamu.”“Tidak apa, Sayang. Aku menjenguk karena manusiawi, kalaupun Tio tidak suka, aku tidak keberatan sama sekali.”“Bagaimana kalau dia mengatakan hal-hal sensitif, misalnya ... secuil kisah kami di masa lalu. Apa kamu yakin akan baik-baik saja?” Setelah melontarkan pertanyaan ini Amelia menunduk. Sekejap, bola matanya hanya mengintip wajah Erland.“Biarkan saja. Toh masa lalu kalian tidak akan terulang.” Santai Erland seiring menggendikan bahunya hingga Amelia mengerjap dan kembali memandangi suaminya.“Eu ... iya sudah sih, kalau memang sudah seyakin itu. Tapi buat jaga-jaga tolong jangan dengarkan apapun yang Tio katakan!” pringatan Amelia karena terlalu khawatir suaminya akan cemburu dan pulang membawa perang.“Iya, Sayang ....” Pelukan hangat mendarat sesaat, ke

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 200

    Hari berganti, Erland berpamitan pada keluarganya. “Aku akan selalu mengabari kamu, Sayang.” Kalimat spesialnya untuk Amelia.“Kamu memang harus melakukannya.” Pelukan Amelia melingkar erat, tetapi dirinya tidak dapat menahan walaupun ingin hingga akhirnya suaminya berlalu, meninggalkannya hingga bulan berikutnya.Sopia mengelus punggung Amelia. “Karena Erland tidak ada, Mama akan memotong sebagian kesibukan untuk menemani kamu ....” Lembutnya.Amelia segera menatap ibunya dengan mata berkaca. “Sebenarnya Amei masih tidak rela Erland pergi.”“Sudah ..., kepergian Erland untuk bekerja, jangan ditangisi,” nasihat kebaikan Sopia dilanjutkan setelah kemarin memberikan nasihat serupa bersama Bagaswara. Wanita ini menggiring putrinya masuk ke dalam, kemudian berkata pada Amanda, “Tolong kamu cek ke toko ya, bagaimana laporan keuangan kemarin.”“Baik, Nyonya.” Anggukan patuh Amanda. Ini adalah pertama kalinya dirinya mengunjungi toko milik Sopia tanpa majikannya karena biasanya perannya hany

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 201. Pertemuan Erland dan Emily

    Bagaswara menepati janjinya pada Erland, pria ini menjenguk Kenzo dan Amelia walau ini adalah hari pertama putranya meninggalkan keluarganya. Anak dan menantunya baik-baik saja, tapi dia sempat meminta pada menantunya untuk menginap sesekali selama Erland di luar kota.“Iya, lain kali Amei dan Kenzo akan menginap, sekalian Amei ingin menjenguk Tara karena katanya kehamilan Tara sangat parah.”Bagaswara terkekeh, “Iya, Tara mengalami berbagai macam kendala di kehamilan pertamanya, tapi ibu dan bayi tetap sehat walaupun banyak sekali dramanya.”Sopia menyahut, “Syukurlah jika ibu dan bayi tetap sehat. Tentang sulitnya masa-masa kehamilan anggap saja hal yang wajar, toh nanti mereka akan mendapatkan bayi yang selama ini dinantikan, yang akan menjadi pelengkap pernikahan mereka.” Kekeh Sopia di akhir. Kedua keluarga sangat hangat layaknya dua orang besan, serta hubungan baik menantu dan mertua.Beberapa hari berlalu, kehidupan Amelia dan Erland tetap baik-baik saja walaupun mereka terpisa

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status