Share

Ayah Pembawa Masalah
Ayah Pembawa Masalah
Penulis: Eden Aaliyah

Bab 1

Penulis: Eden Aaliyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 13:58:08
"Verlina, kamu nggak perlu balik kantor kalau sudah ambil uangnya. Sore ini langsung ke lokasi konstruksi dan bayarkan gaji semua karyawan."

Atasanku menyodorkan kartu bank kepadaku. Saat itulah aku benar-benar sadar kalau aku terlahir kembali.

Di kehidupan terakhirku, aku keluar dari perusahaan untuk menarik mengambil uang empat ratus juta. Aku pulang ke rumah karena takut uangnya hilang.

Aku menyimpan uangnya di kamarku yang terkunci karena ingin membeli amplop, agar lebih mudah saat membagikannya kepada para karyawan.

Tidak disangka, aku yang hanya pergi satu jam, tiba-tiba uang itu sudah dipinjamkan kepada tetangga untuk membeli rumah.

Aku ingin pergi menemui tetanggaku dan mengambil uang itu kembali.

Namun, ayah menghentikanku, "Mau ngapain? Uang sudah dipinjamkan, apa kamu tega mau mengambilnya lagi? Nanti hubungan kita sama tetangga jadi renggang."

Aku marah besar, "Uang yang Ayah pinjamkan itu uang perusahaan dan aku akan dianggap menyelewengkan dana publik. Kalau atasanku sampai lapor polisi, aku bakal penjara!"

Ayah meremehkan, "Atasanmu pasti kaya, uang empat ratus juta ini nggak ada apa-apanya baginya."

Aku tidak bisa bicara baik-baik sama ayahku. Jadi, aku melangkah keluar rumah, mengetuk pintu rumah tetangga.

Ketika tetangga itu membuka pintu, ayah keluar menyusulku.

Aku bahkan belum membuka mulut untuk meminta uang itu, tiba-tiba ayah menarikku kuat-kuat.

Setelah menutup pintu, dia menampar wajahku.

"Verlina, kenapa aku bisa punya anak sepertimu, yang nggak bisa berempati sama orang lain! Katakan saja sama atasanmu kalau Ayah pinjam uangnya!"

Aku menjawab marah, "Ayah yang pinjam? Mau balikin pakai apa? Ayah nggak punya kerjaan dan nggak punya tabungan, kenapa atasanku mau meminjamkan uangnya kepada Ayah?"

Perkataanku ini membuat ayah benar-benar marah.

Dia mengangkat kakinya dan menendangku hingga terjatuh, bahkan tinjunya menimpaku.

"Apa begini caramu bicara sama orang tua?"

Pada saat itu, ibu dan kakak laki-lakiku datang.

Melihatku dipukuli, sikap mereka terkesan dingin.

Apalagi setelah mengetahui alasannya, ibu mencibir, "Kamu pantas dipukul. Kamu tahu sendiri Ayah sudah meminjamkan uangnya sama orang lain, kenapa nggak simpan uangnya baik-baik?"

Kejadian itu berakhir dengan aku mengakui semuanya dengan jujur kepada atasanku.

Atasanku tidak lapor polisi, hanya mengeluarkan uang lainnya sebanyak empat ratus juta.

Namun, dia tidak berani tetap mempekerjakanku di perusahaan. Setelah menulis surat utang, dia memecatku.

Setelah itu, aku jatuh ke dalam kematian karena ayahku.

Memikirkan hal itu, seolah-olah tinju itu masih mendarat di tubuhku.

Aku mendongak dan bertanya kepada atasanku apakah aku bisa membagikannya saat siang. Aku takut kalau harus memegang uang sebanyak ini.

Atasanku berpikir sejenak, lalu menyetujuinya.

Aku mengambil uang itu dan tidak berani menunda waktu, langsung pergi ke lokasi konstruksi. Aku baru berani bernapas lega setelah menyaksikan uang itu diterima oleh para pegawai.

Ketika aku tiba di rumah dan membuka pintu, ayah sedang memegang kunci kamarku.

"Ayah ngapain di kamarku?"

Mendengar suaraku, ayah meringis sambil tersenyum padaku.

"Kebetulan sekali kamu pulang. Kalau ada uang, tolong pinjami Ayah uang."

Aku bertanya kepadanya, "Ayah butuh uang buat apa?"

"Tetangga sebelah mau beli rumah, ingin Ayah sedikit membantunya." Ayah melanjutkan, "Tolong pinjami saja, Ayah takut hubungan kita sama tetangga jadi renggang kalau nggak dipinjami."

Aku menatap ayah dengan tatapan kosong.

Ayah memang orang yang baik dan ini sudah diketahui oleh semua tetangga.

Kebaikan ayah termasuk terkait uang dan tenaga.

Minta saja padanya dan dia akan memenuhinya.

Alasan mengapa keluargaku tidak pernah memiliki tabungan adalah karena setiap kali aku menabung, uang itu akan dipinjamkan kepada orang lain oleh ayahku.

Aku langsung berkata, "Aku nggak punya uang, tanya sama kakak saja. Aku dengar dia bilang sama Ibu mau beli mobil, harusnya punya uang."

Bab terkait

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 2

    Mendengar perkataanku, mata ayah berbinar.Tentu saja dia tidak akan menelepon dan bertanya kepada kakak atau ibu. Dia pergi ke kamar kakak dan mencari kartu ATM milik kakak.Karena ayah selalu suka meminjamkan uang kepada orang lain, saat SMA aku mengingatkan ibu untuk membuka rekening lain yang tidak diketahui ayah. Jika tidak, hidup kita akan makin sulit.Ibu berkata bahwa aku masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Namun, Ibu diam-diam membuka rekening baru.Buku tabungan itu berisi sekitar delapan ratus juta, yang akan digunakan untuk mahar kakak dan beli mobil.Di kehidupan terakhirku, mereka tidak menggunakan uang itu padahal tahu kalau aku mungkin akan dipenjara.Pada hari aku bekerja sebagai pengasuh laki-laki tua karena butuh uang, kakakku membeli mobil baru.Ayah menggeledah seisi rumah dan akhirnya menemukan buku tabungan yang disembunyikan ibu di dalam ember beras.Ayah melihat saldo di dalam rekening itu dan mengumpat, "Resti sialan! Dia licik juga, punya tabungan sebanyak in

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 3

    "Kamu pikir kamu hebat karena jadi seorang akuntan? Kalau disuruh kerjakan saja, kenapa banyak bicara?" Dia menunjuk ke arah hidungku dan mengumpat, "Aku sudah susah payah mempertahankan hubungan baik dengannya, tapi kamu menghancurkannya begitu saja! Aku sudah bilang kepadanya kalau kamu bakal mengurus masalah laporan rekening itu!"Aku berkata dengan berani, "Nggak mau, Ayah saja yang kerjakan! Kalau aku kerjakan dan polisi menemukan sesuatu, aku bakal dipenjara!""Mana mungkin bakal ketahuan semudah itu! Kamu saja yang malas!"Ayah menyingsingkan lengan bajunya, mengangkat tangannya untuk memukulku lagi.Pada saat itu, pintu terbuka dan ibu masuk bersama kakakku.Aku berlari untuk bersembunyi di belakang ibu. Namun, begitu melihat amarah ayah, ibu justru mendorongku ke depan."Kamu bikin ayah kesal lagi? Kalau kamu akan dipukul, sana maju dan jangan melibatkanku!"Sejak kecil, setiap kali ayah memukulku, ibu dan kakakku akan bersembunyi jauh-jauh.Mereka takut akan terkena amarah ay

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 4

    Mengetahui bahwa uang untuk membeli mobil telah dipinjamkan oleh ayah kepada tetangga untuk membeli rumah, kakak yang barusan bilang tidak akan keberatan kalau barang miliknya dikasihkan ke orang lain langsung menangis.Dia berteriak dengan marah kepada ayah, "Itu uang delapan ratus juta, Ayah pinjamkan semuanya? Apa Ayah nggak berpikir kalau uang itu adalah uang terakhir milik keluarga kita? Aku sama Cikka mau tunangan, hanya tinggal menunggu mobil dan mas kawin. Tapi, Ayah pinjamkan uang itu kepada orang lain, apa Ayah nggak pernah memikirkanku?"Ayah tidak terbujuk dan menjawab, "Itu uangku, terserah mau aku kasihkan ke siapa. Kalau mau nikah sama beli mobil, cari saja uang sendiri!""Uangmu?" Ibu juga marah saat ini, bahkan tangannya sampai gemetar. "Mana mungkin kamu masih punya uang? Begitu gajian, kamu langsung pinjamkan buat ini dan itu. Aku menabung uang itu dengan susah payah! Itu uang delapan ratus juta dan kamu pinjamkan semuanya tanpa pikir panjang!""Sepertinya kalian ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 5

    Ayah menjawab, "Aku mengajukan pinjaman dengan angsuran enam puluh juta satu bulan. Jadi, aku bisa melunasinya dalam enam bulan.""Apa? Enam puluh juta?" Ibu terkejut, "Dari mana kita dapat enam puluh juta dalam satu bulan?"Uang pensiun ayah hanya sepuluh juta satu bulan, gaji ibu dan kakak hanya empat puluh juta.Mereka tidak akan mampu membayar cicilan bahkan jika mereka tidak makan atau minum bulan ini.Ayah yang mendengar itu tersenyum lebar. "Aku punya teman yang kasih kerjaan. Katanya ada pensiunan bos dari perusahaan besar yang cari pengasuh. Dia kasih gaji segini buat satu bulan."Ayah mengulurkan delapan jarinya."Mana ada pengasuh sampai digaji delapan puluh juta satu bulan? Mana mungkin ada pekerjaan sebagus itu di dunia ini?"Pikiran ibu masih jernih.Ayah makin senang, "Kamu nggak ngerti, ini namanya kesenjangan informasi. Kalau selama ini aku nggak suka bantu orang lain, mana mungkin ada kesempatan sebagus ini? Dia butuh pengasuh. Di rumahnya ada pembantu dan sopir, jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 6

    Setelah meninggalkan rumah, aku langsung pergi ke rumah sewa yang aku tempati.Aku telah merencanakan untuk pindah hari ini, hanya ragu-ragu mencari alasan untuk pindah.Baguslah, akhirnya aku bisa pergi menjauh dari mereka.Aku berpikir bahwa kakakku tidak akan mendapatkan sesuatu yang bagus. Namun, yang mengejutkanku bukan itu, ternyata dia malah masuk penjara.Tidak hanya itu, ayah juga masuk ke rumah sakit.Ibu menangis saat meneleponku. Saat pergi ke rumah sakit, aku baru mengetahui keseluruhan ceritanya.Kakak pergi ke rumah orang tua itu untuk bekerja sebagai pengasuh dengan gembira, tetapi orang tua itu malah memarahinya.Kakakku kehilangan kesabaran dan memukuli orang tua itu.Karena sudah tua, banyak tulang di tubuhnya yang patah karena pukulan kakak. Jadi, dia meninggal setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.Saat ini, keluarga orang itu tidak terima.Lagi pula, warisan belum dibagi dengan jelas, jadi mereka melampiaskan kemarahan mereka kepada kakakku.Mereka lapor po

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 7

    Ayah ingin menjual rumah dan aku bisa membantu.Ada dua rumah dengan sertifikat atas nama ayah. Satu adalah bagian dari unit di awal-awal tahun, sementara satu adalah bagian dari kakek dan nenek.Kedua rumah itu kalau dijual bisa laku seharga tiga miliar.Lokasinya bagus, jadi tidak butuh waktu lama sudah laku terjual.Aku baru mendapatkan uangnya dan ayah memintaku membayar tagihan medis dan melunasi kredit mobil.Saat itulah ibu berlari dan merampas kartu bank itu."Nggak boleh dibayarkan. Cakra masih ditahan. Aku akan pakai uang ini buat mengeluarkannya."Baru saat inilah aku sadar bahwa ibu selalu ingin meminta pengacara untuk membebaskan kakak.Setelah mencoba berbagai macam koneksi, akhirnya ada seorang yang berjanji bahwa dia bisa mengeluarkan kakak hanya dengan biaya dua miliar.Ayah sudah terlanjur sakit hati dengan koneksi, relasi atau apa pun itu. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Mana mungkin ada hal sebaik itu di dunia ini. Sudah jelas kalau Cakra akan masuk penjara, ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 7

    Ayah ingin menjual rumah dan aku bisa membantu.Ada dua rumah dengan sertifikat atas nama ayah. Satu adalah bagian dari unit di awal-awal tahun, sementara satu adalah bagian dari kakek dan nenek.Kedua rumah itu kalau dijual bisa laku seharga tiga miliar.Lokasinya bagus, jadi tidak butuh waktu lama sudah laku terjual.Aku baru mendapatkan uangnya dan ayah memintaku membayar tagihan medis dan melunasi kredit mobil.Saat itulah ibu berlari dan merampas kartu bank itu."Nggak boleh dibayarkan. Cakra masih ditahan. Aku akan pakai uang ini buat mengeluarkannya."Baru saat inilah aku sadar bahwa ibu selalu ingin meminta pengacara untuk membebaskan kakak.Setelah mencoba berbagai macam koneksi, akhirnya ada seorang yang berjanji bahwa dia bisa mengeluarkan kakak hanya dengan biaya dua miliar.Ayah sudah terlanjur sakit hati dengan koneksi, relasi atau apa pun itu. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Mana mungkin ada hal sebaik itu di dunia ini. Sudah jelas kalau Cakra akan masuk penjara, ja

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 6

    Setelah meninggalkan rumah, aku langsung pergi ke rumah sewa yang aku tempati.Aku telah merencanakan untuk pindah hari ini, hanya ragu-ragu mencari alasan untuk pindah.Baguslah, akhirnya aku bisa pergi menjauh dari mereka.Aku berpikir bahwa kakakku tidak akan mendapatkan sesuatu yang bagus. Namun, yang mengejutkanku bukan itu, ternyata dia malah masuk penjara.Tidak hanya itu, ayah juga masuk ke rumah sakit.Ibu menangis saat meneleponku. Saat pergi ke rumah sakit, aku baru mengetahui keseluruhan ceritanya.Kakak pergi ke rumah orang tua itu untuk bekerja sebagai pengasuh dengan gembira, tetapi orang tua itu malah memarahinya.Kakakku kehilangan kesabaran dan memukuli orang tua itu.Karena sudah tua, banyak tulang di tubuhnya yang patah karena pukulan kakak. Jadi, dia meninggal setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.Saat ini, keluarga orang itu tidak terima.Lagi pula, warisan belum dibagi dengan jelas, jadi mereka melampiaskan kemarahan mereka kepada kakakku.Mereka lapor po

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 5

    Ayah menjawab, "Aku mengajukan pinjaman dengan angsuran enam puluh juta satu bulan. Jadi, aku bisa melunasinya dalam enam bulan.""Apa? Enam puluh juta?" Ibu terkejut, "Dari mana kita dapat enam puluh juta dalam satu bulan?"Uang pensiun ayah hanya sepuluh juta satu bulan, gaji ibu dan kakak hanya empat puluh juta.Mereka tidak akan mampu membayar cicilan bahkan jika mereka tidak makan atau minum bulan ini.Ayah yang mendengar itu tersenyum lebar. "Aku punya teman yang kasih kerjaan. Katanya ada pensiunan bos dari perusahaan besar yang cari pengasuh. Dia kasih gaji segini buat satu bulan."Ayah mengulurkan delapan jarinya."Mana ada pengasuh sampai digaji delapan puluh juta satu bulan? Mana mungkin ada pekerjaan sebagus itu di dunia ini?"Pikiran ibu masih jernih.Ayah makin senang, "Kamu nggak ngerti, ini namanya kesenjangan informasi. Kalau selama ini aku nggak suka bantu orang lain, mana mungkin ada kesempatan sebagus ini? Dia butuh pengasuh. Di rumahnya ada pembantu dan sopir, jadi

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 4

    Mengetahui bahwa uang untuk membeli mobil telah dipinjamkan oleh ayah kepada tetangga untuk membeli rumah, kakak yang barusan bilang tidak akan keberatan kalau barang miliknya dikasihkan ke orang lain langsung menangis.Dia berteriak dengan marah kepada ayah, "Itu uang delapan ratus juta, Ayah pinjamkan semuanya? Apa Ayah nggak berpikir kalau uang itu adalah uang terakhir milik keluarga kita? Aku sama Cikka mau tunangan, hanya tinggal menunggu mobil dan mas kawin. Tapi, Ayah pinjamkan uang itu kepada orang lain, apa Ayah nggak pernah memikirkanku?"Ayah tidak terbujuk dan menjawab, "Itu uangku, terserah mau aku kasihkan ke siapa. Kalau mau nikah sama beli mobil, cari saja uang sendiri!""Uangmu?" Ibu juga marah saat ini, bahkan tangannya sampai gemetar. "Mana mungkin kamu masih punya uang? Begitu gajian, kamu langsung pinjamkan buat ini dan itu. Aku menabung uang itu dengan susah payah! Itu uang delapan ratus juta dan kamu pinjamkan semuanya tanpa pikir panjang!""Sepertinya kalian ber

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 3

    "Kamu pikir kamu hebat karena jadi seorang akuntan? Kalau disuruh kerjakan saja, kenapa banyak bicara?" Dia menunjuk ke arah hidungku dan mengumpat, "Aku sudah susah payah mempertahankan hubungan baik dengannya, tapi kamu menghancurkannya begitu saja! Aku sudah bilang kepadanya kalau kamu bakal mengurus masalah laporan rekening itu!"Aku berkata dengan berani, "Nggak mau, Ayah saja yang kerjakan! Kalau aku kerjakan dan polisi menemukan sesuatu, aku bakal dipenjara!""Mana mungkin bakal ketahuan semudah itu! Kamu saja yang malas!"Ayah menyingsingkan lengan bajunya, mengangkat tangannya untuk memukulku lagi.Pada saat itu, pintu terbuka dan ibu masuk bersama kakakku.Aku berlari untuk bersembunyi di belakang ibu. Namun, begitu melihat amarah ayah, ibu justru mendorongku ke depan."Kamu bikin ayah kesal lagi? Kalau kamu akan dipukul, sana maju dan jangan melibatkanku!"Sejak kecil, setiap kali ayah memukulku, ibu dan kakakku akan bersembunyi jauh-jauh.Mereka takut akan terkena amarah ay

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 2

    Mendengar perkataanku, mata ayah berbinar.Tentu saja dia tidak akan menelepon dan bertanya kepada kakak atau ibu. Dia pergi ke kamar kakak dan mencari kartu ATM milik kakak.Karena ayah selalu suka meminjamkan uang kepada orang lain, saat SMA aku mengingatkan ibu untuk membuka rekening lain yang tidak diketahui ayah. Jika tidak, hidup kita akan makin sulit.Ibu berkata bahwa aku masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Namun, Ibu diam-diam membuka rekening baru.Buku tabungan itu berisi sekitar delapan ratus juta, yang akan digunakan untuk mahar kakak dan beli mobil.Di kehidupan terakhirku, mereka tidak menggunakan uang itu padahal tahu kalau aku mungkin akan dipenjara.Pada hari aku bekerja sebagai pengasuh laki-laki tua karena butuh uang, kakakku membeli mobil baru.Ayah menggeledah seisi rumah dan akhirnya menemukan buku tabungan yang disembunyikan ibu di dalam ember beras.Ayah melihat saldo di dalam rekening itu dan mengumpat, "Resti sialan! Dia licik juga, punya tabungan sebanyak in

  • Ayah Pembawa Masalah   Bab 1

    "Verlina, kamu nggak perlu balik kantor kalau sudah ambil uangnya. Sore ini langsung ke lokasi konstruksi dan bayarkan gaji semua karyawan."Atasanku menyodorkan kartu bank kepadaku. Saat itulah aku benar-benar sadar kalau aku terlahir kembali.Di kehidupan terakhirku, aku keluar dari perusahaan untuk menarik mengambil uang empat ratus juta. Aku pulang ke rumah karena takut uangnya hilang.Aku menyimpan uangnya di kamarku yang terkunci karena ingin membeli amplop, agar lebih mudah saat membagikannya kepada para karyawan.Tidak disangka, aku yang hanya pergi satu jam, tiba-tiba uang itu sudah dipinjamkan kepada tetangga untuk membeli rumah.Aku ingin pergi menemui tetanggaku dan mengambil uang itu kembali.Namun, ayah menghentikanku, "Mau ngapain? Uang sudah dipinjamkan, apa kamu tega mau mengambilnya lagi? Nanti hubungan kita sama tetangga jadi renggang."Aku marah besar, "Uang yang Ayah pinjamkan itu uang perusahaan dan aku akan dianggap menyelewengkan dana publik. Kalau atasanku samp

DMCA.com Protection Status