Irene berjalan ke balkon. Kemudian, dia bersembunyi di balik tirai ketika dia melihat dua orang sedang berpelukan di pagar pembatas sebelah.Dia bersembunyi karena dia melihat setengah wajah Yasmin mengarah ke sini. Apa yang sedang dilakukan Yasmin? Siapa pria yang sedang dipeluknya dengan mesra?Irene pelan-pelan membuka tirai untuk mengintip.Yasmin sedang duduk di pagar pembatas yang berbahaya. Pria itu mengenakan piama dan memunggungi Irene sehingga Irene tidak bisa melihat wajah pria itu.Ketika Irene melihat punggung itu, dia tidak berani berpikir ke arah situ.Namun, setelah dia mendengar suara, semua imajinasinya hilang.Dia mencengkeram tirai dengan tangan gemetar dan wajahnya pucat pasi. Dia membeku sambil memandangi pria dan wanita di pagar pembatas itu.Irene sudah tidak sanggup lanjut melihat, jadi dia melangkah mundur dan hampir terjatuh.Air matanya mengalir.Mereka bersama selama dua malam berturut-turut. Bagaimana bisa? Bukankah dua malam yang lalu ... Irene memberikan
Yasmin keluar dari gedung perusahaan. Ada sebuah mobil Rolls Royce berhenti tak jauh di situ.Dia bimbang sejenak sebelum menghampiri mobil itu.Dia sudah bertahan hidup begini lama setelah hidup berdampingan dengan iblis itu, jadi dia penasaran apakah dia akan dibunuh setelah mengetahui rahasia itu.Pintu mobil terbuka. Walaupun pria di dalam sedang duduk, itu tidak bisa menyembunyikan tubuhnya yang panjang. Auranya memenuhi seluruh mobil dan bahkan ada yang menyebar keluar.Yasmin yang berdiri di sebelah pintu mobil pun merasa gugup.Dia memperhatikan wajah Daniel, kemudian dia masuk ke dalam mobil dan duduk di sudut.Saat Yasmin melihat ponselnya berada di tangan Daniel, dia tercengang. "Kamu mengambil ponselku? Terima kasih ...." Yasmin mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya. Sebelum dia bisa mengambilnya, sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya. "Ah!"Yasmin ditarik sehingga dia jatuh di atas tubuh Daniel.Wajahnya menghangat. Dia ingin bangkit, tapi tangan yang
Kalau bukan itu dan hanya karena dia merasa nyaman, masa seorang CEO Grup Samson tidak bisa menemukan asisten yang sama?"Benar. Bisakah kamu memberiku kesempatan?""Apa kata Lauren? Bagaimana kalau kamu memintanya meneleponku dulu? Kalau dia mau, aku nggak punya pilihan selain melepaskannya," ujar Yasmin.Sebenarnya, dia tidak tega.Tidak mudah baginya untuk menemukan asisten yang dia sukai.Terlebih lagi, Lauren tinggal di Kota Imperial. Apa dia mau pergi ke Kota Greya tanpa berpikir panjang?Dia bukan tipe orang yang impulsif.Setelah panggilan berakhir, Evan berdiri dan naik ke atas.Saat ini dia tidak berada di perusahaan, melainkan rumahnya.Dia membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk.Lauren yang awalnya duduk di sofa langsung berdiri seperti burung yang ketakutan. Dia menatap orang yang masuk itu dengan waswas.Evan berjalan mendekat, kemudian matanya melirik ke surat nikah di meja kopi. Di surat itu hanya ada tanda tangan Evan dan tidak ada tanda tangan Lauren."Berapa lama
Sore hari, Evan keluar untuk menangani sesuatu.Lauren ditinggal sendirian di rumah.Dia boleh berjalan ke mana saja, tapi dia tidak boleh menyentuh alat elektronik atau berperilaku aneh. Kalau tidak, dia akan ditahan.Lauren mengelilingi rumah sebenarnya untuk mencari kesempatan buat melarikan diri.Namun, dia selalu melihat ada pelayan yang mengikutinya.Dia menuju ke gunung belakang di mana ada tebing di pinggir jalan dan sungai di bawahnya.Lauren berdiri di tepi dan melihat ke bawah. Ketika dia bertanya-tanya apa dia bisa melarikan diri kalau dia melompat ke sungai, sepasang mata tiba-tiba muncul ke atas permukaan air dengan tenang. Tatapan mata itu menunjukkan seolah-olah ia bersiap untuk berburu.Setelah dia melihatnya dengan saksama, ternyata itu buaya!Dan buayanya tidak hanya satu. Ada empat buaya yang sebesar satu meter, semuanya besar.Lauren mundur ketakutan. Dia bertanya pada pelayan, "Bagaimana bisa ada begitu banyak buaya di sini?"Buaya adalah hewan karnivora, bukankah
Nova menatap Lauren yang sedang berjalan di depan, lalu dia perlahan-lahan menjadi makin marah.Orang itu jelas-jelas hanya seorang asisten, kenapa dia dapat tinggal di rumah mewah Evan? Mereka bahkan disuruh untuk melayaninya? Apa statusnya lebih tinggi daripada mereka?Saat mereka memasuki aula, Nova merentangkan kakinya untuk membuat Lauren tersandung."Ah!" Lauren pun terjatuh ke lantai.Nova tertawa melihat Lauren terjatuh.Namun, sebelum dia bisa sepenuhnya tersenyum, dia merasa cahaya di sampingnya tiba-tiba menjadi gelap.Dia terkejut saat dia mendongak dan melihat Evan. Lalu, dia buru-buru menundukkan kepalanya.Dia berpikir dengan panik apakah Evan melihat tindakannya yang tadi?Sebelum Lauren bisa berdiri, dia merasa tubuhnya mendadak menjadi ringan dan diangkat oleh seseorang.Dia barusan berpikir betapa kuatnya pelayan itu, tapi kemudian dia melihat wajah Evan yang berkacamata.Dia menarik tangannya dan menjaga jarak dari Evan.Tadi bagaimana dia tersandung? Cuman ada pela
Lauren berbaring telentang seperti daging ikan di talenan. Dia gemetar ketika dia berkata, "Saat aku ditabrak dan diganggu oleh para preman .... Itu semua adalah rencanamu.""Ketahuan, ya?" Evan mencium bibir Lauren dengan kuat. "Kalau aku nggak melakukan itu, bagaimana aku bisa menipu? Tapi, aku sangat marah karena kamu nggak bisa mengenali suamimu sendiri. Kamu nggak seharusnya seperti itu ....""Aa!" Lauren ketakutan dan mendorongnya dengan lemah. "Kak Gilbert ....""Panggil aku sayang seperti dulu," minta Evan dengan napas yang memburu.Lauren menggelengkan kepalanya."Nggak apa-apa, nanti kamu akan memanggilku. Malam ini akan kujadikan malam yang tak terlupakan bagimu ...." Setelah Evan mengatakan itu, dia mencium Lauren dengan penuh gairah.Saat Lauren bangun, hari sudah pagi.Tidak ada orang di sebelahnya. Dia berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit dengan tercengang. Lalu, air mata perlahan-lahan mengalir dari sudut matanya."Sudah bangun?" Evan berjalan masuk sambil
Lauren tidak perlu menjawab pertanyaan terakhir Sofia. Dia lanjut bertanya, "Kalau begitu, apa kamu merasa ada yang berbeda dengannya lima tahun yang lalu dan sekarang? Bagaimana dengan sikapnya kepadamu?"Sofia terkejut. Ternyata lima tahun yang lalu mereka sudah saling kenal?Dia benar-benar tidak menyangka kalau Evan adalah orang seperti itu. Awalnya dia mengira Evan adalah pria dewasa yang berbeda dengan pria lain yang bermain wanita di luar. Sofia benar-benar sudah buta!"Aku harus mengecewakanmu. Selama ini dia sangat baik padaku dan nggak pernah berubah." Sofia marah, jadi dia pergi.Pengurus rumah bertanya, "Nona Sofia sudah mau pergi?"Sofia menatap pengurus rumah dan bertanya, "Semalam dia menginap di sini, 'kan? Atau dia sudah tinggal di sini selama beberapa hari? Kalian mengira Tuan Evan kalian siapa? Sepertinya aku harus mempertimbangkan kembali Keluarga Darsono dan Samson!"Setelah mengatakan itu, Sofia pergi.Sedangkan Lauren sedang memikirkan hal lain.Sofia berkata dia
Dia merasa mual, kemudian dia langsung muntah. "Hoek!""Nona Lauren, apa Anda baik-baik saja? Nona Lauren ...."Lauren mendorong pelayan itu dengan kuat. Dia berjalan dengan terhuyung-huyung. Dia baru mengambil beberapa langkah sebelum dia terjatuh ke tanah.Lauren perlahan-lahan bangun dari tempat tidur. Ketika dia melihat pria yang sedang duduk di tepi tempat tidur itu, dia merinding."Tadi dokter datang untuk memeriksamu. Katanya kamu kelelahan. Apa semalam aku terlalu keterlaluan?" tanya Evan dengan lembut.Lauren menyadari tangannya sedang digenggam Evan. Dia segera menariknya, lalu dia bangkit untuk duduk. "Aku mau bertanya padamu, di mana Nova?""Siapa?""Pelayan yang membuatku terjatuh kemarin.""Aku sudah mengusirnya. Berani-beraninya dia menyakitimu. Aku saja nggak tega." Evan menatapnya lekat-lekat."Kamu mengusirnya atau membuangnya ke sungai dan menjadikannya makanan buayamu?" Saat Lauren mengucapkan kata-kata ini, tenggorokannya terasa ketat. "Kamu jangan menyangkal. Aku