Sekujur tubuh Yasmin gemetaran. Dia meronta di dalam bak mandi dan hendak melarikan diri.Begitu dia keluar dari bak mandi, seseorang meraih belakang lehernya."Ugh! Jangan ..." teriak Yasmin.Yasmin ditekan ke depan wastafel dan dia dipaksa untuk melihat kaca yang mencerminkan ekspresi takutnya.Suara Daniel yang seperti iblis memasuki telinga Yasmin. "Lihatlah dirimu. Berhenti menolak.""Jangan .... Daniel, lepaskan aku. Cukup ...." Yasmin memejamkan matanya dengan malu. Dia tidak berani melihat tubuhnya yang disiksa di kaca."Kamu tahu kalau ini selamanya nggak akan cukup," balas Daniel dengan sangat sinis sehingga Yasmin merinding.Kejadian dua tahun lalu sangat melekat di benak Yasmin. Dia juga tahu apa maksud Daniel ....Air matanya jatuh ke lantai.Yasmin dilempar ke tempat tidur.Dia berusaha meraih tepi tempat tidur, tapi tangannya yang gemetar bergerak dengan lambat.Namun, sebelum Yasmin berhasil, Daniel sudah mendekat. Tubuh Daniel melenyapkan jejak cahaya terakhir di kamar
Namun, Sofia tidak bisa mematikan ponselnya selamanya. Dia akan menyalakannya kembali nanti malam.Sofia tidak bisa menelepon nomor ponsel Yasmin lagi. Kalau begitu, bagaimana dengan ponsel barunya?Sofia merasa itu juga berbahaya.Kalau tidak, Yasmin tidak mungkin tidak menjawab telepon Sofia.Sepertinya mereka hanya bisa menunggu di rumah ....Pada siang hari, seorang pelayan masuk ke kamar.Ketika dia memasuki kamar tidur dan melihat pemandangan di tempat tidur, dia hampir berteriak dan segera menutup mulutnya.Setelah dia tenang, dia baru menurunkan tangannya.Tempat tidurnya berantakan, termasuk wanita yang sedang berbaring di sana.Wanita itu bagaikan boneka rusak yang tak bernyawa.Ada banyak tanda merah di lengannya yang terekspos. Warnanya sangat mencolok pada kulitnya yang putih dan mulus.Pelayan itu melangkah maju dengan hati-hati.Semalam Tuan Daniel sudah pergi, tapi ternyata wanita itu masih tidur sampai sekarang.Wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.Sit
Padahal jaraknya tidak jauh, tapi itu sangat menguras tenaga Yasmin.Yasmin membiarkan selimut jatuh, lalu memakai pakaiannya sambil membelakangi kaca.Dari cerminan kaca, dapat terlihat banyak sekali tanda di tubuh yang mulus dan langsing itu.Bisa diketahui betapa ganasnya Daniel.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia pergi dari Taman Royal.Dia diantar oleh mobil.Karena dengan tubuhnya yang sekarang, sulit bagi Yasmin berjalan ke pinggir jalan untuk menghentikan taksi.Setelah Yasmin turun dari mobil, dia menuju ke apartemennya."Yasmin!"Yasmin menoleh. Dia melihat Klara turun dari mobil, lalu berjalan menghampirinya."Tante.""Apa Daniel ada melakukan apa-apa padamu?" Klara melihat Yasmin dari atas ke bawah. "Ada apa dengan suaramu? Sakit? Atau Daniel telah menyakitimu? Dia itu gila!""Aku baik-baik saja," ucap Yasmin sambil mengalihkan pandangannya.Tantenya pasti sudah tahu perihal dia ditangkap setelah mencoba melarikan diri.Namun, Yasmin tidak memberi tahu Klara tentang hu
Dengan tubuh yang kurang sehat, Yasmin turun. Dia keluar melalui pintu belakang, kemudian pergi dengan naik taksi.Klara yang melihat itu segera membuntuti Yasmin.Yasmin pasti pergi untuk menemui Sofia.Yasmin tidak mau mendengarkan nasihat Klara, tapi Klara pasti bisa mengusir Sofia.Yasmin turun dari mobil, lalu naik tangga. Setelah dia berdiri di depan pintu, dia langsung membukanya dengan kuncinya.Begitu pintu terbuka, Sofia yang pas-pas baru keluar dari kamar berkata, "Yasmin?"Yasmin menghela napas lega. Dia menutup pintu. "Bu, kalian baik-baik saja, 'kan?""Ya. Anak-anak baru tidur. Bagaimana denganmu? Selama ini aku nggak bisa menghubungimu."Yasmin masuk kamar dengan tergesa-gesa untuk melihat anak-anak.Melihat anak-anak tidur dengan nyenyak, Yasmin pun memeluk dan mencium mereka. Setelah mencium wangi susu mereka, Yasmin baru merasa tenang.Matanya berair ketika dia berkata, "Aku ditangkap oleh Daniel."Sofia kaget. "Bukankah kamu bilang Martin akan membantumu?""Dia yang
"Kamu hanya takut aku akan mengungkapkan rahasiamu!"Klara berusaha menahan keinginannya menampar orang. Rahasianya? Rahasia apa? Apa wanita ini sedang mengancamnya?"Klara, aku nggak punya maksud lain. Aku tahu apa yang boleh dan nggak boleh dikatakan. Aku hanya berharap kamu nggak mengusirku," mohon Sofia."Nggak bisa! Kamu harus menghilang dari kehidupan Yasmin," tolak Klara."Kalau begitu, sampai di sini saja." Sofia pun berbalik tanpa menoleh.Saking marahnya, Klara menendang tong sampah di sebelahnya. Bau sampah hampir membuatnya muntah, jadi dia segera masuk mobil.Setelah pulang, Klara masih belum bisa melupakan amarahnya.Bagaimana bisa dia membiarkan Sofia kembali?Dia harus memutuskan hubungan Yasmin dengan Sofia!Pada malam hari, Yasmin pergi ke rumah Sofia.Ketika Sofia melihat Yasmin, dia tidak mengatakan apa-apa.Pagi harinya, ketika Julia bangun dan melihat ibunya yang sedang tidur, matanya langsung berbinar-binar."Mama ..." panggil Julia diam-diam.Yasmin tidak berger
Kantor Daniel berada di lantai tertinggi gedung Grup Naga.Setelah Eric masuk, dia menyerahkan sebuah ponsel. "Ponsel ini ditemukan di bawah kursi penumpang Porsche milik Martin."Daniel menatap ponsel itu lekat-lekat. Dia tidak terlihat terkejut.Setelah memperhatikan ekspresi Daniel, dia bertanya, "Tuan Daniel tahu Nona Yasmin punya ponsel kedua?""Ponsel adalah benda yang penting, tapi dia sudah meninggalkannya di rumah dua kali. Itu berarti dia dari awal sudah tahu kalau ada pelacak di ponselnya." Tatapan mata Daniel menajam.Eric tidak menyangka ternyata Yasmin lumayan pintar. Sebagian orang pasti tidak akan tahu.Daniel melihat ekspresi Eric, lalu berkata, "Jangan memandang rendah dia atau kamu akan tertipu olehnya.""Jadi ... apa mau menangkapnya kembali ke Taman Royal?" tanya Eric.Daniel menyipitkan matanya. Setelah diam beberapa saat, dia berkata, "Berburu itu menyenangkan ketika mangsanya kabur, bukan ketika ia dikurung. Kita belum pernah pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik J
Para perawat lainnya mulai bergosip."Ada apa itu?""Nggak tahu."Stella datang, lalu berkata, "Apa lagi? Dia pasti mau dipecat! Lihat penampilannya yang sial itu!"Yasmin dituntun sampai depan pintu kantor. Tanpa perlu bertanya, dia tahu siapa yang ada di dalam.Yasmin mengetuk pintu. Setelah mendapat jawaban dari dalam, Yasmin baru masuk.Seorang pria berpakaian serba hitam sedang duduk di kursi kantor. Tatapan matanya yang sulit dibaca itu seolah-olah sedang menatap mangsanya."Ada apa kamu mencariku?" Yasmin merinding saat dia menatap balik mata gelap itu."Tubuhmu pulih dengan baik."Yasmin menundukkan kepalanya sedikit. Kalimat itu memicu sebuah ingatan buruk sehingga tubuhnya pun meringkuk.Daniel sengaja datang kemari bukan hanya untuk menanyakan itu, 'kan?"Kemari," ucap Daniel dengan tenang, tapi nadanya mengandung perintah yang tak boleh dibantah.Jantung Yasmin berdebar. Dia tidak berani lama-lama. Sambil menekan rasa takutnya, dia melangkah maju ke arah iblis itu.Begitu Y
"Tuan Daniel, saya datang untuk mengantarkan kopi."Yasmin tertegun ketika mendengar suara yang tidak asing itu. Stella? Kenapa Stella mengantarkan kopi?Yasmin melirik wajah Daniel yang tampak sinis.Stella sedang berdiri di luar pintu dan dia benar-benar sedang memegang secangkir kopi. Hanya saja, dilihat dari ekspresi genitnya, dapat diketahui kalau dia mempunyai tujuan lain.Dia meminta izin dari eksekutif senior itu.Kalau Daniel menyukai Stella, eksekutif senior tersebut juga akan terbantu.Eksekutif senior itu percaya karena rumor tentang "Tuan Daniel melihat Stella ketika dia masuk" terdengar nyata.Mata Daniel mendarat di wajah tertegun Yasmin."Masuk."Yasmin terkejut dan menatap Daniel.Kalau Stella masuk, bagaimana dengannya?Kalau seorang rekan kerja melihat situasi Yasmin saat ini, akan terjadi banyak masalah yang tidak diperlukan!Stella membuka pintu dan melihat pria berkarisma yang sedang duduk di kursi itu. Dalam sekejap, dia merasa gelisah.Dia menutup pintu, lalu me
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara
"Aku sudah menonton video kecelakaan mobilnya. Itu sebuah kecelakaan.""Baik, itu kecelakaan. Kalau begitu, aku mau bertanya padamu lagi. Bagaimana dengan keracunan makanan di sekolah?" tanya Irene. Melihat Yasmin diam saja, ekspresi Irene pun menjadi licik. "Ada beberapa hal yang kamu nggak tahu, tapi aku tahu. Bisa jadi ... ini ada hubungannya dengan Daniel?""Nggak mungkin!" Yasmin langsung membantah. "Daniel nggak mungkin melakukan itu.""Kenapa nggak mungkin? Dia adalah kekasih lamamu dan Daniel nggak menyukainya!" hasut Irene. "Selain itu, situasi di internet makin intens sekarang. Aku nggak percaya nggak ada yang menghasut mereka.""Orang-orang zaman sekarang suka menjatuhkan orang," kata Yasmin dengan ekspresi sinis.Irene tertawa. "Kamu benar-benar polos. Kalau kamu bersikeras ingin berpikir seperti itu, boleh juga, sih. Sepertinya kamu bersikeras yakin kalau nggak ada apa-apa di antaraku dan Daniel. Pada akhirnya, kamu melihat kami berciuman."Yasmin berdiri di sana dengan ta
"Aku datang untuk mencari direktur rumah sakit," kata Raymond."Apa kamu sudah tahu bagaimana anak-anak bisa keracunan makanan?" tanya Yasmin."Katanya sayuran yang dikirim tercemar. Itu adalah kecelakaan," kata Raymond.Raymond tidak menyembunyikannya dan tidak bisa menyembunyikannya karena masalah ini sudah tersebar di internet.Yasmin menatap Raymond yang terlihat kuyu setelah mereka tidak bertemu selama beberapa hari. Yasmin tahu kalau Raymond sedang mengkhawatirkan masalah ini.Lengan Raymond masih dibalut kain kasa, tapi sudah tidak menggantung dengan lehernya."Bagaimana dengan tanganmu?" tanya Yasmin."Baik-baik saja," kata Raymond. Saat Raymond melihat wajah cemas Yasmin, dia menenangkannya, "Nggak perlu khawatir. Aku bisa menyelesaikan masalah ini."Yasmin juga tidak tahu bagaimana dia bisa membantu Raymond."Setelah kamu pulang kemarin, Daniel nggak melakukan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Raymond."Nggak." Yasmin menggelengkan kepalanya. Raymond sendiri sedang memiliki setump
Setelah Yasmin kembali ke kantor, dia membaca berbagai komentar di internet.Akademi Pinokio, rumah sakit, tidak ada yang selamat. Mereka semua dikutuk dengan kasar dan dicap sebagai "pengusaha berhati busuk".Apa dia perlu menelepon Raymond untuk bertanya bagaimana situasinya?Setelah Yasmin memikirkannya sejenak, dia mengurungkan niat.Walaupun dia menelepon Raymond, bantuan apa yang bisa diberikannya?Kalau nanti dia ketahuan oleh Daniel, itu hanya akan makin kacau.Sore hari, Yasmin akan pergi ke rumah sakit bersama manajer penjualan untuk mendiskusikan kerja sama dan kontrak.Saat perjalanan pulang, kebetulan mereka melewati rumah sakit yang terkena masalah itu."Ayo pergi ke rumah sakit itu untuk melihat-lihat," kata Yasmin."Sekarang? Menurutku, mereka sedang nggak niat." Manajer penjualan mempertimbangkannya sejenak. "Selain itu, kalau kita terlihat oleh orang lain, itu akan merugikan perusahaan.""Kita nggak boleh mundur karena sesuatu terjadi pada orang lain. Mari kita mencar
Beberapa menit kemudian, Yasmin turun. Dia melihat mobil Rolls Royce sedang parkir di alun-alun.Sebenarnya dilarang memarkir mobil di alun-alun.Namun, Daniel bersikeras ingin menghentikan mobil di sana.Maka itu, siapa pun yang masuk atau keluar gedung akan memperhatikan mobil Rolls Royce itu yang mewakili kekuatan.Yasmin merasa dia seperti orang jahat ketika dia naik mobil.Setelah Yasmin masuk ke dalam mobil, dia memprotes, "Bisakah kamu nggak menghentikan mobil di sini? Semua orang jadi tahu kamu datang untuk menjemputku."Aura berat langsung memenuhi ruang dalam mobil.Ekspresi Yasmin pun menjadi tegang, terutama saat matanya bertemu dengan mata gelap Daniel, dia mengira dia sudah salah bicara."Kamu takut siapa yang melihatmu?"Yasmin segera berpikir, lalu membalas, "Nggak, aku takut orang cemburu padaku."Tatapan mata Daniel menggelap sedikit. "Kemari."Tangan Yasmin ditarik, lalu dia langsung duduk di atas pangkuan Daniel. Yasmin merasa sedikit tertekan karena jaraknya dengan
Lauren tiba-tiba mengingat Evan yang langsung pergi dari perusahaan kemarin sore dan telepon masuk semalam. Lauren menatap Evan dengan serius dan bertanya, "Apa yang sudah kamu lakukan?""Apa?""Kemarin sore kamu jelas-jelas datang ke perusahaan, tapi kamu langsung pergi. Kamu pergi ke mana?""Ada urusan mendadak.""Apa itu nggak ada hubungannya dengan perusahaan?"Evan meraih tangan Lauren, kemudian menariknya sehingga Lauren duduk di atas pahanya. Evan mengangkat alisnya. "Kenapa kamu sangat sensi? Kamu seperti tubuhmu. Sayang, apa kamu tahu betapa aku menyukai tubuhmu?""Aku mau kembali bekerja." Seharusnya Lauren tidak bertanya. Apa Evan benaran akan memberitahunya kalau dia melakukan sesuatu?"Bukankah kamu bekerja untukku?" Evan tidak ingin melepaskannya."Kamu perlu bekerja, 'kan?" tanya Lauren.Evan melihat dokumen di atas meja yang perlu dibaca dan ditandatangani. Ekspresinya pun berubah. Dia menepuk pantat Lauren sebelum menarik kembali tangannya dengan enggan. "Saat aku perg
Saat ini ada sedikit celah terbuka di tengah tirai jendela dan cahaya dari luar pun masuk.Lauren tidak membalikkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya karena dia tahu Evan tidak berada di atas tempat tidur. Kalau tidak, pinggangnya akan dipeluk Evan.Dia menatap cahaya itu selama lima menit sebelum dia bangun dengan lelah.Setelah menekan tombol di samping tempat tidur, tirai jendela terbuka dan menunjukkan lapisan kain kasa saja.Seluruh kamar menjadi terang, tapi itu tidak menyilaukan mata.Lauren turun dari tempat tidur. Dia menyeret tubuhnya yang pegal ke ruang ganti.Dia bisa berusaha pergi ke perusahaan tepat waktu pada hari pertama, kedua dan ketiga.Namun, setelah hari keempat, dia tidak bisa bangun.Karena dia kelelahan.Ibaratnya dia kerja lembur terus menerus. Tubuhnya tidak mungkin bisa bersemangat melulu.Dia membongkar bajunya. Ketika dia mendengar suara di luar, dia membuka botol obat dengan cepat, kemudian memakan pil di dalam.Agar tidak tertangkap basah oleh Evan, seka