Yasmin berbalik dan melihat sekeliling rumahnya. Dia bahkan pergi ke kamarnya.Dia merasa ada yang aneh, tapi dia tidak tahu apa masalahnya.Apa dia lupa merapikan bantal di sofa?Yasmin merasa aneh.Dia keluar dari rumah, lalu menemukan kunci yang tersembunyi di bawah pot tanaman.Kuncinya masih ada, tapi dia sudah tidak meletakkannya di sini.Karena Klara bisa menemukan kuncinya, orang lain juga bisa menemukannya.Namun, apa Jason akan masuk ke dalam rumahnya?Untuk apa dia masuk?Yasmin tidak begitu memikirkan dugaannya yang tidak berdasar itu.Setelah Yasmin beristirahat beberapa hari, dia pergi ke Grup Guntur.Dari awal dia tahu kalau dia sudah menjadi terkenal.Nama "Yasmin Tanoto" berada di internet selama beberapa hari.Namun, orang yang bisa bekerja di perusahaan besar adalah orang-orang pintar dan berkemampuan.Mereka bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.Akan tetapi, Joshua tercengang saat melihat Yasmin. "Loh, sudah datang?""Pagi, Pak.""Datanglah ke kantor. Kebetulan ak
Saat tatapan mata Daniel yang tajam dan mengancam mengarah ke arahnya, Yasmin segera membungkuk dan menundukkan kepalanya seperti Joshua."Tuan Daniel.""Hm," sahut Daniel. Setelah itu, dia berjalan lurus.Joshua dan Eric mengikuti di belakangnya.Di barisan paling terakhir adalah Yasmin.Daniel bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Yasmin tetap berwaspada. Lebih baik lagi kalau dia bisa langsung bersembunyi.Setelah mereka masuk ruang rapat, semua orang sudah hadir.Tidak juga, Martin tidak ada.Ini tidak aneh. Dia sering tidak ada.Yasmin duduk di belakang Joshua, berhadapan dengan laptop di pangkuannya.Setelah rapat dimulai, dia mengetik berbagai catatan.Saat Eric melaporkan pekerjaannya, Yasmin memproyeksikan semua data laporan ke laptop.Setiap kali Eric mengungkit berbagai celah data di departemen keuangan, David tampak marah dan dia selalu merasa dia yang dikatai.Yasmin terus menundukkan kepalanya dan melihat laptop.Dia tidak berani melihat ke arah lain karena dia khaw
Joshua memanggilnya, "Yasmin?"Yasmin tersadar, lalu berdiri.Dia mengikuti Joshua menuju ke pintu ruang rapat, tapi matanya terus memandang Jason yang masih duduk bergeming.Yasmin berhenti di pintu, lalu berkata, "Pak, nanti aku baru kembali ke departemen."Joshua tidak berkata apa-apa. Dia bahkan membantu mengambil laptop Yasmin dengan baik hati.Yasmin memasuki ruang rapat, lalu menutup pintu dengan kuat. Dia berhenti di depan Jason, lalu bertanya, "Apa maksudmu? Kenapa kamu memfitnah ibuku? Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Bahkan bilang mau memberi kompensasi? Kalau kamu ingin sekali, kenapa kamu nggak menyuruh putramu melepaskanku?"Saking marahnya, napas Yasmin terengah-engah dan dadanya naik turun.Dia tidak bisa tenang.Jason tertawa sinis. Dia berkata dengan sangat sinis, "Aku benar-benar sial karena mengenalmu dan ibumu!" Dia berdiri, kemudian menatap Yasmin. "Bukankah ibumu sudah memberikanmu rekamannya? Untuk apa kamu berpura-pura?""Rekaman apa?" Yasmin bingung."S
"Aku akan memberitahunya sekarang juga. Nggak usah menunggu!""Nggak boleh. Aku belum mendapatkan uangnya!""Uang, uang, uang. Kamu hanya tahu uang!" Yasmin meledak. "Kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk bebas dari Keluarga Guntur. Bukankah itu kabar gembira? Bu, aku nggak ingin berhubungan tubuh dengan Daniel lagi! Serahkan rekaman itu padanya. Bagus kalau dia berterima kasih pada kita. Kalaupun nggak, kita juga nggak usah ditindasnya lagi!""Karena dulu kita sudah menderita gara-gara Keluarga Guntur, kamu baru mau mengontrol Keluarga Guntur," ujar Klara.Apa pun yang dikatakan Yasmin, Klara tidak mau mendengarnya. Jadi, Yasmin maju untuk merebut ponsel tersebut.Klara segera berlari. Dia memutari sofa dan tidak ingin menyerahkan ponselnya.Yasmin marah sekali sehingga napasnya menjadi terengah-engah. Dia tidak bisa tenang sedikit pun.Melihat Klara tidak mau menyerahkan ponselnya, Yasmin pun keluar dari vila."Yasmin, kamu mau ke mana? Malam ini makan bersama Ibu, ya!" teriak K
Yasmin diam, lalu dia diam-diam melirik Daniel yang di depannya. Tubuh Daniel tampak kuat dan wajah sisi sampingnya masih terlihat sangat sinis.Bagaimanapun juga, ucapan Yasmin telah memengaruhi suasana hati Daniel. Siapa pun tidak bisa menghentikan Daniel."Saat ini aku ada urusan. Nanti kita baru bicara." Daniel langsung masuk ke dalam lift tanpa melihat Irene.Yasmin hanya bisa mengikuti Daniel.Irene buru-buru meraih tangan Yasmin, tapi tangannya malah ditepis.Irene melihat Yasmin dan Daniel masuk ke dalam lift, kemudian pintu lift tertutup di depannya.Irene tidak memercayai matanya sendiri.Dia marah dan juga panik.Apa maksudnya? Yasmin datang untuk mencari Daniel, lalu Daniel malah mengabaikan Irene?Ini adalah hal yang paling tidak ingin dilihat Irene!Dia tidak akan membiarkan Yasmin menggoda Daniel!Mobil Rolls Royce sudah tiba di depan pintu masuk vila.Para pengawal langsung memblokir semua pintu.Itu membuat Yasmin merasa gelisah. Daniel tidak akan berbuat apa-apa pada
Tangan dan kaki Klara diikat tali dan dia sedang duduk di kursi.Rumah ini kosong. Angin berembus masuk dari jendela. Langit cerah di luar menyilaukan mata.Plastik menutupi semua lantai. Ini seakan-akan disiapkan agar lantainya tidak menjadi kotor karena darah.Pada saat ini, Jason berjalan masuk dari luar. Wajahnya tampak kejam.Klara tersadar. Dia meronta dan berteriak, "Kamu menculikku?"Ponsel Klara berada di tangan Jason. "Selain di sini, rekaman itu di mana lagi? Dengan Yasmin?""Nggak!""Aku memercayaimu. Aku sudah memberikanmu sahamku, tapi rekamannya masih ada. Katakan dengan jujur dan aku akan melepaskanmu karena dulu kita adalah suami istri!" ancam Jason.Klara menatapnya dengan curiga. "Bagaimana kamu bisa tahu ponselku ada rekaman itu?""Aku mengutus seseorang memasang alat penyadap di rumahmu. Aku sudah mendengar percakapanmu dengan Yasmin. Sepertinya dia benar-benar nggak tahu tentang rekaman itu. Tapi, walaupun dia nggak tahu, bukan berarti dia nggak punya!""Logika ma
Mobil melaju. Setelah ia bergerak dengan stabil, Yasmin duduk di sebelah.Rasa malu dan aura berat bercampur aduk di dalam mobil yang tertutup ini.Yasmin diam-diam melirik ke samping.Mata Daniel tertuju ke luar jendela. Dia seolah-olah tidak peduli dengan Yasmin.Sekujur tubuhnya memancarkan aura berat dan bahkan kemarahan.Jadi, Daniel bukan ingin mengabaikan Irene, tapi dia sedang tidak punya suasana hati.Ibunya telah dibunuh oleh kakeknya. Apa Yasmin harus bersimpati pada Daniel? Seharusnya Yasmin bersimpati pada dirinya sendiri, 'kan?Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Pokoknya, setelah masalah ini diselidiki dengan jelas, Daniel tidak punya alasan memaksanya lagi.Yasmin sudah benar-benar bebas, 'kan?Jason berdiri di depan pintu. Dia melihat Yasmin yang datang sendirian dari jauh. Yasmin membawa tas dan ekspresinya tampak marah. "Mana ibuku?"Jason bertanya, "Kamu sendirian?"Yasmin melihat ke belakang sebelum berkata, "Apa ada orang lain? Bukankah kamu menyuruhku datang
Yasmin tidak datang sendirian.Dia bukan hanya telah memberi tahu orang ketiga, orang ketiga itu bahkan orang yang dia tidak bersedia bertemu, yaitu Daniel!"Rekamannya di ... ponsel Yasmin," kata Klara dengan perasaan bersalah.Jason terkejut. Tebakannya benar!Yasmin lebih terkejut. "Ka ... kapan kamu menaruhnya?""Kemarin saat kita makan malam, aku menaruhnya ketika kamu pergi ke toilet," jawab Klara.Yasmin buru-buru mengeluarkan ponselnya. Rekamannya benar-benar ada.Kalau bukan karena Klara mengatakannya, Yasmin tidak akan pernah tahu.Jason pun segera ingin merebutnya.Namun, dia dihentikan oleh pengawal Daniel."Daniel, jangan dengarkan dia. Rekaman itu palsu!" kata Jason dengan panik."Aku bisa mengambil keputusan sendiri apa itu asli atau palsu," kata Daniel dengan sangat sinis.Di ruangan yang luas ini, dia tampak menakutkan.Yasmin buru-buru menyerahkan ponselnya. Percakapan Klara dan Jason yang jelas mengisi ruangan yang hening ini.Daniel berdiri bergeming. Dia seperti pa