Yasmin terdiam.Yasmin mematung sambil melihat pria berbahaya di depannya. Mata tajam pria yang seperti elang itu tampak menakutkan.Saat pria itu melangkah maju, dia melangkah mundur.Iblis itu bergerak dengan anggun, lalu berhenti di depan Yasmin. Bayangannya menutupi seluruh tubuh langsing Yasmin.Melahap semuanya.Yasmin menatapnya dengan gugup dan waspada, "A ... ada apa kamu kemari?""Daniel adalah kakak iparnya" terus berputar di dalam benak Yasmin, termasuk percakapan Andy dengan Irene."Kamu terlihat senang," kata Daniel dengan nada yang membuat Yasmin tidak bisa menebak perasaan Daniel.Aura Daniel saja sudah cukup membuat Yasmin sesak.Yasmin merasa seperti sedang tenggelam di dalam laut dan dipukul oleh arus.Dia hampir tidak bisa bernapas.Mata Yasmin berkilau. Apa maksud Daniel?"Kamu nggak benar-benar mengira kamu akan aman hanya karena ada Andy?" tanya Daniel sambil tersenyum sinis.Yasmin mundur ketakutan. "A ... apa yang telah kalian bicarakan?""Aku berjanji padanya
Tidak semua orang mempunyai nomor ponsel Daniel. Orang yang berani meneleponnya harus tahu diri dulu atau mereka akan mati.Dia mengangkat telepon, tapi dia tidak berbicara.Orang yang di ujung telepon juga tidak berbicara. Ketika Daniel mengernyit dengan kesal, suara seseorang muncul ...."Apa ada masalah sinyal? Kenapa nggak ada yang berbicara?""Apa ponselnya rusak?""Tadi Kakak masih bertelepon, kok!"Di ujung telepon, suara tiga anak-anak terdengar berisik.Daniel langsung tahu siapa mereka dan dia agak kaget. "Bagaimana kalian bisa tahu nomor ponselku?""Kami curi ..." kata seseorang."Nggak boleh bilang itu!" kata orang lain."Kami dapat dari orang lain," ucap orang ketiga."Siapa?" tanya Daniel."Nggak boleh tahu!" ucap Julian.Daniel menatap ke luar jendela. "Ada apa kalian mencariku?""Apa kita bisa bertemu?""Kami ingin berbicara denganmu!"Daniel mengangkat alisnya. "Apa yang ingin kalian bicarakan?""Apa kita nggak boleh bertemu dulu?"Daniel yang selalu sibuk pasti tidak
"Aku sangat sibuk. Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Daniel."Siapa Irene Suharly?""Aku nggak menyukainya!""Dia sangat galak!"Daniel mengerutkan keningnya dan bertanya, "Bagaimana kalian bisa mengenalnya?""Saat kami pulang, kami pernah melihatnya bertengkar dengan kakak yang tinggal di lantai lima itu," kata Julian."Dia suka menindas orang! Mengerikan sekali!" ucap Julia."Apa kamu mau menikah dengan orang galak itu?" tanya Julius.Daniel tidak mengatakan apa-apa.Tentu saja dia tahu apa yang sedang dikatakan mereka.Lalu, Daniel kepikiran sesuatu dan bertanya, "Apa dia sendirian?""Nggak. Dia bersama papa dan mamanya. Mereka semua menindas Kakak. Kakak kasihan sekali ..." ujar Julia.Daniel selalu berbicara dengan singkat. Orang yang tidak cerdas tidak bisa memahaminya.Oleh karena itu, dia tidak akan berurusan dengan orang bodoh.Orang yang menghadapinya harus bisa berbicara dengan normal bersamanya.Tak disangka, anak berusia dua tahun di depannya ini tahu siapa yang dima
Lonceng di atas pintu kaca bergemerincing.Raymond yang membuka pintu dan masuk melihat ke dalam kafe, lalu dia langsung menemukan satu-satunya meja yang ada pelanggan.Dia berjalan mendekat. Setelah dia memastikan anak kembar tiga itu masih memakai masker, dia baru menatap Daniel dengan sinis. "Tuan Daniel, apa maksudmu? Orang lain akan mengira kamu menculik anak-anak."Mata Daniel hanya tertuju pada anak-anak di depannya. Dia menjawab dengan nada datar, "Pak Raymond sangat peduli pada anak-anak ini. Orang lain akan mengira mereka adalah anak-anakmu."Di balik lensa kacamata Raymond, matanya berkilat sinis. "Karena aku akur dengan anak-anak, mereka lebih suka memanggilku Papi."Seakan-akan tersihir, ketiga anak itu segera menganggukkan kepala mereka. "Iya. Kakak juga sangat suka Papi!""Papi juga sangat suka Kakak!""Kalau Paman nggak bekerja keras, Kakak akan menjadi istrinya Papi."Tatapan mata Daniel menjadi tajam. Sekujur tubuhnya menyebarkan aura dingin yang sangat berat.Raymond
Yasmin sangat terkejut sehingga kepalanya berdengung.Daniel sangat sulit ditebak. Meskipun Yasmin sudah mengenalnya dari muda, dia masih tidak bisa membaca isi pikiran Daniel.Daniel tidak akan tahu keberadaan anak-anak atau mereka tidak bisa berbicara sekarang.Namun, kenapa Daniel pergi mencari anak-anak?Yasmin tidak pernah menyangka Daniel akan muncul dan mencari sendiri anak-anak.Anak-anak hebat karena mereka tahu nomor ponsel Daniel.Namun, ketiga anak yang pintar itu tidak akan membiarkan mama mereka tahu.Seperti mereka tidak mengatakan kalau mereka sendiri yang menelepon Daniel.Kalau mereka memberi tahu Yasmin, mereka tidak bisa menelepon Daniel lagi."Aku sedang nggak sibuk, jadi aku memberitahumu dulu. Aku takut kamu khawatir," ujar Raymond."Aku tahu ini untuk kebaikanku." Bagaimana mungkin Yasmin tidak tahu? "Saat kamu pergi menjemput anak-anak, Daniel nggak menyulitkanmu, 'kan?""Nggak. Masalah ini memang kesalahannya.""Baguslah."Mereka hanya membahas tentang anak-an
Klara sedikit terperanjat. "Dasar anak bodoh. Manusia selalu berubah. Setiap tahun kita punya pemikiran yang nggak sama. Saat aku memikirkan orang lain, alhasil apa yang terjadi? Setelah kupikir-pikir, lebih baik jadi orang egois sedikit. Aku sudah pernah bilang, setidaknya nggak menyakiti diri sendiri.""Apa benar-benar seperti itu?" Yasmin berharap Klara seperti Andy, yaitu dia sendiri punya kesulitan yang tidak bisa diucapkan. "Aku putrimu, tapi kamu nggak memberitahuku apa-apa. Apa pun yang terjadi, aku selalu berada di sisimu."Meskipun Daniel sangat sulit ditangani, Yasmin selalu bertambah berani."Ibu tahu apa yang ingin kamu tahu." Klara menatap Yasmin dan berkata, "Ketika aku bersama Jason, Jason belum bercerai dengan istrinya. Jason bilang istrinya keras kepala, nggak lembut dan cepat atau lambat ingin bercerai dengannya. Sejujurnya, waktu itu aku memikirkan Andy dan aku tersinggung.""Kalau begitu, kenapa pada akhirnya kamu bersamanya?" tanya Yasmin dengan heran."Karena keb
Klara menarik napas beberapa kali sebelum bertanya, "Menurut, apakah Jason mungkin membunuh ibunya Daniel?"Yasmin tercengang. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu mengingat sesuatu?"Hatinya perlahan-lahan menjadi tidak tenang.Kalau memang begitu, orang yang seharusnya dibenci Daniel adalah Jason!Namun, apa itu mungkin?"Pokoknya, Jason pernah mengalami mimpi buruk sekali dan dia bilang bukan dia yang membunuhnya. Maksudnya ibunya Daniel, 'kan? Saat itu beberapa hari setelah ibunya meninggal," ujar Klara.Yasmin tidak bisa berpikir akan terjadi hal seperti itu di antara hubungan suami istri. "Bisa jadi dia hanya merasa bersalah?""Serahkan ini padaku. Bagaimanapun juga, aku harus menyelidiknya dengan jelas agar Daniel tidak melihat kita seolah-olah kita adalah sampah!" Klara sangat kesal. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya. "Oh, iya. Masih ada satu hal yang perlu diurus."Yasmin melihat ibunya menelepon seseorang, lalu menunggu orang itu mengangkat panggilannya ...."Anakmu
Dua hari kemudian, Andy membawa Yasmin pergi melihat rumah.Ini benar-benar apartemen dengan privasi yang sangat bagus.Taman di dalam gedung apartemennya sangat bagus dan tentu saja Yasmin menjadi tidak perlu naik tangga sampai ke lantai lima.Namun, meskipun Yasmin tidak bertanya, dia tahu tempat apa ini.Ini bukan properti terbaru. Apartemen ini telah dibangun lebih dari sepuluh tahun dan terawat dengan baik.Harganya tidak mahal dan dengar-dengar penduduk non-lokal tidak bisa membeli rumah di sini.Ini untuk menghindari kekacauan.Niat baik Andy pun tidak akan membuat Yasmin canggung.Akan tetapi, Yasmin tidak mungkin menerimanya dengan senang hati.Tidak ada orang yang langsung mendapat rumah begitu dia mengakui ayahnya.Ibunya ini benar-benar ....Setelah mereka masuk, interior rumahnya terlihat mewah.Area yang sangat luas membuat kening Yasmin berkerut. "Kenapa besar sekali? Ini kebesaran.""Apa yang besar? Hanya ada empat kamar."Hanya ...."Satu kamar milikmu. Satu lagi untuk