Bagaimana ... bagaimana kalau Yasmin telah salah menuduh Klara?Meskipun Yasmin kurang bisa percaya pada Klara karena masalah Keluarga Guntur, dia masih ingin memercayai Klara dan memahaminya.Kalau ... kalau Klara benar-benar tidak mau berubah, Yasmin pasti akan meninggalkannya!"Tunggu!" Martin meraih pergelangan tangan Yasmin. "Naik mobilku."Yasmin bertanya-tanya apa Martin tahu apa yang ingin dilakukannya?Pada akhirnya, dia tetap dipaksa masuk ke dalam mobil Martin.Mobil Audi A8 itu keluar dari kompleks, kemudian melaju di jalan raya."Kamu mau ke mana?" tanya Martin."Rumah ibuku."Setelah itu, Martin tidak bertanya lagi. Dia berbelok ke persimpangan yang familier. Yasmin bahkan tidak perlu memberi tahu Martin alamat Klara.Yasmin pun tidak terkejut. Apa dia punya privasi di Kota Imperial?Dia melihat Martin memegang setiran mobil dan fokus mengemudi. Dia tidak dapat memahami pria ini."Kenapa kamu mau membantuku?" tanya Yasmin."Kenapa aku mau membiarkan Daniel menang? Apa kam
Martin tercengang.Dahlia dan Irene juga tertegun. Mereka tidak percaya Yasmin berani melakukan hal yang begitu gila.Sebelum orang lain tersadar, Yasmin menoleh ke Martin dan berkata, "Tahan Dahlia."Martin langsung memahami niat Yasmin. Martin melangkah maju tanpa ragu, sedangkan Irene dan Dahlia mundur ketakutan."Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Irene.Martin meraih tangan Dahlia secepat kilat, kemudian dia meletakkan pisau yang disodorkan Yasmin ke tangan Dahlia. "Pegang dengan bagus." Setelah mengatakan itu, Martin berjalan ke pintu masuk ruang tamu dan berdiri di sana.Bilah pisau tersebut berlumuran darah. Setelah Dahlia sadar, dia menjerit sambil melempar pisau itu. "Apa maksud kalian? Aku sudah tahu. Kalian ingin membuat polisi mengira aku yang telah melukai tangan Yasmin!"Orang bodoh pun bisa menebak tujuan mereka.Yasmin juga tidak menyangkal.Hari ini dia akan melawan habis-habisan ibu dan anak ini!Berani-beraninya mereka datang kemari untuk menyakiti Klara. Yasmin ti
Dahlia buru-buru memapah Irene. Dia berkata dengan marah, "Berani-beraninya kamu menyentuhnya? Apa kamu tahu siapa dia? Sekarang dia adalah tunangan Daniel!"Martin mengangkat alis matanya. "Kenapa aku nggak tahu? Apa kalian asal bicara?""Pesta pertunangan mereka minggu ini. Kalau terjadi sesuatu pada Irene, apa kamu bisa menanggungnya?" kata Dahlia dengan sangat sombong.Namun, Martin masih tidak menyingkir.Yasmin tercengang sesaat ketika dia mendengar kata "tunangan", tapi kemudian dia juga memilih untuk mengabaikan mereka.Mata dan hatinya hanya fokus pada bekas tamparan di pipi Klara.Apa hubungannya mereka bertunangan dengannya? Pokoknya masalah hari ini harus diselesaikan!Ini agar Irene tidak berulang kali menindasnya!Karena Martin tidak mau menyingkir, tidak ada gunanya Dahlia dan Irene gelisah."Obati lukamu dulu," kata Klara dengan panik sambil menarik tangan Yasmin.Yasmin menarik balik tangannya. Dia menolak, "Nggak perlu."Lagi pula, dia tidak akan mati.Tidak sampai se
Ruang tamu tersebut tidak dapat menahan tekanan yang kuat itu. Semua orang pun merasa tertekan dan tidak berani bernapas terlalu berisik."Kak," sapa Martin sambil tersenyum.Ekspresi Daniel menjadi sinis. "Kenapa kamu ada di sini?""Aku yang mengantar Yasmin kemari," jawab Martin dengan santai.Para polisi bergegas menyapa Daniel dan memberitahunya alasan mereka datang.Daniel mendengarkan mereka dalam diam, kemudian tatapan matanya yang tajam diarahkan ke Yasmin dan lengannya yang dibalut kain kasa.Yasmin menundukkan kepalanya. Dia menekan rasa gelisah yang dirasakannya dan menahan tatapan berat itu.Klara yang merasa sangat gugup masih terdapat bekas tamparan di pipinya. Dia menempel putrinya erat-erat.Semuanya sedang menunggu hasil persidangan Daniel.Ketika Irene mendengar polisi sudah selesai berbicara, dia langsung menghampiri Daniel dengan mata berkaca-kaca. Dia berkata dengan sedih, "I ... ibuku terlalu emosi, makanya dia menarikku kemari. Tapi, aku nggak tahu Klara akan men
Paramedis itu memandang Daniel yang sinis dengan takut-takut dan menjawab, "Kami nggak punya alat pemeriksaan. Kalian perlu pergi ke rumah sakit."Yasmin berkata, "Karena kalian nggak sudi meminta maaf, silakan Pak Polisi bertindak sesuai prosedur." Setelah itu, dia pergi bersama paramedis.Melihat itu, Irene buru-buru berkata, "Daniel, dia punya video dan mau mengunggahnya ke internet!"Tatapan mata Daniel menjadi tajam. Seorang pengawal melangkah maju dan menghalangi jalan Yasmin.Daniel mendekat. "Ponsel."Yasmin yang ketakutan mundur dan tidak ingin menyerahkan ponselnya.Klara segera melindungi putrinya. "Apa yang ingin kalian lakukan? Pak Polisi, kamu melihat ini, 'kan? Mereka suka menindas orang dan merasa hebat hanya karena berkuasa!"Para polisi tampak dilema. Mereka berdiri tak bergerak dan diam saja.Mereka bahkan ingin pergi dari tempat ini.Bagaimanapun juga, konsekuensinya sangat berat kalau mereka menyinggung orang paling berkuasa di Kota Imperial.Martin pergi berdiri d
Raut wajah Klara berubah dan matanya sedikit memerah, tapi dia menahannya dan memaksakan seulas senyuman. "Yang penting kamu percaya saja pada Ibu. Biarkan orang lain berkata sesuka hati mereka. Aku nggak hanya akan menginap di sini hari ini, besok dan lusa aku masih mau menginap rumah sakit. Aku akan tinggal seminggu dulu. Nanti aku akan mengirim tagihan rumah sakit kepada Irene! Nggak, aku harus memisahkannya. Aku akan mengirim setiap hari untuk membuatnya kesal!""Aku lebih ingin tahu apa yang terjadi padamu dengan Andy," kata Yasmin."Nggak ada apa-apa. Hanya kejadian kecil. Sudah malam, cepat tidur! Aku juga sudah mau tidur." Klara pun berbaring.Yasmin berdiri di tepi tempat tidur dan merasa sangat muram.Di sebelah ada tempat tidur kosong, tapi dia sama sekali tidak mengantuk.Melihat Klara tidak ingin membahas masa lalu dengannya, memaksa Klara juga tidak berguna. Yasmin pun keluar dari kamar pasien.Dia tidak melihat Martin, jadi dia meneleponnya. "Di mana kamu?""Rumah. Apa k
"Sudah setengah bulan. Jangan manja sekali." Daniel langsung menggunakan cara kasar."Tunggu lagi. Tunggu lagi ....""Kalau kamu nggak mau tanganmu lumpuh, jadi anak baik," ancam Daniel."Jangan. Aku nggak mau ...." Yasmin menangis sambil memegang dinding erat-erat.Bagaimana kekuatannya bisa menang dari Daniel?Yasmin tetap diseret. Kukunya meninggalkan bekas yang panjang di dinding putih.Yasmin menyadari tak peduli dia menyinggung Daniel atau tidak, dia tidak akan berakhir dengan baik.Seolah-olah bernapas saja salah.Ketika dia bangun, hari sudah siang. Kamarnya sangat berantakan, itu termasuk Yasmin sendiri.Dia memeluk bantal sambil menangis dengan terisak-isak.Di dalam rumahnya sendiri, hanya terdengar tangisannya yang pilu.Setelah menangis beberapa lama, dia baru tenang.Setelah dia menangis, dia masih harus bangun dan menjaga anak-anaknya.Yasmin tidak bisa membiarkan orang lain mengetahui penderitaannya. Dia harus seperti orang yang baik-baik saja.Dia keluar dari kamar dan
"Dia ... nggak memberitahumu?""Kalau ada, aku nggak perlu bertanya padaku," balas Yasmin dengan kesal.Dia barusan bertengkar dengan Dahlia dan Irene, kemudian disiksa semalaman oleh Daniel, jadi dia tidak bisa bersikap sopan.Lalu, kalau ibunya benar-benar seorang pelakor, pria ini juga bukan orang baik.Andy tampak ragu untuk sesaat. "Dulu kami pernah berpacaran, tapi kemudian kami putus. Ibumu bukan pelakor. Ketika kami bersama, aku sudah bercerai.""Cerai ... seperti yang dikatakan di internet?" tanya Yasmin. Dia diam untuk beberapa detik sebelum berkata, "Aku nggak bermaksud membuka luka lamamu. Aku hanya ingin tahu kebenarannya."Andy berkata, "Tenang saja. Iya, seperti yang dikatakan di internet. Makanya, kamu jangan salah paham terhadap ibumu. Dia adalah wanita yang baik."Yasmin tercengang.Ini pertama kalinya dia mendengar orang lain berkata ibunya adalah orang baik.Dulu semua orang mengatainya selingkuhan, pelakor, wanita jalang dan lain-lain."Aku yang meninggalkannya. Un