Setelah apa yang terjadi di internet, Yasmin baru merasa tenang setelah memeluk anak-anak.Anak-anak sudah tidur, tapi dia masih belum mengantuk. Jadi, dia memegang ponselnya dan melihat pencarian panas internet.Topik yang berkaitan dengan anak-anaknya sudah tidak muncul.Ini seakan-akan selama ini hanya tentang Yasmin dan Irene.Ketika Yasmin menemukan sebuah komentar, alisnya berkerut.Ada yang berkata Yasmin menjadi orang ketiga dalam hubungan Irene.Ada yang berkata karena Yasmin ingin panjat sosial, dia mengancam si pria dengan bayi di perutnya. Yasmin sampai melompat keluar dari mobil, makanya dia keguguran dan mengalami pendarahan hebat yang menyebabkannya tidak akan bisa hamil lagi.Pokoknya, komentar tersebut lama-lama makin tidak masuk akal.Yasmin tahu kalau semua ini usaha Irene. Ada sedikit kebenaran dalam kebohongannya, jadi di satu sisi orang tidak akan merasa curiga. Di sisi lain, ini menjadi buah bibir orang.Ini membuat kepala Yasmin sakit.Dia tahu Daniel tidak akan
Hanya saja, sebelum Daniel sempat bertindak, Irene sudah melakukan sesuatu.Lebih tepatnya, muncul interaksi orang tua Irene di internet.Ada selembar foto sepasang suami istri itu.Yasmin sengaja memperbesar foto tersebut.Si suami sedang duduk di sofa dan memakai kacamata. Meskipun dia sudah sedikit berusia, dia masih tinggi dan tampak berwibawa. Namun, keningnya sedikit berkerut ketika dia tersenyum. Dapat dilihat betapa tampannya dulu dia saat muda.Sementara si istri yang duduk di sebelah sedang bersandar ke suaminya sedikit.Mereka berdua melihat ke arah kamera, tampak penuh dengan cinta, harmonis dan sempurna.Siapa pun akan iri pada keluarga seperti itu.Pantas saja Irene tampak sangat anggun. Dia mempunyai gen bagus.Teks yang terlampir ditulis oleh ayahnya Irene. Dia memperjelas kalau situasi keluarganya tidak serumit yang dikira warganet.Mungkin karena kata-katanya atau penampilan mereka, orang lain pun terpesona dengan mudah.Pokoknya, komentar warganet jadi makin baik.Ay
"Ini berarti Dahlia memang pernah meninggalkan suaminya yang miskin!" Klara menunjuk wajah Dahlia di layar dengan kuat dan geram.Yasmin melihat ibunya marah-marah dan merasa dia sudah berlebihan. Jadi, Yasmin menasehati, "Itu urusan orang lain. Biarkan mereka. Yang penting mereka nggak mengganggu kita.Klara menarik napas dalam-dalam, setelah itu dia baru tenang. Dia berkata, "Ya, aku malas melihat tampang pura-pura baik mereka. Kenapa kamu datang? Untuk melihat Ibu?""Aku kebetulan lewat, jadi aku sekalian datang melihatmu," kata Yasmin dengan perasaan sedikit bersalah.Apa Klara tidak memahami anak yang dia lahirkan? Dia tidak mengekspos Yasmin, melainkan tersenyum sambil berkata, "Sore ini temani Ibu jalan-jalan, ya. Setelah itu, kita pergi makan. Lalu, malam ini kamu harus menginap di sini. Satu malam saja, oke?"Yasmin pasrah. Dia sudah menebak ini sebelum dia datang. "Iya, iya."Sore hari, Yasmin menemani Klara jalan-jalan. Sebenarnya, mereka tidak berjalan begitu lama.Karena k
Yasmin sudah melihat foto orang tua Irene di internet, jadi dia mengenali mereka.Sementara Irene sedang memeluk lengan Daniel dengan mesra. Tatapan matanya tampak sangat menantang dan bermusuhan.Untuk sesaat, koridor yang panjang ini terasa sesak.Yasmin tidak pernah menyangka dia akan bertemu dengan musuhnya ketika dia hanya ingin makan di luar.Tidak hanya Irene yang menatap Yasmin dengan galak, orang tua Irene juga menatapnya dan Klara lekat-lekat.Terutama Dahlia Oktavia, dia terlihat waspada dan penuh kebencian.Yasmin hanya bertemu dengan tatapan tajam Daniel sekilas, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke Klara yang berdiri di belakangnya. "Ayo."Klara menundukkan kepalanya sambil memegang tasnya dengan erat. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah kiri dan ingin cepat-cepat pergi.Akan tetapi, Irene tidak mungkin membiarkan mereka pergi begitu saja."Kebetulan sekali, Yasmin," ucap Irene yang menghentikan mereka berdua. "Aku minta maaf atas masalah internet kemarin yang sudah me
Itu tidak mungkin Daniel, 'kan?Kalau Irene tahu Klara sudah ikut campur dalam hubungan orang tuanya, dia pasti merengek kepada Daniel.Kemudian, karena Daniel menyayangi Irene, apa nanti yang kena sial adalah Yasmin?Suara ketukan pintu terdengar lagi. Kali ini jelas sekali kalau orang di luar sudah merasa agak kesal. "Aku tahu kamu di rumah. Kalau kamu nggak membuka pintu, aku akan mendobrak pintumu."Itu suara Martin.Tubuh Yasmin baru merasa lega. Apa pria itu sinting?Yasmin pun pergi membuka pintu.Orang yang berdiri di luar memang Martin. Pakaiannya rapi dan kedua tangannya berada di dalam saku celana. Martin melihat Yasmin dan berkata, "Aku kira kamu sedang mandi."Sebelum Yasmin mengundang Martin masuk, Martin sudah masuk sendiri dengan percaya diri.Yasmin pun menutup pintu dengan pasrah."Ada apa kamu mencariku?" tanya Yasmin.Dia tidak suka orang lain mengetahui alamatnya dan bahkan bisa keluar masuk sesuka hatinya.Akan tetapi, nyawanya berada di tangan orang. Jadi, dia ju
Bagaimana ... bagaimana kalau Yasmin telah salah menuduh Klara?Meskipun Yasmin kurang bisa percaya pada Klara karena masalah Keluarga Guntur, dia masih ingin memercayai Klara dan memahaminya.Kalau ... kalau Klara benar-benar tidak mau berubah, Yasmin pasti akan meninggalkannya!"Tunggu!" Martin meraih pergelangan tangan Yasmin. "Naik mobilku."Yasmin bertanya-tanya apa Martin tahu apa yang ingin dilakukannya?Pada akhirnya, dia tetap dipaksa masuk ke dalam mobil Martin.Mobil Audi A8 itu keluar dari kompleks, kemudian melaju di jalan raya."Kamu mau ke mana?" tanya Martin."Rumah ibuku."Setelah itu, Martin tidak bertanya lagi. Dia berbelok ke persimpangan yang familier. Yasmin bahkan tidak perlu memberi tahu Martin alamat Klara.Yasmin pun tidak terkejut. Apa dia punya privasi di Kota Imperial?Dia melihat Martin memegang setiran mobil dan fokus mengemudi. Dia tidak dapat memahami pria ini."Kenapa kamu mau membantuku?" tanya Yasmin."Kenapa aku mau membiarkan Daniel menang? Apa kam
Martin tercengang.Dahlia dan Irene juga tertegun. Mereka tidak percaya Yasmin berani melakukan hal yang begitu gila.Sebelum orang lain tersadar, Yasmin menoleh ke Martin dan berkata, "Tahan Dahlia."Martin langsung memahami niat Yasmin. Martin melangkah maju tanpa ragu, sedangkan Irene dan Dahlia mundur ketakutan."Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Irene.Martin meraih tangan Dahlia secepat kilat, kemudian dia meletakkan pisau yang disodorkan Yasmin ke tangan Dahlia. "Pegang dengan bagus." Setelah mengatakan itu, Martin berjalan ke pintu masuk ruang tamu dan berdiri di sana.Bilah pisau tersebut berlumuran darah. Setelah Dahlia sadar, dia menjerit sambil melempar pisau itu. "Apa maksud kalian? Aku sudah tahu. Kalian ingin membuat polisi mengira aku yang telah melukai tangan Yasmin!"Orang bodoh pun bisa menebak tujuan mereka.Yasmin juga tidak menyangkal.Hari ini dia akan melawan habis-habisan ibu dan anak ini!Berani-beraninya mereka datang kemari untuk menyakiti Klara. Yasmin ti
Dahlia buru-buru memapah Irene. Dia berkata dengan marah, "Berani-beraninya kamu menyentuhnya? Apa kamu tahu siapa dia? Sekarang dia adalah tunangan Daniel!"Martin mengangkat alis matanya. "Kenapa aku nggak tahu? Apa kalian asal bicara?""Pesta pertunangan mereka minggu ini. Kalau terjadi sesuatu pada Irene, apa kamu bisa menanggungnya?" kata Dahlia dengan sangat sombong.Namun, Martin masih tidak menyingkir.Yasmin tercengang sesaat ketika dia mendengar kata "tunangan", tapi kemudian dia juga memilih untuk mengabaikan mereka.Mata dan hatinya hanya fokus pada bekas tamparan di pipi Klara.Apa hubungannya mereka bertunangan dengannya? Pokoknya masalah hari ini harus diselesaikan!Ini agar Irene tidak berulang kali menindasnya!Karena Martin tidak mau menyingkir, tidak ada gunanya Dahlia dan Irene gelisah."Obati lukamu dulu," kata Klara dengan panik sambil menarik tangan Yasmin.Yasmin menarik balik tangannya. Dia menolak, "Nggak perlu."Lagi pula, dia tidak akan mati.Tidak sampai se
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati