"Jangan minum banyak." Evan menuangkannya segelas anggur merah.Selesai makan siang, mereka pergi. Mereka naik mobil, lalu meninggalkan Taman Royal.Lauren terhuyung-terhuyung di kursinya dan wajahnya merah. Jelas kalau dia sudah mabuk."Astaga ...." Evan mendekat, lalu matanya menelusuri dari kening Lauren dan akhirnya mendarat ke bibir merahnya. "Kenapa kamu menjadi seperti setelah hanya beberapa teguk anggur?"Lauren membuka matanya. Dia merasa bulu matanya sangat berat."Anggurnya berat ....""Berat?" Evan menertawakannya, kemudian dia mencium Lauren.Setelah terjadi hal yang begitu menyeramkan kemarin, seolah-olah hanya Lauren yang terpengaruh sehingga dia merasa trauma.Dia tidak dapat mengerti fantasi Evan.Bagaimana dia bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa?Atau mungkin karena Lauren-lah korbannya .... Pelaku tidak terpengaruh.Sore hari, mereka pulang ke Kota Greya. Lauren sudah tidak bisa pergi ke perusahaan.Dia langsung pulang ke rumah dan tidur.Dia bahkan tidak
Sekarang Lauren baru paham kenapa awalnya Evan tidak menyetujui perjalanan bisnisnya, tapi akhirnya dia menyetujuinya.Itu karena dia ingin menyelesaikan wanita yang sedang mengandung anaknya, jadi dia membiarkan Lauren pegri ....Namun, sepertinya Evan tidak pernah menyangka wanita ini akan datang mencari Lauren, 'kan?Dilihat dari ukuran perut wanita ini, seharusnya dia sudah hamil lima bulan.Sedangkan Lauren baru bertemu dengan Evan di Kota Imperial dua bulan yang lalu.Kira-kira sepuluh menit kemudian, Evan baru pulang ke rumah dari perusahaan. Dia menarik dasi di kerah bajunya, kemudian berjalan ke aula.Setelah dia masuk, wanita yang sedang duduk di sofa itu membuat Evan mendadak berhenti dan ekspresinya berubah menjadi kejam.Saat Freya Samali melihatnya, dia berdiri ketakutan. "Ka ... kamu sudah pulang?""Siapa yang menyuruhmu datang ke sini?" Evan berjalan ke arah sofa sambil melihat ke arah lain. Matanya tertuju ke lantai dua, tapi dia tidak melihat Lauren. "Apa uang yang ku
Dennis benar-benar sudah menimbulkan masalah bagi Evan!Setelah Evan selesai mengamuk, dia duduk di sofa dan tubuhnya penuh dengan aura menyeramkan.Lauren tidak akan bertengkar dengannya, 'kan?Dia yang mengizinkan Freya melahirkan anak itu.Terlebih lagi, Evan sudah menjelaskannya.Itu sebuah kecelakaan karena dia mabuk.Lauren tidur setelah mandi. Miumiu meringkuk di lemari atas tempat tidur.Sebelum tidur, Lauren masih berpikir.Kalau membiarkan wanita ini tinggal dan melahirkan anaknya, maka Lauren tidak perlu melahirkan anak lagi untuk Evan.Dia pasti tidak akan melahirkan anak untuk Evan.Mengenai apakah tindakan Evan termasuk mengkhianatinya atau tidak, Lauren juga tidak peduli ....Dia tidak tahu berapa lama dia tidur, tapi kemudian dia merasa ada yang berbaring di sebelahnya, lalu memeluknya dari belakang.Awalnya Lauren ingin mendorong orang yang memeluknya itu."Aku sudah mandi." Evan mencium bibirnya.Lauren memalingkan mukanya. "Apa kamu mandi dengan bersih?""Apa maksudm
"Nggak. Evan tentu harus bertanggung jawab atas hal yang sudah dilakukannya."Dalam hati, Freya berpikir Lauren tidak marah? Apa dia tidak merasa terancam? Apa Lauren tahu dia tidak bisa dibandingkan? Ternyata dia lumayan tahu diri."Aku mendengar namamu Lauren? Mereka memanggilmu Kak Lauren. Namamu cantik."Lauren memilih untuk mengabaikan provokasi wanita ini.Apa yang ingin dikatakannya?Namun, Lauren memang berharap Evan akan lebih memilih wanita ini.Saat Lauren pergi ke perusahaan, Evan sudah ada di sana.Hal pertama yang dilakukannya adalah menuangkan kopi untuk Evan.Lauren memasuki kantor dan melihat Evan tidak duduk di depan meja, melainkan sofa.Lauren pun meletakkan kopinya di meja kopi."Bos lebih cepat sampai daripada asistennya?" tanya Evan.Lauren berdiri tegak dan berkata, "Maaf, Tuan. Semalam saya kelelahan, jadi pagi ini saya terlambat. Terlebih lagi, seharusnya Anda memanggil saya."Evan melihatnya dengan tatapan mata yang tidak bisa dideskripsikan dan diam saja."S
Lauren kembali ke kamar. Dia berdiri di balkon dan melihat ke kejauhan.Kalau bukan karena Evan membawanya pergi dengan paksa, dia akan tinggal di rumah sakit hewan.Menemani Miumiu lebih nyaman daripada berada di kamar yang sama dengan Evan."Apa sekarang kamu menyesal membiarkannya tinggal di sini?" Evan menghampirinya.Lauren berkata, "Bukankah dia ada karena kamu?"Evan memeluknya dari belakang. "Aku akan membunuhnya malam ini."Lauren merinding mendengar itu. Dia melepaskan Evan dengan terkejut, lalu berhadapan dengan Evan dan berkata, "Dia sedang hamil anakmu."Evan menatapnya lekat-lekat dan dengan tenang. "Sepertinya kamu masih nggak senang.""Aku baik-baik saja." Sorot mata Lauren tampak tenang, tapi perasaannya terasa campur aduk karena masa lalu. "Gilbert, bagaimanapun juga, kita sudah berpisah selama lima tahun. Kita sudah lama bukan suami istri. Selama waktu itu, siapa yang cari dan siapa yang kamu hamili, itu adalah perbuatanmu. Sebenarnya, lebih tepatnya aku yang sudah m
Miumiu pasti ingin menemani Lauren selamanya!"Miumiu sangat kuat. Kita pulang, ya." Lauren mencium kepalanya. Setelah membayar, mereka pulang.Dia tidak meletakkan Miumiu kembali ke kandangnya.Kalau Evan tidak senang, Lauren akan memohon padanya.Pokoknya, dia tidak akan menyerahkan Miumiu ke orang lain.Setelah dia memasuki aula, dia melihat Freya sedang duduk sambil menonton televisi. Tangannya sedang memegang makanan.Freya melihat Lauren menggendong Miumiu, lalu dia bertanya, "Kamu sudah kembali? Miumiu baik-baik saja, 'kan?""Ya." Lauren memberitahunya, "Lain kali jangan kasih Miumiu makan. Biar aku saja yang menyuapinya.""Iya. Kali ini aku benar-benar ketakutan. Untungnya dia baik-baik saja." Freya tampak takut.Dia merasa sangat menyesal.Dia menyesal kenapa anjing ini masih hidup?Karena dia merasa Evan tidak akan melakukan apa-apa padanya hanya demi seekor anjing.Lauren baru ingin pergi, tapi kemudian Freya memanggilnya. "Apa kamu bisa duduk sebentar dan menemaniku mengobr
Satu adalah istri yang dilindungi huku, sedangkan satu lagi wanita lain yang dihamili.Kombinasi ini benar-benar konyol."Sudah kencing? Ayo kembali." Miumiu barusan sehat, jadi Lauren tidak ingin berada di luar kelamaan.Yang terpenting di depan adalah sungai buaya, jadi Lauren menggendong Miumiu kembali ke kamar.Dia baru saja memasuki kamar ketika dia mendengar ponselnya berdering.Dia menurunkan Miumiu, lalu pergi mengambil ponselnya.Dia melihat Evan meneleponnya, jadi dia mengangkatnya. "Apa?""Sudah makan malam?""Sudah," ucap Lauren."Aku harus menemani orang tua ini sebentar lagi. Setelah kamu mandi, tunggu aku di rumah."Walaupun sebelumnya Lauren sudah meyakinkan diri untuk tinggal bersama Evan, dia sudah kehilangan kesabarannya sekarang. "Bisakah kamu berhenti?""Aku sudah pernah bilang aku mau menghamilimu. Oh, iya. Aku sudah mencari dokter untukmu.""Apa?""Mari kita lihat apa kamu perlu makan obat atau nggak."Lauren langsung mematikan telepon.Evan sangat keras kepala i
Lauren berjalan ke arah sana dan tidak pernah berhenti.Karena permukaan air tiba-tiba beriak.Sepertinya ada dua mata muncul dan mendekat ke arah Miumiu.Miumiu masih menggonggong dengan gembira di sana.Setelah Lauren menyadari itu, dia segera berlari dengan cepat. Dia menggendong Miumiu, lalu menjauh dari tepi sungai.Sementara kedua mata tadi tenggelam ke dalam air lagi.Lauren menggaruk kepala Miumiu yang berbulu. "Kamu nyaris menjadi makanan buaya. Siapa yang menyuruhmu datang ke tempat yang begini berbahaya? Kamu terlalu kecil untuk menjadi makanan buaya.""Guk!" Miumiu mendekat ke pelukan Lauren.Lauren mengerti meskipun di sini adalah tepi sungai, hutan di sekitar menyeramkan dan dia tidak boleh lama-lama di sini. Lebih baik dia cepat pergi!Saat Lauren baru mau berjalan, dia melihat buaya tak jauh darinya dan sedang merangkak perlahan di tanah.Gigi yang tajam itu diarahkan ke dia.Dan tidak hanya ada seekor!Lauren menoleh. Di belakang tidak ada, baru dia berani mundur denga
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati
Sayangnya, Lauren mengkhianati Gilbert.Sekarang Evan bisa mengabaikan semuanya karena anaknya.Layar ponselnya yang diletakkan di meja samping tempat tidur menyala. Ia bahkan tidak bergetar sedikit pun.Evan mengambil ponselnya. Ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dia keluar dari kamar."Datang ke sini untuk makan malam," kata Juan dari ujung telepon.Evan mematikan telepon. Dia tahu kalau ini bukan "makan malam" yang sederhana.Sebelum dia keluar, dia memesankan pembantu untuk mengawasi Lauren dengan baik. Kalau terjadi apa-apa pada Lauren, mereka akan mati.Para pembantu tentu harus bekerja keras.Mobil Bentley hitam berhenti di depan pintu rumah utama. Pengurus rumah melangkah maju untuk membukakan pintu.Dia berkata dengan hormat, "Tuan Muda sudah kembali. Tuan Besar sedang di ruang kerja.Setelah Evan masuk ke ruang kerja, dia melemparkan jasnya di atas sofa sebelum duduk. "Ada apa kamu mencariku?""Apa aku nggak boleh mencarimu kalau nggak ada apa-apa?" Juan mengambil te
Selama Evan memikirkannya, dia akan membawanya ke rumah. Dia seperti sedang memenuhi tanggung jawabnya sebagai "ayah" dengan serius.Evan mempunyai rapat sore ini, jadi dia pergi ke Grup Samson.Kebetulan James mencari Evan karena ada urusan pekerjaan. Dia menjepit dokumen di bawah ketiaknya sambil berjalan dengan santai.Dia baru ingin mengetuk pintu ketika Ricky datang. "Tuan James, Tuan Evan sudah keluar.""Kemarin aku datang, kamu juga bilang dia sudah keluar. Sepertinya Tuan Evan sangat sibuk akhir-akhir ini?" James mengerutkan alisnya.Ricky hanya menjawab, "Iya, dia agak sibuk."James mengangkat alisnya, lalu pergi.Dia baru saja memasuki kantornya, lalu dia melihat ada seorang wanita sedang duduk di sofanya. "Ada angin apa tiba-tiba Nona Sofia datang ke sini?""Aku ini kakakmu. Kurang ajar sekali," tegur Sofia."Aku sangat sibuk. Aku nggak punya waktu menemanimu minum teh." James duduk di sofa, kemudian kedua kakinya yang panjang mengenai meja kopi.Sofia merasa jijik dengan si
"Jangan terlalu banyak berpikir. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengaturnya." Evan mendekat untuk menggendong Lauren."Aku bisa jalan sendiri," tolak Lauren.Setelah mereka turun, mobil di luar sudah menunggu.Lauren menggendong Miumiu dan ingin pergi mengambil makanannya, tapi Evan menyuruh pembantu yang melakukannya.Setelah mengambil makanan anjing, mereka naik mobil.Rumahnya berbentuk vila dan tidak jauh dari pusat kota. Ia mempunyai pemandangan yang indah serta halaman yang asri. Tempat ini cocok menjadi tempat istirahat orang.Lauren keluar dari mobil, kemudian melihat sekeliling rumah tersebut.Evan berkata, "Rumah ini penuh dengan orangku. Tempat ini termasuk kawasan perkotaan, tapi lingkungannya tenang dan suhunya normal sepanjang tahun. Aku cuman mengatur dua pembantu dan mereka bukan orang sembarangan."Dua pembantu berdiri di depan pintu dan menunggu dengan sopan.Lauren bertanya, "Kamu ingin mengurungku di sini?""Apa kamu nggak suka tinggal di sini? Kamu ingin ting
Ketika saatnya makan siang, Evan secara pribadi mengantar makanan.Lauren masih memeluk Miumiu dan bersandar di papan tempat tidur dengan pasrah."Makanlah." Evan duduk di tepi tempat tidur.Lauren tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar Evan. Pupilnya bahkan tidak bergerak sedikit."Lauren, aku sudah bilang aku akan berubah setelah anak kita lahir. Apa begitu pun belum cukup?" tanya Evan.Lauren masih bergeming."Selesai makan, aku akan membawamu pergi dari sini. Aku akan membawamu ke rumahku yang lebih tersembunyi dan melindungimu sampai anak kita lahir," ujar Evan.Melihat Lauren tidak bereaksi, Evan langsung mencekik leher Miumiu, lalu mengangkatnya.Miumiu terkejut dan menggonggong."Ngapain kamu?" Akhirnya Lauren bereaksi dan ingin pergi merebut Miumiu. "Kembalikan Miumiu!"Evan menghalangi Lauren dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain mencekik Miumiu. Anjing ini sangat kecil dan lemah. Selama Evan mengepalkan tangannya, dia bisa mencekiknya sampai mati."Makan
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din