Sharon mungkin yang paling shock sekarang. Ketika melihat keduanya saling kenal, ia terkejut. Wanita itu kakak tertua Simon!?“Presiden Zachary, apa Anda di sini untuk jemput Wakil Presiden Zachary? Wanita itu yang tidak memperhatikan mengemudinya dan akhirnya melukai Wakil Presiden Zachary!” Helen segera mengadu padanya.Simon tenggelam kalut. "Penelope, kamu baik-baik aja?"“Wakil Presiden tidak terluka, tetapi shock luar biasa. Jangan khawatir, Presiden Zachary. Kami sudah diskusi dengan Pengacara Greene. Kami pasti akan minta pelaku membayar untuk setiap sen terakhir!” Helen berbicara lagi.Sharon merasakan kulit kepalanya tergelitik mendengar apa yang mereka katakan. Kakak perempuannya terlihat sangat kuat, jadi tidak mungkin mereka membiarkan Sharon pergi dengan mudah, kan?Ia melirik Simon dengan diam-diam. Ia pasti telah membuat Simon bermasalah lagi.Simon menahan rasa terkejutnya. Ia tidak akan pernah menyangka Sharon akan secara kebetulan menabrak saudara perempuannya. Tatap
Pria itu tidak memiliki ekspresi di wajahnya saat dia melemparkan pertanyaan itu kembali padanya. "Gimana menurut kamu?"Sharon menurunkan kelopak matanya. “Aku… aku nyesel banget. Aku nggak pernah sangka akan nabrak kakak kamu.”"Nyesel? Kenapa kamu nggak mikirin akibatnya waktu nyetir tadi? Gimana kalo orang lain yang nabrak kamu atau kamu nabrak orang lain? Bisa kamu tanggungjawab?” Dia menegur dengan tegas.Sharon terkejut melihat ekspresi tegas di wajahnya. “Aku, aku tahu ini salahku, tapi… kita suami-istri sekarang. Kakak kamu akan memaafkanku karenamu, kan?”Ekspresi pria itu masih nampak dingin. "Aku hanya khawatir dia akan menolak untuk melihatmu sebagai saudara iparnya."Sharon tercengang. Dia benar, dia telah memanggil Penelope sebagai saudara iparnya, tapi dia hanya pergi dengan ekspresi dingin di wajahnya."Jadi aku harus ngapain? Aku bisa minta maaf padanya, kan?”"Kamu rusak mobilnya, tapi kamu pikir minta maaf bisa memperbaiki keadaan?"Sharon menurunkan matanya lagi, e
“Penelope, kamu tidak tahu gimana menghadapi Sharon. Ia pakai anaknya untuk mendekati Simon…”“Fiona, itu kayaknya ide yang buruk ya untuk bergosip tentang istriku di belakang punggungnya?” Simon terlihat dingin saat berjalan ke ruang tamu. Sharon ada di sampingnya.Fiona baru saja akan kasih tahu Penelope semua tentang kekurangan Sharon. Ia tidak sangka Simon akan kembali pada saat ini dan tidak sengaja mendengarnya, dengan Sharon di sampingnya juga!Ia tersendat dengan canggung untuk sesaat tetapi berhasil menyembunyikannya dengan cepat saat ia mengeluarkan nada tinggi dan kuat, “Simon, aku nggak sedang bergosip. Aku mengatakan yang sebenarnya." Ketika ia selesai berbicara, ia bahkan memelototi Sharon.Tatapan Simon tajam. “Fiona, istriku ini baik hati tapi kamu selalu bilang dia mata duitan. Apa kamu yakin pikiran kamu itu benar?”Fiona hampir muntah darah dari mulutnya. Sharon baik hati? Bagaimana ia bisa bilang sesuatu yang begitu tidak masuk akal?Sharon berdiri diam di samping S
"Itu semua kejadian masa lalu ..."“Cuma karena itu kejadian masa lalu bukan berarti itu nggak pernah terjadi! Berani ya kamu nikah sama wanita kayak gitu?! Sangat jelas dia punya motif tersembunyi!”“Penelope, kamu bahkan nggak pernah interaksi sama dia dan cuma denger desas-desus. Kok kamu bisa simpulkan dia punya motif tersembunyi gitu aja?” Simon tidak meninggikan suaranya. Yang ingin dia lakukan hanyalah berbicara dengan akal sehat padanya, bukan berdebat dengannya.Namun, bagi Penelope, ini pertama kalinya dia berdebat dengan adiknya karena seorang wanita!Cengkeramannya pada sandaran tangan mengencang saat dadanya naik turun. “Biar gimana, aku nggak setuju dengan pernikahanmu dengan wanita ini. Dia bahkan menabrak mobilku hari ini dan hampir membunuh aku, kalau aku nggak beruntung! Ceraikan dia segera demi kebaikanmu sendiri!”Simon mengerutkan kening. “Penelope, hari ini itu cuma kesalahpahaman. Kamu sadar gak kalau kamu udah prasangka buruk sama dia?"“Aku nggak prasangka bu
“Dan kamu… setuju?” ia bertanya ragu-ragu.Mata mereka bertemu. Pria itu tidak segera menjawab dan itu membuatnya semakin gugup. Kenapa Sharon harus gugup?Apa ia tidak mau menceraikannya? Bagaimanapun, pernikahan mereka hanya untuk pura-pura.Tapi… kalau mereka memang bercerai, siapa yang akan mendapatkan hak asuh anak?"Apa kamu mau cerai?" Ia bersandar pada istrinya saat ia bertanya dengan suara rendah.Ia begitu dekat dengannya sehingga napas mereka tumpang tindih. Ia merasa lega bukan main saat Simon menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak mau, nggak mau bercerai."Pikiran itu tiba-tiba terlintas di benaknya. Jika mereka bercerai, ia mungkin kehilangan hak asuh atas anaknya. Jadi, ia tidak akan pernah setuju untuk bercerai.Mata Simon berkilau saat bibirnya yang tipis melengkung ke atas menjadi senyuman. "Sepertinya kamu belum lupa perjanjian kita.”“Tapi kakakmu…”“Aku sudah urus itu. Ia kasih kamu kesempatan, ia mau kenal kamu lebih jauh. Kamu harus tunjukkan usaha terbaikmu
Ekspresi wajah Simon sangat jelek, dan pembuluh darah di dahinya berdenyut-denyut. Mengapa anak itu mencelanya setiap kali ia mau melakukan sesuatu yang serius?Bocah kecil itu sudah menghancurkan rencananya. Kalau tidak ingat itu putranya, mungkin sudah diusir dari rumah!Wajah Sharon memerah saat dia mendorong Simon darinya dan menundukkan kepalanya untuk memeriksa pakaiannya. Untungnya, mereka tidak berantakan. Satu-satunya hal yang berantakan adalah napasnya. Dia segera mengusap rambutnya sambil berkata, "Sebastian, kenapa kamu nggak ketuk sebelum masuk?"Si kecil mendengus. "Kalau aku ketuk, aku nggak akan melihat Ayah menggertak kamu!"Ekspresi wajah Simon menegang saat ia duduk dan menatap si kecil. “Aku nggak menggertaknya …”"Aku sudah lihat semuanya, tapi kamu masih berbohong!" Si kecil tidak mempercayainya sedikit pun.Sharon mengikutinya dan berkata, "Ayahmu nggak menggertakku, dia ..."Sebastian menatapnya, menunggu jawaban.“Dia… Kami sebenarnya sedang bermain game. Ya,
Sharon merasakan mata semua orang tertuju padanya saat dia berjalan ke podium.Howard menatapnya. Matanya menyipit saat dia tersenyum licik."Tolong proyeksikan desainnya untukku, Sekretaris Quinn." Ketika Sharon memandang sekretaris Simon, dia juga bisa melihat Simon melalui sisi pandangannya. Dia terlihat serius saat dia duduk di tengah meja. Sharon menjadi lebih gugup.Sekretaris Quinn sudah siap. Dia segera memproyeksikan desain ke layar."Halo semuanya. Sekarang saya akan mulai berbicara tentang desain saya untuk proyek Mountain Linguistic City…”Sharon belum menyelesaikan kalimatnya ketika para hadirin mulai membicarakan designnya.“Ini bukan desainnya! Ini menjiplak! Kok nggak tahu malu!”Sharon berbalik untuk menatap layar dengan bingung. Desain yang diproyeksikan di atasnya bukanlah desainnya tetapi milik orang lain.Otot-ototnya menegang saat dia segera menoleh ke Sekretaris Quinn dan berkata, “Kamu telah memproyeksikan yang salah. Ini bukan desain saya.”Sekretaris Quinn bin
Sharon terkejut dengan ketegasan Simon. Dia menahan emosinya yang tadi sempat hilang kendali. Dia baru saja berdebat dengan Howard di depan para eksekutif perusahaan. Betapa memalukan!Tangannya mengepal dan ia menggigit bibirnya. Meskipun masih merasa marah dan kesal, dia harus diam dan meninggalkan ruangan dengan patuh. Dia tidak bisa mempermalukan dirinya sendiri lebih jauh.Simon terlihat tegas dan dia pura-pura tidak melihatnya saat dia pergi. Namun, dia meliriknya ke samping saat dia pergi, dan dia sepertinya memiliki ekspresi sedih saat dia berjalan keluar dari ruangan.Howard tersenyum samar wajahnya. Dia tidak mengatakan apa-apa dan mematuhi perintah Simon untuk berjalan keluar ruang meeting setelah Sharon.Sharon berjalan melewati koridor dan menghela napas marah. Kemarahan di hatinya seakan bisa membakarnya hidup-hidup!Langkah kaki terdengar saat seseorang mengejarnya. Kemudian, orang di belakangnya meraih lengannya dan memaksanya untuk berhenti.Ketika dia berbalik dan mel