Karena Sharon jatuh ke laut pada malam hari, ia masuk angin setelah diselamatkan.Sebastian tidak lagi ingin pergi memancing karena Sharon sedang sakit.Sharon mengalami delirium karena demamnya dan mungkin jatuh ke laut telah memicu teror yang ia alami saat itu. Ia terus bergumam pelan dan merasa tidak aman.Simon meraih tangannya erat-erat dan mencondongkan tubuh ke telinganya untuk berbicara dengannya. Baru saat itulah ia merasa yakin.Melihat wajah kecilnya yang pucat, matanya berkilauan samar. ‘siapa yang mendorong dia ke bawah?’Keesokan harinya, Xena dipanggil ke ruang belajar. Sebelum ia masuk, ia terus merasa terganggu. ‘Aku mau tau apa alasan Simon tiba-tiba cari aku?’"Apa kamu cari aku, Simon?" Setelah menenangkan diri, ia memasuki ruangan sambil tersenyum.Ekspresi Simon sangat dingin dan ia tidak bisa melihat emosinya. Mata hitamnya yang seperti elang sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin dan tajam.“Aku sudah periksa semua dokumen ini. Kamu bisa baw
"Tapi…""Apa kamu nggak mengerti apa yang baru aja aku bilang?" Simon mengerutkan kening dan tidak memberinya kesempatan untuk bernegosiasi dengannya.Kuku Xena terkubur jauh di dalam telapak tangannya. 'Dia nggak punya bukti, tapi dia usir aku cuma karena dia curiga? Apa Sharon menempati tempat penting di hatinya?’Setelah bekerja di sisi Simon begitu lama, ia juga tahu emosinya dengan baik. Sharon tahu ia tidak akan mendengarkan orang lain begitu ia mengambil keputusan. Tidak peduli berapa banyak seseorang memohon, itu akan sia-sia.Merasa sedih, ia menyeka air matanya. "Aku ngerti. Aku akan kembali dan serahin surat pengunduran diri aku.” Ia kembali ke penampilannya yang biasa patuh dan dewasa—kecuali matanya berkilat kebencian."Keluar." Simon mengucapkan kata itu tanpa emosi.Xena memaksakan senyum dan mengambil dokumen di meja sebelum dengan patuh berputar untuk pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Ketika ia akan keluar dari ruang kerja, ia tidak bisa menahan diri unt
Setelah disuntik obat antipiretik dan minum obat lain, serta tidur seharian, akhirnya Sharon merasa lebih baik.Setelah berurusan dengan beberapa dokumen, Simon datang mengunjunginya hanya untuk menemukan bahwa ia sedang marah.“Kenapa kamu nggak panggil orang kalau kamu udah bangun? Siapa yang bikin kamu marah?” Ia duduk di sisi tempat tidur.Sharon tidak puas dengan kata-kata yang diucapkan oleh Howard sebelumnya dan telah mengusirnya. Kemarahan dalam dirinya tidak bisa berkurang begitu cepat.Jika Howard tidak melarikan diri dari tempat kejaian cukup cepat, Simon akan melihatnya."Aku ..." Ia terbatuk saat ia berbicara. Pada saat itu, ia ingat tenggorokannya kering dan sakit.Simon menuangkan segelas air untuknya. "Minum air dulu sebelum bicara."Ia meneguk segelas besar air dan merasa tenggorokannya jauh lebih baik.Melihat cara ia menenggak air membuat Simon merasa itu lucu. “Minum pelan-pelan. Nggak ada yang akan rebut minuman dari kamu.”Ia menyerahkan gelas itu kembali
Bahkan kalau kamu berani melarikan diri, aku nggak akan biarin kamu pergi dengan mudah," katanya dengan nada kasar.Setelah mengatakannya, Simon segera menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya dengan cara mendominasi dan menyatakan otoritas mutlaknya.…Setelah Sharon pulih, mereka meninggalkan pulau kecil dan kembali ke rumah keluarga Zachary.Bagaimanapun, mereka harus merencanakan pernikahan mereka yang akan berlangsung bulan depan. Simon memiliki banyak hal untuk dipersiapkan.Hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi tahu saudara perempuannya sehingga ia tidak akan menentangnya ketika saatnya tiba. Jika tidak, seluruh upacara akan gagal berjalan dengan lancar."Apa? Kamu akan nikah bulan depan? Aku nggak setuju!" Memang, hal pertama yang dikatakan Penelope adalah ketidaksetujuannya.Kebetulan, Xena ada di sekitar dan mendengar bahwa Simon ingin menikah. Ia juga tercengang. 'Ini terlalu cepat!''Apa Simon tidak tahu Sharon sakit?''Nggak. Dia tau soal itu. Kalau ng
Saat Simon mengucapkan kata-kata itu, suasana di aula langsung membeku dan semua pelayan ketakutan. Mereka tidak tahu siapa yang harus mereka patuhi.Penelope kesal dan berteriak dengan dingin, "Kenapa kalian berdiri di sana? Cepat dan usir dia, atau kamu mau aku usir kalian semua?"Komentarnya agak mengancam. Semua pelayan takut mereka akan kehilangan pekerjaan. Mereka mengabaikan ekspresi mengerikan di wajah Simon dan ingin pergi untuk mengusir Sharon.Mata Simon yang seperti elang menjadi gelap saat ia mengulurkan tangannya. Ia memeluk Sharon dan membentak para pelayan itu, "Pergi!""Simon, kamu masih melindungi dia? Dia ini wanita gila. Kamu nggak bisa menikahinya!" Penelope cemas. 'Apa yang dilakukan Sharon untuk membuatnya terpesona?'"Penelope, tolong jangan komentar seperti itu. Shar ini istri aku!" Tidak ada yang bisa berubah pikiran begitu ia memutuskan sesuatu.Sharon menjadi cemas ketika ia menyadari Simon dan Penelope akan berkelahi. Ia kemudian menjelaskan kepada Pe
Penelope belum pernah semarah ini sebelumnya. Ia menghancurkan cangkir dengan kejam. Semua pelayan menahan napas karena takut mereka akan bernapas terlalu keras.Xena memperhatikan Simon dan Sharon pergi dengan mata terbelalak. Ia merasa seolah-olah hatinya telah tenggelam ke dasar jurang.Ia tidak pernah menyangka bahkan Penelope tidak akan bisa menghentikannya menikahi Sharon."Bibi Penelope, jangan terlalu marah karena itu akan mempengaruhi kesehatan kamu. Simon nggak akan mengkhawatirkan kamu kalau terjadi sesuatu karena di hatinya cuma ada Sharon."Akan lebih baik jika ia tidak mengatakan hal-hal itu. Setelah ia mengatakannya, Penelope menjadi lebih jengkel. Kali ini, ia bahkan menghancurkan teko."Sialan! Sharon harus pergi ke neraka!" Ia meraung.Mata Xena berkilauan tanpa ampun. 'Memang, Sharon harus pergi ke neraka. Kalau aku nggak bisa menghentikan Simon menikahinya, maka satu-satunya cara adalah membuatnya mati. Semua ini akan berakhir kalau begitu.''Tapi…' Tiba-tiba
"Hmph... Xena, kamu bisa berhenti akting di depanku. Apa kamu tau kalau wajahmu ini nggak bisa sembunyiin apapun dariku?" Howard berkata sambil tertawa dingin."Kamu ..." Xena malu dan marah. Namun, ia tertawa terbahak-bahak dan mengejek, "Menurut aku kamu dan Sharon sama-sama sakit!"Xena ingin meninggalkan tempat kejadian, tidak ingin mengatakan sepatah kata pun kepada Howard karena ia terlalu curiga."Xena, kamu seharusnya udah sangat jelas sekarang bibiku nggak dapat menghentikan pamanku untuk menikah. Hanya dengan kamu kerja sama denganku, kamu akan punya kesempatan yang lebih baik untuk menjadi istri paman aku." Howard menghadap punggungnya dan perlahan mengucapkan kata-kata itu.Langkah kaki Xena terhenti. Ia ingin meninggalkan tempat kejadian dan mengabaikan komentarnya tetapi pernyataan terakhirnya tentang ia menjadi istri pamannya terlalu menggoda.Ia berbalik dan menatapnya. Ia kemudian berpura-pura mengatakan dengan nada mengejek, "Bukankah kamu sangat mampu? Kamu bisa
Eugene mengerucutkan bibirnya yang tipis dan meletakkan gelas anggur di tangannya yang berisi cairan emas. Ia bangun.Fern memasuki ruangan dan hendak mengunci pintu ketika siluet pria yang menjulang tinggi muncul. Ia langsung masuk ke kamar tanpa peduli.Meskipun ini adalah kamar Fern dan putrinya, itu juga wilayahnya. Ia tidak bisa menghentikan Eugene masuk.Ia tidak ingin meliriknya dan segera berbalik untuk berjalan ke kamar. Ekspresi dingin tetap ada di wajahnya. "Apa kamu butuh sesuatu?" Fern duduk di depan meja rias.Setelah Eugene menutup pintu, ia berjalan ke arahnya, tidak peduli dengan ekspresi dingin di wajah Fern.Setelah tiba di belakangnya, ia mengulurkan tangannya yang panjang dan meletakkannya di atas meja rias. Ia mencondongkan tubuh untuk lebih dekat dengannya dan berbicara di dekat telinganya, "Sienna baru aja telepon. Dia akan datang untuk makan malam bersama kita."Wajah tanpa ekspresi Fern akhirnya berubah. 'Sharon akan datang?'Jadi dia telah kasih tau Sh