Share

ASK-175

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2024-05-18 23:34:50

Arsya tak pernah menganggap bahwa bermesraan dengan pasangan lebih penting dari urusan menyangkut perusahaannya. Bertahun-tahun dipilih memimpin SB Industrial Energy serta di tahun berjalan itu pula menjalin hubungan dengan Fanny, tak pernah sekali pun ia mendahulukan wanita itu jika menyangkut urusan perusahaan.

Sekali pun ia dan Fanny tengah bermesraan intens, satu pesan pendek yang masuk ke ponselnya dan meminta untuk hadir segera, maka soal Fanny harus dilupakan.

Arsya memejamkan mata kembali mengecup bahu Indah yang lebih hangat dibanding telapak tangannya karena sejak tadi tertutup blazer. Arsya mengusap bahu itu dan telunjuknya terselip untuk mengait tali tipis dalaman blazer yang terbuat dari sutera halus. Ia mengusap bahu halus seputih susu dengan telapak tangannya. Aroma parfum Indah sudah memenuhi hidungnya sejak tadi.

Pernikahan itu ternyata amat berbeda dari yang ia bayangkan. Saat Fanny menodongnya dengan pernikahan, bayangan bermacam hal rumit datang menyerbu pikiranny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (35)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
tenang bang Indah juga tau kok kalau Abang mau berangkat...
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
buru-buru ya bang hihihi
goodnovel comment avatar
mrs.wiraTAMAyuda
hahaha indah tau ajaaa , jd malu kan banggggg mksh njussss sayanggggg upnya banyakkk aku sukakkkkk , sehat2 njusssssss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-176

    Siapa yang masih membandingkannya dengan sosok Indah yang dulu? Tentu saja sudah sangat berbeda. Dulu ia memang sangat manja dan cengeng. Kenapa ia begitu, mungkin karena terlahir sebagai anak tunggal dan sangat dekat dengan ayahnya. Hingga saat ia menikah dengan pria yang dikaguminya cukup lama, ia menumpukan harapan akan memperoleh keistimewaan itu dari suaminya. Nyatanya, menjadi istri Panca tidak seindah angannya.Indah tidak memejamkan mata. Ia harus melihat bagian tubuh Arsya yang luar biasa, yang sedang berada dalam genggamannya. Ia mengangkat kepala untuk melihat bagian puncak benda itu menekan dan mendorong masuk hingga menimbulkan gelenyar memabukkan. Saat hal itu terjadi, ia dan Arsya nyaris mendesah lega bersamaan. Arsya mulai memulai gerakan yang akan menuju permainan sebenarnya. Belum lagi malam, tapi Indah sudah merentangkan kakinya lebar-lebar agar kenikmatan bisa mencapainya lebih dalam. Mereka yang tadi berpakaian sama rapinya, kini bergunulan tanpa batas sehelai b

    Last Updated : 2024-05-19
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-177

    Di ruangan PresDir Pelita Sentosa, Mikaila Asteria masih duduk menyilangkan kaki dengan mata terpejam. Di pangkuannya ada setumpuk dokumen penting yang baru saja selesai ia baca. “Kamu bisa bicara sekarang,” pinta Eric Widjaja dari balik mejanya. “Saya sudah bilang minta waktu lima belas menit, kan? Bahkan lima menit saja belum. Saya perlu memikirkan semuanya dengan benar.” Mika membuka mata dan melemparkan tatapan tajam pada Eric. “Apa saya harus memecat pegawai yang meminta wanita bernama Indah menggandakan dokumen sepenting itu? Siapa namanya? Via? Dia salah satu staf di departemen kamu, kan?” Eric mengabaikan nada bicara Mika yang mulai sengit. Ia sedang sangat jengkel. “Haruskah saya mengatakan bahwa semuanya bukan salah Via? Bukannya saya membela Via atau siapa pun yang berada dalam departemen saya. Saya tidak peduli soal mereka satu pun. Saya tidak kenal. Tapi bukannya istri Arsya bekerja di sini diterima secara resmi? HRD yang melakukan penerimaan pegawai baru, kan?” Mi

    Last Updated : 2024-05-20
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-178

    Arsya duduk bersandar di sofa nyaman dan menyilangkan kakinya. Perhatiannya kini tertuju pada sosok pria muda bernama Davino Chandra yang memimpin tim strategi SB Industrial Energy tiga tahun belakangan. Pria berkacamata itu dipilih langsung oleh Ari Subianto saat timnya menjuarai kompetisi Inovasi Teknologi Dekarbonisasi. Dalam arti kata lain, Ari Subianto ‘jatuh cinta’ pada pria muda cerdas seperti Vino dan merekrut pria itu secepat mungkin. “Ayah nggak salah merekrut kamu, Vin. Saya kira kamu ahli dalam bidang tambang aja, ternyata nyari informasi juga lumayan kilat,” ujar Arsya memuji Vino. “Semua karena tim saya, Pak,” sahut Vino rendah hati. “Sebenarnya mencari informasi begini tidak terlalu sulit. Apalagi para pemain di dunia tambang biasanya sudah saling mengenal. Bisa jadi yang sekarang bekerja di perusahaan tambang ternama juga berasal dari kampus-kampus dunia terkenal. Dalam arti kata lain … mereka bukan tenaga ahli sembarangan. Sama seperti Mikaila Asteria. Saya menda

    Last Updated : 2024-05-21
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-179

    “Meledakkan dan membakar smelter membuat saya bergidik,” ucap Mika. Ia benar-benar mengusap lengannya karena bergidik. “Akan banyak korban. Pekerja smelter, para tenaga ahli, ekspatriat, bahkan warga sekitar. Kurasa itu baru tercetus menjadi ide paling buruk yang belum tentu dilaksanakan. Sebagai tenaga ahli saya kurang menyetujui hal itu. Anda bisa melaksanakan sabotase lain yang efeknya kurang lebih sama. Sama-sama membuat saham SB Industrial Energy anjlok.”“Tapi keinginan saya bukan hanya harga saham SB Industrial Energy yang anjlok. Tapi audit perusahaan mereka dan menemukan sesuatu kebusukan yang kita letakkan. Saya mau melihat Arsya Anggara Subianto duduk di kursi pesakitan. Ditambah lagi sebuah informasi mengatakan bahwa dia sedang menantikan kelahiran anak pertamanya? Saya akan berusaha bayinya lahir saat dia dipenjara.” Eric tertawa mengejek. “Kalau Anda benar-benar menginginkan hal itu, sepertinya saya harus menambahkan beberapa persyaratan sebagai catatan kaki.” Mika sedi

    Last Updated : 2024-05-22
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-180

    Indah membutuhkan beberapa waktu untuk mencerna apa yang dikatakan Arsya. Sepasang matanya tak lepas menetap Arsya karena tak percaya apa yang baru saja didengarnya. Pelukannya kemudian mengendur. “Maksudnya … kondisi yang sangat tidak baik itu yang bagaimana?” Indah menelan ludah sembari pikirannya membayangkan apa yang mungkin terjadi pada bayi Panca. Demi Tuhan ia sama sekali tidak menginginkan hal buruk terjadi pada bayi yang dikandung Mayang.“Sepertinya bayi mereka lahir dalam kondisi tiba-tiba. Panca tiba tak sampai satu jam sebelum bayi mereka dilahirkan melalui jalan operasi. Pengacara mengatakan kalau Mayang dalam kondisi tertekan. Bayi mereka dalam kondisi tidak sadarkan diri sejak dilahirkan. Sekarang berada di PICU.” Karena Indah tak kunjung menjawab, Arsya kembali merangkul pundak wanita itu dan membawanya ke dalam.“Aku ….” Indah kembali diam. Tadinya ia lapar sekali, tapi berita itu membuat perutnya seketika kenyang. “Abang mau aku menjenguk bayi mereka?”Arsya menunt

    Last Updated : 2024-05-22
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-181

    Darah Arsya sedikit berdesir saat mendengar apa yang barusan diucapkan Panca. Ia melirik Indah dan sedikit tenang karena melihat istrinya itu memandang Panca dengan tatapan mengasihani.“Ngapain ke sini? Mau lihat seberapa hancur aku sekarang?” Panca kembali bersuara karena melihat Indah tidak bereaksi dengan ucapan pertamanya tadi.Indah menggeleng malas. “Aku kira kamu punya kalimat baru untuk bikin aku marah. Ternyata masih itu-itu aja. Ck,” Indah berdecak, lalu kembali melihat ke dalam bilik kaca. “Bayiku juga sakit, In?” Indah mengulangi ucapan Panca dengan kalimat tanya.“Iya. Bayiku juga sakit. Kamu pasti dengar dengan jelas apa yang barusan aku bilang.” Panca ikut menatap ke mana Indah memandang. Sorot matanya kosong. “Lahir kemarin nggak nangis. Sekarang masih pakai ventilator. Katanya … aritmia serius.”Indah memandang Panca. “Gangguan jantung seperti Alif bayi aku, kan? Alif bayi aku juga memiliki kelainan jantung dari lahir. Sampai di titik ini apa kamu belum menyadari ses

    Last Updated : 2024-05-25
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-182

    Sejak dulu sebenarnya Indah tidak terlalu mahir berciuman. Pengalaman berpacarannya sangat minim. Pertama kali mengenal cinta adalah saat ia melihat Panca untuk pertama kali. Sejak itu benaknya selalu terisi oleh sosok pria tampan dan dingin yang membuatnya penasaran.Pria tampan dan dingin yang dikenalnya itu ternyata memang tidak pernah menghangat untuknya. Pernikahan yang lebih sering terhalang jarak, membuat kemampuan Indah tentang percintaan menjadi amat minim.Indah tidak biasa mendengar seorang pria mengatakan cinta padanya berkali-kali. Ia juga tidak pernah diperlakukan lebih lembut dari perlakuan papanya dulu. Ia tidak pernah dirayu atau dibujuk. Ia tidak pernah dipuji dan terbiasa menganggap dirinya pantas menerima perlakuan Panca kepadanya.Ia tidak tahu bagaimana ciuman dan sentuhan yang seharusnya ditujukan pria yang mencintainya. Selama ini ia hanya menerima dan menunggu. Jarang sekali ada terlintas keberanian untuk memulai lebih dulu.Sampai akhirnya ia bertemu dengan p

    Last Updated : 2024-05-26
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-183

    “Apa lagi ini?” gumam Arsya. Selama sepersekian detik ia terdiam, detik berikutnya ia memandang ke depan dan menyadari kalau mereka sudah hampir tiba di rumah. Tadinya ia memang akan mengantar Indah lebih dulu sebelum kembali lagi ke kantor. “Galih, kita langsung ke rumah sakit yang biasa kita datangi,” pinta Arsya. “Baik, Pak,” sahut Galih, langsung menyalakan lampu sein kanan untuk melakukan putar balik. “Ibu gimana? Apa Ibu udah tahu?” Hal pertama yang dipikir Indah adalah soal Bu Della. Bagaimana ibu mertuanya itu menerima kabar soal kecelakaan suaminya kalau kesehatannya sendiri pun tidak cukup baik. Arsya menggeleng. “Leo ataupun Aldo tidak akan melapor ke siapa pun selain Abang. Mereka hanya akan melakukan perintah Ayah atau Abang.” “Jadi Ibu bakal dikasih tahu nggak? Kalau nggak dikasih tahu kasihan, dikasih tahu juga lebih kasihan. Pasti kepikiran. Yang kecelakaan suaminya,” Indah bergumam bingung seorang diri. “Nanti Abang putuskan setelah melihat keadaan Ayah. Kal

    Last Updated : 2024-05-27

Latest chapter

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-220

    Vino bukan sosok penakut. Tapi ia juga belum pernah bertindak terlalu berani. Detik itu ia berusaha keras menahan diri agar tidak menoleh kebelakang. Ia perlu waktu mencerna dan otak teknisnya yang terbiasa berpikir dengan angka memintanya untuk diam beberapa saat. Ia tidak mau gegabah. Bisa saja ada orang di sekitar sana yang mengenalinya sebagai karyawan SB Industrial Energy.Di antara riuhnya suara orang mengobrol di cafe, Vino menajamkan telinganya untuk mencari beberapa potong kata lain untuk meyakinkan dirinya.“Sore ini harus diusahakan. Lusa wanita itu akan pulang ke Jakarta. Jangan ditunda terlalu lama.” Suara berat seorang wanita kembali berbicara. Membuat Vino menegakkan tubuh seketika.“Bayaranku. Lunasi bayaranku hari ini. Aku nggak mau mengerjakan tugas berat lalu harus mencari kalian ke mana-mana. Aku tau kau pun hanya perantara. Kita di sini cuma kacung, jadi jangan saling menipu.” Balasan suara seorang laki-laki membuat keraguan Vino sirna saat itu.“Aku cuma dikasih

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-219

    Arsya sedang duduk di ruang makan dengan dua tangan memegang ponsel di meja. Sesekali Arsya mengetik dengan sangat cepat lalu menit kemudian memandang ponsel dengan senyum terkulum. Kadang Arsya tertawa kecil, kadang juga menggigit bibir bawahnya seperti sedang gemas pada sesuatu. Pada pesan terakhir yang ia tersenyum sendu. Lalu dengan sangat pelan nyaris berbisik Arsya mengucapkan, “I love you, Mrs. Subianto.” Arsya sangat tenggelam dengan percakapan melalui pesan pendek bersama Indah siang itu. Sampai-sampai Arsya tidak mendengar sepasang langkah kaki mendekatinya. “Hei, kamu pasti enggak dengar aku datang karena asyik banget bales-balesan chat-nya. Pasti lagi ngobrol sama Indah.” Dean menarik satu kursi tepat di seberang Arsya. Arsya tidak dapat menyembunyikan rasa malunya. Ia tertawa tergelak. “Mas Dean tau aja,” ucap Arsya. “Diterusin aja dulu,” kata Dean, ia ikut mengeluarkan ponselnya. “Oh, sudah selesai kok, Mas. Ada yang mau diobrolin, ya?” Arsya meletakkan ponselnya.

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-218

    “Kamu hubungi Markus pakai ponsel kamu.” Eric menunjuk tas kecil di pangkuan Tiara. “Oh, oke…oke.” Tiara cepat-cepat merogoh tasnya mengambil ponsel. Ia paham apa yang diminta Eric darinya. “Om di mana? Oh, iya. Masih di sana? Iya nih aku bilang ke Pak Eric. Ditunggu ya Om. Jangan ke mana-mana. Ke dua orang itu juga bilang jangan ke mana-mana.” Tiara lalu menyudahi telepon dan mengangguk memandang Eric. “Kalau tidak ada perubahan kita langsung ke sana.” Eric menginjak pedal gas semakin dalam dan mobil melesat ke tempat yang belakangan mereka setujui untuk bertemu. Mobil meluncur di jalan raya tidak begitu lama. Tiga puluh menit kemudian mobil sudah berkelok-kelok menuju daerah mendekati teluk laut. “Om Markus pasti di sebelah sana.” Tiara cepat-cepat turun tanpa menunggu Eric. Ia sengaja berjalan mendahului karena jantungnya berdebar saat mendengar Eric serius dengan rencananya. Apakah tidak bisa semua berjalan seperti biasa? Kalau smelter SB Industrial Energy diledakkan, kecelaka

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-217

    Tiara membasahi bibirnya. Pikiran gila yang beberapa hari belakangan menari-nari dalam benaknya seakan terkumpul menjadi satu hari itu. Saat Eric menggunakannya sebagai tempat pelampiasan sesaat, ia bahkan tidak sempat menikmati. Cek tiga ratus juta membuat ia langsung menyanggupi menjadi wanita yang bisa ditiduri Eric kapan pun pria itu mau.Celana jeans biru muda yang membalut pinggul dan pahanya yang terbilang besar. Sejak remaja ia sering dikata-katai bongsor. Ia juga sempat minder dan tak memiliki pacar sampai kuliah. Di tahun akhir jenjang diplomanya, Tiara memiliki pacar untuk pertama kali dan malah kehilangan keperawanannya.Bagi Tiara saat itu, dicintai oleh seorang di luar anggota keluarganya adalah hal yang paling membahagiakan. Meski akhirnya dicampakkan, Tiara tidak cukup belajar. Ia bahkan semakin terobsesi ingin dianggap penting oleh seorang pria, juga ingin dicintai dan dimiliki seutuhnya.Kala itu yang dilihatnya adalah sosok Eric yang baginya sangat tampan. Berkulit

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-216

    Percakapan Eric dan Tiara tempo hari tidak terputus begitu saja. Tiara yang sedikit gila dan mulai jatuh hati pada Eric malah berbinar-binar saat mendengar pengakuan Om-nya. Sayang pengakuan yang disampaikan Tiara pada Eric tidak berbuah manis. Chief Controller itu dipanggil oleh Eric dan diingatkan akan sesuatu yang membuatnya tak berkutik.Eric sedang duduk di balik meja kerja kamar hotelnya saat Tiara kembali datang dengan omnya. Eric mengacungkan sebuah pulpen dan melemparkannya pada Chief Controller.“Berengsek! Kamu kira dengan bilang tidak bersedia melakukan pekerjaan yang kuminta, kamu bisa lolos begitu saja? Kamu lupa apa yang sudah kamu terima? Kenapa baru sekarang kamu teringat bahwa SB Industrial Energy yang menafkahi keluargamu sampai saat ini? Kenapa sewaktu beli mobil baru kamu lupa itu uang dari mana? Uang itu kamu terima karena kamu mau melaporkan bahwa bahan baku sudah habis dan tungku smelter harus berhenti bekerja. Itu saja, Markus! Kerjamu sedikit dan bayarannya m

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-215

    Pada waktu yang sama di Jakarta.“Bu, ada telepon dari Sarah.” Laras berbisik dari balik bahu Bu Della.Bu Della tidak menjawab. Tatapannya tetap tertuju pada sosok Ari Subianto yang baru kembali menempati kamarnya dengan mata terpejam.“Bu, Sarah nunggu Ibu. Biar Ayah diperiksa dokter dulu. Kita ke ruang makan sekarang,” bisik Laras, mengambil alih kursi roda Bu Della dan membawanya keluar kamar.“Pasti ada kekacauan di kantor. Sarah jarang nelepon Ibu kalau bukan karena sesuatu yang penting.” Bu Della memandang Laras yang tidak bereaksi apa pun selain menunjukkan telepon wireless yang sudah di-mute-nya. “Ibu duduk di kursi aja,” sambung Bu Della, berdiri dari kursi roda dan pelan-pelan berpindah ke salah satu kursi makan.“Ngomong dulu,” kata Laras, menunjuk ponsel.Bu Della berdeham pelan. “Halo? Sarah? Kamu jarang menghubungi saya. Biasanya langsung ke Arsya. Kalau nelepon begini malah bikin saya deg-degan. Ada apa? Komisaris itu lagi, ya?”“Maaf sebelumnya kalau saya membuat Ibu

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-214

    Bukan hanya sekali dua kali Tiara menemani para petinggi mencari hiburan; menghabiskan malam untuk bersenang-senang. Beberapa kali ia bahkan menyanyikan beberapa lagu di tempat karaoke bersama para petinggi perusahaan itu. Tiara memang tidak terlalu cantik, tapi Tiara bertubuh sintal berisi yang sangat disukai para lelaki. Ajakan untuk menghabiskan malam bersama pun tak jarang ia terima. Tapi pikiran Tiara tidak pernah berpikir terlalu jauh. Sampai ketika Eric yang mengajaknya seperti saat itu. Efek yang didapatnya dari pengaruh Eric tidak akan main-main. Semua karyawan perusahaan Eric akan segan padanya. Jadi, tanpa pikir panjang Tiara menuju pintu dan menguncinya. Eric membuatnya penasaran. “Bagus…bagus. Ayo, ke sini. Saya mau kita pemanasan dulu. Pasti pernah melakukan begini, kan?” Eric mengitari meja dan duduk di kursi. Ia bicara sambil melepaskan ikat pinggang dan menurunkan resletingnya. “Saya mau kamu blowjob sekarang. Bibir kamu penuh, pasti rasanya enak. Ayo,” pinta Eric s

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-213

    Eric Widjaja mengambil beberapa sifat pria dominan pada umumnya. Ia menyukai persaingan dan tidak peduli apakah persaingan itu sehat atau tidak. Ia ingin menang dan tidak suka harga dirinya diobrak-abrik seperti yang dilakukan Arsya padanya. Egonya menuntut pembalasan. Dalam hal dunia lelaki, Eric Widjaja selalu menghindari segala bentuk ikatan. Ia beranggapan kalau teriak dengan seseorang berarti tidak bisa berkembang. Ia memiliki banyak rencana dan menjalin hubungan serius dengan wanita bukan termasuk di antaranya. Sepeninggal Mika keluar dari ruangannya, Eric mendekati Tiara dan membelai paha gadis itu. Ia menyukai Tiara karena gadis itu pemberani. Tiara tahu apa yang diinginkannya dan bersedia berkorban untuk itu. “Kamu yakin laki-laki di saja tidak ada yang curiga dengan pergerakanmu?” Eric meremas bokong Tiara. “Mereka pasti curiga seperti yang Bapak bilang. Tapi mereka nggak tahu mau mulai menyelidiki saya dari mana. Bukannya Bapak bilang hal itu semakin baik karena kita ja

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-212

    Ada jeda beberapa detik sebelum Arsya mengatakan, “Lanjutkan.” Abdul kemudian berdeham dan kembali memandang laptop. “Baiklah saya lanjutkan. Sebagai informasi bahwa penyadap belum ada dipindahkan dan masih di tempat yang sama. Saya pikir tidak apa-apa dibiarkan saja. Vino bilang penyadap itu bisa kita pakai untuk tujuan lebih baik.” “Oke, selanjutnya,” ucap Arsya dengan tatapan menyapu permukaan meja. Ia juga berpikir akan rapat sambil makan. “Saya sudah membuat surat perintah kembali beroperasional yang akan Bapak tanda tangani untuk smelter.” Vino menyodorkan lembaran kertas yang baru dicetaknya. Arsya mengangguk. “Lalu, apa dugaan penggantian pegawai wanita di sini?” tanya Arsya. “Dugaan paling buruk adalah untuk melihat pergerakan kita di sini. Memastikan bahwa kita bergerak sesuai dengan perkiraan mereka. Seperti rencana proyek Eric Widjaja yang kamu ceritakan kemarin. Harusnya mulai dari sekarang kita mulai memikirkan apa rencana mereka selanjutnya untuk menghambat kamu,”

DMCA.com Protection Status