"Hush ngawur kamu Sya, tak boleh itu dosa.""Ye ya kalau dosa menyerahkan diri sana sekalian!"Jaden tak menjawab, lelaki itu sibuk tancap gass dan Vasya hanya bisa memutar matanya tapi langsung waspada setelah terjedot pintu, ia lekas pegangan ke atas karena Jaden benar benar langsung bablas.Mobil masih melaju cepat, di keheningan malam itu 2 mobil mencoba adu kecepatan. Jaden sendiri tak mau kalah, ia melihat itu cuma mata mata bukan segerombolan orang makanya ia berani bermain seperti ini."Jaden!""Awassssss!!"Menyadari apa yang Vasya khawatirkan Jade langsung ngerem mendadak mobil mereka sampai ngedrip di jalanan malam itu semetara mobil satunya tetap lurus lalu terjun bebas entah kemana mobil itu mendarat. Vasya berdoa sekuat tenaga, sekarang kepalanya benar benar pusing tapi alhamdulillah ia masih hidup.Dan ketika mobilnya sudah berhenti berputar tinggal kepalanya yang belum bisa normal, seperti isi kepalanya juga ikutan berputar."Sya!""Apa? Sakit tauk, gilak ya!"Jaden ha
Gila nggak tuh!Kok bisa?"Videonya viral kakak, aku sampai ngucek mataku berulang kali, teman teman sekantor pada nanyain kamu dan teman teman dramamu itu.""Matilah sudah!""Itu beneran apa cuma rekayasa?"Rasanya mulut Vasya kering dan pahit, ia tak bisa membicarakannya dengan Andri tapi ia juga tak bisa menyembunyikannya. Andri kemudian menyodorkan ponselnya lalu menyuruh kakaknya untuk memutar video viral yang memperlihatkan drama cinta segitiga tambah sisi yang sangat tidak layak mendapatkan nominasi oscar.Benar benar di luar nalar, Vasya sampai melongo dan reflek menutupi mulutnya, dan yang lebih hebat lagi antusias warga plus 62 sungguh tak main main. Bagaimana ini?Parahnya sampai ada hashtag 2 kubu, kubu Armin sama kubu Jaden sudah kaya nam do san sama han ji pyeong saja. Vasya masih kepo, ia membaca komen komennya yang rata rata mengatainya juga Amanda.Kok aku juga disalahkan, mereka bebal atau bagaimana?Tapi memang Vasya paham ia juga bersalah disini. Kepala Vasya peni
Rasanya Vasya ingin menangis lagi. Kenapa si kampret ini malah meributkan hastag yang masih membuat Vasya pusing. Rasanya hatinya setengah setengah, ia tak begitu menginginkan keduanya, ia bahkan ingin mereka menghilang saja. Atau mungkin mereka memang harus menghilang saja dan kita akan melihat siapa yang begitu Vasya rindukan. Kira kira Jadenkah atau Arminkah. "Sya..""Jaden aku bukan di team manapun. Aku milik diriku sendiri."Iya diriku sendiri yang bimbang begini.Lelaki itu tak menyukai jawaban barusan, ia mengerutkan dahi karena kurang memuaskan. "Lalu kamu tak mau memilih begitu?""Untuk saat ini tidak.""Kalau begitu aku dan sepupuku terpaksa perang."Gampang sekali mengatakan perang.Jaden mengatakan bahwa ia takkan menyerah dan sepertinya Armin juga orang yang gigih karena lelaki itu kini juga mengirimi Vasya pesan bertubi tubi. Seolah meneror dengan kalimat yang mengajak main."Kalian melakukan hal percuma."Jaden menggeleng, ia mengatakan bahwa apa yang ia lakukan sama
Drama lagi.Harusnya Vasya menambahkan drama religi sekalian dengan mengatakan bahwa ia hanya memilih Allah SWT, tiada mahkluk yang berhak Vasya pilih tanpa keridhoannya tapi sayang Vasya bukan seorang yang religius."Aku pilih diriku sendiri.""Sudah ahh jalan cepet.""Siyap!"Tanpa babibu Jaden langsung menuruti perkataan tuan puterinya, ia sungguh tak mau jika mengulur waktu bisa bisa Armin keburu datang lagi, kan apes jadinya."Team Jaden lebih banyak yang ngevote."Vasya menoleh, ia tak mengerti kenapa Jaden senyam senyum sendiri, kan orang ngevote juga belum tahu konteks dan keadaan sebenarnya bukan."Terus?""Peluang menang banyak!""Pede amat sih?""Ya dong, Bahkan sedikit orang yang ngevote Armin, cowok begitu tak punya kredibilitas. Masak Amanda bilang ini itu langsung nurut kalau aku jadi dia. Aku bakal mengejar Amanda sampai Amanda luluh atau malah kewalahan hingga bunuh diri."Terserah lah!"Jangan terima telepon dari dia!""Hhhmmm.""Janji ya!"Tapi Vasya tak bergeming,
Vasya sendiri syok, ia belum perna berpikir demikian. Baru detik ini ia memikirkan baiknya bagaimana. Dan mungkin akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan untuk keduanya agar ia bisa memilah dan memilih lebih selektif.Tak ada salahnya bukan tapi wajah Jaden membuat Vasya juga tak tega mengatakan yang sebenarnya."Menjalani dengan siapa?""Jangan bilang sama Armin begitu?"Hening."Kalian berdua, aku hanya ingin adil saja."Jaden membuang muka, matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Seperti seorang yang kalah telak padahal ia belum berusaha maksimal."Armin tidak mencintaimu Sya!"Lagi lagi kata kata Jaden masuk akal. Vasya jelas tahu Armin menyukai Amanda tapi kenapa ia memilih menyakiti Jaden begini."Kamu menyukai Armin begitu kan maksudnya?"Rasa bersalah mulai mendera hati Vasya yang seolah menciut melihat sorot mata Jaden yang benar benar hancur. Kenapa lelaki itu sehancur ini dan Vasya hanya bisa terdiam, ia tak tega mengangguk atau mengatakan hal lain.Hening.Tapi
Memang kamu bilang apa maemunah?"Bilang apa lagi sih?"Kak Viola malah terdiam, dia mengamati ekspresi Jaden yang dari tadi fokus memerhatikan gerak gerik Vasya."Serius kamu tak sadar?""Halooo aku sadar cuman mau pingsan saja sekarang.""Pak Jaden loh itu.""Iya tahu, Lhaya Pak Jaden kenapa, apa yang ia punya."Mereka saling memandang dan Kak Viola mengatakannya tanpa bersuara, jadi hanya bibirnya yang bergerak menunjukkan suatu kata kerja yang membuat Vasya merinding."Sadar sekarang?"Tapi anehnya Vasya malah terdiam, ia mengamati tanah tempatnya berpijak sekarang.Semua orang jelas paham akan hubungan mereka yang rumit.Dan saat situasi mulai tenang Kalan datang lagi dengan pertanyaan yang memporak porandakan tatanan mood Vasya yang sudah ia antisipasi sedemikian rupa."Ngomong ngomong kontennya viral nih."Seketika Vasya langsung melotot, ia serasa mau memakan Kalan hidup hidup. Sedangkan si ulet bulu yang dari tadi diem aja tak bersuara nampak sedikit kepo dengan omongan Kalan
Padahal tanjakan sudah di depan mata tapi tak terlihat warung maupun posko istirahat yang mereka lihat masih pepohonan hutan yang rindang. Jaden terdiam tak berani mengatakan sesuatu. Vasyapun hanya menelan rasa kecewanya sendiri.Sudah pernah di PHP begini sama Perusahaan.Semua orang nampaknya ingin ngedumel tapi mereka memilih legowo saja timbang buang buang energi. Kalan yang bermulut rombengpun hanya menatap ke depan lalu meminum air mineral sekali teguk karena saking kesalnya."Loo kok ndak ada posko sih?"Semua orang menatap Amanda yang entah kenapa seperti ingin mencetus keributan. Jaden yang mendengarnya hanya bisa garuk garuk kepala karena ia sendiri tak bisa mengadakan warung tanpa sepengetahuan perusahaan."Event apa ini?"Lagi lagi Amanda sibuk mencerca perusahaannya yang sangat pelit dalam hal refreshing."Kaya baru aja kan biasa seperti ini."Kalan memandang Amanda, dia tersenyum seolah mengajak Amanda untuk menertawakan perusahaannya yang menyedihkan."Males banget!"S
Langkahnya terhenti Vasya menoleh dan Viola tak ada dimanapun, ia mendongak mencoba mencari siapa tahu tersangkut akar hidup atau bagaimana tapi pepohonan nampak normal. Apakah Anaconda raksasa?wajah plongak plongoknya masih mencoba berpikir realistis walaupun ia membayangkan mungkin ada sosok hewan buas yang siyap menerkam kapanpun. Seperti film ekspedisi yang pernah ia tonton."Vasya tolong!!!!""Sya disini!""Tolong Sya, aku di bawah!"Suaranya persis di samping kaki Vasya. Gadis itu segera memeriksa tanah di sampingnya dan ternyata itu hanya gundukan rumput yang ditata untuk menutupi sebuah lubang besar yang kini berisi teman temannya. Sialnya lubang besar itu juga dalam, sekitar 3 meter dari permukaan tanah.Siapa sebenarnya yang membuat perangkap begini. Untuk menjerat hewan apa, Vasya sampai heran sendiri. Dia hanya bisa memanggil nama temannya dari atas sambil bertanya apakah mereka baik baik saja."Tak ada yang kesleo atau terbentur kan?""Tidak, kami baik baik saja.""Alha