"Dari dulu kamu merencanakan semua ini begitu?"Tanpa rasa bersalah Amanda menyahuti, dia bilang dari awal memang ia yang menyuruh Vasya untuk datang saat kencan buta. "Jadi dari awal?"Ekspresi kesakitan Armin tampak nyata dan itu membuat Vasya menangis, gadis itu terpaksa melengos demi menyembunyikan air matanya yang malah terlihat oleh Jaden. Dan tentu perasaan Jaden ikut porak poranda bukan, lelaki itu ingin menangis karena terlalu perih melihat Vasya begini.Tapi ia harus tetap gentle, pokoknya ia harus bisa seperti pangeran berkuda putih seperti muse yang kerap kali di tuliskan di lagunya Taylor Swift. Gadis pick me lagi lagi berbicara."Iya, sejak awal aku tak menyukaimu Armin. Kamu yang terlalu penurut bukan tipeku sama sekali."Mungkin kalau Vasya baik baik saja ia akan menepuk jidatnya mendengar omongan sahabatnya tapi kali ini ia malah menangis sedih. Ia tak tega dengan Armin. Tapi aneh bukan harusnya yang begini itu Amanda, uniknya gadis sundal itu sungguh baik baik saja.
Benar timbang memikirkan masalah yang membuatnya kacau ia lebih tertarik untuk membahas hal lain. "Yang bagian mana?""Gadis bernama Ranita.""Oh itu.""Dia siapa?"Jaden membenarkan posisi duduknya kemudian lelaki itu menjawab bahwa Renata dengan dia memiliki hubungan tapi bukan hubungan kekasih, tentu saja Vasya tak percaya. Gadis itu tersenyum mengejek."Yakin?""Iya."Bohong!Kalau tak ada hubungannya ngapain tadi di bawa bawa, mana pake emosi segala. Kan sudah jelas Ranita itu siapa bukan."Jadi dia tak ada hubungannya?"Lagi lagi Jaden menggeleng. Sepertinya lelaki itu tak mau membahas ini sekarang. Vasya sendiri menghembuskan nafasnya jera."Bagaimana bisa mimpi tempo hari jadi kenyataan.""Mimpi apa?""Aku pernah bermimpi menggantikan posisi Amanda."Hening."Kebetulan, jangan di pikirkan."Walau Jaden bilang begitu Vasya tetap saja kepikiran, ia tetap memerhatikan jalanan dengan mata sendu."Sya Andri mau di belikan apa?"Hening."Syaa!!!"Sang empunya nama hanya menoleh ses
"Jangan bercanda deh pak.""Serius ngapain bawa logistik banyak banyak."Nih orang tak tau pasti ya kan dia saja belum setahun menjabat di perusahaan."Medannya yang buat jalan santai itu ngejegeg pak jadi hampir 90°. Bayangin sesusah apa dan tinggi sekali.""Lhaya makanya bawa yang penting penting saja."Jaden masih berkicau tentang apa yang harus Vasya bawa. Lagi lagi memang Jaden ini orang awam, ia sama sekali tak tau medan seperti apa yang akan mereka temui besok."Air mineral yang paling butuh pak kalau 1 liter takkan cukup.""Lha kan pasti di sediain perusahaan to."Vasya melengos, ia bahkan lupa kalau perusahaan sebaik itu. Seingatnya di kasih minum perusaan saat sampai di garis finish. Sebelumnya berkilo kilo meter dia jalan tak ada mananger yang memberikan minuman gratis."Besok jangan kaget anda.""Oke, siapa takut."Vasya bukan nakut nakutin pak!Nadanya sudah seperti yang paling berani saja padahal kalau Vasya sendiri tak begitu pas pertama kalinya. Vasya takut setengah ma
"Ndak apa apa.""Ya jangan dong nanti kalau pake beda sendiri gimana, Kalau Herry datang pasti langsung tahu."Jaden menoleh, ia sependapat tapi kalau baju Vasya mengikuti arahan perusahaan yang ada dia nanti pusing untuk mencarinya karena semuanya sama."Pakai warna lain saja.""Nggak pak!""Nanti couplean sama saya."Demi apa?Vasya hanya melotot syok mendengar Jaden bilang demikian. Lelaki ini pasti bercanda atau malah ngajak ribut. "Please pak!""Loh kenapa?""Apa kata orang orang.""Lha emang mereka mau ngomong apa?"Vasya terdiam, ia memikirkan perkataan apa yang akan ia dengar jika ia memang memakai baju sama dengan Jaden."Siska dan aku tak ada hubungan apa apa, kita bisa bebas melakukan apa saja.""Kita?""lo aja kali pak, kalau aku mah nggak."Hening."Sudahlah, pake baju cokelat samaan lagipula nggak ada yang marah, ini demi keselamatan kamu. Kalau kalu pake baju putih nanti susah nyarinya.""Ya jangan di carilah pak, di tunggui saja.""Fine tapi apakah kamu juga akan ante
"Hush ngawur kamu Sya, tak boleh itu dosa.""Ye ya kalau dosa menyerahkan diri sana sekalian!"Jaden tak menjawab, lelaki itu sibuk tancap gass dan Vasya hanya bisa memutar matanya tapi langsung waspada setelah terjedot pintu, ia lekas pegangan ke atas karena Jaden benar benar langsung bablas.Mobil masih melaju cepat, di keheningan malam itu 2 mobil mencoba adu kecepatan. Jaden sendiri tak mau kalah, ia melihat itu cuma mata mata bukan segerombolan orang makanya ia berani bermain seperti ini."Jaden!""Awassssss!!"Menyadari apa yang Vasya khawatirkan Jade langsung ngerem mendadak mobil mereka sampai ngedrip di jalanan malam itu semetara mobil satunya tetap lurus lalu terjun bebas entah kemana mobil itu mendarat. Vasya berdoa sekuat tenaga, sekarang kepalanya benar benar pusing tapi alhamdulillah ia masih hidup.Dan ketika mobilnya sudah berhenti berputar tinggal kepalanya yang belum bisa normal, seperti isi kepalanya juga ikutan berputar."Sya!""Apa? Sakit tauk, gilak ya!"Jaden ha
Gila nggak tuh!Kok bisa?"Videonya viral kakak, aku sampai ngucek mataku berulang kali, teman teman sekantor pada nanyain kamu dan teman teman dramamu itu.""Matilah sudah!""Itu beneran apa cuma rekayasa?"Rasanya mulut Vasya kering dan pahit, ia tak bisa membicarakannya dengan Andri tapi ia juga tak bisa menyembunyikannya. Andri kemudian menyodorkan ponselnya lalu menyuruh kakaknya untuk memutar video viral yang memperlihatkan drama cinta segitiga tambah sisi yang sangat tidak layak mendapatkan nominasi oscar.Benar benar di luar nalar, Vasya sampai melongo dan reflek menutupi mulutnya, dan yang lebih hebat lagi antusias warga plus 62 sungguh tak main main. Bagaimana ini?Parahnya sampai ada hashtag 2 kubu, kubu Armin sama kubu Jaden sudah kaya nam do san sama han ji pyeong saja. Vasya masih kepo, ia membaca komen komennya yang rata rata mengatainya juga Amanda.Kok aku juga disalahkan, mereka bebal atau bagaimana?Tapi memang Vasya paham ia juga bersalah disini. Kepala Vasya peni
Rasanya Vasya ingin menangis lagi. Kenapa si kampret ini malah meributkan hastag yang masih membuat Vasya pusing. Rasanya hatinya setengah setengah, ia tak begitu menginginkan keduanya, ia bahkan ingin mereka menghilang saja. Atau mungkin mereka memang harus menghilang saja dan kita akan melihat siapa yang begitu Vasya rindukan. Kira kira Jadenkah atau Arminkah. "Sya..""Jaden aku bukan di team manapun. Aku milik diriku sendiri."Iya diriku sendiri yang bimbang begini.Lelaki itu tak menyukai jawaban barusan, ia mengerutkan dahi karena kurang memuaskan. "Lalu kamu tak mau memilih begitu?""Untuk saat ini tidak.""Kalau begitu aku dan sepupuku terpaksa perang."Gampang sekali mengatakan perang.Jaden mengatakan bahwa ia takkan menyerah dan sepertinya Armin juga orang yang gigih karena lelaki itu kini juga mengirimi Vasya pesan bertubi tubi. Seolah meneror dengan kalimat yang mengajak main."Kalian melakukan hal percuma."Jaden menggeleng, ia mengatakan bahwa apa yang ia lakukan sama
Drama lagi.Harusnya Vasya menambahkan drama religi sekalian dengan mengatakan bahwa ia hanya memilih Allah SWT, tiada mahkluk yang berhak Vasya pilih tanpa keridhoannya tapi sayang Vasya bukan seorang yang religius."Aku pilih diriku sendiri.""Sudah ahh jalan cepet.""Siyap!"Tanpa babibu Jaden langsung menuruti perkataan tuan puterinya, ia sungguh tak mau jika mengulur waktu bisa bisa Armin keburu datang lagi, kan apes jadinya."Team Jaden lebih banyak yang ngevote."Vasya menoleh, ia tak mengerti kenapa Jaden senyam senyum sendiri, kan orang ngevote juga belum tahu konteks dan keadaan sebenarnya bukan."Terus?""Peluang menang banyak!""Pede amat sih?""Ya dong, Bahkan sedikit orang yang ngevote Armin, cowok begitu tak punya kredibilitas. Masak Amanda bilang ini itu langsung nurut kalau aku jadi dia. Aku bakal mengejar Amanda sampai Amanda luluh atau malah kewalahan hingga bunuh diri."Terserah lah!"Jangan terima telepon dari dia!""Hhhmmm.""Janji ya!"Tapi Vasya tak bergeming,