*****"Oh Tuhan! Kau membuatku gila, Aya!" Ucap Liam di tengah cumbuan mereka. Kekasih mungilnya ini bersikap sangat agresif, mendorongnya ke kursi dan melompat ke pangkuannya sebelum menyerang bibirnya.Liam mendapat undangan dari Wiwid dan Beau untuk datang ke Restoran guna membahas video panasnya bersama Aya yang bocor. Ini cukup mengejutkan bagi Liam karena sesaat setelah ia menerima telepon dari Wiwid, sopirnya menemukan sebuah paket tak bernama di bagasi mobil. Sebuah ponsel keluaran terbaru yang hanya terisi satu file video berdurasi satu menit. Hot Scene in One Minute. Tanpa adanya surat pemerasan atau semacamnya. Liam langsung menghubungi L. Henderson Media guna mengkonfirmasi hal serupa, namun nihil. Belum ada seorang gila yang meneror media dengan paket tak bernama. Sepertinya si peneror memperingatkan mereka terlebih dahulu."Haruskah kubatalkan perpanjangan kontrak nikahnya, Liam?" Aya sedikit merintih saat bibir Liam menyesap bahunya. "Dengan begitu kau bisa menikahiku,
***** "Aku akan langsung ke ruangan suamiku. Atasanmu sudah datang kan? Bagaimana dengan Beau Prince dan Aya?" "Saya baru saja mengantarkan Mr. Prince dan Pasangan Star ke dalam, Mam. Sedangkan suami anda sedang berada di ruang kerja dan AyaBeast sudah duluan menunggu bersama Liam Henderson di Private Room # 9." Kepala pelayan Pawone Pak Karmo menyambut kedatangan Rengganis, istri dari sang pemilik restoran. Ia hendak membimbing Rengganis untuk masuk melewati pintu samping sebelum Rengganis menghentikannya. "Ada apa, Mam?" Kepala pelayan itu mengekori Rengganis yang membelokan langkahnya menuju pintu depan. Ia melihat Rengganis mengamati seseorang yang sedang melakukan reservasi. Pelayan restoran yang bertugas menyambut tamu di pintu masuk, membungkuk menyambut mereka. "Selamat malam, Mrs. Semito," sapa pelayan itu. Yang menarik perhatian Rengganis Cahyadi adalah sepasang kekasih dilihat dari gerak-gerik kemesraan yang ditunjukan. Sang wanita mengenakan gaun malam panjang ber
*****"Berharap saja King tidak tahu kita berkumpul di sini. Si brengsek itu sangat jeli. Setelah ini, kalian bisa keluar dari jalur pribadi di sisi samping gedung," Wiwid memandang serius sang kakak. "Khusus untuk pasangan Prince, mulai sekarang terlihatlah natural!"Mereka terpaksa bermain kucing-kucingan untuk menghindari Daniel King. Beruntung, selain Private Room, bangunan restoran juga didesain dengan sebuah jalur keluar pribadi dan parkir khusus yang terpisah dari parkir pelanggan restoran. Area-area ini dijaga ketat oleh beberapa security. Meskipun begitu, Wiwid berpikir ia tetap harus mengalihkan atensi Daniel dengan menargetkan Rebecca Welsh. Rengganis sempat marah mendengar ide dari sang suami karena publik tahu Rebecca menargetkan Wiwid untuk menjadi mangsa berikutnya. Wanita itu begitu terobsesi kepada suaminya."Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan, Mr. Semito?" Daniel curiga! Kenapa si pemilik restoran menemuinya secara langsung, seperti terakhir kalinya tiga tah
***** Berita itu santer terwartakan di setiap laman berita, bahkan wadah yang menampung aspirasi politik pun menyempilkan berita tertangkapnya Beau dan Aya oleh polisi patroli karena bercinta di publik area. Mungkin ini akan sedikit mencoreng nama perusahaan, tapi setidaknya pelaku teror bungkam, dua Minggu ini tidak ada lagi paket susulan. Aya sedikit merasa lega melihat keantusiasan publik Inggris terhadap berita ini. Lucunya, banyak netizen yang justru menyalahkan si polisi karena telah mengganggu aktifitas intim mereka. Pasangan terfavorit masyarakat Inggris, begitu mereka menyematkan julukan. "Kau tertawa? Ada yang lucu, Sayang?" Ah! Publik begitu mengangkat namanya dan Beau, tapi bagaimana seandainya jika mereka mengetahui bahwa ia justru bergelung nyaman di ranjang seorang Liam Henderson? "Aku hanya merasa kasihan pada polisi itu." Aya menarik selimut ke atas hingga sebatas dada, menutupi tubuh telanjang keduanya yang saling berpelukan. Liam mendekap tubuh Aya erat dari
***** Beau mendiamkan Aya. Ini tidak seperti yang sudah-sudah. Ada kecemburuan yang berperan besar di sini. Jangan salah, Beau memperlakukan Aya dengan mesra di hadapan para pemegang saham, namun sandiwara itu akan berakhir detik dimana mereka memasuki mobil jemputan. Tidak ada sarkasme atau saling cela, Beau akan diam seribu bahasa dengan pandangan tertuju pada entah apa yang ada di luar jendela. "Ingatkan aku jika kaulah yang menyuruhku untuk memberi Liam kesempatan, Beau! Jangan bersikap childish!" sungut Aya. Tapi tetap tidak ada tanggapan. Beau akan bersikap sedingin es setiba mereka di Green Mansion. Sengaja tidak bertegur sapa ketika berpapasan dan akan diam di meja makan tanpa mau terlibat pembicaraan project W. Kalaupun terpaksa dia hanya akan mengedikan bahu, menggeleng atau sekedar mengangguk. Ini membuat Aya frustasi. Padahal mereka mendapat undangan dari Keluarga Rodney untuk menghadiri pesta pembukaan galeri di pusat London, akhir bulan ini. "Dia itu kekanakan, Ni
***** "Kau mendiamkannya?" ejek Elizabeth lewat sambungan ponsel. Wanita itu masih bergelung nyaman di ranjang dalam rengkuhan sang suami. Mereka baru saja selesai bercinta guna merayakan kesuksesan terselenggaranya pagelaran seni semalam. "Jika kau menelpon hanya untuk mengejekku, aku akan menutup panggilan!" Kurang ajar sekali Elizabeth. Sejak terjalinnya kerjasama di antara mereka, pasangan gila itu sering kali mendikte Beau, merecokinya lewat pesan dan panggilan untuk memastikan Beau tidak berbuat gegabah. Aya bukanlah tipe wanita yang mudah ditaklukan, ia merupakan tipe setia jika menyangkut perkara asmara. Aya akan benar-benar beralih ke lain hati jika rasanya terhadap yang lama telah mati atau perlahan memudar. Dan laporan dari Audrey maupun Soraya sungguh membuat Elizabeth dan Wiwid khawatir. "Dengarkan aku! Segera tanda tangani perpanjangan kontrak itu, Prince! Sodorkan persyaratan baru yang memojokkan Aya. Sekali tempo, gertak dia! Dia masih membutuhkanmu untuk projec
***** Aya tersenyum melihat bagaimana Beau bercengkerama dengan Nana, salah satu dari empat kucingnya. Kucing dengan usia paling tua, 15 tahun. Di atas dipan rotan panjang yang Beau duduki, tepat di sampingnya, ada Jiji sedang tidur bergelung. Kucing bermotif Calico itu selalu saja mengekor kemana pun Nana pergi. "Kita sudahi saja kontrak itu, lalu kau bisa menikahi Liam." "Apa?" Beau mengatakannya dengan enteng, ia masih fokus bercengkerama dengan Nana dan Jiji. Ini sedikit membuat Aya resah. Ia menemui Beau untuk berbicara mengenai kondisi mereka sekarang dimana Beau mendiamkannya hampir satu Minggu sejak pengakuannya di telpon. Aya tidak menyangka jika Beau akhirnya menyambut rasa yang ia tawarkan selama ini. Mungkin dulu ia akan senang tapi sekarang justru membuatnya bingung. Pasalnya, Aya sudah bosan menunggu dan memutuskan untuk memberi Liam kesempatan. Hatinya perlahan mulai bertaut dengan Liam. Segala perlakuan Liam terhadapnya membuat Aya seolah diistimewakan. Pun perm
*****128 WindsorView Street adalah tempat Ronald Rodney's Art Collection berada. Pencinta seni dari Inggris begitu menantikan pembukaan galeri ini. Setelah hampir 25 tahun galeri induk berdiri di kota Paris, Perancis, Ronald Rodney baru berpikir untuk mendirikan anak cabangnya di kota London. Ini memberi kemudahan tersendiri bagi pencinta seni Inggris, mereka tidak perlu terbang ke Roma, Kazan, Berlin, New York atau kota lain di dunia yang menyediakan cabang-cabang dari galeri seni Keluarga Rodney. Seperti halnya galeri induk dan beberapa cabang lain, Ronald Rodney's Art Collection London menyediakan beberapa fasilitas, pelayanan dan aktivitas. Fasilitas galeri mencakup ruang pameran, ruang penjualan, perpustakaan seni, ruang workshop atau kelas seni dan aula serba guna. Bahkan mereka menyediakan cafe atau restoran dan toko souvenir. Aktivitas seperti pameran seni -baik tunggal, grup, atau tematik, workshop atau kelas seni, seminar seni, peluncuran buku atau katalog seni, pertunjukan
"Apa kau dengan mudah melupakan kebersamaan kita yang nyaris menyentuh angka tujuh belas, Beau? Walaupun harus diselingi dengan perceraian, akhirnya kau berhasil membujukku kembali. Katakan, jika ini sudah tidak lagi berarti bagimu!"Tatapan Daphne kepadanya mengingatkan Beau akan hari itu, hari dimana ia dengan berani meminta Daphne Westwood untuk menjadi kekasihnya. Bersedia melindungi keluarganya dari cemoohan publik dan memanjakan segala keperluannya. Tatapan itu mengingatkannya pada rasa rapuh yang hari itu mendera Daphne, sebuah frustasi akan himpitan hidup. Tersingkir dari society lalu sendiri, tanpa ada satu pun yang sudi menemani. Daphne Westwood bagi mereka tidaklah pantas untuk dilihat dan ditangisi.Daphne merogoh saku baju pasien rumah sakit yang ia kenakan, mengambil sesuatu di dalamnya lalu mengulurkannya ke arah Beau. Sebutir permen buah rasa apel tergeletak di telapak tangan Daphne."Ini segalanya bagiku! Sebuah mantra!" Airmata Daphne menggenang. Ia membuka bungkus b
Beau tidak habis pikir dengan jalan pikiran Daphne. Ia datang menemuinya untuk melakukan satu hal yang menurut Beau gila. Memecat Leonore Westwood, ibunya sendiri dari Mansion Lama Prince. Sudah sekitar dua tahun sejak Daphne memasuki jenjang perkuliahan bergengsi di Cambridge, Leonore Westwood menawarkan jasanya untuk bekerja menjadi pelayan di Mansion Lama Prince. Ibunya menerimanya karena mereka pernah melalui masa kanak-kanak bersama. Ia bersimpati pada nasib wanita itu. Tidak ada yang mau menerima mereka untuk bekerja karena rekam jejak Jeremiah Westwood. Terusir dari keluarga besarnya yang berada karena memilih menikahi seorang pengusaha rendahan. Gelar bangsawannya pun nyaris dicopot oleh pihak kerajaan jika saja beberapa keluarga terpandang tidak mendukung pilihannya."Kau sepenuhnya sadar tidak dengan akibat dari permintaanmu itu?" Ledek Beau. "Kaukira darimana kau dan adikmu, Elijah bisa hidup?" Sengit Beau. Ia kesal dengan kesombongan Daphne yang tidak menghargai kerja kera
Maya Rosenberg adalah primadona di kalangan mahasiswa jurusan bisnis, walaupun ketenarannya tak mampu mengalahkan silaunya popularitas Elizabeth Rodney. Apalagi sang bintang seolah tak mau tersentuh oleh tangan pria manapun. Elizabeth hanya mampu mereka jadikan objek dalam fantasi tanpa mereka berani merealisasikannya. Hal ini merupakan keberuntungan tersendiri bagi Maya. Atensi kini perlahan bergeser kepadanya. Ia bahkan bisa leluasa bercumbu dengan sang pangeran kampus, Beau Prince."Aku sudah memesan kamar, Sayang," Maya bergerak gelisah di pangkuan Beau, pinggulnya bergerak memutar tak beraturan, bergesekan dengan milik Beau Prince yang terbungkus celana jeans. Lelaki itu masih asyik mencumbu lehernya, dengan rabaan membara di sekujur titik-titik sensitif pada tubuhnya."Kita lakukan saja di sini, tidak ada yang akan berani protes." Maya melolong nikmat kala bahunya disesap kuat.Mereka berada di klub malam bersama teman-teman kampus mereka untuk menikmati Sabtu malam. Memesan ru
Beau mengajak Velma untuk mampir ke toko kue dan bunga. Hatinya luluh dengan keinginan sang putri yang memintanya untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Beau pikir, biarlah ini menjadi yang terakhir kalinya, sekalian menegaskan kepada Daphne tentang hubungan mereka. Ia juga harus memberi pengertian kepada Velma mengenai status yang dipilihnya sekarang."Aku harap ini yang terakhir kalinya, Daphne. Kumohon jangan lagi kau libatkan Velma!"Velma ijin keluar ruang rawat inap, ia beralasan ingin mencari mesin minuman tapi Beau paham putrinya itu ingin meninggalkannya berdua dengan sang ibu."Kalau aku tidak melibatkannya, apa kau mau menemuiku? Tidak kan?""Hubungan kita telah berakhir! Aku rasa aku sudah cukup jelas mengatakannya!""Itu bagimu, Beau! Dan aku tidak bisa menerimanya! Kami baik-baik saja dengan Charles lalu kau datang memohon kesempatan, setelah kutinggalkan Charles demi dirimu, kau malah bercinta dengan istri kontrak perawan tuamu!""Tutup mulutmu, Daphne! Kau meninggalkan
Dokter Rob Noran diberitahu oleh Beau secara langsung jika Aya Prince sedang menuju ke Rumah Sakit. Billionaire kandidat pewaris dari Keluarga Prince tersebut memintanya secara spesifik untuk menangani sang istri. Beau Prince begitu mempercayainya. Mereka merupakan sahabat sejak High School dan terpisah saat keduanya mengambil jurusan mata kuliah yang berbeda. Semenjak kecil -berbeda dengan sang kakak, Charles Noran- Robert memiliki passion dalam ilmu kedokteran. Kakeknya merupakan salah satu dokter pribadi keluarga kerajaan, ini merupakan motivasi tersendiri baginya untuk bisa menyamai atau bahkan mengungguli prestasi sang Kakek. Sekarang, di usianya yang mendekati kepala empat, berbagai prestasi telah ia torehkan untuk dunia kesehatan. Rob Noran merupakan sosok termuda yang berhasil menorehkan namanya sejajar dengan para dokter senior unggulan dunia. Ia bahkan sudah memiliki Rumah Sakit sendiri.Robert menghembuskan napas perlahan guna mengusir kegugupan. Ia memandangi bayang diri d
"Aku tidak akan memasrahkanmu pada siapapun, Aya. Kita akan ke rumah sakit, hari ini!" Aya sengaja memasang ekspresi sendu, untuk membuat Beau lebih khawatir sehingga ia akan mengabaikan permintaan Velma. Beau mengecup kening lalu menciumnya. "Astaga! Kenapa sekarang napasmu terasa panas?""Baiklah! Aku hanya memberitahu Papa saja. Mungkin Mama tidak begitu parah dibandingkan Tante Aya!" Sela Velma. Ia jengah dengan perilaku Aya yang berusaha menarik perhatian Beau.Intonasi yang Velma keluarkan membuat Aya bersorak dalam hati. Gadis remaja itu lupa sedang berpura-pura untuk terlihat baik di mata sang Papa. Well, sepertinya sakitnya membawa berkah tersendiri."Apa maksud dari perkataanmu, Velma?" Tanya Beau dingin. Ia terkejut dengan pernyataan Velma dan ia tidak menyukainya. Ada apa? Bukankah mereka akrab beberapa saat yang lalu? Kenapa tiba-tiba Velma melontarkan pernyataan yang menyudutkan Aya?Velma menunduk, ia merutuk dirinya sendiri dalam hati yang terpancing emosi karena tind
"Daphne yang menyuruhmu kemari?"Mereka spontan melepas pelukan sekeluarnya Beau dari ruangan. Saling menjauh dengan saling bersitatap tajam. Aya menghembuskan napas pelan, aliran udara yang keluar dari mulutnya terasa panas. Suhu dalam tubuh juga terasa terbakar, sepertinya Beau benar. Ia perlu memeriksakan diri ke dokter."Mama sakit." Ucap Velma dingin, sungguh berbeda dengan sikap manjanya beberapa saat lalu."Aku rasa kau bisa melihat seberapa pucat raut wajahku, Velma." Tantang Aya, yang membuat Velma memalingkan wajah.Daphne pergi ke sekolah sekitar pukul sepuluh pagi, memohonkan ijin dari sekolah untuk keabsenan sang putri. Ia kembali menyuruh Velma untuk mengunjungi Beau, memberitahukan kepadanya jika Daphne menjalani rawat inap di rumah sakit. Daphne memang sempat terlibat insiden kecelakaan kecil di sekitar lingkungan akibat kecerobohannya dan hal ini bisa ia jadikan alasan untuk Beau menemuinya. Velma hanya menurut, sejatinya ia pun menginginkan kedua orang tuanya rujuk.
"Velma?""Maaf, Pa. Rachel memperbolehkanku untuk masuk."Velma mengernyit melihat penampilan sang Papa yang cukup berantakan dan sedikit berkeringat. Kemeja terpasang tanpa terkancing, dasi dan jas kerja masih teronggok di atas meja. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat. Ia masih remaja tapi ia cukup tahu mengenai aktifitas orang dewasa yang melibatkan masalah ranjang. Bagaimana tidak? Sang Mama cukup berisik jika sedang bercinta. Velma bahkan pernah memergoki Daphne melakukannya di dapur saat masih bersama Charles Noran. Bayangkan! Usianya saat itu baru sepuluh tahun."Apa aku mengganggu kalian?" Kepalanya menengok ruang istirahat yang terbuka dari balik tubuh Beau.Beau ikut menoleh ke arah yang Velma tuju, "Tidak, ini salah Papa karena tidak memberi instruksi pada Rachel."Benar! Beau bahkan tidak mendapati Rachel di mejanya saat ia menggeret Aya tergesa masuk ke ruangan. Pintu pun lupa Beau kunci. Ceroboh! Bagaimana kalau kedua orang tuanya mendadak berkunjung? Mengingat belakan
Lagi! Aya menghentikan permainan mulut mereka ketika Beau mulai terangsang. Dan Aya selalu beralasan, Im not in the good mood. Alhasil Beau harus menahan hasratnya atau menuntaskan sendiri lewat permainan solo di kamar mandi."Right, you're not in a good mood!" jengah Beau.Ia segera menyingkir dari atas tubuh Aya -yang kancing kemejanya sudah terlepas semua- lalu melempar dasi kerjanya asal. Emosi jelas terpancar dari raut wajah Beau. Pria berambut pirang itu berjalan tergesa menuju kamar mandi sembari menurunkan resleting celana kerjanya. Ia menutup kasar pintu kamar mandi hingga menghasilkan bunyi berdebum cukup keras. Suara kerasnya mampu membuat Aya berjengkit, ia pun mengusap-usap dadanya untuk meredakan keterkejutan.Di dalam kamar mandi, Beau mendudukan pantatnya di atas dudukan toilet. Kepalanya bersandar pada tembok dengan mata terpejam. Telapak tangan kanan Beau melingkupi kejantanannya setelah menariknya keluar. "Damn, Aya ..."Ya! Beau Prince tidak lagi meneriakan nama Be