Share

Hukuman gila

Author: Althafunnisa
last update Last Updated: 2023-05-10 10:31:15

"Tapi ... Saya tidak terlambat. Bukankah ciuman hanya berlaku untuk hukuman terlambat?" Kirani sedikit menggeser posisinya sehingga tubuhnya menempel pada pintu mobil.

"Terus kamu kira aku memberi hukuman asal-asalan?" Theo semakin mendekat.

"Tapi saya benar-benar tidak terlambat, kok!"

"Oh ya? Apa perlu saya tanya pada sopir, berapa lama saya menunggu jawabanmu atas pertanyaan saya?"

Kirani terkesiap. Ia menyadari bahwa keterlambatan yang dimaksud oleh Theo adalah segala macam keterlambatan. Termasuk menjawab pertanyaan.

"Oke, saya tahu jawabannya!" Theo tiba-tiba sudah berpindah ke samping Kirani ketika perempuan itu masih mempertimbangkan hukumannya.

Cup

Satu kecupan mendarat di bibir Kirani membuat perempuan itu terbelalak.

"Itu hukuman karena kamu terlambat menjawab pertanyaan saya!"

Kirani yang masih menikmati ciuman dari Theo hanya tertunduk. Ia tidak menyangka jika lelaki itu malah mencuri ciuman di bibirnya.

"Setiap kamu terlambat melakukan perintah saya, menjawab pertanyaan saya, maka kamu akan mendapat hukuman yang sama." Theo menarik diri dari Kirani dan melepaskan tirai pembatas.

***

"Jadi mulai sekarang Ibu bekerja dari subuh sampai malam?" Kevin yang sedang dikenakan baju oleh Kirani bertanya.

"Iya, Sayang."

"Kenapa kerjanya lama sekali? Lalu kapan Ibu ada waktu bermain denganku?" Wajah Kevin tertekuk. Ia kecewa pada keputusan ibunya.

"Sabtu Minggu Ibu akan habiskan waktu dengan Kevin dari subuh sampai malam." Kirani membingkai wajah mungil Kevin, lalu mencium pipi bocah itu dengan gemas. 

Tadi malam Kirani sudah bercerita pada ibunya tentang pekerjaan yang akan dijalaninya. Ibunya Kirani tidak keberatan dan dia sangat senang menjaga Kevin. Yang terpenting Kirani memiliki gaji besar sehingga dia bisa membiayai pengobatan Kevin.

"Apa gaji Ibu besar?" Kevin kembali bertanya sambil mengekor ibunya yang tengah bersiap-siap berangkat ke apartemen Theo. 

"Sangat besar. Satu tahun bekerja, Ibu akan beli mobil untuk antar Kevin sekolah!" 

"Wahhh. Keren!"

"Makanya jangan merengek kalau Ibu bangunkan subuh karena Ibu tetap ingin menyiapkan Kevin sekolah." Kirani menjawil ujung hidung Kevin. 

Perempuan itu lalu mencium pipi putranya dan langsung berpamitan kerja karena sopir sudah menyusul ke dalam rumah.

"Ini sudah terlambat, Nona. Jam 06.30 seharusnya Bos Theo sudah bangun." Sopir membuka pintu mobil untuk Kirani.

Sopir membawa mobil dengan kecepatan tinggi karena mereka sudah terlambat lebih dari tiga puluh menit. Bisa dipastikan Theo akan marah pada mereka. 

Kirani pun segera membuka sandi pintu apartemen dan masuk ke dalam kamar Theo.

"Aaaa ...." Kirani terkejut ketika di kamar mendapati Theo yang hanya mengenakan handuk.

Theo menghampiri Kirani yang menutup wajah. Lelaki itu mendorong tubuh Kirani hingga tersandar di dinding apartemen.

"Bos ... Saya ...!"

Theo langsung menyambar bibir Kirani dengan hangat. Lelaki itu menghisap bibir Kirani kuat-kuat.

Sementara itu, Kirani berusaha menolak lidah Theo yang mulai hendak bergerilya di dalam rongga mulutnya.

"Kamu terlambat cukup lama. Jadi hukumannya aku tambah," ujar Theo sesaat setelah melepaskan ciuman di bibir Kirani. 

Plakk

Kirani menampar Theo dengan sangat kuat. Namun seperdetik berikutnya, Theo kembali merampok bibir Kirani. Bahkan mengunci tangan perempuan itu ke atas.

"Jangan coba macam-macam. Kamu sudah menandatangani kontrak," bisik Theo.

"Dasar Bos Mesum!" Dada Kirani naik turun menahan amarah. 

"Bagus kalau kamu tahu aku mesum. Jadi aku tidak perlu lagi menjelaskannya padamu." Theo mengulum senyum.

"Ingat, kamu harus datang ke apartemen ini untuk membangunkanku pada pukul enam pagi."

"Tapi, aku harus mengurusi Kevin dulu."

"Itu artinya setiap hari kamu harus menyerahkan bibirmu yang manis ini untukku." Theo menyentuh lembut bibir Kirani. "Pakaikan aku baju!" Lelaki itu kemudian memberi perintah kepada Kirani.

Dengan hati dongkol, Kirani mengambil baju dari lemari, dan memasangkannya pada Theo. Kalau saja tidak takut pada denda kontraknya, Kirani sudah pergi meninggalkan Theo yang melakukan tindakan asusila padanya. Bahkan Theo sudah dua kali merampok bibirnya.

"Cantik." Theo bergumam saat Kirani memasang kancing kemejanya. Ia pun menarik Kirani ke dalam pelukan.

"Bos, lepaskan!"

"Jangan berontak! Aku merasa lebih nyaman dipasangkan dasi dengan posisi seperti ini," bisik Theo.

Kirani tak mampu berkutik. Ia pun melanjutkan pekerjaannya, yaitu memasang dasi pada kerah kemeja Theo. Jantung Kirani berdebar tidak karuan. Bahkan seakan hendak melompat dari tubuhnya. Wajah Kirani pun merona saat Theo menatapnya tanpa berkedip.

"Bibirmu manis." Theo sedikit membungkuk sehingga wajahnya berada tepat di depan bibir Kirani.

"Dan Bos sudah merenggut kesuciannya."

Theo terkekeh. Lelaki itu menahan tangan Kirani yang tengah memasangkan jas. "Kamu akan ketagihan memberikan bibir manismu padaku," ujarnya. 

"Sialan!" Kirani memaksa melepaskan tangannya.

Theo melangkah keluar kamar. Lelaki itu menoleh dapur dan memberi kode pada Kirani. 

"Buatkan saya kopi yang rasanya manis." 

Kirani tak menyahut. Namun ia tetap menuruti perintah Theo.

"Buatkan juga roti panggang. Saya tidak mau minum kopi tanpa cemilan."

"Siap, Bos." Kirani bergegas melaksanakan perintah Theo. Ia tidak ingin kembali dihukum dengan ciuman. Meski harus Kirani akui, bibir Theo begitu nikmat baginya. 

Hanya butuh waktu lima menit saja, Kirani sudah menghidangkan secangkir kopi dan roti panggang ke meja makan.

"Silakan, Bos. Kopinya dijamin manis." Kirani tersenyum sambil melepas celemek pada tubuhnya.

Theo mengambil cangkir dan mulai menikmati kopi tersebut. Alisnya saling tertaut membuat Kirani terkejut.

"Kopinya pahit." Theo menatap tajam pada Kirani.

"Nggak mungkin, Bos. Saya sudah memasukkan dua sendok gula ke dalamnya."

"Kamu cicipi saja."

Kirani pun mengambil cangkir dari tangan Theo, lalu hendak mencicipi kopi buatannya. Namun, baru saja kopi itu hampir menempel di bibir Kirani, Theo sudah terlebih dahulu mengambil cangkir dan menyambar bibir Kirani.

"Ini lebih manis." Theo mengulas senyum.

"Bos. Saya tidak terlambat!" protes Kirani. 

"Tapi bibirmu membuat kopi pahit menjadi lebih manis."

Kirani menjadi salah tingkah. Entah mengapa dia tidak bisa menolak ketika Theo mencium bibirnya kali ini. Perempuan itu pun masuk ke dalam kamar Theo dan membereskan kamar tersebut menjelang Theo selesai menikmati sarapannya.

"Bos!" Kirani terkejut ketika tiba-tiba Theo memeluknya dari belakang. Lelaki itu bahkan menopang dagu di bahunya.

"Kenapa kamu meninggalkan saya yang sedang sarapan?" Theo mempererat pelukannya.

"Aku harus membereskan kamar ini."

"Ini bukan tugas asisten pribadi. Tapi tugas asisten rumah tangga."

"Maksud Bos?!"

"Temani saya sarapan. Atau kamu akan saya hukum lagi." Theo menarik tangan Kirani menuju meja makan.

Lelaki itu menunjuk ke arah roti panggang.

"Hah?"

"Mau saya hukum?" Theo menatap tajam pada Kirani.

"Didalam kontrak tidak tertulis kalau saya harus menyuapi Bos makan."

"Oh. Jadi kamu sudah mulai menyukai hukumannya?" Theo mengangkat dagu Kirani dan mendekatkan wajahnya.

"Oke. Ini rotinya!" Kirani langsung menyodorkan sepotong roti ke dalam mulut Theo.

"Kamu ...!" Theo merasa geram dengan perbuatan Kirani. Lelaki itu langsung menyambar tubuh Kirani dan menggendongnya masuk ke dalam kamar.

"Apa yang Bos lakukan? Lepaskan saya!"

"Diam!"

"Bos benar-benar mesum. Aku akan melaporkan tindakan Bos ini pada pihak perlindungan perempuan!"

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Dian Ibrahim
klo kyk gini mah tiap menit nyari2 kesalahan Kirani Mulu niihhh...jontoorr lama2 tuuhh bibir seharian kena hukuman meluluuu......
goodnovel comment avatar
Dian Ibrahim
kok jdi pemuas nafsu ya bukan asisten pribadi...klo syuka blg aja donk pak Theo mnding lgsung jadiin istri
goodnovel comment avatar
Langit_Biru
in bner2 mesum tingkat dewa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Kirani dan Kevin

    Theo melepaskan cekalan tangannya pada Kirani. Lelaki itu menatap lekat-lekat manik mata Kirani yang mulai berair. "Dengar, Kirani. Kamu bekerja dengan saya. Kamu sudah menandatangani kontrak. Dan kamu pasti tahu dendanya." "Saya tidak tahu kalau ternyata saya juga harus melayani anda seperti ini!" teriak Kirani. Theo berdecih. Ia kembali menahan telapak tangan Kirani dan menindih tubuh perempuan itu. Emosinya meledak melihat Kirani yang mulai melawan. "Melayani saya yang bagaimana maksudnya?" "Memasangkan baju, mencium pipi, menyuapi." "Bukankah itu memang tugas asisten pribadi?" "Tapi tidak tertulis di dalam kontrak!" Dada Kirani naik turun menahan amarah. Ia benar-benar menyesal telah bekerja menjadi asisten pribadi Theo. Ia tak menyangka akan terjebak dalam sebuah pekerjaan yang menyulitkannya. "Saya sudah menjelaskan sejak awal bahwa kamu bekerja untuk mengurusi semua kebutuhan saya sejak membuka mata sampai menutup mata. Jadi kamu pasti tahu apa saja yang dibutuhkan oleh

    Last Updated : 2023-05-10
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Menjadi ayah Kevin

    "Kirani, ternyata Kevin ini anaknya? Pantas aku merasa tidak asing lagi dengan nama ini." Theo bergumam seorang diri seraya memasukkan ponselnya ke dalam saku jas yang dikenakannya.Theo tak menyangka jika ternyata Kirani mati-matian bekerja di perusahaan dan tidak membantah dengan hukuman yang ia berikan, dikarenakan tengah membiayai pengobatan Kevin yang saat ini menderita penyakit yang Theo sendiri belum tahu penyakit apa."Daddy kenapa melamun?" Kevin membingkai wajah Theo dan menatap leka-lekat manik mata lelaki itu.Theo tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Kevin. Ia kembali teringat pada Rafael yang tak bisa diselamatkan. Bukan karena biaya yang membuat Rafael tidak bisa diselamatkan, tapi karena Rafael terlalu lemah dan akhirnya menyerah pada penyakit tersebut."Ke depannya Ibumu tidak akan pernah memarahimu lagi." Theo memberi keyakinan kepada Kevin, seakan-akan dia tahu bagaimana karakter Kirani.Kevin mengernyitkan keningnya ketika mendengar ucapan Theo. Ia menganggap lel

    Last Updated : 2023-07-13
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Kirani menyerah

    "Nona Kirani menderita maag kronis. Dia terlambat makan sehingga pingsan," ujar Dokter yang menangani Kirani. Kacamata Dokter itu ia naikkan saat berbicara dengan Theo.Theo berdecak kesal karena ia tidak tahu jika ternyata Kirani memiliki riwayat penyakit maag kronis. Dia juga lupa menanyakan kepada perempuan itu apakah tadi pagi sudah sarapan atau belum."Sebaiknya Nona Kirani dirawat dulu di sini selama dua hari," tambah Dokter lagi.Theo mengangguk dan meminta perawat untuk memindahkan Kirani ke ruang rawat inap VVIP. Ia tidak ingin dianggap sebagai Bos yang kejam karena meletakkan asisten pribadinya di ruangan kelas biasa.Lelaki itu mengikuti perawat yang membawa brangkar Kirani menuju ruang rawat inap yang sudah ia pesan. Lelaki itu menatap cemas pada Kirani yang masih pingsan dan belum sadarkan diri ."Maafin aku, Kirani. Aku benar-benar bersalah karena sudah memberi hukuman yang salah padamu." Theo menggenggam erat tangan Kirani dan mencium punggung tangan perempuan itu denga

    Last Updated : 2023-08-02
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Akal bulus Theo

    "Cukup, Kirani!" Theo menahan pergerakan tangan Kirani yang hendak mencabut selang infus dari punggung tangannya."Lepaskan aku! Aku capek kamu salahkan terus. Pokoknya aku mau resign!" Kirani berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Theo.Theo memang memeluk Kirani dari belakang dan berusaha sekuat tenaga agar perempuan itu tidak menarik selang infusnya. Tarik menarik antara keduanya terjadi, sehingga tiba-tiba selang infus Kirani mengeluarkan darah."Kirani! Apa yang kamu lakukan!" Theo langsung mengambil sesuatu dari saku celananya dan menutup mulut Kirani dengan sebuah sapu tangan. "Maaf, aku terpaksa melakukan ini!"Seketika Kirani langsung pingsan tak sadarkan diri. Theo yang melihat Kirani yang pingsan langsung menekan tombol darurat untuk memanggil perawat yang berjaga di rumah sakit. Ia meminta perawat jaga untuk segera memperbaiki infus yang menancap di punggung tangan Kirani."Apa yang terjadi, Pak? Kenapa infusnya bisa bergeser dan berdarah seperti ini?" Perawat dengan h

    Last Updated : 2023-08-03
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Gaji 3x lipat

    "Aku akan membayar gajimu dua kali lipat jika kamu tidak memberitahukan kepada Kevin bahwa kamu sedang sakit." Theo berbisik di telinga Kirani.Kirani ternganga mendengar ucapan Theo. "Jadi gaji pertama saya seratus juta?" Ucap Kirani terbata-bata."Iya. Kenapa?"Kirani menelan ludah. Uang seratus juta bukanlah jumlah uang yang sedikit. Dengan uang itu ia bisa melakukan kemoterapi pada Kevin. "Mungkin ini adalah kesempatanku untuk menuruti permintaan dokter agar Kevin segera di kemoterapi." Kirani bergumam seorang diri.Namun rasa rindunya pada Kevin tidak bisa ia bendung, sehingga ia ragu dan kembali menimbang-nimbang keputusannya itu."Tapi aku rindu dengan Kevin. Aku sudah terbiasa untuk melihatnya sebelum tidur," ujar Kirani.Theo membuang napas kasar. Ia paham bahwa Kirani pasti sudah terbiasa membelai wajah Kevin atau mencium pipi Kevin sebelum tidur. Sama halnya seperti dulu dia yang selalu ingin melihat wajah Rafael ketika bocah kecil itu hendak memejamkan mata."Oke. Kamu bi

    Last Updated : 2023-09-01
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Merawat Kirani

    "Membawamu terbang." Theo semakin merangkak di atas tubuh Kirani sehingga saat ini posisi wajah mereka sejajar."Di dalam perjanjian hanya disebutkan kalau Bos akan merawat saya sampai sembuh. Tidak dengan melakukan ...." Kirani seketika terdiam ketika Theo menaikkan selimut Kirani sampai ke dada."Melakukan apa? Bukankah memasangkan selimut pada pasien juga merupakan salah satu tugas merawat?" Dada Kirani semakin berdegup dengan kencang ketika Theo membelai wajahnya dengan lembut."Bos ... bisakah Bos menyingkir dari tubuhku?""Tidak.""Tapi aku mau tidur.""Aku juga." Theo pun langsung membaringkan tubuhnya di samping Kirani. Detik berikutnya lelaki itu menarik Kirani ke dalam dekapannya dan mengunci tubuh perempuan itu agar tidak pergi dari pelukannya."Bos. Kenapa kita harus tidur satu ranjang seperti ini?""Aku hanya tidak mau kalau nanti malam kamu tiba-tiba mengeluh saat merasakan sakit di lambungmu." Theo mengurai pelukannya dan menatap Kirani dengan seksama."Itu tidak akan

    Last Updated : 2023-09-01
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Berebut Kevin

    "Mas, kamu tidak berhak membawa Kevin dariku." Kirani bergegas menghadang Tomo yang sudah masuk ke dalam mobil.Perempuan itu menghadang mobil yang dibawa oleh Tomo dengan kedua tangannya."Ibu!" Kevin yang berada di dalam mobil berteriak ketika melihat Kirani yang sudah berada di depan mobil.Bocah kecil itu berusaha memberontak dari cengkraman tangan Ayahnya."Diam, Kevin. Aku lebih berhak mengasuhmu daripada Ibumu." Tomo membentak Kevin yang berusaha melepaskan diri darinya.Kevin semakin ketakutan mendengar suara bentakan dari lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya. Bocah kecil itu terus memanggil-manggil nama Kirani."Buka pintunya!" Kirani menggedor-gedor kaca mobil dan berharap Tomo segera membuka kaca mobil itu.Namun Tomo malah meminta sopir pribadinya untuk melajukan mobil dengan kecepatan tinggi."Kevin!" Kirani menangis tersedu-sedu dan berusaha mengejar Kevin yang sudah dibawa pergi oleh Tomo. Perempuan itu segera menuju mobil milik Theo yang dikemudikan oleh anak buah

    Last Updated : 2023-09-02
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Syarat dari Theo

    Cup"Bos!""Bibir ini hanya menjadi milikku!" Theo mengusap bibir Kirani setelah mengecupnya dengan lembut.Air mata Kirani semakin berderai mendengar syarat yang diajukan oleh Theo. Dia merasa keberatan jika bibirnya dikuasai sepenuhnya oleh Theo. Ia merasa masih memiliki harga diri yang harus dijaga. Tidak perlu sampai tubuhnya dijamah oleh lelaki yang bukan suaminya meskipun yang dijamah itu hanya bagian bibir saja."Aku tidak bisa memenuhi syarat ini! Bos hanya boleh mencium bibirku kalau aku melakukan kesalahan saja." Kirani berusaha membuang wajah.Namun kali ini, Theo membingkai wajahnya dan mengusap bibir Kirani dengan lebih intens.CupLagi lagi Theo melakukan kecupan di bibir Kirani dan melumatnya dengan penuh perasaan. Kirani yang tadinya hendak menolak ciuman dari Theo, seketika membiarkan lelaki itu melumat bibirnya dengan lembut."Bibir ini adalah candu untukku. Aku tidak rela jika ada orang lain yang menyentuhnya. Aku akan memberikan gajimu dua kali lipat setiap bulan j

    Last Updated : 2023-09-02

Latest chapter

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   dapat diandalkan

    "Lebih baik aku dihukum oleh Bos, daripada meeting tidak berjalan dengan lancar," sahut Kirani. Ia menatap Theo yang saat itu tengah mengungkungnya.Kirani berusaha melepaskan diri dari kungkungan Theo. Namun Theo tetap menekan kedua tangannya dan makin mendekatkan wajahnya. Tampak kemarahan dari lelaki itu karena Kirani berani menentang perintahnya."Aku tidak mau kamu terlalu lelah. Mengingat pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Lagi pula kamu sebenarnya bisa saja menerjemahkan bahasa Wira dan bahasa klient kita." Theo tetap bersikeras dengan pendapatnya. Ia mengkhawatirkan Kirani kembali sakit jika terlalu lelah bekerja.Kirani menarik napas dalam-dalam. Ia menggenggam erat tangan Theo dan mengarahkan tangannya pada pipi lelaki itu, sehingga Theo melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan Kirani membelai lembut wajahnya. Ini adalah sebuah momen yang bahagia bagi Theo."Mungkin menurut Wira, ide Bos itu akan mempersulit pekerjaan kita. Lagi pula, tidak ada salahnya kalau

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   kecupan hangat

    "Aku akan pikirkan itu nanti." Kirani menyahut sambil menyandarkan kepalanya di bahu Theo.Perempuan itu mendongak dan menatap mata teduh Theo yang teramat sangat dirindukannya. Bersamaan dengan sebuah kecupan hangat dari Theo yang mendarat di kelopak matanya yang akhirnya tertutup dengan rapat."Terima kasih ya, sayang." Theo membelai kepala Kirani dengan mesra dan mengangkat dagu perempuan yang teramat sangat dirindukannya itu. Satu kecupan ia labuhkan di bibir Kirani, membuat Kirani semakin merasa nyaman dan merapatkan tubuhnya pada Theo. "Aku kangen," bisik Theo dengan sendu di telinga Kirani.Theo pun melajukan mobil menuju apartemen sambil terus mengusap kepala Kirani yang saat itu sudah tertidur di bahunya. Sesekali dikecupnya kening Kirani dengan mesra, seakan ia merasakan kebahagiaan yang begitu besar karena keinginannya untuk ditemani malam ini dikabulkan.Sesampai di halaman apartemen, Theo tidak membangunkan Kirani karena ia tahu asisten pribadinya itu pasti merasa sangat

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Menemani Theo

    "Theo? Ngapain kamu membawa perempuan murahan ini ke sini?" Nyonya Marisa terkejut melihat Theo yang tengah menggandeng tangan Kirani masuk ke dalam rumah.Kirani lebih terkejut lagi. Ia hendak melepaskan genggaman tangannya pada Theo, tapi Theo mencekram tangannya dengan kuat sehingga ia tidak bisa melakukan tindakan apapun."Kenapa? Mama kok kayaknya terkejut?" Theo menatap mamanya dengan wajah datar.Keduanya saling pandang dengan wajah tegang. Theo marah atas perlakuan mamanya pada Kirani, sementara Nyonya Marisa marah atas sikap Theo yang membela Kirani."Untuk apa kamu membawa perempuan murahan itu ke sini?""Dia bukan perempuan murahan, Ma. Dia adalah perempuan yang aku pilih untuk menemani hari-hariku dan menjadi pendamping hidupku suatu saat nanti.""Apa? Maksudmu apa bicara seperti itu? Jangan gila kamu ya." Nyonya Marisa semakin terkejut mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Theo. Perempuan itu menatap Kirani dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Ia tidak terima

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Memaksa Kirani pulang

    "Kirani, Sayang!" Theo menahan Kirani yang hendak masuk ke dalam bus.Kirani terbelalak melihat wajah Theo yang begitu kusut dan penuh dengan debu. Namun ia segera menepis tangan lelaki itu dan kembali melangkah masuk ke dalam bus karena hanya dia saja yang belum masuk ke sana. Klakson bus pun sudah berbunyi berkali-kali."Lepaskan aku, Bos. Aku tidak ingin bekerja denganmu lagi." Kirani berusaha melepaskan cekalan tangan Theo dengan sekuat tenaga."Nggak akan! Aku nggak akan pernah mengizinkanmu pergi!" Theo semakin memperkuat cekalan tangannya, meskipun ia tahu Kirani sedang kesakitan."Lepaskan aku!" Kirani memukul-mukul dada Theo dan akhirnya meminta tolong pada orang-orang yang berada di stasiun itu."Lepaskan perempuan itu!" Seorang petugas satpam di terminal menghampiri Theo yang mencekal pergelangan tangan Kirani."Saya mohon jangan ikut campur urusan rumah tangga saya. Saya hanya ingin istri saya pulang ke rumah!" Ujar Theo pada petugas tersebut. Ia langsung menggendong tubuh

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Mencari Kirani

    "Kenapa? Kamu terkejut?" Mamanya Theo menghampiri Kirani yang tengah memegangi kontrak kerjanya dengan Theo. Keringat mengucur deras di pelipis Kirani. Ia tidak menyangka jika kontrak kerjasamanya dengan Theo, beserta detail hukuman yang akan ia terima bisa sampai ke tangan orang lain. Padahal Theo berjanji akan menyimpan kontrak tersebut dan tidak memberitahukan kepada siapapun. "Demi uang lima puluh juta setiap bulan, kamu menyerahkan bibirmu kepada anakku? Apa itu namanya bukan perempuan murahan? Jadi perempuan murahan versi kamu itu seperti apa?" Mamanya Theo yang biasa dipanggil Nyonya Marisa menatap tajam pada Kirani. "Sekarang aku peringatkan padamu! Pergi dari apartemen ini dan jangan pernah kembali. Aku akan membayar kamu berkali-kali lipat jika kamu mengundurkan diri dari pekerjaan ini!" Nyonya Marisa setengah berbisik pada Kirani. Perempuan itu melempar cek bertuliskan uang lima ratus juta pada Kirani, lalu meninggalkan apartemen Theo begitu saja. Ia sangat yakin kalau d

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Hinaan Mama Theo

    "Apa kira-kira ibumu bisa diperjuangkan?" Evan juga bertanya kepada Kevin. "Bagaimana kalau dia menolak Daddy sampai kapanpun?"Kevin hanya terdiam mendengar ucapan Evan. Memang tak mudah meyakinkan ibunya untuk menjalani pernikahan setelah ia trauma pernah mengalami kegagalan dalam menjalani rumah tangga. Namun Kevin selalu berharap agar suatu saat ibunya bisa membuka hati untuk seorang lelaki yang memang bisa membahagiakannya."Daddy akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan ibumu, bahwa menikah dengan Daddy adalah sebuah pilihan yang tepat." Evan mengusap-usap kepala Kevin, membuat bocah kecil itu tersenyum bahagia.Perjalanan menuju Kuala Tungkal cukup jauh. Kevin mulai menguap karena dinginnya air conditioner di dalam mobil tersebut. Bocah kecil itu pun akhirnya tertidur dengan pulas di samping Evan.Tak tega melihat Kevin yang tertidur sambil duduk, Evan pun merubah posisi bocah itu menjadi berbaring dengan menyetel bangku tempat ia duduk."Kasihan sekali kamu. Sepertiny

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Mengajak Kevin liburan

    "Sayang, Apa kamu tidak mau membantuku mengurusi perusahaan? Bukannya kamu bilang ingin menjadi asisten pribadi yang bisa aku andalkan?" Theo membingkai wajah Kirani dengan kedua telapak tangannya.Dikecupnya bibir Kirani dengan lembut, disusul dengan belitan lidah di rongga mulut Kirani itu hingga perempuan itu mulai terengah-engah. "Bos." Tatapan mata Kirani begitu sembuh setelah ciuman itu terlepas begitu saja."Apa kamu tidak bisa jauh dari bibir ini? Makanya ngotot pengen aku ajak ikut ke Cina?" Theo menatap Kirani dengan senyum seolah menggoda.Tatapan Theo yang menggoda, membuat Kirani melepaskan tangan lelaki itu dari wajahnya. Ia pun memasangkan jas di tubuh Theo dan mendorong Theo agar keluar dari kamar."Ya sudah. Kalau begitu pergilah. Aku bisa kok mengurusi tugasku di sini sendirian," sahut Kirani. Didorongnya tubuh Theo sambil memeluk pinggang lelaki itu hingga mereka sudah berada di pintu utama apartemen.Theo memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Kirani. Disisipnya

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Tak ingin ditinggal pergi

    "Kenapa?" Kirani mengerutkan kening mendengar perkataan Theo. "Ehm, soalnya tadi dia mengatakan kalau malam ini dia berencana hendak pulang menemui anak dan istrinya." Theo menyahut sambil mengusap-usap pucuk kepala Kirani. "Sudahlah. Lagipula besok pagi-pagi mengurusi berkas-berkas karena pekerjaan sudah menunggu," tambahnya lagi. Kirani mengerucutkan bibir mendengar ucapan Theo. Padahal Ia sangat berharap bisa bertemu dengan lelaki bernama Evan yang biasa dipanggil Daddy oleh Kevin. Meskipun ia tidak tertarik untuk dekat dengan lelaki itu, Kirani tetap ingin mengenal sahabat anaknya yang sudah memberikan bantuan ketika Kevin berada di rumah sakit. "Kalau begitu pagi-pagi sekali kamu mengantarkanku pulang ke rumah." Kirani memegang tangan Theo sambil memperlihatkan deretan giginya yang putih. Theo mencubit ujung hidung Kirani dengan gemas. Lalu dikecupnya ujung hidung itu dengan penuh cinta. "Sayang, aku lebih tidak mungkin lagi mengantarkanmu pulang. Kamu tahu sendiri kan kalau

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Kontrak selesai

    "Kirani. Sudahi saja makannya. Aku tidak masalah kalau perusahaan kita tidak bisa bekerja sama dengan Mister Lee," ujar Theo seraya menahan Kirani yang hendak mengambil udang keempat di hadapannya.Namun Kirani tidak menggubris perkataan Theo. Ia tetap menikmati udang tersebut sambil menahan rasa sakit di lambungnya. Sesekali ekor matanya melirik ke arah Mister Lee yang wajahnya sudah mulai berubah merah.Melihat semangat yang membara dari wajah Mister Lee, membuat Kirani semakin fokus pada makanannya. Ia mengencangkan suara musik yang ada pada headset yang menempel di telinganya, agar ia tidak mendengarkan ucapan Theo yang selalu melarangnya menyelesaikan pertarungan itu."Aku tidak sanggup lagi! Aku menyerah!" Mister Lee mengangkat kedua tangan seraya mendorong piring berisi udang yang berada di hadapannya.Lelaki bermata sipit itu menatap ke arah Kirani yang masih menikmati udang keempat dengan lahap.Theo yang melihat Mister Lee menyerah dengan mengangkat kedua tangan, juga ikut m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status