Share

Menjadi ayah Kevin

Penulis: Althafunnisa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-13 23:27:04

"Kirani, ternyata Kevin ini anaknya? Pantas aku merasa tidak asing lagi dengan nama ini." Theo bergumam seorang diri seraya memasukkan ponselnya ke dalam saku jas yang dikenakannya.

Theo tak menyangka jika ternyata Kirani mati-matian bekerja di perusahaan dan tidak membantah dengan hukuman yang ia berikan, dikarenakan tengah membiayai pengobatan Kevin yang saat ini menderita penyakit yang Theo sendiri belum tahu penyakit apa.

"Daddy kenapa melamun?" Kevin membingkai wajah Theo dan menatap leka-lekat manik mata lelaki itu.

Theo tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Kevin. Ia kembali teringat pada Rafael yang tak bisa diselamatkan. Bukan karena biaya yang membuat Rafael tidak bisa diselamatkan, tapi karena Rafael terlalu lemah dan akhirnya menyerah pada penyakit tersebut.

"Ke depannya Ibumu tidak akan pernah memarahimu lagi." Theo memberi keyakinan kepada Kevin, seakan-akan dia tahu bagaimana karakter Kirani.

Kevin mengernyitkan keningnya ketika mendengar ucapan Theo. Ia menganggap lelaki dewasa yang berada di hadapannya itu tengah bercanda.

"Itu tidak mungkin, Daddy. Ibuku orangnya sangat jutek. Dia suka marah-marah," sahut Kevin.

"Tapi bukannya Ibumu bekerja keras demi membiayai pengobatanmu?" Theo duduk di samping Kevin dan menoleh pada bocah berwajah polos itu.

"Iya sih." Kevin tertunduk.

"Jika Ibumu mau bekerja keras, itu artinya Ibumu teramat sangat menyayangimu. Jangan pernah berpikir kalau ia tidak mencintaimu. Justru ia marah karena dia sangat sayang padamu." Theo berkata sambil tersenyum dan mengusap-usap punggung Kevin.

"Lalu bagaimana Daddy tahu kalau Ibu tidak akan marah-marah lagi?" Dengan wajah polosnya, Kevin menoleh ke arah Theo yang duduk di sampingnya

"Tentu saja melalui doa yang Daddy panjatkan. Nanti Daddy akan berdoa pada Tuhan agar Ibumu dilembutkan hatinya, sehingga tidak suka marah-marah lagi dengan Kevin," sahut Theo sambil menoel ujung hidung Kevin dengan lembut.

Kevin berhambur memeluk Theo. Ia merasakan kenyamanan setiap kali berada dipelukan lelaki itu. Terlebih lelaki itu selalu mengusap punggungnya dengan lembut setiap kali mereka berpelukan.

"Sejak kecil aku tidak pernah merasakan pelukan seorang Ayah. Apa Daddy mau jadi ayahku?" Kevin mendongak dan meminta jawaban dari Theo.

"Boleh." Theo menyahut singkat.

"Maksudku menjadi Daddy tanpa menikah dengan Ibu. Soalnya Ibuku pasti tidak mau menikah lagi," sahut Kevin.

"Emangnya Ibumu pernah berkata tidak mau menikah lagi?" Theo mendekatkan wajahnya di hadapan Kevin sehingga jarak mereka terpangkas sempurna.

Kevin mengangguk dan tertunduk. Ia memang pernah merengek pada Ibunya untuk mencarikannya seorang Ayah. Kevin malu pada teman-temannya yang selalu menyebut dia anak tak berayah.

"Ibu selalu bilang bahwa pernikahan itu menyakitkan. Ibu tidak mau mencarikan Ayah untukku. Katanya laki-laki dewasa itu jahat dan suka menyakiti hati perempuan," sahut Kevin.

Theo termangu mendengar ucapan Kevin. Ia tak menyangka jika ternyata Kirani trauma dengan yang namanya pernikahan.

"Sebenarnya tidak juga. Daddy juga gagal dalam rumah tangga, tapi Daddy tidak pernah trauma yang namanya pernikahan. Daddy masih berharap kalau suatu saat mendapatkan seorang istri yang jauh lebih baik dari istri pertama Daddy," sahut Theo sambil menatap bunga-bunga yang bermekaran di taman.

Teringat oleh Theo bagaimana hancurnya rumah tangganya karena istri yang teramat sangat dicintainya ternyata main gila dengan sahabatnya sendiri. Theo merasa sakit hati ketika pulang dari luar negeri, mendapati istrinya sedang bercinta dengan seorang lelaki yang Theo percayai sebagai sahabat melebihi saudara.

"Bolehkah Aku berharap sesuatu?" Kevin menyandarkan kepala kecilnya di lengan Theo.

"Apa?" Theo menoleh.

"Aku ingin Ibuku menikah dengan Daddy. Aku ingin memiliki keluarga yang sempurna."

***

"Dasar laki-laki gila. Bisa-bisanya dia mengurungku di dalam apartemen seperti ini. Mana perutku lapar banget." Kirani mondar-mandir di depan ranjang berukuran king size.

Ia tidak berani keluar dari kamar apartemen karena Theo baru saja mengirimkan pesan padanya.

"Jangan coba-coba pulang sebelum aku datang. Gajimu aku potong lima puluh persen kalau kamu berulah." Begitulah pesan yang dikirimkan oleh Theo kepada Kirani.

Kirani gelisah karena waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Perutnya tidak bisa terlambat diisi makanan karena ia memiliki penyakit maag yang cukup kronis. Ia khawatir jika maag kronis itu yang nanti bisa menyebabkannya tidak fokus dalam bekerja.

"Aku lapar!" Kirani mengirimkan pesan kepada Theo.

Theo yang sudah pulang dari menemui Kevin hanya tersenyum ketika membaca pesan yang dikirimkan oleh Kirani.

"Mampir di cafe biasa. Aku sudah memesan menu dan tinggal menjemputnya saja," ujar Theo sambil menepuk pundak sopirnya.

Sementara itu, Kirani semakin merasa jengkel karena Theo tak kunjung membalas pesan darinya. Padahal saat ini perutnya benar-benar terasa lapar dan melilit-lilit.

"Gimana ini? Aku bisa mati kalau sampai tidak makan sekarang juga." Kirani menggigit bibir bawahnya dan hendak membuka pintu apartemen.

Namun Kirani membatalkan niatnya yang hendak membuka pintu apartemen karena khawatir jika gajinya benar-benar dipotong oleh Theo.

"Nggak! Aku harus kuat! Aku nggak boleh lemah seperti ini!" Kirani memegangi perutnya yang terus melilit.

Wajah Kirani perlahan memucat dengan keringat sebesar biji jagung yang membasahi pelipisnya. Rasa pusing dan perasaan tidak nyaman pun ikut bercampur baur dengan perasaan lapar yang tak tertahan.

"Apa aku pesan go-food saja ya? Tapi gimana kalau Bos marah-marah?" Kirani terus berjalan mondar mandir memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk mengganjal perutnya yang terasa lapar.

Sementara Kirani menderita menahan lapar di dalam apartemen, Theo berjalan melenggang turun dari mobil sambil membawa paper bag yang berisi aneka makanan yang sudah dibelinya dari sebuah cafe ternama. Senyum terkulum di bibir lelaki itu karena sebentar lagi ia akan memberi hukuman pada Kirani.

"Hmmmm. Bagusnya aku memberi dia hukuman dengan alasan apa ya?" Theo mengetuk-ngetuk jari telunjuk di dagunya ketika ia sudah berada di dalam lift.

Ada rasa candu pada diri Theo terhadap bibir Kirani yang ia rasa sangat manis. Ia ingin menikmati bibir itu setiap hari dan terus memberikan Kirani hukuman.

Theo semakin mempercepat langkah karena ia merasa perutnya sudah mulai hiruk pikuk oleh rasa lapar. Sejak tadi, ia hanya menyaksikan bagaimana Kevin menikmati makanannya. Bagi Theo, melihat Kevin makan dengan lahap saja sudah cukup membuatnya bahagia.

Theo membuka pintu apartemen, lalu mengangkat makanan yang berada di tangannya dan bersiap-siap memberi hukuman kepada Kirani. Namun paper bag yang berada di tangan Theo tiba-tiba terlepas begitu saja ketika ia melihat Kirani yang tergeletak di depan televisi.

"Kirani! Apa yang terjadi denganmu?" Theo menepuk-tepuk pipi Kirani yang memperlihatkan wajah pucat.

Theo merasa khawatir melihat Kirani yang pucat pasi dengan tubuh yang sangat dingin. Keringat membanjiri wajah Kirani, membuat Theo sangat yakin bahwa perempuan itu sedang menahan sakit yang teramat sangat.

"Kirani, apa yang terjadi denganmu?" Theo langsung menggendong Kirani keluar apartemen dan memanggil sopir untuk membawa asisten pribadinya itu ke rumah sakit.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Langit_Biru
tu kn pingsan.........
goodnovel comment avatar
Dian Ibrahim
mknya jgn syuukaaa menghukum sembarangan tau sendri kan akibatnya,Kirani jdi sakit deehhh repot sendri kan bozz......mesum muluu siihhh isi otaknya
goodnovel comment avatar
Paulina Nurhadiati Petrus
ya ampun kevin pastinya sangat mendabagak kasih sayang seorang ayah ya makanya dia minta Theo jadi papanya cian amat sih kamu nak. tapi karena kegagalan pernikahan sang mama maknya dia menutup hatinya untuk pria lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Kirani menyerah

    "Nona Kirani menderita maag kronis. Dia terlambat makan sehingga pingsan," ujar Dokter yang menangani Kirani. Kacamata Dokter itu ia naikkan saat berbicara dengan Theo.Theo berdecak kesal karena ia tidak tahu jika ternyata Kirani memiliki riwayat penyakit maag kronis. Dia juga lupa menanyakan kepada perempuan itu apakah tadi pagi sudah sarapan atau belum."Sebaiknya Nona Kirani dirawat dulu di sini selama dua hari," tambah Dokter lagi.Theo mengangguk dan meminta perawat untuk memindahkan Kirani ke ruang rawat inap VVIP. Ia tidak ingin dianggap sebagai Bos yang kejam karena meletakkan asisten pribadinya di ruangan kelas biasa.Lelaki itu mengikuti perawat yang membawa brangkar Kirani menuju ruang rawat inap yang sudah ia pesan. Lelaki itu menatap cemas pada Kirani yang masih pingsan dan belum sadarkan diri ."Maafin aku, Kirani. Aku benar-benar bersalah karena sudah memberi hukuman yang salah padamu." Theo menggenggam erat tangan Kirani dan mencium punggung tangan perempuan itu denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Akal bulus Theo

    "Cukup, Kirani!" Theo menahan pergerakan tangan Kirani yang hendak mencabut selang infus dari punggung tangannya."Lepaskan aku! Aku capek kamu salahkan terus. Pokoknya aku mau resign!" Kirani berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Theo.Theo memang memeluk Kirani dari belakang dan berusaha sekuat tenaga agar perempuan itu tidak menarik selang infusnya. Tarik menarik antara keduanya terjadi, sehingga tiba-tiba selang infus Kirani mengeluarkan darah."Kirani! Apa yang kamu lakukan!" Theo langsung mengambil sesuatu dari saku celananya dan menutup mulut Kirani dengan sebuah sapu tangan. "Maaf, aku terpaksa melakukan ini!"Seketika Kirani langsung pingsan tak sadarkan diri. Theo yang melihat Kirani yang pingsan langsung menekan tombol darurat untuk memanggil perawat yang berjaga di rumah sakit. Ia meminta perawat jaga untuk segera memperbaiki infus yang menancap di punggung tangan Kirani."Apa yang terjadi, Pak? Kenapa infusnya bisa bergeser dan berdarah seperti ini?" Perawat dengan h

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Gaji 3x lipat

    "Aku akan membayar gajimu dua kali lipat jika kamu tidak memberitahukan kepada Kevin bahwa kamu sedang sakit." Theo berbisik di telinga Kirani.Kirani ternganga mendengar ucapan Theo. "Jadi gaji pertama saya seratus juta?" Ucap Kirani terbata-bata."Iya. Kenapa?"Kirani menelan ludah. Uang seratus juta bukanlah jumlah uang yang sedikit. Dengan uang itu ia bisa melakukan kemoterapi pada Kevin. "Mungkin ini adalah kesempatanku untuk menuruti permintaan dokter agar Kevin segera di kemoterapi." Kirani bergumam seorang diri.Namun rasa rindunya pada Kevin tidak bisa ia bendung, sehingga ia ragu dan kembali menimbang-nimbang keputusannya itu."Tapi aku rindu dengan Kevin. Aku sudah terbiasa untuk melihatnya sebelum tidur," ujar Kirani.Theo membuang napas kasar. Ia paham bahwa Kirani pasti sudah terbiasa membelai wajah Kevin atau mencium pipi Kevin sebelum tidur. Sama halnya seperti dulu dia yang selalu ingin melihat wajah Rafael ketika bocah kecil itu hendak memejamkan mata."Oke. Kamu bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Merawat Kirani

    "Membawamu terbang." Theo semakin merangkak di atas tubuh Kirani sehingga saat ini posisi wajah mereka sejajar."Di dalam perjanjian hanya disebutkan kalau Bos akan merawat saya sampai sembuh. Tidak dengan melakukan ...." Kirani seketika terdiam ketika Theo menaikkan selimut Kirani sampai ke dada."Melakukan apa? Bukankah memasangkan selimut pada pasien juga merupakan salah satu tugas merawat?" Dada Kirani semakin berdegup dengan kencang ketika Theo membelai wajahnya dengan lembut."Bos ... bisakah Bos menyingkir dari tubuhku?""Tidak.""Tapi aku mau tidur.""Aku juga." Theo pun langsung membaringkan tubuhnya di samping Kirani. Detik berikutnya lelaki itu menarik Kirani ke dalam dekapannya dan mengunci tubuh perempuan itu agar tidak pergi dari pelukannya."Bos. Kenapa kita harus tidur satu ranjang seperti ini?""Aku hanya tidak mau kalau nanti malam kamu tiba-tiba mengeluh saat merasakan sakit di lambungmu." Theo mengurai pelukannya dan menatap Kirani dengan seksama."Itu tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Berebut Kevin

    "Mas, kamu tidak berhak membawa Kevin dariku." Kirani bergegas menghadang Tomo yang sudah masuk ke dalam mobil.Perempuan itu menghadang mobil yang dibawa oleh Tomo dengan kedua tangannya."Ibu!" Kevin yang berada di dalam mobil berteriak ketika melihat Kirani yang sudah berada di depan mobil.Bocah kecil itu berusaha memberontak dari cengkraman tangan Ayahnya."Diam, Kevin. Aku lebih berhak mengasuhmu daripada Ibumu." Tomo membentak Kevin yang berusaha melepaskan diri darinya.Kevin semakin ketakutan mendengar suara bentakan dari lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya. Bocah kecil itu terus memanggil-manggil nama Kirani."Buka pintunya!" Kirani menggedor-gedor kaca mobil dan berharap Tomo segera membuka kaca mobil itu.Namun Tomo malah meminta sopir pribadinya untuk melajukan mobil dengan kecepatan tinggi."Kevin!" Kirani menangis tersedu-sedu dan berusaha mengejar Kevin yang sudah dibawa pergi oleh Tomo. Perempuan itu segera menuju mobil milik Theo yang dikemudikan oleh anak buah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Syarat dari Theo

    Cup"Bos!""Bibir ini hanya menjadi milikku!" Theo mengusap bibir Kirani setelah mengecupnya dengan lembut.Air mata Kirani semakin berderai mendengar syarat yang diajukan oleh Theo. Dia merasa keberatan jika bibirnya dikuasai sepenuhnya oleh Theo. Ia merasa masih memiliki harga diri yang harus dijaga. Tidak perlu sampai tubuhnya dijamah oleh lelaki yang bukan suaminya meskipun yang dijamah itu hanya bagian bibir saja."Aku tidak bisa memenuhi syarat ini! Bos hanya boleh mencium bibirku kalau aku melakukan kesalahan saja." Kirani berusaha membuang wajah.Namun kali ini, Theo membingkai wajahnya dan mengusap bibir Kirani dengan lebih intens.CupLagi lagi Theo melakukan kecupan di bibir Kirani dan melumatnya dengan penuh perasaan. Kirani yang tadinya hendak menolak ciuman dari Theo, seketika membiarkan lelaki itu melumat bibirnya dengan lembut."Bibir ini adalah candu untukku. Aku tidak rela jika ada orang lain yang menyentuhnya. Aku akan memberikan gajimu dua kali lipat setiap bulan j

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Berdebat dengan Tomo

    "Aku harus segera ke rumah sakit untuk membayar biaya rumah sakit putraku." Kirani bangkit dari pangkuan Theo dan mengambil tas jinjingnya."Aku antar.""Nggak usah, Bos.""Ini sudah larut malam, Kirani." Theo mencegat pergelangan tangan Kirani dan menggandeng tangan perempuan itu keluar dari pintu apartemen.Mereka bergandengan tangan turun dari lift menuju mobil Theo. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Kirani tidak berkata sepatah katapun. Ia membuang pandangan ke luar jendela sambil menatap pohon gelodokan yang berjejer dengan rapi yang meninggalkan bayangan karena terkena pantulan sinar rembulan."Kirani." "Iya, Bos.""Besok kamu nggak usah kerja dulu. Fokus aja pada kesehatan anakmu. Kamu boleh bekerja dua hari kemudian," ujar Theo sambil menatap lurus ke depan."Ehm, kenapa?""Kan anak kamu pasti membutuhkanmu disaat seperti ini. Biar semua pekerjaan kantor aku yang handle." Theo menoleh ke arah Kirani dan mengusap-usap pucuk kepala perempuan itu dengan mesra."Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Kirani ketakutan

    "Kirani? Kok kamu ke sini? Bukannya kamu menemani anakmu di rumah sakit?" Theo mengerutkan kening ketika membuka pintu apartemen dan mendapati Kirani yang berdiri di depan pintu."Boleh aku masuk?""Tentu saja!" Theo langsung meraih pinggang Kirani dan membawa perempuan itu duduk di sofa ruang tamu."Bos sudah mau berangkat kerja?" Kirani memindai penampilan Theo yang sudah rapi."Iya.""Baru pukul tujuh pagi.""Aku memang selalu siap pada pukul tujuh pagi. Hanya saja kemarin itu asisten pribadiku terlambat datang."Kirani tertunduk karena merasa tertampar mendengar ucapan Theo. Di hari pertama bekerja, dia datang pada pukul tujuh pagi. Pantaslah Theo menghukumnya seperti itu."Ada apa? Kangen sama ciumanku?" Theo tersenyum dan duduk di samping Kirani. Lelaki itu memutar tubuh Kirani dan menatap Kirani dengan seksama."Mata teduh ini terlihat sangat lelah. Lihatlah, ada lingkaran hitam di bawahnya." Theo mengusap-usap bagian bawah mata Kirani yang memang seperti mata panda."Kenapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03

Bab terbaru

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   dapat diandalkan

    "Lebih baik aku dihukum oleh Bos, daripada meeting tidak berjalan dengan lancar," sahut Kirani. Ia menatap Theo yang saat itu tengah mengungkungnya.Kirani berusaha melepaskan diri dari kungkungan Theo. Namun Theo tetap menekan kedua tangannya dan makin mendekatkan wajahnya. Tampak kemarahan dari lelaki itu karena Kirani berani menentang perintahnya."Aku tidak mau kamu terlalu lelah. Mengingat pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Lagi pula kamu sebenarnya bisa saja menerjemahkan bahasa Wira dan bahasa klient kita." Theo tetap bersikeras dengan pendapatnya. Ia mengkhawatirkan Kirani kembali sakit jika terlalu lelah bekerja.Kirani menarik napas dalam-dalam. Ia menggenggam erat tangan Theo dan mengarahkan tangannya pada pipi lelaki itu, sehingga Theo melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan Kirani membelai lembut wajahnya. Ini adalah sebuah momen yang bahagia bagi Theo."Mungkin menurut Wira, ide Bos itu akan mempersulit pekerjaan kita. Lagi pula, tidak ada salahnya kalau

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   kecupan hangat

    "Aku akan pikirkan itu nanti." Kirani menyahut sambil menyandarkan kepalanya di bahu Theo.Perempuan itu mendongak dan menatap mata teduh Theo yang teramat sangat dirindukannya. Bersamaan dengan sebuah kecupan hangat dari Theo yang mendarat di kelopak matanya yang akhirnya tertutup dengan rapat."Terima kasih ya, sayang." Theo membelai kepala Kirani dengan mesra dan mengangkat dagu perempuan yang teramat sangat dirindukannya itu. Satu kecupan ia labuhkan di bibir Kirani, membuat Kirani semakin merasa nyaman dan merapatkan tubuhnya pada Theo. "Aku kangen," bisik Theo dengan sendu di telinga Kirani.Theo pun melajukan mobil menuju apartemen sambil terus mengusap kepala Kirani yang saat itu sudah tertidur di bahunya. Sesekali dikecupnya kening Kirani dengan mesra, seakan ia merasakan kebahagiaan yang begitu besar karena keinginannya untuk ditemani malam ini dikabulkan.Sesampai di halaman apartemen, Theo tidak membangunkan Kirani karena ia tahu asisten pribadinya itu pasti merasa sangat

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Menemani Theo

    "Theo? Ngapain kamu membawa perempuan murahan ini ke sini?" Nyonya Marisa terkejut melihat Theo yang tengah menggandeng tangan Kirani masuk ke dalam rumah.Kirani lebih terkejut lagi. Ia hendak melepaskan genggaman tangannya pada Theo, tapi Theo mencekram tangannya dengan kuat sehingga ia tidak bisa melakukan tindakan apapun."Kenapa? Mama kok kayaknya terkejut?" Theo menatap mamanya dengan wajah datar.Keduanya saling pandang dengan wajah tegang. Theo marah atas perlakuan mamanya pada Kirani, sementara Nyonya Marisa marah atas sikap Theo yang membela Kirani."Untuk apa kamu membawa perempuan murahan itu ke sini?""Dia bukan perempuan murahan, Ma. Dia adalah perempuan yang aku pilih untuk menemani hari-hariku dan menjadi pendamping hidupku suatu saat nanti.""Apa? Maksudmu apa bicara seperti itu? Jangan gila kamu ya." Nyonya Marisa semakin terkejut mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Theo. Perempuan itu menatap Kirani dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Ia tidak terima

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Memaksa Kirani pulang

    "Kirani, Sayang!" Theo menahan Kirani yang hendak masuk ke dalam bus.Kirani terbelalak melihat wajah Theo yang begitu kusut dan penuh dengan debu. Namun ia segera menepis tangan lelaki itu dan kembali melangkah masuk ke dalam bus karena hanya dia saja yang belum masuk ke sana. Klakson bus pun sudah berbunyi berkali-kali."Lepaskan aku, Bos. Aku tidak ingin bekerja denganmu lagi." Kirani berusaha melepaskan cekalan tangan Theo dengan sekuat tenaga."Nggak akan! Aku nggak akan pernah mengizinkanmu pergi!" Theo semakin memperkuat cekalan tangannya, meskipun ia tahu Kirani sedang kesakitan."Lepaskan aku!" Kirani memukul-mukul dada Theo dan akhirnya meminta tolong pada orang-orang yang berada di stasiun itu."Lepaskan perempuan itu!" Seorang petugas satpam di terminal menghampiri Theo yang mencekal pergelangan tangan Kirani."Saya mohon jangan ikut campur urusan rumah tangga saya. Saya hanya ingin istri saya pulang ke rumah!" Ujar Theo pada petugas tersebut. Ia langsung menggendong tubuh

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Mencari Kirani

    "Kenapa? Kamu terkejut?" Mamanya Theo menghampiri Kirani yang tengah memegangi kontrak kerjanya dengan Theo. Keringat mengucur deras di pelipis Kirani. Ia tidak menyangka jika kontrak kerjasamanya dengan Theo, beserta detail hukuman yang akan ia terima bisa sampai ke tangan orang lain. Padahal Theo berjanji akan menyimpan kontrak tersebut dan tidak memberitahukan kepada siapapun. "Demi uang lima puluh juta setiap bulan, kamu menyerahkan bibirmu kepada anakku? Apa itu namanya bukan perempuan murahan? Jadi perempuan murahan versi kamu itu seperti apa?" Mamanya Theo yang biasa dipanggil Nyonya Marisa menatap tajam pada Kirani. "Sekarang aku peringatkan padamu! Pergi dari apartemen ini dan jangan pernah kembali. Aku akan membayar kamu berkali-kali lipat jika kamu mengundurkan diri dari pekerjaan ini!" Nyonya Marisa setengah berbisik pada Kirani. Perempuan itu melempar cek bertuliskan uang lima ratus juta pada Kirani, lalu meninggalkan apartemen Theo begitu saja. Ia sangat yakin kalau d

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Hinaan Mama Theo

    "Apa kira-kira ibumu bisa diperjuangkan?" Evan juga bertanya kepada Kevin. "Bagaimana kalau dia menolak Daddy sampai kapanpun?"Kevin hanya terdiam mendengar ucapan Evan. Memang tak mudah meyakinkan ibunya untuk menjalani pernikahan setelah ia trauma pernah mengalami kegagalan dalam menjalani rumah tangga. Namun Kevin selalu berharap agar suatu saat ibunya bisa membuka hati untuk seorang lelaki yang memang bisa membahagiakannya."Daddy akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan ibumu, bahwa menikah dengan Daddy adalah sebuah pilihan yang tepat." Evan mengusap-usap kepala Kevin, membuat bocah kecil itu tersenyum bahagia.Perjalanan menuju Kuala Tungkal cukup jauh. Kevin mulai menguap karena dinginnya air conditioner di dalam mobil tersebut. Bocah kecil itu pun akhirnya tertidur dengan pulas di samping Evan.Tak tega melihat Kevin yang tertidur sambil duduk, Evan pun merubah posisi bocah itu menjadi berbaring dengan menyetel bangku tempat ia duduk."Kasihan sekali kamu. Sepertiny

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Mengajak Kevin liburan

    "Sayang, Apa kamu tidak mau membantuku mengurusi perusahaan? Bukannya kamu bilang ingin menjadi asisten pribadi yang bisa aku andalkan?" Theo membingkai wajah Kirani dengan kedua telapak tangannya.Dikecupnya bibir Kirani dengan lembut, disusul dengan belitan lidah di rongga mulut Kirani itu hingga perempuan itu mulai terengah-engah. "Bos." Tatapan mata Kirani begitu sembuh setelah ciuman itu terlepas begitu saja."Apa kamu tidak bisa jauh dari bibir ini? Makanya ngotot pengen aku ajak ikut ke Cina?" Theo menatap Kirani dengan senyum seolah menggoda.Tatapan Theo yang menggoda, membuat Kirani melepaskan tangan lelaki itu dari wajahnya. Ia pun memasangkan jas di tubuh Theo dan mendorong Theo agar keluar dari kamar."Ya sudah. Kalau begitu pergilah. Aku bisa kok mengurusi tugasku di sini sendirian," sahut Kirani. Didorongnya tubuh Theo sambil memeluk pinggang lelaki itu hingga mereka sudah berada di pintu utama apartemen.Theo memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Kirani. Disisipnya

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Tak ingin ditinggal pergi

    "Kenapa?" Kirani mengerutkan kening mendengar perkataan Theo. "Ehm, soalnya tadi dia mengatakan kalau malam ini dia berencana hendak pulang menemui anak dan istrinya." Theo menyahut sambil mengusap-usap pucuk kepala Kirani. "Sudahlah. Lagipula besok pagi-pagi mengurusi berkas-berkas karena pekerjaan sudah menunggu," tambahnya lagi. Kirani mengerucutkan bibir mendengar ucapan Theo. Padahal Ia sangat berharap bisa bertemu dengan lelaki bernama Evan yang biasa dipanggil Daddy oleh Kevin. Meskipun ia tidak tertarik untuk dekat dengan lelaki itu, Kirani tetap ingin mengenal sahabat anaknya yang sudah memberikan bantuan ketika Kevin berada di rumah sakit. "Kalau begitu pagi-pagi sekali kamu mengantarkanku pulang ke rumah." Kirani memegang tangan Theo sambil memperlihatkan deretan giginya yang putih. Theo mencubit ujung hidung Kirani dengan gemas. Lalu dikecupnya ujung hidung itu dengan penuh cinta. "Sayang, aku lebih tidak mungkin lagi mengantarkanmu pulang. Kamu tahu sendiri kan kalau

  • Asisten Pribadi Rasa Kekasih (Hot Daddy For Kevin)   Kontrak selesai

    "Kirani. Sudahi saja makannya. Aku tidak masalah kalau perusahaan kita tidak bisa bekerja sama dengan Mister Lee," ujar Theo seraya menahan Kirani yang hendak mengambil udang keempat di hadapannya.Namun Kirani tidak menggubris perkataan Theo. Ia tetap menikmati udang tersebut sambil menahan rasa sakit di lambungnya. Sesekali ekor matanya melirik ke arah Mister Lee yang wajahnya sudah mulai berubah merah.Melihat semangat yang membara dari wajah Mister Lee, membuat Kirani semakin fokus pada makanannya. Ia mengencangkan suara musik yang ada pada headset yang menempel di telinganya, agar ia tidak mendengarkan ucapan Theo yang selalu melarangnya menyelesaikan pertarungan itu."Aku tidak sanggup lagi! Aku menyerah!" Mister Lee mengangkat kedua tangan seraya mendorong piring berisi udang yang berada di hadapannya.Lelaki bermata sipit itu menatap ke arah Kirani yang masih menikmati udang keempat dengan lahap.Theo yang melihat Mister Lee menyerah dengan mengangkat kedua tangan, juga ikut m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status