Caroline berjalan keluar dari Afford Company, ia ingin makan siang di salah satu restauran terdekat, Hari ini ia tidak dengan Alessa sahabatnya, Alessa diminta oleh perusahaan untuk menjadi brand ambassador di salah satu perusahaan di Los Angeles. Saat Caroline berjalan keluar, dia mendengar ada suara seseorang yang memanggil namanya. Ia pun langsung menoleh ke sumber suara itu. "Caroline," suara bariton memanggil nama Caroline kembali. Carolie mengerutkan dahinya, "Steven? kau disini?" "Ya, aku datang untuk mengajak mu makan siang bersama ku." ucap Steven. Caroline menggeleng pelan, "Kau mengajak ku makan siang bersama. Jarak perusahaan mu dan jarak perusahaan milik kakak ipar ku ini tidak lah dekat." "Aku pemilik perusahaan, jadi aku bisa melakukan apapun. Ayo kita makan aku sudah lapar." ajak Steven, ia langsung menggengam tangan Caroline berjalan menuju restuarant, dan Caroline hanya mengulum senyumannya.Steven memilih menu seafood untuk dirinya dan juga Caroline. Dia sedan
Kini Bianca sudah tiba di Eleven Madison Park, Manhattan. Eleven Madison Park, merupakan restauran Amerika yang terletak di 11 Madison Avenue, di east 24th Street, Distrik Flatiron Manhattan. Restauran ini memiliki peringkat ketiga diantara lima puluh restauran terbaik di dunia tahun 2016 dan 2017. Kemarin malam, Bianca sudah membuat janji dengan Viola. Mereka bertemu di Elevan Madison Park. Bianca berjalan masuk ke restauran, ia sudah melihat Viola duduk di dekat jendela. Bianca langsung mendekat ke arah Viola. "Maaf membuat mu menunggu." ucap Bianca, lalu ia duduk di hadapan Viola. "CK! kau ini sudah lama tidak bertemu, tapi malah terlambat." Viola mencebik kesal. "Sudah jangan marah, kau bebas memilih apapun hari ini. Aku akan mentraktir mu makan." jawab Bianca."Kau memang harus mentraktir ku. Kau ini jauh lebih kaya dari ku." dengus Viola. "Ya ya, terserah kau saja. Ini untuk mu." Bianca menyerahkan shopping bag ke Viola. "Apa ini dari New Zealand?" tanya Viola. "Bukan ha
Suara detuman musik terdengar hingga keluar. Udara yang pengap dengan asap rokok, sangat terbiasa bagi Arthur. Kini Arthur baru saja tiba di salah satu club milik Steven. Ya, club milik Steven ini sangat terkenal di New York. Hanya kalangan artis dan pengusaha yang datang ke club malam milik Steven ini. Arthur juga memiliki beberapa club malam. Hanya dia menyerahkan anak buahnya untuk mengurusnya. Para pelayan yang berpakain seksi tampak hilir mudik mengantarkan pesanan. Sejak Arthur masuk. sudah banyak wanita yang menggodanya. Semua wanita disini tentu mengenal Arthur. Bagaiamana tidak, masa lalu Arthur yang terkenal selalu berganti wanita setiap malam membuatnya sangat terkenal. Banyak wanita yang berharap menjadi wanita Arthur walaupun hanya satu malam. Ketampanan dan kekuasaan yang dimiliki oleh Arthur yang membuat para wanita tidak henti menawarkan diri mereka pada Arthur. Arthur sudah terbiasa tidur dengan para artis atau model terkenal. Model tercantik dan terkseksi di New Yo
Bianca melirik ke arah jam dinding, kini sudah pukul sebelas malam. Arthur masih belum kembali, ia tahu Artur sedang menemui teman-temannya. Bianca pun tidak ingin melarang. Bagaimana pun Arthur berhak menikmati hidupnya. Bianca percaya Arthur tidak akan melukai hatinya. Saat Bianca tengah asik membaca majalah, terdengar dering ponsel miliknya. Ia langsung mengambil ponselnya tertera dilayar ponselnya jika Caroline mengirimkan pesan padanya. Caroline : Kakak, kenapa kakak sudah di New York tapi tidak memberitahu ku?Bianca menepuk keningnya, dia lupa mengabari Caroline. Bisa-bisanya dia melupakan untuk memberi tahu adiknya. Bianaca : Maafkan kakak sayang, kakak terlalu banyak beristirahat dan banyak yang harus di kerjakan. Kakak sudah pulang, nanti kita bertemu ya.Caroline : Kakak bahkan hanya memiliki satu adik saja sudah melupakan untuk mengabari ku.Bianca terkekeh kecil membaca pesan Caroline. Bianca : Maafkan kakakk, kakak membelikan banyak oleh-oleh untuk mu dan Annabeth. B
Tasya baru saja tiba di Bandara Internasional Jhon F Kennedy. Tasya sangat senang akhirnya keinginan bisa tinggal di New York bisa terlaksana. Seperti sebuah keberuntungan ketika bertemu dengan Bianca. Tasya melangkah menuju arrival hall. Alvin sudah memberi pesan jika dia sudah tiba di arrival hall. Dengan membawa trolley yang terdapat empat koper miliknya. Ia berjalan keluar. Benar saja, Alvin sudah berdiri menyambut kedatangan Tasya. "Welcome to New York, Nona Tasya." sapa Alvin dengan senyuman ramahnya. "Terima kasih, aku ini seperti tamu penting saja. Kenapa kau harus menjemput ku? aku bisa menggunakan taksi. Kau kirimkan saja alamat perusahaan nanti aku datang." jawab Tasya, ia tidak enak jika harus menyusahkan orang lain untuk menjemputnya."Tuan Arthur yang meminta saya untuk menjemput anda nona. Hari ini juga nona harus berkenalan dengan Tuan Lewis dan juga Nona Caroline. Untuk mempersingkat waktu, jadi saya menjemput anda. Mari kita pergi sekarang, supir telah menunggu di
Kini Bianca baru saja tiba di mansion pribadi miliknya. Hari ini orang tuanya sudah tiba di New York. Setelah berdebat panjang dengan Melinda ibu Bianca, yang tetap memilih tinggal di Los Angeles. Akhirnya Melinda menyetujui menetap sementara di New York. Bianca turun dari mobil, ia melangkah masuk ke dalam mansion. Para pelayan yang melihat Bianca sudah tiba, mereka menyapa dengan sopan. Menudukan kepala mereka saat Bianca melangkah masuk. Bianca membalas sapaan mereka dengan senyuman ramah. Bianca tahu, pasti orang tuanya dan Caroline tengah berada di gazebo. Bianca juga sudah mendapatkan pesan dari Caroline, hari ini dia sudah meminta izin untuk mengganti jadwal pemotretannya. Caroline ingin menemani kedua orang tuanya. "Ma, pa." panggil Bianca, yang kini sudah di gazebo. Ia melihat orang tuanya tengah meminum teh hangat. Wanita paruh baya yang sangat cantik berambut pirang seperti Caroline, ya itu adalah Melinda. Melinda tersenyum hangat melihat putri sulungnya sudah datang. A
Hari ini adalah fashion show, para model akan memakai rancangan berlian dari Lorenzo Company. Semua gaun untuk para model sudah di siapkan oleh Bianca. Beruntungnya Bianca memiliki designer yang sangat berbakat. Bianca tidak boleh kelelahan, ia hanya memeriksa setiap design.Model yang akan memakai berlian termahal sudah di pilih yaitu Caroline dan Alessa. Mereka menjadi model yang akan memakai koleksi berlian dari Lorenzo Company yang paling termahal. Bianca turun dari mobil, ia kini sudah berada di tempat fashion show berlangsung. Dengan memakai gaun panjang berwarna navy x-straps Bianca terlihat sangat cantik. Lipstik berwarna merah, membuatnya sangat seksi. Rambut di gulung ke atas, memperlihatkan leher jenjangnya. Bianca juga memakai kalung berlian Heart of the ochean. Warna birunya sangat pas dengan gaun yang di pakai oleh Bianca. Clutch Hermes berwarna hitam, membuat Bianca sangat elegan. Arthur sudah lebih dulu tiba, karena dia harus menyambut pemilik dari Lorenzo Company. S
Saat Viola tidak sengaja melirik ke atas, Viola melihat lampu besar di atas Bianca sudah hampir jatuh. Wajah Viola menegang, dengan cepat Viola mendorong keras tubuh Bianca, "Bianca awass." teriak Viola kencang, ia mendorong Bianca sekuat mungkin.Bianca terkejut, dia terjatuh di lantai namun ia sudah memeluk perutnya dengan erat.Pranggg"Violaa" teriak Bianca, perlahan pandangan Bianca mulai buram. Tidak lama kemudian Biaca sudah tidak sadarkan diri."Bianca," teriak Arthur, dengan cepat Arthur berlari ke arah Bianca, saat melihat Bianca pingsan.Begitu pun Richo dia berlari ke arah Viola yang sudah terkulai di lantai dengan penuh darah. Arthur memeluk Bianca, memeriksa istrinya untungnya tidak ada darah. Arthur langsung membopong Bianca gaya bridal. Sedangkan Viola, Richo yang membopong. Kepala Viola di penuhi oleh darah. Alvin langsung berlari mengikuti Arthur, dan menyiapkan mobil untuk ke rumah sakit. Keadaan ruangan begitu menegang, istri dari Arthur Afford dan sahabatnya men
Justin turun dari mobil, dia mengancingkan jasnya masuk ke dalam perusahaan ayahnya. Hari ini, Justin menggantikan posisi Arthur. Ya, di usianya yang ke dua puluh delapan tahun, Arthur meminta Justin mengambil alih perusahannya. Tidak hanya Afford Company, tapi perusahaan perfilman milik Lucero Company berada dalam kendali Justin. Sang adik Nathan juga memiliki posisi yang tak kalah penting dengan Justin. Nathan memegang kendali perusahaan Afford Company dalam bidang property dan majalah. Untuk Lucero Company, Drake khusus meminta Nathan menangani perusahaan teknologinya. Sebelumnya Justin menetap di Barcelona selama dua tahun, untuk memperlajari Lucero Company. Namun, sekarang Justin memilih untuk menetap di New York. Karena bagaimanapun dia memiliki tanggung jawab perusahaan ayahnya.Joseph dan Hazel, adik kembar Justin yang kini berusia dua puluh tahun, mereka tengah menyelesaikan master degree di Oxford University. Diusia yang masih sangat muda, Joseph dan Hazel berhasil menyeles
Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Bianca meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar, anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. Arthur selalu mencium Bianca selama proses persalinan. Kebahagian Bianca dan Arthur begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka sepasang laki-laki dan perempuan. Kali ini, keinginan Arthur sudah terwurjud, memiliki anak perempuan."Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Semua tim medis kini sudah membersihkan alat medis di dalam ruang operasi. Mereka semua kemudian pergi setelah melakukan pemeriksaan terhadap Bianca dan bayi kembarnya.Arthur meminta perawat untuk segera memindahkan Bianca di ruang rawat VVIP. Setelah proses IMD, tidak lama kemudian Bianca di pindahkan di ruang rawat VVIP sesuai permintaan Arthur.Kini seluruh keluarga Arthur dan keluarga Bianca masuk ke dalam ruang rawat Bianca. N
"Arthur, kau ingat, kan hari ini kita harus ke rumah orang tuaku?" kata Bianca mengingatkan suaminya itu. Sejak tadi, dia melihat Arthur yang tengah fokus pada iPad di tangannya. "Iya sayang, aku ingat. Sebentar ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," jawab Arthur. Tatapannya teteap menatap layar iPad. Bianca mendengus. Dia melangkah mendekat ke arah Arthur, dan duduk di samping suaminya itu. "Tadi pagi justin sudah menghubungiku, putramu itu terus mengingatkan kita untuk tidak terlambat."Kemarin, Justin dan Nathan sudah lebih dulu dijemput oleh assistant Drake. Tentu Bianca sudah tidak lagi terkejut, karena kedua putranya itu sangat dekat pada kakek mereka. Terlebih Drake selalu memanjakan Justin dan Nathan. Bahkan Drake telah membangun sebuah perusahaan untuk Justin dan Nathan.Arthur meletakan iPadnya ke atas meja, lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah Bianca. "Kau tidak apa-apa keluar sekarang? Minggu depan kau sudah melahirkan, aku hanya takut terjadi sesuatu padamu, say
Suara keributan terdengar membuat Tasya yang tengah tertidur pulas, langsung terbangun. Tasya berlari keluar kamar menuju suara keributan itu."Astaga Alfred...Aldrich... Kenapa kalian berdua bertengkar?" Tasya mendekat ke arah dua putranya yang ribut. "Mommy, look. Ka Aldrich merusak robotku!" tunjuk Alfred pada robotnya yang telah rusak. "Aldrich, kenapa kau merusah robot Alfred?" Tasya menundukan kepalanya, dia mengelus lembut pipi gemuk Aldrich. "Aku tidak sengaja, Mommy.." ucap Aldrich dengan penuh penyesalan. Tasya mendesah pelan. Ini bukan pertama kali mainan Aldrich atau Alfred rusak. Hal yang membuat Tasya sakit kepala, adalah harga mainan milik Aldrich dan Alfred. Bagaimana tidak? Altov memberlikan mainan pada anak kembar mereka, denga harga yang fantastis. Seluruh mainan milik Alfred dan Aldrich adalah mainan termahal. Harga ratusan ribu dollar hingga jutaan dollar. Bahkan rasanya Tasya sulit bernapas setiap kali Altov memberikan anak kembarnya itu mainan dengan harga f
Viola mematut cermin. Dia melihat seluruh tubuhnya, memastikan tubuhnya sudah kembali seperti dulu. Ya, kehamilan pertama Viola, membuatnya mengalami kenaikan berat badan cukup parah. Bahkan Viola, tidak mau keluar rumah karena malu dengan bentuk tubuhnya. Meski Richo, tidak pernah mengeluh sedikitpun, Richo juga selalu mengatakan Viola sangat cantik. Tapi tetap saja, Viola tidak pernah percaya diri jika keluar rumah. Dengan Berolah raga dan melakukan rangkaian perawatan kecantikan, membuat bentuk tubuh Viola sudah kembali seperti dulu. Kini dirinya sudah percaya diri seperti sedia kala. "Mommy....." pekik Kylie melangkah mendekat ke arah Viola.Viola mengalihkan pandangannya, dia melihat putrinya mendekat ke arahnya. Namun, tatapan Viola melihat wajah muram putrinya itu. Dia langsung menundukan tubuhnya. "Hi sweetheat, kenapa wajahmu bersedih?" "Mommy, where is Ka Justin? I wanna meet Ka Justin.." Kylie mencebik, dia mengerutkan bibirnya. Viola tersenyum, dia mengelus pipi Kylie.
Suara teriakan Annabet begitu keras membuat Steven dan Caroline yang masih tertidur, langsung membuka mata mereka dan segera menghampiri suara teriakan Annabeth. Mereka beranjak dari tempat tidur, lalu berlari keluar kamar. "Sayang, kau kenapa berteriak sepagi ini?" Caroline melangkah, mendekat ke arah Annebth yang kini menangis. "Ada apa sayang? Kenapa kau menangis?" "Adam, menyembunyikan bonekaku!" tunjuk Annabeth pada adiknya. Tangisnya, sesegukan. Sedangkan Caroline langsung menatap putra bungsunya yang tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya. Adam Steven Evans, putra Caroline dan Steven yang berusia empat tahun ini begitu aktif. Tidak heran, melihat tingkahnya yang hampir setiap hari membuat Annabeth menangis. Caroline dan Steven, hampir setiap hari mendengar suara tangis Caroline. Alasannya? Tentu saja karena Adam selalu mengambil barang-barang kesukaan Ananbeth dan menyembunyikannya. Steven membuang napas kasar, dia mengusap kepala putranya. "Boy, Daddy sudah mengataka
Pantai Jimbaran - BALI, INDONESIABianca dan Arthur tengah duduk di sebuah restoran yang ada di Pantai Jimbaran. Mereka tengah menikmatin makanan khas bali. Terlihat Bianca begitu menyukai makanan khas bali. Tapi berbeda dengan Arthur. Suaminya itu tidak bisa makan masakan pedas. Bianca sering menertawakan Arthur, yang wajahnya langsung memerah ketika makan makanan pedas. "Sayang, jangan di makan. Itu semua cabai. Nanti terjadi sesuatu pada anak kita," ujar Arthur dengan tatapan dingin melihat istrinya melahap masakan khas bali."Ini sambal khas dari bali. Ikan bakarnya juga sangat enak. Aku sepertinya menyukai tinggal di sini," balas Bianca dengan antusias, "Jangan bicara yang tidak-tidak Bianca," jawab Arthur malas. "Aku tidak mungkin bisa tinggal di kota yang panas ini." Bianca mencebik kesal. "Apa kau tidak lihat? Sejak tadi Justin dan Nathan terus bermain di pantai. Itu artinya kedua putramu menyukai Bali." "Mereka memang sudah bermain. Tidak hanya di Bali, saat kita berlibur
Lima tahun kemudian... BALI - INDONESIABianca menatap kedua putranya yang tengah berlari menelusuri Pantai Nusa Dua. Setelah menunda liburan ke bali, akhinya Bianca dan Arthur bisa berlibur. Dengan kaki telanjang dan perut membuncit Bianca menelusuri pantai indah itu. Ya, kini, Bianca tengah mengandung anak ketiganya dengan Arthur. Di kehamilan kali ini, Bianca merasa senang karena bisa merasakan babbymoon. Karena sebelumnya ketika mengandung Justin dan Nathan, begitu banyak masalah yang menghampiri mereka. Hingga membuat Bianca mengurungkan niatnya untuk babbymoon. "Justin... Nathan.. Jangan berlari kencang, nanti kalian jatuh!" teriak Bianca keras ke arah Justin dan Natha yang tengah berlari sembari bermain pasir di pantai."Biarkan sayang." Arthur memeluk pinggang istriny. Menikmati Pantai Nusa Dua yang begitu indah. Bianca menghela napas dalam. "Arthur, setelah ini aku tidak ingin hamil lagi! Sudah cukup! Justin, Nathan dan sekarang bayi kembar kita. Jika terus hamil, kapan ak
Beberapa bulan kemudian..Richo duduk di kursi kebesaraannya, membaca dokumen kerja sama perusahaan miliknya dengan perusahaan keluarga milik Viola. Kini Richo memimpin perusahaan keluarga Viola. Karena sejak awal, Richo memang tidak memperbolehkan Viola terlalu lelah bekerja. Richo masih membiarkan Viola, jika istrinya itu masih datang ke perushaaan. Hanya saja, Richo tidak ingin Viola fokus pada perusahaan. Setelah menikah, Richo menginginkan Viola lebih banyak di rumah. Meski Richo tahu, sejak Viola hanya di rumah, istrinya lebih sering ikut arisan bersama Bianca, Tasya dan Caroline. Tidak hanya itu, Viola juga selalu berbelanja setiap harinya demi menghilangkan rasa bosan. Bagi Richo, kebahagaian Viola adalah prioritasnya. Richo akan melakukan apa pun yang membuat istrinya selalu bahagia. Tidak perduli, berapa banyak uang yang harus Richo keluarkan yang terpenting istrinya selalu bahagia.Saat Richo tengah membaca membaca dokumen di hadapanya, dia terkejut melihat Davin assistant