Share

5. Putri

Author: Nul
last update Last Updated: 2020-09-30 11:22:31

PoV. Putri

Aku menatap lurus cermin di depanku. Disana tampak seorang gadis berdiri di balut gaun elegan berwarna Putih satin berlengan panjang. Wajah di poles make up yang terlihat natural namun sangat memancarkan keanggunan. Rambutnya pun di ikat ke atas dengan sedikit hiasan yang membuat leher jenjangnya terlihat. Dia begitu cantik. Apa itu aku?.

"Putri, ayo turun kok malah melamun!" Suara Tante Iren membuyarkan lamunanku.

"Iya Tante," jawabku. Malam ini adalah malam pertunanganku dengan Mas Azka. Aku sangat bimbang, sebab aku tahu kalau Mas Azka menyukai Rubbi bukan aku. Aku mendengar dengan jelas ucapan Mas Azka pada Rubbi beberapa hari yang lalu di kantor, tapi aku memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

Bukannya aku takut pertunangan gagal. Lebih parah dari itu, aku takut Tante Iren membakar perkampungan tempat ku tinggal dan membuat teman-teman ku semakin susah. Seperti kemarin saat aku menerima untuk bekerja di perusahaan Mas Azka itu juga karena Tante Iren mendesak ku. Entah apa tujuan nya, aku tidak tahu.

Tante Iren memang menyuruhku untuk menjadi sekertaris Mas Azka, tapi aku meminta Om Alfa untuk di tempatkan untuk bagian marketing saja. Sebelumnya aku sudah bilang pada Om Alfa untuk merahasiakan perjodohan ini karena aku merasa tak enak dengan karyawan lain. Dibedakan dengan karyawan lain, jelas aku tidak mau.

Sekarang aku dan Tante Iren sudah turun ke bawah, berada di tengah para tamu undangan. Mas Azka berdiri di depan sana terlihat gagah dengan tuxedo hitam yang terlihat sempurna di badannya.

Dia sepertinya sedikit terkejut melihatku, aku rasa dia akan menghujatku lagi. Pasti dia merasa aneh dengan penampilan ku saat ini, sebentar lagi pasti dia membandingkan aku dengan Rubbi yang terlihat sangat cantik. Sambil berjalan menghampiri Mas Azka, Tante Iren terus memegang lenganku dengan kencang karena takut aku jatuh dan mempermalukannya.

"Azka, Putri cantik kan hari ini?" Tante Iren berujar di dekat Mas Azka. Apa si Tante Iren memang aku apa di promosikan seperti itu. Aku langsung memutar kedua mataku jengah.

"Iya Tante" katanya tersenyum ke Tante Iren, kemudian menatapku sekilas. Jelas sekali dia tidak ikhlas mengatakannya. Aku pun mendengus lalu mencebik kesal ke arahnya. Siapa juga yang mengharapkan pujian darinya? Sejak insiden copet mencopet itu aku merasa kesal sekali padanya. Bertambah lagi saat kenyataannya aku dijodohkan dengannya tapi dia sangat tertarik dengan Rubbi. Bukan_bukan aku cemburu ya, tapi cuma kesal saja.

Tak lama acara tukar cincin di mulai. Setelah aku selesai memasangkan cincinnya di jari manis Mas Azka, gantian dini gilirannya. Tak sengaja aku melihat Rubbi yang tampak seperti sedang menahan rasa kesal. Apa mungkin Rubbi.. ah tidak mungkin Rubbi tertarik dengan Mas Azka. Jika benar kenapa harus aku yang di jodohkan saat ini bukan Rubbi saja.

***

"Kalau kamu gak becus pakai heels, ya gak usah" bisik Mas Azka di telingaku. Sempat tercium wangi khas pria dewasa dari tubuh Mas Azka. Seperti wangi hutan pinus. Sangat nyaman jika aku bisa menghambur dalam dekapannya. Hm, apa apaan itu abaikan saja pikiranku barusan!. Kini lengan ku merangkul Lengan Mas Azka, menyanggah tubuhku agar tidak terjatuh karena heels sialan ini.

Kami pun berjalan bersisian menghampiri para tamu undangan satu persatu yang tengah menikmati jamuan. Kami memang tidak mengundang karyawan kantor seperti perjanjian ku dengan Om Alfa.

"Bikin susah saja" Mas Azka kembali berbisik di telingaku. Sontak aku mendongak menatapnya tajam. Ini orang kalau tidak ikhlas ya sudah gak usah bantu. Dengan cepat kulepas rengkuhan di lengannya.

"Oke. Aku bisa sendiri! Awas!" Kataku galak.

Aku berjalan kearah Mas Rama dan Rubbi yang sedang bersama di ujung sana. Mas Azka sampai lebih dulu sedangkan aku harus berusaha menyeimbangkan langkahku. Sialnya saat sedikit lagi aku sampai di tempat mereka heels ku menginjak ujung gaun. Aku pun tak bisa menahan keseimbangan tubuhku lagi. Aku pasrah jika harus jatuh. Mau bagai mana lagi.

"Kamu bikin susah saja" bisik nya untuk kedua kali. Sial sampai tumpah tumpah, aku direngkuh oleh Mas Azka. Kini aku berada dalam dekapannya. Wajah ku tepat di depan dada bidangnya. Jarak sedekat ini membuatku jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya dan kenapa aku jadi sulit bernapas begini?. Aku kan mati, aku kekurangan oksigen! Dengan cepat aku melepaskan diri dari Mas Azka lalu kami saling pandang sekilas. Jujur,dia punya mata yang indah. Astaga, sebenarnya aku ini kenapa si? Aku terus mengipasi wajahku dengan tangan ku sendiri.

"Kamu baik-baik aja?" Jangan pikir Mas Azka akan bertanya seperti itu. Dia mengusap bahuku sambil tersenyum lembut "aku gak papa, Mas" aku menampilkan senyumku dan pasti terlihat sangat buruk akibat efek dari serangan jantung yang mendadak tadi.

"Ya ampun Putri. Kamu ini lucu banget, sih. Pakai heels aja gak bisa." Ujar Rubbi dengan senyum mengejeknya. "Kenapa? Bukannya kamu sudah tahu aku tidak bisa pakai ginian dari dulu" dahiku mengerut menatap Rubbi.

"Oh iya, ya. Kamu kan sukanya pakai sepatu kets. Mulai sekarang belajar lah pakai heels, nanti kasihan Mas Azka punya istri tapi gak bisa di bawa ke acara perusahaan" nah, mulai kelihatan kan watak aslinya. Dia mau bilang kasian Mas Azka karena memper istriku, gitu? Malas aku menanggapinya.

"Yaudah, dia bisa pergi sendiri" jawabku cuek kemudian menatap kearah Mas Azka yang sedang memasang wajah datar berkesan dingin. "Nanti Mas Azka di ambil orang, loh" kata Rubbi memberi senyum terbaiknya pada Mas Gilang. Sedangkan yang diberi senyum sepertinya sangat terpesona. Nah kan!

"Ehem!" Mas Rama mengintrupsi perdebatan kecil di antara kami. " Putri, malam ini kamu kelihatan beda, kamu cantik" Mas Rama tersenyum yang ku balas senyum juga. Mas Rama ini baik sekali padaku jauh berbeda dari Mas Azka.

"Selamat atas pertunangan kalian" kata Mas Rama. Mas Azka tersenyum masam, saat ini tanganku benar-benar gatal untuk meninjunya!

"Perhatian semua. Maaf menggangu" terdengar suara Om Alfa. Semua orang yang hadir disana menatap ke arah beliau yang berdiri di tempat pembawa acara, memberi senyum cerahnya. "Saya ingin mengumumkan pernikahan Azka dan Putri akan di adakan minggu depan," lanjut beliau.

Apa??!! Minggu depan?!!! Aku dan Mas Azka benar benar terkejut, kenapa semua serba dadakan begini?

"Undangannya akan kami berikan secepatnya, terima kasih".

Tepuk tangan semua orang terdengar seperti alarm bom di telingaku. Apalagi Tante Iren terlihat begitu girang, membuatku memutar mata jengah melihatnya. Mas Azka juga memijat keningnya yang pasti mendadak pening. Sementara Rubbi menatapku seakan mengulitiku lalu ia pergi meninggalkan ruangan. Sedang Mas Rama tersenyum kepadaku, seolah memberikan ucapan selamat. Ya ampun!!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Ningsih
kalau cwek tingkat kebaperan nya emang tinggi ya .hahah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Arranged Married (Indonesia)   6. Azka

    PoV. AzkaPosisiku kali ini di kelilingi oleh para tamu undangan. Ya malam ini pertunangan ku dengan Putri. Semenjak kejadian beberapa hari lalu aku belum pernah bertemu dengan Rubbi lagi. Kami hanya bertukar nomor saja, tapi itupun tidak ada komunikasi yang terjalin di antara kami. Jujur, Aku masih menginginkan Rubbi. Untung saja percakapan ku dengan Rubbi waktu itu tidak terdengar oleh Putri maupun Rama. Saat aku bertanya, mereka kompak mengatakan tidak mendengar apa pun.Kutatap Rubbi diujung sana, tampil cantik seperti biasanya. Pandangan kami bertemu, lalu melempar senyum satu sama lain. Kemarin aku menghadiri sebuah seminar dan Rubbi lah moderator nya. dia sangat cantik di acara itu."Kamu lihatin siapa, hm? Rubbi?" Tanya ibuku yang berdiri di sampingku dan berhasil memutuskan pusat perhatianku. "Dengar Azka, kamu itu calon suami Putri, jangan berpikiran untuk mendekati Rubbi. I

    Last Updated : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   7. Author

    PoV. AuthorPutri benar-benar kesal dengan ulah Azka. Selain Azka yang sudah membuatnya malu di parkiran karena ketidak sengajaan nya, ditambah lagi dengan Pak Budi yang mengantarkan berita duka untuk dompetku bulan ini. Azka sudah memotong gaji ku di bulan pertama. Baginya tidak masalah seberapa besar gajinya, toh dia masih bisa beroperasi di dekat-dekat sini. Hanya saja ia tidak suka dengan sikap arogan calon suaminya itu, "nyebelin!" Umpat Putri setelah keluar dari ruangan Pak Budi dan kembali kemejanya."Put.." panggil seseorang yang menempati kubikel di sebelahku. "Habis di apain kamu di ruangan Pak Budi kamu kelihatan seram sekali, kenapa?" Tanya gadis itu sembari memperbaiki letak kacamata besarnya. Dia itu Mitha gadis yang berpenampilan kuno datang dari kampung dan berkerja di bagian marketing sama sepertiku. Dia satu satunya yang bisa dianggap teman di kantor ini oleh Putri.

    Last Updated : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   8. Author

    Pov. Authorpesta pernikahan digelar di Ballroom salah satu hotel ternama yang berada di jantung ibukota dengan nuansa putih dan silver yang berkesan mewah dan suci. para undangan menatap takjup atas dekorasi ruangan yang terasa seperti di negeri dongeng. ya, para undangan tanpa karyawan Pratama Grup tentunya. Putri pun sudah di make up dengan sangat baik, terlihat sangat cantik dan anggun seperti bukan dirinya yang sering terlihat sehari-hari. tak sedikit yang memuji Putri saat memberikan selamat kepada kedua mempelai. sebenarnya Azka juga sependapat dengan para undangan, hanya saja ia tak mau mengakuinya. nanti dia besar kepala.kedua orang tua Azka terlihat sangat bahagia. senyum bahagia itu pun tidak pernah luput dari pehatian Putri. hanya Rubbi saja yang tidak terlihat keberadaannya. Rubbi beralasan tidak bisa hadir karena sibuk. ia tidak bisa membatalkan kontrak dengan salah satu agens

    Last Updated : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   9. Author

    PoV. AuthorCahaya mataharim sela-sela tirai yang mengenai wajah Putri yang masih terlelap tidur. Putri yang merasa terganggu perlahan membuka kelopak matanya yang masih terasa berat. Ia memicingkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Putri menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul tujuh lewat. Apa?!! Putri hampir melompat dari sofa bad. Buru-buru ia masuk ke dalam kamar lalu menuju kamar mandi. Ternyata, Azka sudah berangkat lebih dahulu, meninggalkannya dan tak membangunkannya. Tega sekali!Usai membersihkan diri dan mengenakan seragam kantornya, Putri dengan cepat berlari keluar sambil menguncir rambutnya asal."Ya ampun, di mana si rasa kemanusiaannya ini orang" gerutu nya, saat melihat di pantry tidak ada satu pun jenis makanan. Putri menekuk wajah nya cemberut, "Azka! Nyebelin!!" Seru Putri dengan gemas. Kemu

    Last Updated : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   10. Author

    PoV. Author"kamu tahu apa yang sudah kamu lakuin hari ini?!" Tuding Azka yang baru saja tiba di apartemen sepulang dari kantor. Pagi tadi Azka terkejut saat pintu kamarnya tidak bisa di buka, saat ia memanggil Putri berkali-kali namun tidak ada respon Azka sadar jika gadis itu kembali mengerjainya. Kali ini dia sudah kelewatan!"Gara-gara kamu aku jadi telat ngantor, Ayah marah besar karena aku telat padahal hari ini ada meeting pemegang saham! Untung ada Rama yang mengganti kan aku" jelas Azka dengan nada marah."Bagus dong ada Mas Rama," jawab Putri cuek."Kamu sadar dong Put, ini keterlaluan. Nggak lucu!" Azka menatap Putri serius."Kamu pikir dengan nyuruh Om aku narik semua fasilitas itu lucu?!" Sembur Putri yang emosinya terpancing."Itu beda, Put.." Azka terlihat geram pada gadis di depannya.

    Last Updated : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   11. Author

    PoV. AuthorAzka yang baru saya membeli sate dipersimpangan menatap sebuah mobil yang baru saja pergi melewatinya, ia juga melihat Putri turun dari dalam mobil itu. Ia berusaha bersikap biasa saja saat melewati Putri yang menatapnya sinis.Mereka berjalan berdua memasuki gedung apartemen dengan Putri yang berjalan di belakang Azka. Sampa di dalam lift mereka masih tidak berbicara satu kata pun. Sampai di dalam apartemen Azka berbalik menatap Putri dengan alis terangkat sebelah. "Tadi siapa?" Tanya Azka."Ada deh, kamu nggak perlu tahu," jawab Putri, berlalu masuk kedalam kamar. "Aku cuma tanya ya, takut nanti Om kamu nanyain ke aku!" Seru Azka yang di acuhkan Putri.***Keesokan harinya, Azka bolak-balik melihat jam di dinding. Sudah pukul sepuluh malam tapi Putri belum juga pulang. Ia mencoba menghubungi. Nomor bunga dan terdengar suara dering ponsel dari arah sofa ruang TV. Azka pun melangkah ke s

    Last Updated : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   12. Author

    PoV. AuthorUsai berdansa, Putri dan Rama menuju stan makanan. "Kamu sih nggak percaya, aku bilang kan dari awal aku nggak bisa dansa," ujar Putri sambil memasang wajah semenyesal mungkin. "Enggal papa, seru juga kok namanya juga belajar. Lain kali kita coba lagi ya," Rama tersenyum manis sambil mengusap puncak kepala Putri . "Jangan deh, nanti yang ada kaki Mas Rama jadi luka parah." Gurau Putri. Mereka berdua pun tertawa. "Mitha kemana ya? Gumam Putri setelah menyadari Mitha sejak tadi menghilang. Putri mengedarkan pandangan nya sampai matanya menangkap keberadaan Mitha yang sedang berbincang dengan rekan kantor mereka di bagian marketing."Put, Mas angkat telpon dulu ya." Rama menunjuk ponselnya. Putri menjawabnya dengan anggukan. Rama pun menjauh menerima telponnya. Putri langsung berbalik menghadap meja prasmanan yang sudah terhidang beberapa jenis kue yang tampak sangat lezat. Putri meraih piring kecil yang ada di sana lalu meletakan

    Last Updated : 2020-10-01
  • Arranged Married (Indonesia)   13. Author

    PoV. AuthorJam sepuluh malam Putri tiba di apartemen. Ia langsung menuju kamar, mengabaikan Azka yang duduk di sofa dengan mata yang terus memperhatikan gerak-gerik Putri. Azka berniat menghampiri Putri, namun harus mengurungkan niatnya saat mendengar bel berbunyi. Padahal mulutnya sudah benar-benar sangat gatal ingin memarahi Putri karena sikap acuhnya itu. Azka beranjak membuka pintu. Azka terkejut bukan main melihat kedatangan dua orang temannya yang tanpa kabar langsung datang ke apartemennya. Astaga! Bagai mana jika mereka melihat ada Putri di sini?!"Azka! Hoy! Kamu kenapa?" Tanya salah satu temannya yang bernama Adit. "Kenapa bengong gitu?" Kata temannya yang bernama Dodi. "Ah, nggak papa, ayo masuk bro!" Azka mundur ke belakang memberi ruang untuk kedua temannya masuk ke dalam apartemen nya. "Karena kamu udah jarang ngumpul bareng kita, jadi kita kesini deh," jelas Adit.Mereka menaruh makanan ringan dan min

    Last Updated : 2020-10-01

Latest chapter

  • Arranged Married (Indonesia)   Epilog (terimakasih)

    PoV. AuthorAzka benar-benar kecewa dengan sikap Putri kali ini. Azka tahu jika dirinya pernah melakukan sebuah kesalahan yang fatal dan mungkin sulit untuk bisa di maafkan. Tapi kali ini Putri membuatnya takut dengan pemikiran-pemikiran yang sangat abu-abu."Bagai mana bisa aku selingkuh. Saat ini aku sudah kalah Put.. aku sungguh-sunggun jatuh cinta." Ujarnya Azka saat melihat anaknya yang ada di dalam ruang NOCU."Ka, kamu kenapa? Ada masalah sama Putri?" Tanya Mona."Aku juga nggak paham sama keadaan ini." Jawab Azka."Apa nggak bisa dibicarakan ini kan hari bahagia kalian, masa harus ada salah paham gini." "Aku akan bicara dengan nya saat dia sudah lebih tenang." Azka menjawab."Baiklah, kalau begitu aku pamit pulang ya, sekali lagi aku ucapkan selamat ya atas kelahiran putra kal

  • Arranged Married (Indonesia)   57. Author (salah siapa?)

    PoV. AuthorAzka menatap Putri. Dia terkejut dengan respon dari istrinya itu."Put, aku ada salah sama kamu? Tolong jangan gini, Put." Azka kembali mencoba mendekat pada Putri yang terlihat semakin kesakitan."Nggak!! Aku bilang nggak ya nggak!!" Seru Putri sambil mengatur napasnya."Salah aku apa, Put?""Kamu selingkuh!!" Azka terkejut bikan main mendengarnya."Kamu ngomong apa si Put? Aku nggak pernah seperti itu." Azka mendekat tak mengindahkan Putri yang mendorong dan memukuli dadanya yang Azka lakukan hanya memeluk istrinya."Awwhh sakit, Mas sakit perutku!" Putri meremas kerah baju Azka dengan keras saat rasa sakit sudah tidak bisa terbendung.Beberapa dokter, memasuki ruangan persalinan itu membuat Azka berubah pias. Ini merupakan hal pertama yang m

  • Arranged Married (Indonesia)   56. Author (rumah untuk siapa?)

    PoV. AuthorUsia kandungan Putri sudah melewati 9 bulan. Putri mengalami perubahan sikap, dia tidak lagi manja dan sensitif seperti sebelumnya. Putri bersikap sangat dewasa, seperti selayaknya ibu dan itu membuat Azka semakin mencintainya."Kali ini kamu masak apa untuk aku?" Tanya Azka yang baru saja memasuki dapur. Dilihatnya Putri tengah sibuk menyiapkan bekal makan siang Azka untuk dibawa ke kantor pagi ini seperti biasanya."Kentang balado sama kikil kecap, Mas" Putri menjawab sambil menutup Tupperware yang sudah berisi makanan. Kemudian diletakan nya diatas meja makan.Saat memasuki delapan bulan kehamilannya Putri selalu gigih belajar masak. perlahan akhirnya Putri pun bisa memasak."Kamu sarapan ya, aku ke kamar dulu ya," ucap Putri yang diangguki Azka. Putri pun kekamarnya untuk mandi pagi, satu lagi kebiasaan baru Putri yaitu mandi pagi dua kali sehar

  • Arranged Married (Indonesia)   55. Author (pengakuan)

    PoV. AuthorPutri berjalan bersebelahan dengan Rama seraya memasuki ballroom hotel tepat diadakannya pameran produk baru perusahaan mereka diselenggarakan. Putri terus melihat kesekeliling nya memperhatikan keberhasilan berlangsung acara."Itu Azka," Rama menunjuk kearah tengah ballroom."Oh iya, yuk kesana!" Putri berseru berniat mendekati Azka namun ditahan oleh Rama."Tunggu dulu," ujar Rama menatap kearah Azka. "Itu bukannya Mona? Kamu lihat kan, Put?" Tanya Rama."Iya, memangnya kenapa, Mas?""Apa perlu aku buat Mona menjauh dari Azka, aku takut kamu cemburu dan sedih lagi." Putri menatap Rama dengan haru."Nggak perlu, aku bisa tanganin ini sediri Mas Rama tenang saja. Cukup jadi penonton." Putri tau perasaan Rama terhadapnya, dia juga tidak mun

  • Arranged Married (Indonesia)   54. Author (Boxer)

    PoV. AuthorLangit sudah berubah warna menjadi hitam. Sinar bulan terang menderang di temani bintang untuk menghalau hujan. Putri sudah bersiap dengan kue coklat buatannya, dia akan mengajak Azka untuk duduk sambil melihat bintang di atas balkon kamar mereka. Putri berjalan melihat Azka yang masih sibuk membuat beberapa makanan sesuai keinginan Putri."Kamu pasti lelah banget, Mas. Maaf ya aku juga merasa aneh nih selama hamil." Putri memeluk Azka dari belang. Kepalanya di sandarkan ke punggung Azka."Enggak kok, aku malah senang kamu selalu butuh aku." Azka mematikan kompor lalu berbalik untuk membalas pelukan Putri. "Aku sayang kamu, Put." Ucap Azka sebelum memberi sebuah kecupan di kening Putri.***Keduanya duduk di bangku rotan yang ada di balkon, Azka sengaja membawa selimut untuk mereka berdua karena ia tahu pasti angin di sana

  • Arranged Married (Indonesia)   53. Author (video call)

    PoV. Author"Aku nggak maksud begitu, Put." Ujar Azka."Tapi aku merasa kalau kamu sebenarnya nggak percaya sama aku, Mas." Jawab Putri.Saat ini keduanya sedang berada di meja makan, duduk berhadapan dengan penampilan Azka yang masih sama. Mengenakan bokser nya.Azka menghembuskan napasnya gusah, diwajahnya terlihat kegelisahan yang sangat nyata. Dengan perlahan Putri menggapai jari jemari Azka yang sedang menggenggam segelas air."Mas, aku janji nggak akan ada perselingkuhan di dalam rumah tangga kita lagi. Aku cinta kamu mas." Azka menatap Putri. Azka masih tidak menyangka jika hanya dengan melihat senyum gadis barbar yang dulu sangat dia benci, bisa membuatnya setenang ini."Jangan tinggalin aku ya, Put. Maaf kalau aku sering nyakitin kamu." Azka beranjak dari duduk nya lalu memeluk Istrinya dengan erat."Iya Mas

  • Arranged Married (Indonesia)   52. Author (takut)

    PoV. AuthorPutri masih diam saat mereka sudah sampai di lobi Apartemen. Azka dengan cepat keluar lalu membuka pintu penumpang di sebelah Putri.

  • Arranged Married (Indonesia)   51. Author (Marah-marah)

    PoV. AuthorKeesokan hari nya di kantor. Azka baru saja tiba pukul sepuluh, lebih siang dari biasanya dia datang tidak sendiri melainkan bersama Mona di sebelahnya.

  • Arranged Married (Indonesia)   50. Author (hormon)

    PoV. AuthorJam tujuh malam, Azka pulang saat Putri sedang menyiapkan makanan. Entah apa yang di kerjakan Azka di kantor sampai larut malam begini yang jelas wajahnya sudah terlihat lusuh.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status