Share

7. Author

Penulis: Nul
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-30 11:29:30

PoV. Author

Putri benar-benar kesal dengan ulah Azka. Selain Azka yang sudah membuatnya malu di parkiran karena ketidak sengajaan nya, ditambah lagi dengan Pak Budi yang mengantarkan berita duka untuk dompetku bulan ini. Azka sudah memotong gaji ku di bulan pertama. Baginya tidak masalah seberapa besar gajinya, toh dia masih bisa beroperasi di dekat-dekat sini. Hanya saja ia tidak suka dengan sikap arogan calon suaminya itu, "nyebelin!" Umpat Putri setelah keluar dari ruangan Pak Budi dan kembali kemejanya.

"Put.." panggil seseorang yang menempati kubikel di sebelahku. "Habis di apain kamu di ruangan Pak Budi kamu kelihatan seram sekali, kenapa?" Tanya gadis itu sembari memperbaiki letak kacamata besarnya. Dia itu Mitha gadis yang berpenampilan kuno datang dari kampung dan berkerja di bagian marketing sama sepertiku. Dia satu satunya yang bisa dianggap teman di kantor ini oleh Putri.

"Aku setres, Gaji ku tiap bulan di potong tujuh puluh persen. Gimana gak mau setres gini" Putri menjambak rambut lurusnya. "Sekarang aku bener-bener mau makan orang, Mith!" Putri langsung menggigit pulpen yang dia pegang, membuat Mitha menciut melihat nya.

"Astaga Putri! Kamu nggak boleh makan Pak Budi. Ingat dia udah tua, pasti pahit, keras. istigfar" ucap Mitha seraya mendekati Putri lalu mengusap-usap pundaknya. Putri menarik napasnya dalam-dalam, "yang motong gajiku itu Pak Azka," lanjutnya kesal. Ia langsung membayangkan wajah Azka dan mengepalkan tinjunya karena keinginannya melayangkan tinjunya itu ke wajah pria arogan itu sampai tak berbentuk.

"Pak Azka? Kok bisa, Put?" Tanya Mitha sambil berpikir, tak yakin dengan yang di dengarnya.

"Dia.."

"Kenapa tiba-tiba Pak Azka mau repot-repot ngurusin bagian marketing kaya kamu gini?" Gumam Mitha memotong ucapan Putri dengan tampang beloon nya.

"Mith, it.."

"Aneh. Baisany..."

"Kalo kamu ngoceh terus, nggak ngijinin aku buat ngejawab mending gak usah nanya Mitha.. mending balik ke mejamu dan bekerja dengan baik" Putri manatap Mitha jengkel, lalu memperbaiki posisi duduknya lurus dan mulai fokus dengan pekerjaannya yang belum sempat tersentuh.

"Oke, nanti pas makan siang kamu harus ceritain semuanya, aku janji gak potong-potong lagi, ya?" Ucap Mitha dengan senyum konyol dan segera kembali ke mejanya.

Azka, Pak Budi dan Mitha benar-benar perpaduan yang sempurna untuk merusak mood Putri hari ini.

***

Jam makan siang setelah metting sejak pagi, jelas itu adalah waktu yang sangat dinanti. Azka dan Rama berjalan beriringan menuju kantin untuk petinggi yang bersebelahan dengan kantin karyawan, kantin memang di bedakan dengan dinding kaca tebal. Tak sengaja pandangan Azka bertemu dengan Putri yang sedang menikmati makan siangnya. Keduanya mengirimkan sinyal-sinyal perang satu sama lain.

"Udah lah, Ka. Apa untungnya kamu seperti itu. Kaya mau makan Putri saja melihatnya." Rama mengikuti arah pandang Azka. "Aku nggak mau makan dia, aku mau colok matanya yang bulat itu" Azka menipiskan bibirnya gemas. Ia masih belum terima kalau mobil kesayangannya harus rusak, apa lagi Putri pelakunya.

"Jangan terlalu benci nanti malah jadi cinta, kami ingat cinta dan benci itu beda tipis"

"Aku? Jatuh cinta sama pencopet itu?" Tanya Azka memastikan maksud ucapan Rama dengan menunjuk dirinya sendiri. "Kurasa aku sudah gila kalau itu sampai terjadi, kalau di dunia ini hanya tinggal dia pun aku tidak akan memilih dia!" Seru Azka.

"Tapi kenyataannya minggu ini kamu bakal nikahin dia" goda Rama. "Jangan ngeledek terus Ram" Azka menatap Rama dengan kesal. Yang dibalas tertawa geli oleh Rama.

Disisi lain, Putri merasakan selera makannya rusak setelah melihat Azka. Jadilah makanan nya tidak habis hanya di aduk-aduk saja. "Ayo bilik Mith!" Ajaknya. "Loh Put, itu belum habis, tumben makan mu sedikit" ujar Mitha sambil meraih tisu yang ada di atas meja. "Aku nggak selera," jawab Putri cepat.

"Loh Kenapa? Kok bisa padahal makanan nya enak, Put."

"Loh loh loh terus. ganti kata depan kalo bicara jangan Loh bisa gak, Mith?"

"Ya gak bisa Put,aku kan biasanya pake loh, kamu ajah kalo ngomong selalu pakai urat" Mitha terkikik menggoda bunga. Tapi Mitha merasa beruntung bunga bisa menjadi temannya, atau bisa dibilang bersyukur Putri mau berteman dengan nya.

"Udah deh. Aku lagi benar-benar gak mood ladenin kamu hari ini, naikin tuh kaca mata mu" tunjuk Putri pada kacamata Mitha yang sudah turun di atas bibirnya. Putri pun beranjak dari duduknya. Ketika berbalik, ia tidak sengaja menabrak seseorang dan menyebabkan gelas kopi yang di bawa orang itu jatuh pecah mengenai baju putihnya. "PUTRI!!" Teriak wanita itu dengan geram. Semua orang menatap kearah mereka, termasuk Rama dan Azka.

"Astaga, ma_maaf Bu. Putri nggak sengaja, Bu"  ucap Mitha untuk menenangkan Ani asisten Pak Budi. Ani memang dari awal sangat sinis pada Putri dan Mitha. Dua makhluk aneh baginya. Sementara itu, tatapan mata Putri sudah menajam, kepalan tangan sudah siap untuk membungkam wanita dihadapannya ini. Namun Mitha diam-diam mencubit pinggangnya, bermaksud untuk menghalangi niat mulianya untuk menghajar Ani. Sabar.. masih untung ada si Mitha kalau tidak sudah di pastikan, habis!.

"kamu barusan panggil saya apa? Bu?, jangan panggil saya Bu, saya masih muda." seru Ani pada Mitha yang masih memasang wajah beloonnya. Mitha langsung meneguk salivanya, menghilangkan kegugupan bercampur rasa takutnya. "i..iya, mbak Ani... maaf" Mitha meletakan gelas kopi yang masih ia pegang keatas meja lalu dengan cepat mengmbil beberapa tisu untuk membersihkan noda di rok Ani.

"apa-apaan kamu makhluk aneh!? ih, jauh-jauh dari aku!" jerit Ani histeris. semua karyawan pun mengerubungi mereka. tak ketinggalan Azka dan Rama yang ikut beranjak kearah kerumunan itu."lihat, aku bilang apa barusan? dia itu memang hobi bikin keributan," geram Azka. Rama yang medengarnya memilih diam tak menanggapi.

"udah Mith, kamu mau baik kaya gimana pun gak bakal bener, kita cabut ajah dari sini, kasian dia mukanya udah jelek" bunga berlalu menarik lengan Mitha.

"Ada apa i.." ucapan Azka terpotong saat Putri berbalik badan tak sengaja menumpahkan jus milik nya yang berniat ia bawa ke ruangan nya itu ke kemeja seseorang di belakangnya.

Putri cukup terkejut dengan kedatangan Azka. Rama sendiri kini menepuk dahinya, bersiap mendengar kemarahan Azka.

"Ya ampun!, Maaf Pak. Putri nggak sengaja." Mitha berusaha memberanikan diri membela Putri di hadapan Azka. Sementara Azka dan Putri kini saling bersitatap sarat akan permusuhan. "Put, minta maaf put sama Pak Azka" bisik Mitha yang masih bisa di dengar oleh Azka. Namun dengan keras kepalanya Putri mengacuhkan permintaan Mitha. Ia menggelengkan kepalanya dengan tatapan masih tajam menatap Azka, tatapannya menantang.

"Pak, tadi dia nabrak saya dan menumpahi rok saya sampe kotor. Dia itu memang suk.." Azka mengangkat sebelah tangan nya ke arah Ani yang membuat wanita itu seketika bungkam. "Kamu, keruangan saya sekarang." Tunjuk Azka dengan wajah dingin tak tertebak. Entah yang akan dilakukan pria itu prihal kejadian ini. Azka pun melangkah lebar meninggalkan kantin tersebut. Saat Putri menoleh ke arah Rama, yang di balas anggukan kepala sebagai isyarat yang artinya ia harus ke rungan Azka. Sedangkan Mitha hanya bisa berdoa di dalam hati semoga Putri tidak di pecat.

***

"Kenapa?" Tanya Putri ketus. Mereka berdua sudah berada di ruangan Azka, berdiri terpisah oleh meja kerja pria itu. "Lain kali kami jangan buat keributan lagi. Atau mau gaji kamu saya potong lagi jadi tujuh puluh  persen?" Ujar Azka yang menatap keluar jendela besar di belakang kirsi kerjanya membelakangi Putri. Pria itu tampak lebih rapih setelah mengganti kemejanya yang kotor atas ketidaksengajaan di kantin tadi dengan kemeja baru.

"Terserah! Suka-suka kamu aja!"

"Putri, ini di kantor. Jaga sikap kamu walaupun kamu biasa di jalanan kamu harus sadar saya ini atasan kamu. Mengerti?"

"Mengerti Bapakkk," ujar Putri mencebik. Azka yang menyaksikan itu menarik napasnya panjang. Untuk menghadapi gadis yang satu ini memang harus ekstra sabar. "Berapa monor handphone mu?  Pulang kerja kita fetting baju. Kalau tidak kerena Ibu aku malas ikut."

"Katanya di kantor" nyinyir Putri.

"Masalah? Aku bosnya kalo kamu lupa. Jadi suka-suka aku" Azka tersenyum miring. Putri hanya memejamkan matanya untuk menahan rasa kesalnya. Resek! Umpat Putri dalam hati. "Gak usah mengumpat" Azka menatap Putri seperti tahu jika Putri sedang mengumpatinya di dalam hati.

Putri dengan gaya cueknya mengangkat bahu malas. Dibalasnya tatapan Azka dengan Smirk khasnya, "suka-suka aku juga dong!"

"Putri!!!"

***

Azka dan Putri berada di salah satu butik milik keluarga Azka. sepulang dari bekerja tadi mereka langsung ketempat tersebut dengan mengendarai kendaraan masing-masing.

"coba deh youu coba yang ini dulu deh, cin," pria itu memberian gaun keempat untuk dicoba Putri. sejak tadi belum ada yang cocok menurutnya. sedangkan Azka yang telah selesai dengan pakaian nya hanya memainkan handphone nya, menunggu Putri sampai selesai.

"gimana?" tanya Putri pada pria kemayu itu setelah keluar dari ruang ganti "wadawww, ini si cucok banget sama you, pasti cucok meong nih pas resepsi nanti" puji pria kemayu itu sambil menjentikan jarinya. Putri pun tersenyum lebar.

gaun yang menjuntai menyapu lantai, berwarna putih yang dihiasi manik berlian debgab kerah sabrina yang memperlihatkan leher jenjangnya. melekat di tubuh semampai Putri, gaun itu membentuk sempurna tubuh  Putri yang tidak kalah dengan Rubbi.

"gimana Mas, cantikan Mba nya?" tanya pria kemayu itu. Azka yang sedari tadi memainkan ponselnya kini menatap Putri. Azka sempat terpesona, tapi buru-buru ia mengalihkan pikirannya. memasang wajah sedatar mungkin dan mencoba fokus pada phonsel nya. "Hem..," hanya itu jawaban Azka yang membuat Putri menghembuskan napas dalam.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Averill Hidayatcharoline
nm nya kdg putri kdg bunga...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Arranged Married (Indonesia)   8. Author

    Pov. Authorpesta pernikahan digelar di Ballroom salah satu hotel ternama yang berada di jantung ibukota dengan nuansa putih dan silver yang berkesan mewah dan suci. para undangan menatap takjup atas dekorasi ruangan yang terasa seperti di negeri dongeng. ya, para undangan tanpa karyawan Pratama Grup tentunya. Putri pun sudah di make up dengan sangat baik, terlihat sangat cantik dan anggun seperti bukan dirinya yang sering terlihat sehari-hari. tak sedikit yang memuji Putri saat memberikan selamat kepada kedua mempelai. sebenarnya Azka juga sependapat dengan para undangan, hanya saja ia tak mau mengakuinya. nanti dia besar kepala.kedua orang tua Azka terlihat sangat bahagia. senyum bahagia itu pun tidak pernah luput dari pehatian Putri. hanya Rubbi saja yang tidak terlihat keberadaannya. Rubbi beralasan tidak bisa hadir karena sibuk. ia tidak bisa membatalkan kontrak dengan salah satu agens

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   9. Author

    PoV. AuthorCahaya mataharim sela-sela tirai yang mengenai wajah Putri yang masih terlelap tidur. Putri yang merasa terganggu perlahan membuka kelopak matanya yang masih terasa berat. Ia memicingkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Putri menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul tujuh lewat. Apa?!! Putri hampir melompat dari sofa bad. Buru-buru ia masuk ke dalam kamar lalu menuju kamar mandi. Ternyata, Azka sudah berangkat lebih dahulu, meninggalkannya dan tak membangunkannya. Tega sekali!Usai membersihkan diri dan mengenakan seragam kantornya, Putri dengan cepat berlari keluar sambil menguncir rambutnya asal."Ya ampun, di mana si rasa kemanusiaannya ini orang" gerutu nya, saat melihat di pantry tidak ada satu pun jenis makanan. Putri menekuk wajah nya cemberut, "Azka! Nyebelin!!" Seru Putri dengan gemas. Kemu

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   10. Author

    PoV. Author"kamu tahu apa yang sudah kamu lakuin hari ini?!" Tuding Azka yang baru saja tiba di apartemen sepulang dari kantor. Pagi tadi Azka terkejut saat pintu kamarnya tidak bisa di buka, saat ia memanggil Putri berkali-kali namun tidak ada respon Azka sadar jika gadis itu kembali mengerjainya. Kali ini dia sudah kelewatan!"Gara-gara kamu aku jadi telat ngantor, Ayah marah besar karena aku telat padahal hari ini ada meeting pemegang saham! Untung ada Rama yang mengganti kan aku" jelas Azka dengan nada marah."Bagus dong ada Mas Rama," jawab Putri cuek."Kamu sadar dong Put, ini keterlaluan. Nggak lucu!" Azka menatap Putri serius."Kamu pikir dengan nyuruh Om aku narik semua fasilitas itu lucu?!" Sembur Putri yang emosinya terpancing."Itu beda, Put.." Azka terlihat geram pada gadis di depannya.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   11. Author

    PoV. AuthorAzka yang baru saya membeli sate dipersimpangan menatap sebuah mobil yang baru saja pergi melewatinya, ia juga melihat Putri turun dari dalam mobil itu. Ia berusaha bersikap biasa saja saat melewati Putri yang menatapnya sinis.Mereka berjalan berdua memasuki gedung apartemen dengan Putri yang berjalan di belakang Azka. Sampa di dalam lift mereka masih tidak berbicara satu kata pun. Sampai di dalam apartemen Azka berbalik menatap Putri dengan alis terangkat sebelah. "Tadi siapa?" Tanya Azka."Ada deh, kamu nggak perlu tahu," jawab Putri, berlalu masuk kedalam kamar. "Aku cuma tanya ya, takut nanti Om kamu nanyain ke aku!" Seru Azka yang di acuhkan Putri.***Keesokan harinya, Azka bolak-balik melihat jam di dinding. Sudah pukul sepuluh malam tapi Putri belum juga pulang. Ia mencoba menghubungi. Nomor bunga dan terdengar suara dering ponsel dari arah sofa ruang TV. Azka pun melangkah ke s

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-30
  • Arranged Married (Indonesia)   12. Author

    PoV. AuthorUsai berdansa, Putri dan Rama menuju stan makanan. "Kamu sih nggak percaya, aku bilang kan dari awal aku nggak bisa dansa," ujar Putri sambil memasang wajah semenyesal mungkin. "Enggal papa, seru juga kok namanya juga belajar. Lain kali kita coba lagi ya," Rama tersenyum manis sambil mengusap puncak kepala Putri . "Jangan deh, nanti yang ada kaki Mas Rama jadi luka parah." Gurau Putri. Mereka berdua pun tertawa. "Mitha kemana ya? Gumam Putri setelah menyadari Mitha sejak tadi menghilang. Putri mengedarkan pandangan nya sampai matanya menangkap keberadaan Mitha yang sedang berbincang dengan rekan kantor mereka di bagian marketing."Put, Mas angkat telpon dulu ya." Rama menunjuk ponselnya. Putri menjawabnya dengan anggukan. Rama pun menjauh menerima telponnya. Putri langsung berbalik menghadap meja prasmanan yang sudah terhidang beberapa jenis kue yang tampak sangat lezat. Putri meraih piring kecil yang ada di sana lalu meletakan

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-01
  • Arranged Married (Indonesia)   13. Author

    PoV. AuthorJam sepuluh malam Putri tiba di apartemen. Ia langsung menuju kamar, mengabaikan Azka yang duduk di sofa dengan mata yang terus memperhatikan gerak-gerik Putri. Azka berniat menghampiri Putri, namun harus mengurungkan niatnya saat mendengar bel berbunyi. Padahal mulutnya sudah benar-benar sangat gatal ingin memarahi Putri karena sikap acuhnya itu. Azka beranjak membuka pintu. Azka terkejut bukan main melihat kedatangan dua orang temannya yang tanpa kabar langsung datang ke apartemennya. Astaga! Bagai mana jika mereka melihat ada Putri di sini?!"Azka! Hoy! Kamu kenapa?" Tanya salah satu temannya yang bernama Adit. "Kenapa bengong gitu?" Kata temannya yang bernama Dodi. "Ah, nggak papa, ayo masuk bro!" Azka mundur ke belakang memberi ruang untuk kedua temannya masuk ke dalam apartemen nya. "Karena kamu udah jarang ngumpul bareng kita, jadi kita kesini deh," jelas Adit.Mereka menaruh makanan ringan dan min

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-01
  • Arranged Married (Indonesia)   14. Author

    PoV. AuthorSetelah pulang kerja dari cafe milik Dimas, Putri di jemput oleh Rama dan di minta menemaninya makan malam. Putri tidak mungkin menolak Rama yang sudah berbaik hati padanya, kan? Kemarin Rama menawarinya sebuah motor metik milik ibu nya yang sudah lama tidak di pakai karena ibunya sudah ada supir. Meski awalnya Putri menolak, tapi Rama terus memaksanya untuk menerimanya. Putri sangat senang bisa terbebas dari macetnya ibu kota dan tidak perlu susah-susah bangun cepat untuk berangkat lebih pagi."Maaf nih, Put. Habis Mas nggak suka makan sendirian. Kalau ada kamu kan jadi ada teman ngobrol." Rama tersenyum sembari memakan nasi gorengnya."Nggak papa, Mas santai aja enak kok kan jadi bisa makan gratis.""Oke, sering juga gak papa nih?" Canda Rama. Senyumnya pun terukir sempurna saat melihat Putri sangat lahap menikmati

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-01
  • Arranged Married (Indonesia)   15. Author

    PoV. AuthorHari ini Putri diajak zumba bersama dengan Tantenya. Dalam sesi zumba Putri menjadi orang yang paling terlihat karena gerakan bersemangatnya. Menurutnya kegiatan seperti ini adalah kegiatan yang mengasikan seperti bermain. Setelah zumba selesai barulah Tante Iren mengajaknya makan siang sambil menemui Rubbi. "Kamu makannya banyak banget!" Tante Iren menatap satu per satu makanan yang dipesan Putri. Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran favorit keluarga Putri, menunggu kedatangan Rubbi."Ingat jangan bikin malu, jaga bentuk badan jangan sampai gendut!" Tante Iren menatap Putri yang sedang makan dengan tatapan Jijik. "Emang kenapa kalo gendut? Yang penting kan kenyang, Tan" bela Putri. "Nggak takut Azka di ambil sama perempuan lain?" Tanya Tante Iren dengan sarkas. Bukan nya sudah tahu?, Jawab Putri dalam hati."Sorry lama, Ma," Rubbi

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-05

Bab terbaru

  • Arranged Married (Indonesia)   Epilog (terimakasih)

    PoV. AuthorAzka benar-benar kecewa dengan sikap Putri kali ini. Azka tahu jika dirinya pernah melakukan sebuah kesalahan yang fatal dan mungkin sulit untuk bisa di maafkan. Tapi kali ini Putri membuatnya takut dengan pemikiran-pemikiran yang sangat abu-abu."Bagai mana bisa aku selingkuh. Saat ini aku sudah kalah Put.. aku sungguh-sunggun jatuh cinta." Ujarnya Azka saat melihat anaknya yang ada di dalam ruang NOCU."Ka, kamu kenapa? Ada masalah sama Putri?" Tanya Mona."Aku juga nggak paham sama keadaan ini." Jawab Azka."Apa nggak bisa dibicarakan ini kan hari bahagia kalian, masa harus ada salah paham gini." "Aku akan bicara dengan nya saat dia sudah lebih tenang." Azka menjawab."Baiklah, kalau begitu aku pamit pulang ya, sekali lagi aku ucapkan selamat ya atas kelahiran putra kal

  • Arranged Married (Indonesia)   57. Author (salah siapa?)

    PoV. AuthorAzka menatap Putri. Dia terkejut dengan respon dari istrinya itu."Put, aku ada salah sama kamu? Tolong jangan gini, Put." Azka kembali mencoba mendekat pada Putri yang terlihat semakin kesakitan."Nggak!! Aku bilang nggak ya nggak!!" Seru Putri sambil mengatur napasnya."Salah aku apa, Put?""Kamu selingkuh!!" Azka terkejut bikan main mendengarnya."Kamu ngomong apa si Put? Aku nggak pernah seperti itu." Azka mendekat tak mengindahkan Putri yang mendorong dan memukuli dadanya yang Azka lakukan hanya memeluk istrinya."Awwhh sakit, Mas sakit perutku!" Putri meremas kerah baju Azka dengan keras saat rasa sakit sudah tidak bisa terbendung.Beberapa dokter, memasuki ruangan persalinan itu membuat Azka berubah pias. Ini merupakan hal pertama yang m

  • Arranged Married (Indonesia)   56. Author (rumah untuk siapa?)

    PoV. AuthorUsia kandungan Putri sudah melewati 9 bulan. Putri mengalami perubahan sikap, dia tidak lagi manja dan sensitif seperti sebelumnya. Putri bersikap sangat dewasa, seperti selayaknya ibu dan itu membuat Azka semakin mencintainya."Kali ini kamu masak apa untuk aku?" Tanya Azka yang baru saja memasuki dapur. Dilihatnya Putri tengah sibuk menyiapkan bekal makan siang Azka untuk dibawa ke kantor pagi ini seperti biasanya."Kentang balado sama kikil kecap, Mas" Putri menjawab sambil menutup Tupperware yang sudah berisi makanan. Kemudian diletakan nya diatas meja makan.Saat memasuki delapan bulan kehamilannya Putri selalu gigih belajar masak. perlahan akhirnya Putri pun bisa memasak."Kamu sarapan ya, aku ke kamar dulu ya," ucap Putri yang diangguki Azka. Putri pun kekamarnya untuk mandi pagi, satu lagi kebiasaan baru Putri yaitu mandi pagi dua kali sehar

  • Arranged Married (Indonesia)   55. Author (pengakuan)

    PoV. AuthorPutri berjalan bersebelahan dengan Rama seraya memasuki ballroom hotel tepat diadakannya pameran produk baru perusahaan mereka diselenggarakan. Putri terus melihat kesekeliling nya memperhatikan keberhasilan berlangsung acara."Itu Azka," Rama menunjuk kearah tengah ballroom."Oh iya, yuk kesana!" Putri berseru berniat mendekati Azka namun ditahan oleh Rama."Tunggu dulu," ujar Rama menatap kearah Azka. "Itu bukannya Mona? Kamu lihat kan, Put?" Tanya Rama."Iya, memangnya kenapa, Mas?""Apa perlu aku buat Mona menjauh dari Azka, aku takut kamu cemburu dan sedih lagi." Putri menatap Rama dengan haru."Nggak perlu, aku bisa tanganin ini sediri Mas Rama tenang saja. Cukup jadi penonton." Putri tau perasaan Rama terhadapnya, dia juga tidak mun

  • Arranged Married (Indonesia)   54. Author (Boxer)

    PoV. AuthorLangit sudah berubah warna menjadi hitam. Sinar bulan terang menderang di temani bintang untuk menghalau hujan. Putri sudah bersiap dengan kue coklat buatannya, dia akan mengajak Azka untuk duduk sambil melihat bintang di atas balkon kamar mereka. Putri berjalan melihat Azka yang masih sibuk membuat beberapa makanan sesuai keinginan Putri."Kamu pasti lelah banget, Mas. Maaf ya aku juga merasa aneh nih selama hamil." Putri memeluk Azka dari belang. Kepalanya di sandarkan ke punggung Azka."Enggak kok, aku malah senang kamu selalu butuh aku." Azka mematikan kompor lalu berbalik untuk membalas pelukan Putri. "Aku sayang kamu, Put." Ucap Azka sebelum memberi sebuah kecupan di kening Putri.***Keduanya duduk di bangku rotan yang ada di balkon, Azka sengaja membawa selimut untuk mereka berdua karena ia tahu pasti angin di sana

  • Arranged Married (Indonesia)   53. Author (video call)

    PoV. Author"Aku nggak maksud begitu, Put." Ujar Azka."Tapi aku merasa kalau kamu sebenarnya nggak percaya sama aku, Mas." Jawab Putri.Saat ini keduanya sedang berada di meja makan, duduk berhadapan dengan penampilan Azka yang masih sama. Mengenakan bokser nya.Azka menghembuskan napasnya gusah, diwajahnya terlihat kegelisahan yang sangat nyata. Dengan perlahan Putri menggapai jari jemari Azka yang sedang menggenggam segelas air."Mas, aku janji nggak akan ada perselingkuhan di dalam rumah tangga kita lagi. Aku cinta kamu mas." Azka menatap Putri. Azka masih tidak menyangka jika hanya dengan melihat senyum gadis barbar yang dulu sangat dia benci, bisa membuatnya setenang ini."Jangan tinggalin aku ya, Put. Maaf kalau aku sering nyakitin kamu." Azka beranjak dari duduk nya lalu memeluk Istrinya dengan erat."Iya Mas

  • Arranged Married (Indonesia)   52. Author (takut)

    PoV. AuthorPutri masih diam saat mereka sudah sampai di lobi Apartemen. Azka dengan cepat keluar lalu membuka pintu penumpang di sebelah Putri.

  • Arranged Married (Indonesia)   51. Author (Marah-marah)

    PoV. AuthorKeesokan hari nya di kantor. Azka baru saja tiba pukul sepuluh, lebih siang dari biasanya dia datang tidak sendiri melainkan bersama Mona di sebelahnya.

  • Arranged Married (Indonesia)   50. Author (hormon)

    PoV. AuthorJam tujuh malam, Azka pulang saat Putri sedang menyiapkan makanan. Entah apa yang di kerjakan Azka di kantor sampai larut malam begini yang jelas wajahnya sudah terlihat lusuh.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status