Justin yang sedang kesal pun mendapat panggilan telepon dari sekretarisnya dan kembali ke kantor, Karamel hanya menghela nafas panjang dan kembali bekerja setelah melihat bosnya ... eh ralat maksudnya mantan bosnya pergi.
***
Malamnya setelah pulang dari cafe, Justin sudah menunggunya di depan rumah.
Karamel tampak terkejut,
"Kenapa kau ke sini?" tanya Karamel langsung.
"Berapa yang kau inginkan supaya kau ingin kembali ke perusahaan?" balas Justin langsung membuat Karamel menatap Justin tidak suka. Apa-apaan ini!
"Maaf ya Pak, aku ini memang miskin tapi aku juga punya harga diri. Kalau gak niat minta maaf ... pergi dari sini! Aku capek ... mau tidur!" balas Karamel yang memang sudah lelah dan mau tidur. Karena malam minggu, cafe menjadi sangat ramai dan sibuk seharian. Jadi sekarang dia mau bobok cantik dulu, tapi justru Alpha sombong yang entah dari mana muncul tanpa dipanggil.
Karamel langsung melewati Justin dan membuka pintu rumah dan menutupnya tanpa basa-basi. membuat Justin sampai kaget,
"Tidak punya sopan santun!" ucapnya kaget karena Karamel membanting pintunya dengan keras.
Dia pun menelepon ayahnya,
[ Ayah! Tidak bisakah mencari Alpha yang lebih bagus dari Omega ini? Dia keras kepala sekali! Dan selalu memintaku memohon maaf padanya! Cih ... memangnya dia siapa! Dasar Omega rendahan itu! ]
[ Tutup mulutmu! Jangan pikir sudah sekolah di luar negeri perilakumu seperti itu dan bicara kasar pada orang lain! Apa susahnya kau meminta maaf? Dia tidak meminta apapun sudah membuktikan dia itu orang yang baik! Dasar otakmu saja yang tidak bisa bekerja dengan baik! ]
[ Ayah! Aku ini Alpha!! Kenapa harus memohon pada Omega! ]
[ Alpha dan Omega apa bedanya?! Mereka sama-sama manusia yang punya perasaan! Ayah tidak mengajarkanmu untuk mendeskriminasi orang lain! Pokoknya kalau Karamel tidak kembali ke perusahaan, siap-siap kau kehilangan pekerjaanmu! ] balas ayahnya dan langsung menutup telepon secara sepihak.
Membuat Justin membanting ponsel mahal limited editionnya itu tanpa pikir panjang. Ia mengumpat, "Sialan! Omega ini!" kesalnya sampai urat nadinya muncul.
***
Besoknya Karamel tidak lagi bertemu dengan mantan bosnya itu. Membuat wanita itu pun bisa tenang melayani tamu tanpa gangguan ditatap tajam terus.
Hari ini dia shift pagi jadi pulangnya lebih awal. Dia masih sempat pergi belanja kebutuhan dan menonton tv di rumah setelah pulang belanja.
Kalau dia bekerja di kantor tidaklah mendapatkan kesempatan seperti ini. Hanya untuk hari libur saja seminggu sekali.
Tapi tentu saja dibarengi dengan pendapatan yang semakin menurun. Ditambah Karamel juga harus mengirim uang ke rumahnya dan lagi untuk kebutuhannya. Tabungannya pun sudah sedikit, belum lagi obat-obatannya yang mahal.
Karamel menghela nafas. "Apa aku harus kembali ke tempat lama?" gumamnya bingung.
Tapi langsubg menggeleng keras. "Tidak! Tidak! Dia harus meminta maaf dulu!" sambungnya, dia terlihat frustasi.
"Aku harus bagaimana!" pekiknya, kemudian dia teringat dia juga belum membeli injeksi super mahal itu.
"Aku lupa membeli obatnya. HUAAA!" jeritnya lagi.
"Hiks ... besok aku akan mampir," ucapnya menarik bibirnya ke bawah dengan sedih walau air matanya tidak ada yang menetes. Nasib orang berkecukupan.
***Kenyataannya Karamel tidak mampir ke apotek yang menjual obat itu. Dia malah langsung lurus ke cafe karena lupa.
Dia bekerja seperti biasanya, tapi tiba-tiba salah satu pelanggan Omeganya IN HEAT dan membuat cafe jadi sedikit kacau karena feromonnya.
Dan di sana juga ada beberapa Alpha yang sedang minum kopi, ini bisa membuat mereka hilang kendali kalau feromonnya kuat.
"Karamel! Cepat cari injeksinya!" seru Ms. Amber yang kebetulan juga di sana. Sembari berkata dengan lantang. "SEMUA ALPHA, PERGI DARI SINI!" pekik Ms. Amber lagi.
Karamel merogoh tas Omega itu mencari injeksion miliknya, namun tidak ada..
"Ms. Amber, dia tidak punya injeksion. Bagaimana sekarang?" ucap Karamel bingung, Karamel juga mulai terpancing feromon Omega itu. Membuay aroma feromon Karamel juga ikut keluar karena waktunya IN HEAT sudah mau tiba.
"Karamel, kau juga?" pekik Ms. Amber kaget melihat Karamel yang mulai bernafas tidak teratur, wajahnya pun mulai memerah.
"Ms. Amberhh ... Aku ... hah ...."
"Cepat pergi dari sini! Aku tidak bisa menjaga kalian sekaligus!"
"Ma—maaf ...."
Saat Karamel mencoba menjauh dari Omega lain, seseorang langsung menahan Karamel dan menjatuhkannya ke lantai.
"Ahh!"
Kepala Karamel terbentur cukup keras tapi tidak membuatnya kehilangan kesadaran. Seorang Alpha yang sudah mengalami masa IN HEAT pun tidak bisa menahan nafsunya.
"Karamel!" panik Ms. Amber melihat Karamel diserang, yang dilakukan Karamel adalah menjaga lehernya tetap aman. Sisanya dia tidak bisa melakukan apapun, Alpha di hadapannya benar-benar tidak bisa menahan diri lagi dia bahkan mencari pintu masuk tubuh Karamel.
"Tidak! Haa ... haa ... Hentikan. haa ... haa. Tolong!" pinta Karamel pada Alpha itu. Tapi tentu tidak didengarkan karena dia sudah kehilangan akal sehatnya.
"Karamel!" Ms. Amber pun datang menolong Karamel tapi justru dipukul balik oleh Alpha.
"Ms. Ms. Amber!" pekik Karamel panik. Saat Alpha-nya tidak fokus padanya, dia pun merangkak pergi tapi justru Alpha itu menimpa Karamel dari belakang.
Dia mencoba menggigit leher Karamel yang dia lindungi dengan tangannya, bekas gigitan itu pun tertanam di tangan Karamel.
"Ahh! Sakit! Hentikan!"
Dia akan menggigit Karamel lagi tapi sebuah tendangan membuat sang Alpha menjauh.
"Haa ... haa ...."
Karamel mendesah dan melihat Justin yang berdiri sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan.
Dia pun mengeluarkan injeksi dan menancapkan pada tangan Karamel. Lalu melemparkan satu injeksi lagi pada Ms. Amber untuk menolong Omega lainnya.
Setelah beberapa lama, feromon mereka pun mulai mereda. Sang Alpha pun mulai sadar diri, dia langsung bangkit dan lari pergi karena takut, Omega yang lain pun sudah kembali baikan tapi berbeda dengan Karamel yang kehilangan kesadarannya setelah feromonnya sedikit mereda.
Justin langsung menggendongnya.
"Kau mau kemana?!" pekik Ms. Amber kaget melihat Justin membawa Karamel.
"Ke rumah sakit!" balas Justin dan pergi, Ms. Amber pun membiarkannya kalau memang ke rumah sakit.
Karamel tersadar setelah beberapa jam. Wanita itu langsung melihat Justin yang duduk layaknya boss. Walau dia memang boss sih. "Kau sudah bangun? Apa ada yang sakit? Akan kupanggilkan dokter!" komentarnya saat melihat wanita yang sedari tadi menatapnya. "An-anda sudah menolongku," suara pelan Karamel, entah kenapa hatinya sedikit bergetar atas sikap mantan bossnya itu. Tidak ada balasan yang keluar dadi mulut Justin, membuat Karamel benar-benar memberikan senyum hangat pada Justin sembari berucap, Terima kasih." "Kalau mau berterima kasih, kembali ke perusahaan," kata Justin langsung tanpa basa-basi. "Baiklah, aku akan kembali ke sana," jawab Karamel membuat Justin sedikit kaget, akhirnya Omega ini luluh juga pikir Justin. "Kau serius?" Justin hanya ingin memastikan. Siapa tau kan, ini prank. "Aku akan kembali ke perusahaan anda," jawab Karamel akhirnya. Dia sudah tidak punya pilihan dan memang hal yang tetap kembali ke
Karamel mempresentasikan hasil kerja sebulannya pada Justin dan beberapa atasan lain seperti manajer dan supervisor departemen lain. Setelah selesai meeting Karamel baru bisa bernapas lega. Walau sudah lama bekerja, tapi presentasi dengan semua Alpha itu membuat jantungnya deg-deg an. Justin ikut keluar dari ruang meeting sebab ada keperluan di luar bersama Sekretaris Helena. Dengan menggunakan mobil yang disopiri, mereka akhirnya berangkat ke pertemuan klien selanjutnya. Namun di jalan, sebuah mobil melaju dengan cepat melewati mobil Justin, padahal jalanan lumayan ramai. Di arah berlawanan sebuah mobil mengalami rem blong, membuat pengemudinya hilang kendali dan .... Burgh .... Mobil di hadapan Justin bertabrakan, hal cepat itu membuat sopir Justin tidak bisa melakukan apa-apa sebab di semua sisinya ada mobil lain, hingga akhirnya menabrak belakang mobil di depannya, diikuti tabrakan lain di belakang mobil Justin. *** Karamel
Tangan kiri Justin yang terluka juga membuatnya sedikit kesulitan untuk mandi atau pun mengganti pakaian.Bagaimana dia bisa mengancing bajunya dengan satu tangan? Lalu dasi? Kemudian celananya? Lalu ikat pinggang?Karena itu Karamel pun menawarkan diri membantunya. Setiap pagi sopir akan menjemput Karamel bukan ke kantor langsung tapi ke apartemen Justin.Dengan setengah telanjang hanya memakai handuk setelah mandi pagi, Justin membuka pintunya dan menyuruh Karamel masuk.Karamel jadi sedikit malu dan salah tingkah. Berada di rumah sang Alpha itu berbeda, baunya sangat berbeda."Apa Anda sudah sarapan?" tanya Karamel langsung."Kau bisa membuat makanan yang mudah," ujar Justin sebagai balasan. Dalam artian ia belum sarapan sama sekali. Untung saja Karamel itu cerdas jadi wanita itu sudah tahu maksud dari ucapan presidennya itu."Baik." Karamel kini membuat makanan terlebih dahulu, sementara Justin mencari baju yang akan dia pakai dan
Karamel pun kembali ke apartemen setelah Justin merasa baikan dan tidak perlu lagi dibantu Karamel.Perempuan itu memikirkan dirinya kini sudah memiliki pasangan dan orang itu adalah atasannya sendiri.Sejak saat itu pula Justin selalu datang menjemput dan mengantar pulang Karamel.Sekretaris Helena yang sudah bisa berjalan pun kembali ke kantor, jadi Karamel juga sudah kembali ke posisinya. Untung dia tidak selalu bertemu dengan atasannya, jadi dia tidak merasa was-was."Karamel, malam ini ada pesta minum. Kau mau ikut?" tanya rekan kerjanya."Sepertinya tidak ....""Ayolah Karamel, kita sudah lama tidak minum," bujuk rekannya itu lagi yang memang benar, Karamel sudah sangat jarang bergabung dengan rekan kerjanya itu saat ia selalu bersama Justin untuk menggantikan Sekretaris Helena.Karamel tampak berpikir untuk mengambil keputusan, ditatapnya rekannya itu yang benar-benar memberi tatapan penuh harap membuat Karamel melemah. Dengan
Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul
"Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh
Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak
Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi
"Apa presiden akan marah kalau mengetahui hal ini?" gumamnya baru mengirimkan surat pengunduran diri lewat post, besok baru akan diterima oleh kantor dan tidak tahu akan dibaca atau tidak. Palingan hanya akan jadi tumpukan sampah. Yang pasti Karamel sudah mengirimkan surat itu, dibaca atau tidak sudah bukan urusannya lagi.Dia tidak lagi berencana kembali ke sana, jadi dia tidak peduli lagi.Karamel pun melewati stand es krim. Dia tiba-tiba jadi pengen …"Jangan bilang kau ingin makan itu?!" tanyanya sambil mengusap perutnya."Ibu akan membelikan padamu!" ucapnya segera membeli es krim."Tolong es krim coklat strawberrynya!" pesannya dan segera dibuat karena tidak ada yang mengantri.Karamel begitu senang menerima es krim dan memakannya tanpa pikir panjang.Dia mencoba melupakan semua kejadian ini dan terus melangkah maju. Dia tidak akan berpikir negatif atau apa pun lagi. Dia sudah mengambil keputusan."Aku harus positi
Karamel menemui Arsel di cafenya, dia menangis setelah melihat Arsel."Ada apa Karamel? Kenapa kau menangis?""Aku hanya rindu dengan tempat ini!" jawabnya. Tapi Arsel tidak percaya padanya,"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa-apa, kau bisa datang kapan saja kemari.""Terima kasih," ucap Karamel. Dia menyuguhkan susu coklat panas untuk Karamel,"Minumlah selagi hangat, kau akan merasa baikan," ucap Arsel. Dia pun duduk diam di cafe dan tidak melakukan apa pun.Rekan kerja Karamel sebelumnya juga penasaran dan bertanya pada Arsel, tapi Arsel sendiri tidak tahu masalahnya. Karamel tidak bicara sepatah katapun, setelah menangis dia hanya duduk diam.Lalu kemudian dia menghela napas."Apa sudah baikan?" tanya Arsel. Karamel tersenyum padanya seperti biasa."Aku sudah merasa baikan.""Kau tidak ada masalah dengan atasanmu bukan?" tanyanya tepat sasaran."Tidak ada!" jawabnya sambil tertawa kecil."Baikl
Besoknya saat dia ke kantor, Sekretaris Helena sudah ada. "Sekretaris Helena, di mana presiden?" "Presiden sedang ke luar kota." "Kau tidak ikut?" "Aku tidak bisa ikut, adikku sedang hamil muda. Jadi tidak bisa kutinggalkan, kau tahu morning sick-nya omega hamil bagaimana? Jadi tidak bisa kutinggalkan!" jawabnya khawatir. "Woah ... Selamat kalau begitu, Sekretaris Helena." "Terima kasih, dan kenapa kau mencari presiden?" "Tidak ada, maaf mengganggu waktumu!" jawab Karamel akhirnya. "Tidak apa-apa, kau terlihat pucat? Kau baik-baik saja?" tanyanya pada Karamel. "Aku baik-baik saja, hanya kurang tidur." "Jangan memaksakan diri, kalau sakit katakan padaku. Aku akan memberitahu presiden." "Aku mengerti," ucapnya dan kembali duduk ke kursinya. Sepulang dari kantor, dia tidur karena lelah dan sibuk di kantornya seharian ini. Di kantor dia harus bolak balik toilet karena mual, walau begi
Seminggu kemudian Karamel bertemu dengan Justin lagi. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" "Aku sudah tidur!" jawab Karamel. "Sudah tidur?" "Tentu saja, lagian kau mengirim pesan begitu malam!" balas Karamel. Padahal mereka sedang makan siang tapi Karamel tidak nafsu sama sekali. "Aku ingin menjelaskan padamu, bahwa wanita yang bersamaku itu … " "Mantanmu. Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya!" potong Karamel. "Darimana kau tahu dia mantanku? Apa karena kau melihat kami berciuman? Lalu kau pikir kami …" "Presiden, kalau sudah selesai makan kita pergi. Aku masih banyak tugas." Karamel pun berjalan pergi tanpa menunggu Justin. Dia benar-benar tidak enak badan. "Karamel! Dengarkanku dulu! Aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa! dia hanya datang liburan, dia juga ada teman lainnya! Kami tidak berdua!" Dia menahan kepergian Karamel. "Aku berkata jujur padamu, percaya padak
"Ah ... Ng ... Ah," desah Karamel. Justin belum melakukan pergerakan maju mundur itu, hanya memasukkannya membuat Karamel sudah merintih. Perlahan feromon Karamel dapat dicium Justin. "Apa kau sesuka itu dengan milikku?" tanya Justin karena dia bisa merasakan milik bawah Karamel yang terus menyedotnya masuk. "Pre-presiden ... Cepat gerakkan," pinta Karamel akhirnya sudah tidak sabaran. "Baik! Dengan senang hati!" Justin tentu saja tidak lagi menunggu, dorongan kuat ke dalam dan tarikan keluar perlahan membuat Karamel merintih nikmat. "Ahhhhhh ... be-besar! Aku merasa penuh ...," jerit Karamel mengalungkan tangannya ke leher Justin. Justin kemudian mengangkat satu kaki lainnya dan membuat Karamel bersandar di dinding. Tarikan dan dorongan dilakukan semakin cepat karena tubuh Karamel sudah berada di tangannya. Dia terus menekan pinggul Karamel dan menaik turunkannya agar kepemilikannya bisa mencapai daerah terdalam Karamel. "Ahhh
Karamel terbangun saat pagi, kepalanya sangat pusing dan belum bisa berpikir apa-apa. Setelah benar-benar sadar, dia pun menangis dan menyentuh lehernya."Aku ... melakukannya dengan Alpha lain ...."Tangisnya karena diingatannya hanya sampai Alpha lain masuk ke dalam pussynya.Dia menangis histeris karena sudah menjadi mate Alpha lain.Pikirannya jadi kacau, seluruh tubuhnya juga sakit penuh gigitan gigi.Dia masih bisa merasakan cairan hangat di pussynya dan akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamar mandi.Mengorek sendiri cairan kentalnya untuk keluar sambil menangis. Dia tidak peduli darah atau pun luka di lubangnya, yang pasti dia akan mengeluarkan cairan kental Alpha lain.Dia menangis dan duduk lesu di guyur shower."Presiden ...."Panggilnya sedih karena bukan Justin yang menjadi matenya, melainkan Alpha yang tidak dia kenali.Setelah kejadian ini, dia baru menyadari perasaannya pada Justin.Dia mul
Karamel pun kembali ke apartemen setelah Justin merasa baikan dan tidak perlu lagi dibantu Karamel.Perempuan itu memikirkan dirinya kini sudah memiliki pasangan dan orang itu adalah atasannya sendiri.Sejak saat itu pula Justin selalu datang menjemput dan mengantar pulang Karamel.Sekretaris Helena yang sudah bisa berjalan pun kembali ke kantor, jadi Karamel juga sudah kembali ke posisinya. Untung dia tidak selalu bertemu dengan atasannya, jadi dia tidak merasa was-was."Karamel, malam ini ada pesta minum. Kau mau ikut?" tanya rekan kerjanya."Sepertinya tidak ....""Ayolah Karamel, kita sudah lama tidak minum," bujuk rekannya itu lagi yang memang benar, Karamel sudah sangat jarang bergabung dengan rekan kerjanya itu saat ia selalu bersama Justin untuk menggantikan Sekretaris Helena.Karamel tampak berpikir untuk mengambil keputusan, ditatapnya rekannya itu yang benar-benar memberi tatapan penuh harap membuat Karamel melemah. Dengan
Tangan kiri Justin yang terluka juga membuatnya sedikit kesulitan untuk mandi atau pun mengganti pakaian.Bagaimana dia bisa mengancing bajunya dengan satu tangan? Lalu dasi? Kemudian celananya? Lalu ikat pinggang?Karena itu Karamel pun menawarkan diri membantunya. Setiap pagi sopir akan menjemput Karamel bukan ke kantor langsung tapi ke apartemen Justin.Dengan setengah telanjang hanya memakai handuk setelah mandi pagi, Justin membuka pintunya dan menyuruh Karamel masuk.Karamel jadi sedikit malu dan salah tingkah. Berada di rumah sang Alpha itu berbeda, baunya sangat berbeda."Apa Anda sudah sarapan?" tanya Karamel langsung."Kau bisa membuat makanan yang mudah," ujar Justin sebagai balasan. Dalam artian ia belum sarapan sama sekali. Untung saja Karamel itu cerdas jadi wanita itu sudah tahu maksud dari ucapan presidennya itu."Baik." Karamel kini membuat makanan terlebih dahulu, sementara Justin mencari baju yang akan dia pakai dan
Karamel mempresentasikan hasil kerja sebulannya pada Justin dan beberapa atasan lain seperti manajer dan supervisor departemen lain. Setelah selesai meeting Karamel baru bisa bernapas lega. Walau sudah lama bekerja, tapi presentasi dengan semua Alpha itu membuat jantungnya deg-deg an. Justin ikut keluar dari ruang meeting sebab ada keperluan di luar bersama Sekretaris Helena. Dengan menggunakan mobil yang disopiri, mereka akhirnya berangkat ke pertemuan klien selanjutnya. Namun di jalan, sebuah mobil melaju dengan cepat melewati mobil Justin, padahal jalanan lumayan ramai. Di arah berlawanan sebuah mobil mengalami rem blong, membuat pengemudinya hilang kendali dan .... Burgh .... Mobil di hadapan Justin bertabrakan, hal cepat itu membuat sopir Justin tidak bisa melakukan apa-apa sebab di semua sisinya ada mobil lain, hingga akhirnya menabrak belakang mobil di depannya, diikuti tabrakan lain di belakang mobil Justin. *** Karamel