# Arisan Bodong Keluarga Bab 36 ( Gosip Novia ) Sampai di ruangannya Diki duduk termenung masih memikirkan kejadian tadi. Kini dia tambah bingung karena ucapannya makin menambah masalah. " Jangan melamun Pak masih pagi nanti dimarahi manager " tiba tiba ada Bu Teti cleaning service yang bertugas di tempat Diki bicara dan membuyarkan lamunannya. " Eh Bu Teti, saya cuma lemas belum sarapan tadi saya kesiangan hehee " balas Diki karena malu. " Pak, kok jarang lihat bapak boncengan sama Bu Novia Adm gudang sana ya Bapak lagi ada masalah ya?" Bu Teti kembali berbicara setelah beberapa menit terdiam. " Ngapain dia nanya nanya, pasti dia mau ghibahin aku. Pantes saja dari tadi dia bolak balik nyapu di dekat mejaku padahal lantainya bersih gak ada sampah sama sekali sepertinya dia sengaja pengen tahu masalahku " Diki menggerutu dalam hati kesal juga kalau ada yang ikut campur urusannya. " Ah gak ada apa apa kami gak lagi marahan. Cuma terkadang jam masuk istri saya lebih cepat kar
# Arisan Bodong Keluarga Bab 37 ( Gagal ) Diki pulang membawa kegelisahan. Ternyata laki laki yang banyak di bicarakan orang itu sangat tampan. Jika benar apa yang di ceritakan Bu Teti pastinya Novia tak akan menolak jalan dengan sang audit. Tiba di rumah sang Ibu Diki merasa heran karena rumah dalam keadaan sepi. Hanya ada Ayahnya yang sedang menonton TV sambil menikmati gorengan pisang. Di comotnya satu pisang karena dia merasa lapar. " Yah pada kemana kok sepi, biasanya Amah ada disini nonton TV bareng menantu bestinya si menantu kesayangan " tanya Diki sambil duduk di sebelah Pak Imam. " Ikbal di kamar, Amah sama bestinya di rumah Dina. Rencananya nanti malam kami mau ke rumah Novia. Amah sama Ayu sudah bersedia minta maaf " jawab Pak Imam tanpa menatap ke arah putranya. " Benaran Yah? baguslah kalau begitu. Seharusnya dari kemarin mereka meminta maaf. Aku jadi malu sama Novia dan keluarganya Yah. Selama ini aku belum membahagiakannya " ucap Diki sendu. " Bagu
#Arisan Bodong Keluarga # Bab 38 ( Usaha Perdamaian ) Seharian ini Novia tak sempat membuka ponsel lagipula pekerjaannya sangat banyak sehingga ia terfokus pada pekerjaan. " Ada pesan dari Ayah, kenapa ya tumben banget Ayah kirim pesan. Oh ternyata Ayah telepon tapi gak aku angkat angkat " gumam novia. [ Vi, nanti malam Ayah mau ke rumahmu bareng Amah dan Ayu. Kalau bisa pulang kerja jangan kemana mana ya. Tadi Ayah telepon tapi gak diangkat ] [ Ya Yah, Novia langsung pulang. Maaf tadi sibuk banyak kerjaan ] send " Ri, teteh duluan ya ada mertua mau ke rumah. Teteh udah pesan ojeg online biar gak keduluan nyampe nya " " Deeuuh yang udah baikan asik nih hahaa " ejek Lori. " Enak saja siapa juga yang musuhan, Teteh cuma mau ngasih pelajaran saja biar mereka gak seenaknya " jawab Novia sembari mengambil tasnya. " Oke hati hati, salam ya buat mertuanya " Ucap Lori. Novia tertawa mendengarnya, kemudian dia keluar dari pintu dan bergegas menghampiri ojeg online yang su
#Arisan Bodong Keluarga Bab 39 ( Tidak Ada Titik Temu ) " Maksud kamu apa bicara di jajah?" Cantika seketika berdiri dengan wajah memerah. Suasana didalam terasa menjadi panas padahal pintu dalam keadaan terbuka lebar. Cuaca malam juga cukup segar sebelum kedatangan keluarga Diki. Walau tidak menggunakan AC tapi sirkulasi udara rumah ini sangat baik. " Duduk kamu Cantika " titah Pak Imam. Cantika langsung duduk kembali walaupun hatinya masih terasa emosi " Saya gak terima Yah dia berkata seperti itu. Wajar dong kalau adiknya bantu pekerjaan rumah Amah. Apalagi dia numpang ". " Lah emang itu kenyataannya kok, kamu likir keluarga kita gak tahu kalau Novia sudah seperti pembantu. Kalaupun kami diam itu hanya karena tak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga Novia dan berusaha menjaga perasaanya.Tapi tidak dengan keadaan sekarang, kami merasa sudah cukup dengan perlakuan yang Novia terima selama ini " Manda pun tak kalah emosinya menjawab ucapan Cantika. " Lebih aneh
# Arisan Bodong Keluarga Bab 40 ( Keresahan Cantika ) Pov Cantika Aku dibuat geram oleh Manda, dalam hati aku terus mengumpat " Dasar perawan tua berengse*k, seenaknya saja mulutnya berbicara. Sial@n ". Jauh jauh aku datang tapi tak membawa hasil, kalau bukan karena Amah yang terus memaksa minta antar sebenarnya aku malas untuk ikut. Tiiinn Tiiiinn Kutekan klakson mobil dengan kuat bahkan berkali kali untuk memanggil Ayah yang masih ada di dalam. Kami hanya tinggal menunggunya saja mungkin dia sedang berbasa basi untuk pulang. Karena kami pulang tanpa permisi. Aku tak peduli banyak orang orang di komplek ini melihat ke arah mobilku karena suara klakson yang bising. Sebab hatiku terlanjur emosi. Kudengar Amah terus menggerutu didalam mobil dan terus diamini Ayu, Amah sangat marah dan tidak terima dengan ucapan dan perlakuan Manda. Tapi mau gimana lagi ini kan rumahnya. Tidak terbayangkan saja kalau sifat bar barnya keluar. Di luaran saja dia berani apalagi di kandangnya. K
# Arisan Bodong Keluarga Bab 41 ( Pertengkaran Cantika dan Keenan ) Pov Cantika Setelah putraku tenang aku bergegas kembali ke kamarku, sebenarnya aku ingin bertanya banyak hal pada anakku tapi aku tahu moodnya sedang tidak baik gara gara aku bentak tadi. Kuraih ponsel yang tergeletak di atas meja riasku, segera kucari nomor Keenan. Tuuuttt Tuuuttt Tuuuttt Beberapa kali panggilan tapi tak dihiraukannya. "Akan kucoba terus sampai kamu mengangkatnya mas." Tuuutttt " Ya hallo ada apa Ma? " setelah beberapa kali panggilan akhirnya diangkat juga. Namun aku merasa ada yang aneh dengan suaranya, kenapa suaranya seperti menahan sesuatu. " Mas dimana kamu? " " Aku lagi sama teman teman, maaf aku tadi gak bilang mendadak sekali sayang " " Benar kamu mas, gak bohong kan? kok suaramu aneh gitu kayak nahan sesuatu gitu?" " Masa sih, itu perasaanmu saja kali. Eheeemm. Mungkin karena aku lagi makan jadi seperti berbeda " Keenan menjawab pertanyaanku tapi terdengar seperti gugup. " Cob
# Arisan Bodong Keluarga Bab 42 ( Rencana Menjual Warung ) Setelah kepulangan keluarga Diki yang berakhir dengan keributan, Novia dan keluarganya berkumpul di ruang tamu. Hanya emah dan anak anak yang berada di kamar mereka masing masing. Karena menurut pendapat Arif mereka masih kecil dan emah sudah sepuh jangan sampai menjadi beban pikiran untuk emah. " Rame banget sih tadi, satu keluarga sifatnya sama. Bibi udah pengen ikut nimbrung buat ladenin adiknya si Diki itu " ujar Nania begitu berapi api. Dari cara bicaranya saja sudah terlihat dia sangat geram pada keluarga Diki terutama pada Cantika yang saat itu paling banyak berbicara. " Bibi pasti ngintip ya di tembok sebelah udah gitu pasti kayak cicak nemplok nemplok gitu buat nguping hahahaa " semua ikut tertawa mendengar ucapan Manda. Tentu saja mereka sudah tahu kebiasaan Nania. Siapa yang tidak tahu kebiasaannya yang suka menguping apabila ada hal yang menurutnya menarik untuk disimak. Dengan memakai alasan untuk berjaga
# Arisan Bodong Keluarga Bab 43 ( Cerai ) " Pada kemana sih nih orang orang kok sepi biasanya pada ngumpul di ruang TV " Diki duduk di sofa ruang TV kemudian membaringkan tubuhnya. Apalagi perutnya sudah berbunyi sedari tadi. Sudah beberapa hari Diki memang tidur di rumah ibunya, dia merasa kesepian apabila tidur di rumahnya sendirian. Kemudian dia menuju ke meja makan karena sudah merasa lapar, setelah tadi ketiduran daei sepulang kerja. " Mas tadi ada paket buat Mas Diki aku simpan di lemari deket TV ya " Ikbal keluar dari kamarnya dan menunjuk ke lemari sebelah TV. " Oh ya udah nanti Mas ambil, emang Amah sama Ayaj kemana kok pada gak kelihatan? " " Tadi sih bilangnya mau ke rumah Teh Novia. Perginya rame rame bareng Mas Robi, Mbak Ayu, Mbak Cantika. Pake mobil Mbak Cantika juga " " Uhuk uhuk, kok pada gak ngajak sih? terus si Chila dibawa? padahal tadi Mas sudah bilang mau ikut " Diki sampe tersedak mendengar jawaban Ikbal. " Chila gak dibawa biasa lah di titi
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling