# Arisan Bodong Keluarga Bab 37 ( Gagal ) Diki pulang membawa kegelisahan. Ternyata laki laki yang banyak di bicarakan orang itu sangat tampan. Jika benar apa yang di ceritakan Bu Teti pastinya Novia tak akan menolak jalan dengan sang audit. Tiba di rumah sang Ibu Diki merasa heran karena rumah dalam keadaan sepi. Hanya ada Ayahnya yang sedang menonton TV sambil menikmati gorengan pisang. Di comotnya satu pisang karena dia merasa lapar. " Yah pada kemana kok sepi, biasanya Amah ada disini nonton TV bareng menantu bestinya si menantu kesayangan " tanya Diki sambil duduk di sebelah Pak Imam. " Ikbal di kamar, Amah sama bestinya di rumah Dina. Rencananya nanti malam kami mau ke rumah Novia. Amah sama Ayu sudah bersedia minta maaf " jawab Pak Imam tanpa menatap ke arah putranya. " Benaran Yah? baguslah kalau begitu. Seharusnya dari kemarin mereka meminta maaf. Aku jadi malu sama Novia dan keluarganya Yah. Selama ini aku belum membahagiakannya " ucap Diki sendu. " Bagu
#Arisan Bodong Keluarga # Bab 38 ( Usaha Perdamaian ) Seharian ini Novia tak sempat membuka ponsel lagipula pekerjaannya sangat banyak sehingga ia terfokus pada pekerjaan. " Ada pesan dari Ayah, kenapa ya tumben banget Ayah kirim pesan. Oh ternyata Ayah telepon tapi gak aku angkat angkat " gumam novia. [ Vi, nanti malam Ayah mau ke rumahmu bareng Amah dan Ayu. Kalau bisa pulang kerja jangan kemana mana ya. Tadi Ayah telepon tapi gak diangkat ] [ Ya Yah, Novia langsung pulang. Maaf tadi sibuk banyak kerjaan ] send " Ri, teteh duluan ya ada mertua mau ke rumah. Teteh udah pesan ojeg online biar gak keduluan nyampe nya " " Deeuuh yang udah baikan asik nih hahaa " ejek Lori. " Enak saja siapa juga yang musuhan, Teteh cuma mau ngasih pelajaran saja biar mereka gak seenaknya " jawab Novia sembari mengambil tasnya. " Oke hati hati, salam ya buat mertuanya " Ucap Lori. Novia tertawa mendengarnya, kemudian dia keluar dari pintu dan bergegas menghampiri ojeg online yang su
#Arisan Bodong Keluarga Bab 39 ( Tidak Ada Titik Temu ) " Maksud kamu apa bicara di jajah?" Cantika seketika berdiri dengan wajah memerah. Suasana didalam terasa menjadi panas padahal pintu dalam keadaan terbuka lebar. Cuaca malam juga cukup segar sebelum kedatangan keluarga Diki. Walau tidak menggunakan AC tapi sirkulasi udara rumah ini sangat baik. " Duduk kamu Cantika " titah Pak Imam. Cantika langsung duduk kembali walaupun hatinya masih terasa emosi " Saya gak terima Yah dia berkata seperti itu. Wajar dong kalau adiknya bantu pekerjaan rumah Amah. Apalagi dia numpang ". " Lah emang itu kenyataannya kok, kamu likir keluarga kita gak tahu kalau Novia sudah seperti pembantu. Kalaupun kami diam itu hanya karena tak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga Novia dan berusaha menjaga perasaanya.Tapi tidak dengan keadaan sekarang, kami merasa sudah cukup dengan perlakuan yang Novia terima selama ini " Manda pun tak kalah emosinya menjawab ucapan Cantika. " Lebih aneh
# Arisan Bodong Keluarga Bab 40 ( Keresahan Cantika ) Pov Cantika Aku dibuat geram oleh Manda, dalam hati aku terus mengumpat " Dasar perawan tua berengse*k, seenaknya saja mulutnya berbicara. Sial@n ". Jauh jauh aku datang tapi tak membawa hasil, kalau bukan karena Amah yang terus memaksa minta antar sebenarnya aku malas untuk ikut. Tiiinn Tiiiinn Kutekan klakson mobil dengan kuat bahkan berkali kali untuk memanggil Ayah yang masih ada di dalam. Kami hanya tinggal menunggunya saja mungkin dia sedang berbasa basi untuk pulang. Karena kami pulang tanpa permisi. Aku tak peduli banyak orang orang di komplek ini melihat ke arah mobilku karena suara klakson yang bising. Sebab hatiku terlanjur emosi. Kudengar Amah terus menggerutu didalam mobil dan terus diamini Ayu, Amah sangat marah dan tidak terima dengan ucapan dan perlakuan Manda. Tapi mau gimana lagi ini kan rumahnya. Tidak terbayangkan saja kalau sifat bar barnya keluar. Di luaran saja dia berani apalagi di kandangnya. K
# Arisan Bodong Keluarga Bab 41 ( Pertengkaran Cantika dan Keenan ) Pov Cantika Setelah putraku tenang aku bergegas kembali ke kamarku, sebenarnya aku ingin bertanya banyak hal pada anakku tapi aku tahu moodnya sedang tidak baik gara gara aku bentak tadi. Kuraih ponsel yang tergeletak di atas meja riasku, segera kucari nomor Keenan. Tuuuttt Tuuuttt Tuuuttt Beberapa kali panggilan tapi tak dihiraukannya. "Akan kucoba terus sampai kamu mengangkatnya mas." Tuuutttt " Ya hallo ada apa Ma? " setelah beberapa kali panggilan akhirnya diangkat juga. Namun aku merasa ada yang aneh dengan suaranya, kenapa suaranya seperti menahan sesuatu. " Mas dimana kamu? " " Aku lagi sama teman teman, maaf aku tadi gak bilang mendadak sekali sayang " " Benar kamu mas, gak bohong kan? kok suaramu aneh gitu kayak nahan sesuatu gitu?" " Masa sih, itu perasaanmu saja kali. Eheeemm. Mungkin karena aku lagi makan jadi seperti berbeda " Keenan menjawab pertanyaanku tapi terdengar seperti gugup. " Cob
# Arisan Bodong Keluarga Bab 42 ( Rencana Menjual Warung ) Setelah kepulangan keluarga Diki yang berakhir dengan keributan, Novia dan keluarganya berkumpul di ruang tamu. Hanya emah dan anak anak yang berada di kamar mereka masing masing. Karena menurut pendapat Arif mereka masih kecil dan emah sudah sepuh jangan sampai menjadi beban pikiran untuk emah. " Rame banget sih tadi, satu keluarga sifatnya sama. Bibi udah pengen ikut nimbrung buat ladenin adiknya si Diki itu " ujar Nania begitu berapi api. Dari cara bicaranya saja sudah terlihat dia sangat geram pada keluarga Diki terutama pada Cantika yang saat itu paling banyak berbicara. " Bibi pasti ngintip ya di tembok sebelah udah gitu pasti kayak cicak nemplok nemplok gitu buat nguping hahahaa " semua ikut tertawa mendengar ucapan Manda. Tentu saja mereka sudah tahu kebiasaan Nania. Siapa yang tidak tahu kebiasaannya yang suka menguping apabila ada hal yang menurutnya menarik untuk disimak. Dengan memakai alasan untuk berjaga
# Arisan Bodong Keluarga Bab 43 ( Cerai ) " Pada kemana sih nih orang orang kok sepi biasanya pada ngumpul di ruang TV " Diki duduk di sofa ruang TV kemudian membaringkan tubuhnya. Apalagi perutnya sudah berbunyi sedari tadi. Sudah beberapa hari Diki memang tidur di rumah ibunya, dia merasa kesepian apabila tidur di rumahnya sendirian. Kemudian dia menuju ke meja makan karena sudah merasa lapar, setelah tadi ketiduran daei sepulang kerja. " Mas tadi ada paket buat Mas Diki aku simpan di lemari deket TV ya " Ikbal keluar dari kamarnya dan menunjuk ke lemari sebelah TV. " Oh ya udah nanti Mas ambil, emang Amah sama Ayaj kemana kok pada gak kelihatan? " " Tadi sih bilangnya mau ke rumah Teh Novia. Perginya rame rame bareng Mas Robi, Mbak Ayu, Mbak Cantika. Pake mobil Mbak Cantika juga " " Uhuk uhuk, kok pada gak ngajak sih? terus si Chila dibawa? padahal tadi Mas sudah bilang mau ikut " Diki sampe tersedak mendengar jawaban Ikbal. " Chila gak dibawa biasa lah di titi
# Arisan Bodong Keluarga Bab 44 ( Tetangga Julid ) Pov Bu Murni Karena kejadian kemarin tekadku sudah bulat Diki harus bercerai dari Novia, melihat sikap Novia yang sudah sulit diatur. Apalagi ada campur tangan keluarganya rasanya tidak ada yang bisa diharapkan lagi. Memikirkan ini membuat kepalaku tambah pusing. Tidak ada Novia sebenarnya aku lebih kerepotan karena Diki lebih sering tinggal disini. Belum lagi pemasukan dari sewa bekas warung nasiku sudah tidak ada. Ini sih namanya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Semua pekerjaan rumah aku yang mengerjakan, karena tak ada anak perempuan. Dulu enak aku tinggal panggil Novia dia pasti langsung datang membereskan pekerjaanku. Lain lagi si Ayu setiap datang dia hanya menyusahkan, tak pernah mau membantu bahkan anaknya diberikan pada Dina adikku untuk diasuh. Sementara dia malah pergi bertemu temannya, terkadang dia datang hanya untuk tidur siang saja disini karena dia tak mau tidur siangnya terganggu dengan rengekan Ch