Home / Pendekar / Aranjo / Bab 53 . II - Pria Polos dan Berbudi Baik

Share

Bab 53 . II - Pria Polos dan Berbudi Baik

Author: Venny
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aranjo mendorong kursi roda sang pangeran keluar dari kamar dan baru dua langkah, Aranjo berhenti. 

"Tunggu sebentar!" ujar Aranjo, lalu berbalik kembali ke dalam kamar dan tidak lama keluar dengan selimut tebal di tangannya. 

Aranjo bersujud di hadapan sang pangeran dan melebarkan selimut yang dibawanya. Lalu, menyelimuti pangkuan sang pangeran. Dirinya tahu jelas, fisik pria ini sangatlah lemah. Jadi, tidak ingin mengambil resiko, jika sang pangeran sakit karena angin yang kencang. 

Kembali, Aranjo mendorong kursi roda itu ke halaman yang ada di tengah-tengah kediaman. Aranjo menghentikan kursi roda tepat di bawah pohon yang rindang. Lalu, berjalan ke arah kursi batu yang berada tepat di hadapan sang pangeran. 

Aranjo duduk dan menjulurkan kedua kaki dan menggoyangkannya. 

Xue Huan menatap ke arah wanita suci yang ada di hadapannya. Melihat bagaimana wanita itu biasa saja berada dekat seorang pria dan hal itu mengganggu p

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aranjo   Bab 54 . II - Tidak Sesuai Dengan Julukan

    Ramuan siap tepat pada tengah hari, di saat dapur mulai sibuk. Aranjo meninggalkan dapur dengan nampan berisi mangkuk ramuan. Kembali, Aranjo menyusuri koridor panjang menuju kamar tidur sang pangeran.Saat Aranjo tiba, pintu kamar terbuka lebar dan kedua prajurit itu berlutut menghadap ke dalam. Pasti sang ratu berada di dalam kamar dan itu membuat Aranjo menghela napas. Akan sulit mempertahankan kesabaran, saat menghadapi sang ratu.Namun, ramuan harus segera diminum oleh sang pangeran. Jadi, Aranjo menarik napas dalam dan melangkah masuk ke dalam kamar."Salam hormat kepada Yang Mulia Ratu," seru Aranjo dan membungkuk penuh hormat.Ratu yang mendengar Aranjo melangkah masuk, langsung berbalik menatap ke arahnya dengan penuh murka. Aranjo dapat merasakan kemarahan sang ratu, maka dirinya tetap menunduk untuk tidak menambah masalah."Sungguh lancang! Siapa yang memberi dirimu izin untuk berduaan dengan pangeran?" ujar ratu

  • Aranjo   Bab 55 . II - Siapa Dirimu?

    Di aula utama istana Luoyang.Pertemuan para Menteri dengan Raja sudah selesai dan semua bubar, meninggalkan sang Raja dan putera mahkota."Apakah ada masalah?" tanya sang Raja, menatap putra kebanggaannya.Wang Xue Min, putera mahkota pewaris tahta Kerajaan Luoyang. Sepanjang pertemuan, putranya itu terlihat tidak dapat berkonsentrasi. Raja yakin, ada sesuatu yang mengganggu putranya.Xue Min melangkah ke hadapan ayahnya, sang Raja. Lalu, berlutut dan berkata, "Ada yang hendak aku sampaikan, Ayah!""Katakan!" perintah sang Raja."Ayah, aku hendak membuat permohonan!" ujar Xue Min. Dirinya memutuskan untuk memohon kepada sang ayah akan wanita yang diinginkannya, yaitu Aranjo. Setelah ciuman kedua di gudang, membuat Xue Min semakin tergila-gila akan wanita itu. Setiap saat dirinya akan menginginkan wanita itu.Raja mengangguk dan berkata, "Kamu tidak pernah meminta apapun. Karena itu, apa yang kamu inginkan

  • Aranjo   Bab 56 . II - Aku Akan Menunggumu

    Aranjo berusaha bertahan demi sisa harga dirinya. Namun, belaian lidah pria itu begitu lembut dan menggoda. Seakan-akan memohon padanya untuk bersedia membuka bibir dan menerima ciumannya.Kedua tangan Aranjo terkepal kuat, berusaha melawan dorongan hasrat yang mulai menguasainya. Tangan sang pangeran mengelus punggung Aranjo dan satu tangan lagi masih menggenggam tangannya, seakan takut Aranjo pergi meninggalkannya.Perlahan mata Aranjo mulai sayu, dengan bibir yang perlahan terbuka meyambut ciuman sang pangeran.Xue Huan terkesiap saat Aranjo menerima ciumannya. Bahkan wanita itu dengan handal menyerang bibirnya kembali. Tubuh Xue Huan bereaksi keras dan mengabaikan kenyataan bahwa wanita dalam pelukannya adalah seorang wanita suci.Kedua tangan Aranjo diletakkan pada dada bidang sang pangeran. Ciuman menggebu yang berusaha saling mengambil dan memberi kenikmatan. Seluruh tubuh Aranjo seakan terbakar, kewanitaan berdenyut nikmat. Begit

  • Aranjo   Bab 57 . II - Memiliki Harapan

    Keesokan harinya, saat langit masih gelap, Wang Xue Min beserta dengan pasukannya, berangkat menuju Kerajaan Dingxi. Pasukan utama Kerajaan Luoyang berderap menuju Dingxi yang berada di bagian Utara.Saat ini, Aranjo berada di dapur kediaman untuk merebus ramuan sang pangeran. Ini daun emas yang terakhir dimilikinya dan digunakan dalam ramuan. Ini artinya, Aranjo harus memanggil Griffin, tetapi ini belum satu minggu dari waktu perjanjian mereka. Ya, malam nanti Aranjo akan memanggil sahabatnya itu.Dapur begitu sibuk, para koki menyiapkan sarapan untuk Ratu dan putranya itu. Tidak lama, ramuan matang dan Aranjo membawanya ke kamar sang pangeran.Saat Aranjo melangkah masuk, Ratu berada di sana. Duduk dan sarapan bersama dengan putra kesayangannya itu. Aranjo meletakkan mangkuk ramuan ke atas meja dan hendak pamit dari kamar ini. Namun, langkahnya terhenti saat Ratu membuka suara."Temani Xue Huan!" perintah sang Ratu.Aranj

  • Aranjo   Bab 58 . II - Ramuan yang Berbeda

    Pikiran Aranjo terganggu akibat perkataan Griffin. Ya, mengapa dirinya begitu patuh menjalani semua hukuman ini? Apakah, dirinya ingin menjadi sekuat Kaisar? Tidak, Aranjo tidak pernah menginginkan hal tersebut. Jadi apa alasannya? Apakah karena hukuman ini dijatuhkan oleh sang Kaisar, makanya dirinya patuh? batinnya. Buru-buru, Aranjo menggelengkan kepalanya dan mulai menyiapkan ramuan baru.Aranjo yakin, tidak lama lagi sang pangeran dapat berjalan dan itu bagus. Walaupun berusaha mengabaikan perkataan Griffin, tetapi Aranjo juga khawatir akan keselamatan Kaisar.Setelah berjam-jam berkutat di depan tungku, akhirnya ramuan itu matang. Kembali masuk ke dalam kamar sang pangeran dan meletakkan mangkuk itu di atas meja."Minumlah ramuan ini selagi hangat," ujar Aranjo."Itu ranjangmu!" ujar Xue Huan menunjuk ke sudut ruangan yang lain.Aranjo menatap ke arah yang ditunjuk sang pangeran dan cukup kagum. Ranjang yang baru itu cukup

  • Aranjo   Bab 59 . II - Lembah Api

    Dimulai dengan kecupan ringan pada bagian paling atas. Kecupan ringan dan itu sudah membuat sang pangeran mengerang nikmat. Ini hal yang baru bagi Xue Huan dan betapa lancangnya wanita itu, membuat dirinya begitu terangsang.Setelah beberapa kecupan ringan, Aranjo mulai bermain dengan lidahnya. Itu membuat sang pangeran semakin memajukan pinggulnya ke arah wanita itu. Kedua tangannya mencengkram selimut yang diduduki olehnya, menahan keinginan untuk menyatukan tubuh mereka. Namun, apa yang dilakukan wanita itu membuatnya penasaran dan menginginkan lebih. Tangan Xue Huan tanpa sadar menyentuh kepala Aranjo dan mendorong lembut, meminta lebih dan lebih.Aranjo tersenyum kecil dan mulai melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Entah apa yang merasuki dirinya, semenjak menjalani hukuman ini, Aranjo cukup terkejut dengan sisi erotis yang muncul. Namun, itu juga memberikan kepuasan baginya, apalagi saat melihat pria yang dilayani begitu terpuaskan.A

  • Aranjo   Bab 60 . II - Pengantinku

    Aranjo terus melangkah maju dan berhenti tepat di hadapan sosok tersebut. Aranjo menengadah menatap mata indah itu. Semua tidak lagi penting dengan sosok itu di hadapannya.Asmodus mengangkat tangannya dan membelai wajah Aranjo. Belaian itu membuat Aranjo memejamkan mata dan semakin mendekati kehangatan sosok tersebut."Hmmm, hukuman yang sulit. Dia membiarkanmu menjalani semua itu?" bisik Asmodus. Yang dimaksud dengan dia adalah sang Kaisar."Aku akan memperlakukan dirimu dengan baik dan selalu berada di sisimu. Kamu pengantinku!" janji mahluk itu."Hmmm." Aranjo mendesah. Sentuhan ini begitu memabukkan, apalagi semua janji itu, membuat dirinya merasa aman dan begitu dicintai."Namun, sebelum itu dapat terjadi, aku harus terlepas dari kurungan. Saat matahari, bulan dan bumi dalam poros sejajar, maka kamu harus menemukan pemilik pagoda itu yang masih terikat dengannya. Musnahkan pemilik itu, agar pagoda itu kembali kepadaku

  • Aranjo   Bab 61 . II - Separuh Hati

    Aranjo menyambut ciuman itu. Ciuman panas dan penuh gairah. Mereka tidak lagi malu-malu, tetapi berusaha saling memuaskan hasrat satu sama lain.Aranjo naik ke atas ranjang dan duduk di atas tubuh sang pangeran, dengan kedua kaki berlutut di antara tubuh pria itu. Bibir mereka masih saling bertautan dan tangan sang pangeran menyingkap rok hanfu sederhana yang dikenakan Aranjo. Menyelipkan tangannya kebalik gaun itu dan mulai membelai paha mulus milik Aranjo. Tangan Aranjo sendiri diselipkan kebalik lipatan pakaian sang pangeran, membelai dada bidang itu.Aranjo melepas bibir sang pangeran dan ciumannya membelai rahang, turun ke leher kokoh milik pria itu. Ciuman itu membuat sang pangeran mendesah nikmat. Satu tangan sang pangeran masih sibuk membelai paha kekasihnya itu dan satu tangan lagi diletakkan di belakang kepala Aranjo, mencengkeram lembut rambut indah wanita itu.Pagi hari diawali dengan percintaan yang membara. Aranjo kembali memegang

Latest chapter

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

  • Aranjo   Bab 119 . Daya Tarik

    Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men

  • Aranjo   Bab 118 . Terasa Begitu Tepat

    Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung

  • Aranjo   Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?

    Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias

DMCA.com Protection Status