Beranda / Pendekar / Aranjo / Bab 36 . I - Kendali

Share

Bab 36 . I - Kendali

Penulis: Venny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nnn

Jenderal Ming Hao yang melompat masuk dari jendela, langsung menghampiri Aranjo. Tiba di hadapannya, sang Jenderal langsung membalikkan tubuh Aranjo dan mengangkat gaunnya. Namun, kali ini Aranjo mendorong dada pria itu kuat. Tubuh sang Jenderal terhuyung beberapa langkah ke belakang. 

"Jika kamu ingin bercinta, maka kali ini dan berikutnya aku yang akan memegang kendali!" ujar Aranjo dingin. Dirinya sendiri tidak yakin apa yang mereka lakukan, pantas disebut bercinta atau tidak. 

Jenderal Ming Hao tertawa kecil dan kembali melangkah mendekati Aranjo. Tanpa basa-basi, kembali sang Jenderal membalikkan tubuh Aranjo, hanya saja kali ini begitu kasar. 

Aranjo tidak akan tinggal diam. Cukup bertingkah seperti wanita lemah. Aranjo menangkap salah satu lengan sang Jenderal, lalu berjalan ke belakang sambil memelintir lengan itu. 

"Arghhh!"

Aranjo mengunci tangan pria itu tepat di belakang punggung. Aranjo berbisik, "Jadi, a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aranjo   Bab 37 . I - Cemburu

    NnnRasa rindu akan kelembutan Sang Jenderal membuat Aranjo terbuai dan tenggelam dalam pusaran gairah yang menggelora. Sang Jenderal juga merasakan hal yang sama. Setelah mencurahkan kegundahan hatinya, setidaknya rasa bersalah yang membelenggu jiwanya sebagian telah menguap. Sang Jenderal ingin menebus kembali perlakuannya yang kasar terhadap Aranjo. Saat ini, dirinya hanya memiliki Aranjo dan tidak ingin kehilangan wanita itu. Wanita ini bagaikan candu baginya.Ciuman panas dan basah menguasai tubuh dan bibir Aranjo. Tubuhnya gemetar hebat karena terjangan gairah yang minta dipuaskan. Namun, Sang Jenderal ingin percintaan ini berlangsung lambat dan tidak terburu-buru. Setidaknya ini yang dapat dilakukannya untuk menebus tindakan kasar terhadap Aranjo."A-aku mohon... " desah Aranjo sambil memejamkan mata. Kewanitaannya sudah begitu siap bahkan berdenyut keras.Namun, permohonannya diabaikan Sang Kaisar yang sibuk mencumbu tubuh indahnya d

  • Aranjo   Bab 38 . I - Mencium Kaisar

    NnnKaisar dan Aranjo berpindah tempat dalam sekejap mata. Hal tersebut semakin membuat amarah Aranjo meluap.Aranjo menghempaskan tangan Kaisar darinya. Amarahnya diluapkan dengan pukulan dan tendangan. Tentu saja, Sang Kaisar dapat menghindari semua pukulan itu. Bahkan, tidak ada pukulan yang mengenai ujung rambut atau pakaian Dewa itu. Hal itu membuat Aranjo berhenti memukul dan kembali mengumpulkan energi Qi. Hutan persik adalah bagian dari Alam Langit yang penuh dengan kekuatan spiritual. Jadi, reaksi dari pembentukan bola api hanya menyebabkan langit mendung dan angin kencang.Mata merah menyala dan rambut merah berkibar. Sangat kontras dengan hanfu berwarna putih yang membalut tubuh indahnya. Kaisar berdiri diam di hadapan Aranjo, berjarak sekitar dua meter. Kaisar yakin, Aranjo tidak akan berhenti sebelum berhasil menjatuhkan pukulan atau energi Qi kepadanya. Jadi, kali ini Kaisar akan mengalah.Itu sungguh lucu. Karena selama ini, S

  • Aranjo   Bab 39 . I - Frustasi

    NnnAranjo tidak peduli dengan tubuh Sang Kaisar yang sekaku batang kayu. Tangan yang awalnya diletakkan di dada bidang Sang Kaisar, berpindah melingkari leher kokoh dewa itu. Aranjo memeluk erat dan aroma tubuh Sang Kaisar begitu memabukkan.Dengan lidahnya, Aranjo membelai dan menggoda serta memohon agar bibir itu dibuka, menyambut ciumannya. Namun, hanya Aranjo yang semakin bergairah. Sedangkan Sang Kaisar masih membeku, bahkan tidak mau repot memeluk tubuhnya.Frustasi! Ya, Aranjo mulai merasa frustasi. Dirinya tidak mengira akan diabaikan seperti ini. Beruntung, Sang Kaisar hanya diam membatu tidak mendorongnya menjauh.Sang Kaisar, ya Sang Kaisar yang dikenal berhati dingin merasakan tubuhnya tergelitik. Namun, Kaisar tidak yakin apa yang harus dilakukannya. Selama ini, apa yang sedang terjadi sekarang tidak pernah diinginkan atau diperkirakan olehnya. Sampai detik ini tidak ada mahluk perempuan yang berani bertindak selancang Aranjo.

  • Aranjo   Bab 40 . I - Kabar Penting

    BbHari-hari kembali berlalu dengan lambat. Tepat tahun kedua Aranjo berada di dalam istana, Ara datang mengunjunginya. Tidak banyak yang dikatakan oleh Aranjo dan dirinya tidak lagi seantusias biasanya. Ara juga menyadari perubahan sikap Aranjo dan mengerti mengapa itu terjadi. Bencana kehidupan di dunia fana sangatlah sulit dan Ara bingung bagaimana Aranjo mampu melewati 9 kehidupan lagi. Yang mana, untuk kehidupan pertama Aranjo sudah terpuruk seperti ini.Kali ini, Ara juga membawa pil untuk pemulihan tubuh dewi Aranjo. Pil itu juga diberikan oleh Dewi penjaga portal. Ara tidak bertanya pil itu diberikan oleh siapa, karena yakin itu dari Kaisar.Aranjo menelannya dan tubuhnya merasa jauh lebih baik. Namun, tidak dengan perasaannya. Aranjo tidur di pangkuan Ara, itu hal yang suka dilakukannya saat masih berada di Alam Langit. Mereka diam dan tidak mengatakan apapun. Diam lebih baik daripada menanyakan hal-hal yang dialaminya dan Aranjo juga tidak

  • Aranjo   Bab 41 . I - Hukuman Pertama Berhasil Dilalui

    NnnTidak lagi mengatakan apapun, Raja langsung berderap ke Paviliun Selatan.Di Paviliun Selatan, tepatnya kamar Aranjo. Jenderal Ming Hao dan Aranjo sedang bersenggama. Percintaan lembut dan penuh perasaan diiringi dengan desahan serta erangan panas. Jenderal Ming Hao masih begitu tergila-gila dengan tubuh ini. Tubuh yang tidak menua. Kulit masih begitu halus, payudara dan bokong yang masih begitu padat. Bahkan, kewanitaan yang masih begitu kencang. Tangan dan bibirnya menjajah payudara kencang itu. Meremas, mengisap bahkan mengigit kuat. Pinggul Sang Jenderal bergerak maju mundur dalam tempo yang begitu cepat.Ya, ini masih begitu awal sebelum Raja datang untuk minta dipuaskan. Jadi, mereka melakukan percintaan yang lambat dan memabukkan.Luapan gairah membuat mereka tidak mendengar saat pintu depan Paviliun dibuka.Kasim berlari kecil, berusaha mengimbangi langkah kaki Raja yang begitu lebar. Bahkan di tangan kasim sudah ada

  • Aranjo   Bab 42 . Alam Langit - Terikat

    BbbKembali ke dunia fana, tepatnya di Kerajaan Qiyang.Raja memeluk tubuh Aranjo yang telah terbujur kaku. Benar, saat jiwa Aranjo ditarik kembali ke Alam Langit maka itu bersamaan dengan tubuh dewinya. Saat ini yang berada di dalam pelukan Raja adalah tubuh manusia yang tidak lagi bernyawa.Mo Za menyaksikan semua itu dengan hati gembira. Setelah itu, rencana berikutnya dijalankan. Kabar tentang kematian Sang Jenderal disebarluaskan dan ini adalah kesempatan bagi mereka yang selama ini haus akan kekuasaan, untuk melakukan kudeta.Raja dikabarkan gila, karena membunuh Jenderalnya sendiri dan tidak lagi pantas menyandang gelar Raja. Terjadi perebutan kekuasaan, karena Raja tidak memiliki pewaris. Putra mahkota yang bodoh tidaklah pantas memimpin Kerajaan Qiyang.Satu hal yang tidak disangka Mo Za, bahwa para penggila kekuasaan menghabisi nyawa semua pengikut Raja. Mulai dari kasim, pelayan, pengawal yang setia, para selir, Ratu b

  • Aranjo   Bab 43 . Alam Langit - Bermain?

    Di tengah-tengah aula Alam Langit yang begitu megah, Kaisar Langit duduk di singgasana utama dengan Kaisar duduk di sampingnya. Dewa Malam dan Dewi Angin hadir, tanpa kedua putri mereka. Serta ada beberapa pengawal yang berdiri di sekitar aula. Berjaga-jaga seakan ada hal buruk yang akan terjadi."Aranjo! Beri hormat kepada Kaisar Langit dan Kaisar!" tegur Dewa Malam.Aranjo memalingkan wajahnya menatap sang ayah. Dulu, Aranjo akan menatap Dewa itu dengan tatapan memuja dan mengagumi. Namun, saat ini Aranjo menatap ayahnya dengan tatapan dingin dan muak. Bahkan, ayahnya tidak bertanya bagaimana keadaannya. Dewa itu hanya ingin terlihat berwibawa di hadapan pemimpin tertinggi Alam Langit."Beri hormat! Apakah kau ingin Kaisar Langit dan Kaisar mengira kami tidak mengajarimu sopan santun?" tegur Dewi Angin, ibu tirinya."Apakah pernah?" tanya Aranjo dingin. Dirinya tidak pernah diperlakukan layaknya putri kandung ayahnya. Bahkan, dir

  • Aranjo   Bab 44 . Alam Langit - Kita Belum Bermain!

    KkkAranjo berlari keluar dan melihat Ara, sudah berdiri di halaman depan kediaman ini. Segel pembatas sudah dihilangkan oleh Sang Kaisar dan itu membuat Ara dapat melangkah masuk ke dalam kediaman ini."ARA!" seru Aranjo dan menghambur ke dalam pelukan Ara."Aranjo!" balas Ara dan memeluk Aranjo erat."Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ara sambil memeriksa tubuh Aranjo."Semua baik-baik saja, hanya masalahnya aku masih mengingat apa yang aku lalui di dunia fana!" jawab Aranjo jujur."Dewa Erlang dan Dewa Vulcan! Kedua Dewa itu adalah Jenderal dan Raja Kerajaan Qiyang!" jelas Ara.Aranjo mengangguk dan berkata, "Aku tahu dan sudah bertemu dengan mereka di aula! Dan hanya aku yang memiliki ingatan akan mereka!""Oh, Aranjo!" Kembali Ara memeluk Aranjo. Dirinya tahu jelas apa yang dilalui Aranjo di dunia fana bersama kedua Dewa itu. Sangat buruk jika hanya Aranjo yang memiliki kenangan akan hal terseb

Bab terbaru

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

  • Aranjo   Bab 119 . Daya Tarik

    Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men

  • Aranjo   Bab 118 . Terasa Begitu Tepat

    Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung

  • Aranjo   Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?

    Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias

DMCA.com Protection Status