Share

Bab 17. Kevin

Penulis: C_heline
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-23 02:33:32

Sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan. Amira dan Ramon akhirnya tiba di tempat tujuan. Sesigap dan segesit mungkin gerakan Amira dalam memperlakukan Ramon sebagai atasan. Membuka pintu mobil, membawa beberapa berkas, juga memegangi tab yang sudah diberikan Ramon saat berada di dalam mobil.

Aura bos dalam diri Ramon memang tidak bisa diragukan lagi. Tepat saat profilnya muncul di gedung megah miliknya ini, seluruh miniatur bumi yang berbaris di posisi masing-masing, segera membungkuk kecil bentuk hormat pada sang atasan. Setiap langkah Ramon, tak satu orang pun terlihat absen dalam sapaan yang mungkin sudah di tegakkan sebelumnya.

Amira bahkan kagum, menggelengkan kepala, melihat semua orang-orang yang begitu tunduk pada pria bengis ini. Ramon bahkan tetap menatap lurus ke depan, tanpa melirik kiri kanan. Kakinya melangkah tegas, dadanya membusung tegak, membuatnya tampak bak orang yang penuh wibawa. Padahal jika di koreksi lagi, Ramon hanya pria yang bermodalkan kekayaan. Anda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 18. Ramon Biang Masalah

    “Kevin, ibu sudah bilang padamu, tolak saja. Intext belum bisa memenuhi standar untuk masuk dalam Mettatech. Ibu, ‘kan sudah menjelaskan semua itu padamu sebelumnya.” “Bu, tenanglah. Iya, aku tahu semua itu. Aku juga paham kenapa ibu menolak bekerja sama dengan Intext. Tapi, Bu, setelah aku datang langsung ke tempat ini, aku rasa keputusan ibu harus dipikirkan lagi. Intex tidak seburuk itu. Kalau di lihat-lihat lagi, banyak aspek yang memenuhi standar Mettatech. Aku sangat yakin itu, Bu.”Suara napas yang berembus terdengar dari seberang telepon Kevin. Sosok yang dia hubungi itu adalah CEO Mettatech sekaligus ibunya. Seperti keputusan antara founder dan juga sang ceo, perusahaan Ramon memang belum sesempurna itu untuk masuk dan menjalin sebuah ikatan dengan perusahaan yang di pimpin orang tua Kevin.Masalahnya, Intext itu perusahaan yang sangat condong pada kuantitas dari pada kualitas. Sementara Mettatech, perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, selalu memerhatikan setiap sis

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 19. Pertikaian Ramon dan Farah

    Seruan Ramon dari ambang pintu ruangannya, membuat kedua perempuan itu kompak menatap. Farah dengan senyum kemenangan sementara Amira lagi-lagi harus menelan kekesalan. Dalam benak Amira terus saja memaki dan mencaci habis-habisan laki-laki tua itu. Sudah jelas-jelas Farah berniat buruk terhadapnya, tapi tetap saja memperlakukan perempuan itu layaknya putri dari kerajaan. Dan justru sebaliknya, Ramon bersikap bak malaikat maut kalau sudah berhadapan dengan Amira yang bahkan belum tahu apakah tujuan Amira menyesatkannya atau tidak.Farah berjalan melenggak-lenggok menghampiri Ramon. Tubuhnya yang sedikit berisi, bisa di bilang body goals dari culture Eropa. Bagian yang memang seharusnya berisi, di dapati perempuan usia tiga puluhan itu. Tubuh sempurna dibalut dres maroon dengan model lengan terbuka, amat membuat tampilan Farah begitu mencolok.Bukan apa-apa atau bukan sengaja, tapi begitulah karakter Farah. Siapa dia, dan bagaimana cara menyimpulkan wataknya, mungkin bisa di dikte dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 20. Ramon Berakhir di Pelukan Amira

    Tepat saat Farah pergi, Amira langsung memutar kepala menatap potrait Ramon yang masih terlihat mengerang dalam hati. Tangannya, matanya, mimik wajahnya, begitu tersirat kegusaran yang tiada tara. Detik itu juga, suara gaduh sebab hempasan Ramon pada barang-barang di atas meja membuat atmosfer semakin tegang. Amira ragu, apakah dia harus keluar atau tetap tinggal untuk menemani Ramon yang sedang kacau. “Kenapa kau selalu berusaha membuatku tidak yakin akan keberadaanmu, Tuhan?!” teriak Ramon, menumpahkan emosi. Tanpa sadar, atau mungkin sebab kekecewaan yang begitu menyayat, matanya berembun hingga akhirnya basah. Dua tangan itu menopang tubuh di atas meja, dengan kepala yang menunduk lelah. “Pak, tenanglah,” kata Amira, ragu.Hendak mendekat, langkah itu langsung terhenti, saat kepala Ramon terangkat menatapnya. Amira meneguk ludah berat, takut, was-was, langsung menyerangnya dalam waktu singkat. “Apa kau juga sedang ingin mempermainkanku? Apa manusia memang tidak pernah puas ji

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 21. Khilaf diantara Sadar

    Tubuh kekar dengan bentuk proposional itu akhirnya ambruk di atas ranjang. Amira segera menghela napas, ikut lelah membopong raga yang kalau di pikir-pikir lagi sudah mencapai umur kepala empat, tapi masih tetap saja terasa kuat. “Iya, baiklah. Aku akan ikut menunggu di luar setelah membenarkannya.” Amira menyahut saat salah satu anak buah itu pamit.Setelah pintu kembali di tutup, kini tinggal dua orang itu yang tersisa di dalamnya. Amira lagi-lagi mengembuskan napas, begitu nanar menatap Ramon yang berbaring tak sadar. Dalam benak Amira, apa sebaiknya dia meninggalkan Ramon saja? Karena sampai detik ini pun laki-laki itu belum juga menaruh rasa kepercayaan padanya.Dan untuk kejelasan tentang mencari kebenaran kematian kakaknya, masih sebatas tutur lisan saja. Itu juga Ramon masih bimbang dan ragu. Apa sebaiknya memang meninggalkannya adalah jalan satu-satunya? Dengan begitu Amira bisa lepas juga bisa bebas. Tidak ada lagi yang akan menindas juga menghakiminya secara eksternal jug

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 22. Apakah Ramon Sadar?

    Angin malam perlahan membelah kegelapan dikikis purnama yang mulai kembali tenggelam. Sang fajar hampir terbit, menggantikan posisi rembulan yang semalaman terjaga dengan terang benderang. Belum cukup pagi atau bisa dibilang masih pagi buta. Pukul setengah empat. Atmosfer di kamar Ramon masih terasa hangat. Setelah kejadian singkat itu, Ramon tak lagi menyadari apa yang terjadi. Lelapnya kian membuncah hingga lupa akan keberadaan Amira juga ‘kesalahan’ yang dia perbuat.Dari dalam ruangan kecil yang diisi berbagai peralatan mandi, terdengar guyuran air shower yang terjatuh membasahi tubuh seorang perempuan yang sedang tersedu. Dia menangis, sesekali tersenyum miris. Entah kenapa, Amira tidak bisa menahan kepedihan untuk yang satu ini. Melebihi sakit di tinggal mati sang kekasih juga sang kakak yang telah lama bersama. Sakit ini terasa bak racun yang terus saja menggerogoti lalu berangsur melemah hingga terjatuh. Ya, dia Amira. Perempuan malang yang terus saja dihinggapi masalah hid

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 23. Negosiasi

    Lagi-lagi desisan napasnya kembali terdengar frustrasi. Mendengar penuturan Amira, membuat dada Ramon terasa membuncah resah akibat kesalahan yang dia lakukan. Tidak salah apa yang dia katakan dalam tangisnya ini. Ramon tahu, mana perempuan yang sudah tidak perawan dan mana yang masih.Ramon tak tahan. Dia akhirnya memecahkan kesunyian yang hanya di hinggapi Isak tangis adik angkat Sagha itu. “Jangan terlalu lama di sini. Sebentar lagi akan turun hujan.” Amira sontak saja melirik sana-sini, mencari sumber suara. Tak sadar rupanya Ramon ada di belakangnya. Segera kepala itu mendongak, menatap wajah yang sudah sangat akrab dalam kamus kebenciannya.“Pergilah. Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu,” usir Amira, memalingkan wajah. Ramon meneguk ludah. “Aku sedang tidak ingin membuat keributan denganmu. Aku hanya ingin memberitahu, kalau hujan akan segera turun. Sebaiknya kau berteduh atau kau akan kebasahan,” lanjut Ramon, masih kekeuh. Amira mendengus, tertawa singkat. “Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 24. Rencana Farah

    Seorang ajudan berpakaian serba hitam terlihat rapi berjajar di depan pintu kamar. Sang atasan memerintah untuk selalu berjaga dan mengawasinya. Tidak boleh lengah barang satu detik pun.Di dalam kamar yang super mewah dengan gaya modern, terdapat seonggok daging utuh yang sedang menatap layar ponselnya begitu lamat. Dia duduk di kursi meja kerjanya sejak dua jam terakhir. “Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Siapa yang telah melenyapkan pria malang itu?” Perempuan itu bergumam.Di terus menggulir layar ponsel yang menampilkan beberapa artikel tentang seseorang yang masih sangat penasaran untuknya. Tentang calon anak tirinya dulu yang tiba-tiba saja lenyap begitu saja. Alasan melesatnya senjata api bukanlah sesuatu yang bisa anggap biasa. Siapa yang tidak tahu tentang olahraga ekstrim itu? Semuanya sudah menggunakan pengaman yang baik juga keselamatan yang cukup. Juga orang-orang yang masuk ke dalam sana tidaklah orang sembarangan. Orang awam akan olahraga tersebut, tidak pernah d

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 25. Kegeraman Amira

    Amira langsung saja melakukan mobil yang terparkir menuju Intext. Dalam pikirannya, dia sudah menebak kalau ini ada sangkut pautnya dengan Farah. Mana mungkin Intext tiba-tiba saja merosot. Tentu ada udang di balik batu. Hanya butuh waktu sekitar lima belas menit untuk sampai ke perusahaan besar itu. Tanpa pikir dua kali, kakinya langsung saja bergegas masuk guna melihat kondisi. Tepat saat kakinya melewati meja resepsionis, tanpa sengaja ekor matanya menangkap sosok yang tidak asing.Keasingan itu membuat kakinya berhenti melangkah yang tadinya akan segera masuk ke dalam ruang pertemuan. Tubuhnya berbalik, kemudian berjalan perlahan ke depan meja.“Kau? Sejak kapan kau masuk lagi ke Intext?” tanya Amira, heran.Yang bersangkutan tersenyum kecil, tampak meremehkan. “Maaf, apa kau seorang bos? Sejak kapan masalah karyawan kau ambil alih? Apa kau lupa? Kau juga seorang pesuruh!” Amira ikut mendengus. “Apa jangan-jangan masalah ini kau penyebabnya? Tapi tunggu dulu, siapa yang memperke

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03

Bab terbaru

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 101. Ending ~ Season 2

    Setelah kepergian Selena yang memberikan luka yang begitu dalam pada Amira, gadis itu pun dipaksa harus kuat menghadapi kenyataan. Pesan yang diberikan oleh Selena bukanlah pesan yang biasa. Pesan yang dikirim lewat surel tepat itu, menyatakan kalau dirinyalah yang harus terus memegang kendali Metta. Baru Amira sadari, bahwa ayah yang saat ini dia panggil sebagai ‘Ayah’ ternyata bukanlah ayah kandungnya. Mark menikahi Selena setelah Selena bercerai mati dengan suaminya dan telah mengandung Amira usia tiga bulan. Hal itulah yang membuat Amira yakin tidak akan merelakan perusahaan yang dibangun sepenuhnya oleh ibunya juga dengan bantuan mantan kekasihnya yang sudah tiada. Sesuai perjanjian kemarin, Mark memerintahkan Amira untuk mengadakan rapat. Pertemuan yang akan mengumumkan lagi pengalihan saham dari Amira pada Kevin. Amira menyetujui untuk melakukan pertemuan, namun tidak ada yang tahu kalau Amira tidak akan pernah memberikan apa yang Mark dan Kevin harapkan. Amira sempat me

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 100. Rama Punya Perasaan Lain

    “Amira tidak akan datang lagi, Pak. Anda hanya akan membuang-buang waktu berharga Anda untuk yang tidak pasti. Berhentilah menyakiti dirimu hanya karena seorang wanita. Terlalu berlebihan rasanya kekecewaan yang kau hadapi ini hanya untuk perempuan asing sepertinya,” kata Rama membujuk Ramon. Berulang kali Rama mencoba membantu Ramon bangun dari duduknya, namun tetap saja bosnya itu tidak berkutik.Ramon tetap enggan untuk memperbaiki posisinya yang duduk selonjoran tak tentu arah. Penampilan yang semula rapi dan menawan, kini berantakan penuh luka. Terlihat jelas bagaimana Ramon memendam rasa sakit yang dalam sebab kenyataan yang menimpanya. “Dia sudah berjanji tetap akan datang padaku. Lantas di mana dia sekarang? Kenapa aku tidak bisa menemuinya untuk meminta janjinya?” ucap Ramon lirih. Matanya mulai sendu menatap harap pada Rama. Sementara itu, Rama hanya bisa menahan sesak dalam dadanya seolah ikut merasakan kekecewaan yang dirasakan Ramon. “Sudahlah, Pak. Ayo bangun. Se

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 99. Kepergian Selena

    Amira gagal mengejar Rama untuk kembali membahas hal yang belum sepenuhnya paham. Panggilan dari pihak Rumah sakit membuatnya memilih untuk menunda kembali hati yang telah kalut. Kakinya menjauh berjalan berlawan arah dengan keberadaan Ramon. Selena dikabarkan mengalami masa kritis. Penyakit yang sudah dia derita sejak dulu ternyata sudah menggerogoti. Tidak ada lagi kesempatan untuk pengobatan sebab waktu yang singkat juga racun yang menempel sudah terlalu banyak.Amira tiba dengan napas yang terengh engah. Matanya membulat ketika medapati wajah sang ayah juga Kevin yang sudah memucat. Belum lagi keadaan kedua lakilaki itu yang berantakan dengan mata sembab. Apa yang Amira pikirkan? Kenapa dia justru ikiut merasakan hal yang sama bahkan sebelum dia tahu apa yang terjadi.“Ayah, bagaimana keadaan Mama? Dia baik baik saja, bukan?” tanya Amira lirih.Mark dan Kevin menatap secara bersamaan. Berbeda dengan Kevin yang masih menatap Amira dengan tatapan sendu seolah ingin melepaskan kesed

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 98. Berakhir

    Amira menggeleng beberapa kali, mencoba meyakinkan kalau semuanya ini tidaklah benar. Hitungan detik setelah kepergian Rama, Amira segera bangun dari duduknya dan menatap lamat pada pahatan wajah Kevin yang kali ini enggan untuk menatapnya. “Kau berbohong padaku, Kevin. Kau curang!” tegasnya, bergetar. “Amira, hentikan! Nada suaramu tidak pantas menyebut Kevin seperti itu. Kau itu calon istrinya. Bersikap sebagaimana layaknya!” tegur Mark justru geram. Tatapan tajam penuh kekecewaan pada dua bola mata Amira berpindah pada sang ayah. Matanya memanas dan tak tahan untuk tak menjatuhkan air mata. Dadanya terus saja bergetar, menahan debar-debar emosi yang hendak meluap. “Sejak kemarin, ah tidak, sejak dulu aku sangat menginginkan seorang ayah ada didekatku. Kupikir akan sangat menyenangkan jika itu terjadi. Tapi hari ini, semua ekspektasiku itu hancur begitu saja. Semua hal yang inginku bagi dengan ayah, tidak sesuai apa yang seharusnya. Ayahku tidaklah menginginkanku. Dia hanya pedul

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 97. Keputusan Yang Sulit

    Mark benar-benar dibuat kacau atas kejadian yang baru-baru ini terjadi. Dari masalah tentang Namina yang kembali hadir, juga tentang Kevin yang tahu bahwa dia hanyalah anak angkat, dan tidak lupa juga masalahnya dengan sang istri yang sempat tidak sependapat, hingga dilarikannya Selena ke Rumah sakit sebab riwayat penyakit yang dirinya tidak pernah ketahui. Semua hal itu sungguh memberikan efek samping yang besar pada kepalanya. Dan pagi ini, kala dirinya akan berangkat menemui sang istri, salah satu CEO Metta datang dan mengatakan apa yang terjadi kemarin. Mendengar kabar kematian Dired sempat membuatnya tercengang, namun lebih terkejut lagi kala dia mendapati ada pihak ketiga yang tahu tentang saham di perusahaannya yang sepenuhnya memang bukan miliknya. Arghhhh! Mark berteriak frustrasi. Dia menghempaskan apa pun yang tampak di depan mata, hanya demi memenangkan segala amarah yang melanda. “Kenapa semuanya terasa memuakkan? Siapa yang sebenarnya ingin menjatuhkanku?” gumamn

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 96. Serangan Rama

    Ramon mendengar tentang keadaan buruk yang menimpa pimpinan Metta sekaligus ibu kandung Amira. Sempat berpikir untuk tidak mengikuti hatinya untuk berkunjung, namun tetap saja kepala dan hati saling bertentangan hingga dia memutuskan untuk datang sekadar memberi rasa empati. Sayangnya, niat hati ingin membangun sebuah hubungan yang baik, justru luka dalam hatinya bertambah. Tidak ada lagi luka yang lebih menyakitkan dari pada melihat sang kekasih hati sedang bercumbu dengan laki-laki lain. Amira tidak menyadari kedatangan Ramon sama sekali. Yang ada dalam benak Amira hanyalah bagaimana cara mengakhiri semua ini dan kembali pada Ramon. Dalam kecupan yang dilayangkan dan sempat dibalas olehnya tersemat penyesalan juga rasa benci untuk diri sendiri. Amira semakin mengutuk dirinya karena sudah berpaling dari Ramon. Amira harap ini adalah yang terakhir dan tidak akan ada yang kedua dan seterusnya. Dan harapannya yang terakhir hanyalah bisa kembali bersama Ramon dalam keadaan yang baik-ba

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 95. Ciuman Kevin dan Amira

    “Menikahlah dengan Kevin. Mama tidak bisa membiarkanmu menikahi orang yang tidak Mama kenali, Namina. Mama yang membesarkan Kevin, dan Mama tahu seberapa pantas dia untukmu. Ini sudah menjadi ketentuan takdir. Mama membesarkan selemah laki-laki yang hebat untukmu untuk membalas kelalaian dulu. Mama bisa menjamin, kalau Kevinlah yang paling baik untukmu bukan orang lain!” Tangan serta kaki Amira bergetar hebat kala mendapatkan pernyataan dari sang ibu. Selena yang masih berbaring di atas brankar Rumah sakit, menjadi alasan untuk Amira tidak langsung menolak atau membantah. Dia takut kalau ibunya itu akan semakin sakit jika mendengar keputusan darinya. “Kenapa Mama justru mengkhawatirkan hal lain alih-alih diri sendiri? Lebih baik fokus saja untuk penyembuhan. Dan apa ini? Kenapa tidak ada yang tahu kalau Mama punya riwayat jantung? Apa yang salah dari sebuah kejujuran, Ma?” balas Amira sambil memegang tangan Selena. “Mama bisa mengatasi semua ini. Lagi pula, percuma juga untuk be

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 94. Kebenaran Amira

    “Kita tidak bisa diam saja, Pak. Kita harus membuat keputusan tadi malam harus pada tempat yang seharusnya. Kevin itu tidak ada hak apa pun terhadap Metta! Mau bagaimana pun juga, yang paling berhak atas Metta saat ini adalah Amira!” Sudah berulang kali Rama mengutarakan kegeramannya terhadap keputusan yang dia dengar malam itu. Rama mendesak Ramon untuk segera ambil tindakan yang memang sepantasnya untuk dilakukan. Dan apa lagi tentang hal yang dikatakan oleh Mark tentang pernikahan itu, semakin membuat darah Rama rasanya mendidih setiap detiknya. Dibalik keresahan sang sekretaris si paling setia, ada Ramon yang masih bingung harus berbuat apa. Di atas kursi meja kerjanya juga tentunya di hadapan Rama, Ramon hanya sibuk menunggu ponsel pintarnya menyala. Dia berharap ada kabar dari Amira, agar dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk sang kekasih juga untuk kebenaran yang harus terungkap. “Pak!” panggil Rama kala ucapannya sejak tadi tak bersahut. Ramon mengangkat wajah den

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 93. Permintaan Pernikahan

    “Apa-apaan ini, Mark? Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya tentang ini?” Mata Selena membulat lebar menatap suaminya. “Apa yang harus kukatakan padamu? Kau bahkan sudah tidak peduli lagi tentang Kevin, Selena. Kau hanya fokus pada Amira sekarang sampai kau benar-benar hilang ingatan tentang Kevin!” Suara Mark tidak kalah menggelegar. Selena menahan napas sejenak, merasa tidak habis pikir dengan jawaban suaminya. Suara lantang Mark juga sempat membuat Selena terlonjak kaget, karena kali pertama dia mendengar suaminya itu berteriak. “Jadi apa maumu sekarang? Kau benar-benar memberikan Metta pada Kevin dan bukan Namina? Apa kau gila, Mark?” ucap Selena dengan nada yang sedikit rendah. “Ya. Itu keputusan yang harusnya yang paling tepat, Selena. Kevinlah yang pantas mengambil alih Metta. Dibalik permasalahan apa pun, Kevin memang jauh lebih unggul dari Amira. Dia akan membangun lebih baik Metta kedepannya. Jangan lupa, kau yang membesarkan Kevin dan kau yang paling paham tentangny

DMCA.com Protection Status