Selama dua hari berikutnya, Harvey selalu menciptakan kesempatan untuk berdekatan dengan tubuh Selena.Pada hari kelima, Selena sedang memasak sayur di dapur kecil dengan memakai celemek diikuti suara sungkup udara yang berdengung. Entah sejak kapan seorang pria muncul dari belakang dan memeluknya, yang membuat Selena terkejut.Spatula hampir saja mengenai wajah Harvey.Apa yang dilakukan pria laknat ini?"Kamu ngapain, sih!" Dia dengan cepat mematikan api dan meletakkan makanan di piring. Aroma masakan begitu menggugah selera.Harvey makin lengket, "Nggak ada apa-apa, aku cuma ingin memelukmu."Selena merasa sedikit tidak tahu harus berbuat apa. Dia mulai curiga bahwa dirinya telah mencampurkan obat ke dalam makanan, sebab tingkah Harvey belakangan ini sangat aneh.Harvey memeluknya dari belakang seperti anak kecil yang manja, "Aku cuma menyesal nggak menghargai Seli yang begitu baik."Selena mendengkus kesal, "Kamu pantas mendapatkannya.""Ya, aku memang pantas mendapatkannya, jadi a
Harvey makin tidak ingin waktu berlalu terlalu cepat, tetapi waktu berlalu makin cepat.Pada malam hari keenam, Harvey memeluk Selena tanpa bisa tidur lama.Selena tahu apa yang dipikirkan Harvey, tetapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Hidup adalah tentang bertemu kembali, berpisah, jatuh dan bangkit berkali-kali, dan terus tumbuh.Tidak ada orang yang akan selamanya tinggal di tempat asal.Pagi hari, setelah Selena menyiapkan sarapan untuk Harvey, Alex dan Chandra yang sudah lama tidak terlihat muncul diam-diam di pintu.Dua orang itu banyak kehilangan berat badan, lingkar hitam di bawah mata juga ada. Terlihat bahwa mereka sangat sibuk dalam beberapa hari terakhir."Nyonya."Selena bertanya dengan penasaran, "Bukankah kita baru akan pergi besok?""Bos yang memanggil kami ke sini, luka Bos sudah sembuh dengan baik, dia ingin keluar dari rumah sakit lebih awal, kami sudah menyelesaikan prosedur keluar."Selena menoleh ke arah Harvey yang mengenakan pakaian formal seperti biasa,
Begitu kalimat ini terlontar, air mata Selena juga mengalir.Hingga sekarang Selena masih ingat ketika dia mengajukan pengunduran diri setelah operasi selesai dilakukan di ruang operasi, Guru Remy yang belum melepaskan pakaian operasi langsung pergi ke universitas dengan membawa pisau bedah.Pada awalnya Guru Remy mengira ada sesuatu yang terjadi, apakah Selena mengalami masalah keuangan keluarga? Atau ada seseorang yang mengancamnya?Remy mengusulkan jika kekurangan uang, dia bisa mengajukan beasiswa penuh untuk Selena, bahkan membawanya ke meja operasi. Jika keluarganya meminta Selena untuk kembali mengambil alih bisnis keluarga, dia akan pergi bernegosiasi dengan Arya.Hari itu Remy berlari dengan keringat bercucuran, napasnya tersengal-sengal saat berkata, "Nak, jangan bodoh, kamu punya masa depan yang bagus. Kalau ada kesulitan, beri tahu aku, aku akan mencoba membantumu sebisa mungkin, oke?"Ketika Selena mengatakan bahwa dia hanya ingin menikah, kacamata Guru Remy hampir jatuh,
Afraska selalu bermulut tajam, tetapi hatinya lembut."Kamu tahu berapa lama aku dimarahi Remy, dia mengejarku pakai pisau buat menyembelih ayam selama tiga kilometer sebelum berhenti. Kalau bukan karena aku bilang kamu berencana mengembalikan gadis kecil itu padanya, aku pasti akan segera mengaku di tempat itu.""Paman Afraska, kamu sudah bekerja keras mengatur semuanya."Afraska menggoyangkan tangannya, "Jangan bicara begitu. Gadis ini punya sedikit kemampuan, makanya aku menyetujuimu. Kalau nggak berguna, aku mana mau membuang-buang waktu. Kamu benaran ingin melepaskannya pergi? Jangan main-main dengan permainan yang akan sering kamu sesali. Aku ini sudah tua, nggak punya waktu untuk bermain-main dengan kalian yang masih muda.""Paman Afraska tenang saja. Dulu aku yang nggak paham keadaan, aku pikir itu cara yang baik untuknya, sekarang aku sudah mengerti, mencintai seseorang bukanlah menghambat sayapnya terbang, tetapi membantu mewujudkannya.""Kamu sudah menyadari ini sejak lama,
Selena segera membuka pintu mobil dan hendak turun, tetapi ditahan oleh Harvey yang menarik tangannya, "Seli, karena sudah diserahkan pada instruktur, jangan campuri proses pelatihannya. Di sini aturan adalah segalanya. Kalau kamu mau bertemu dengannya, tunggu sampai semua tugasnya mencapai standar."Selena menempel ke depan kaca sembari melihat seorang pria tinggi berjalan ke samping Harvest dan mengulurkan tangannya ke arah Harvest, seperti sedang menanyakan keadaannya, perlu istirahat atau tidak.Bagaimanapun, mengingat identitas khusus Harvest, instruktur mungkin akan memberinya sedikit perlakuan istimewa.Harvest menolak bantuan instruktur, "Aku ... Aku bisa sendiri."Tangannya yang kecil menopang pada salju, perlahan-lahan merangkak naik.Anak kecil seperti ini, tetapi tubuhnya melepaskan kekuatan yang tak terbatas.Dia bangkit lagi dan perlahan berlari ke depan, berusaha keras untuk mengejar pasukan besar.Entah apa yang sedang dipikirkan Selena saat ini. Meski sosok kecil itu b
Bagi Harvest, ini adalah tantangan besar. Dia begitu kecil, baik secara fisik maupun secara mental, ini adalah pukulan yang menghancurkan.Di samping anak laki-laki tinggi dan kurus, masih ada beberapa anak lain yang berdiri, sepertinya dialah pemimpinnya.Anak laki-laki yang memiliki tubuh kurus dan tinggi, serta tulang selangka terlihat jelas, terlihat bahwa dia tidak memiliki masa lalu yang baik dan mengalami kekurangan gizi, tetapi dia bukanlah orang yang polos seperti teman sebayanya.Mata itu membuat Selena teringat pada raja di dalam kelompok serigala, dengan kekejaman dan kekuasaannya."Anak ini bernama Vannes, jangan pandang usianya yang masih kecil, dia ini yatim piatu yang ditemukan di medan perang utara. Dia ditemukan dalam keadaan bertahan hidup dengan memakan mayat dan sering berebut makanan dengan burung nasar."Selena yang mendengar pun merasa mual, "Dia ... makan daging manusia!""Sebenarnya daging busuk. Kalau seseorang bisa bertahan hidup, dia akan memakan lumpur bus
Vannes juga menyerang dengan marah. Sejujurnya dia tidak berniat untuk berurusan dengan anak kecil ini.Dia memanggil Harvest sebagai tuan muda, karena sebagian besar anak-anak di sini adalah yatim piatu yang malang.Dia sengaja menyulut emosi Harvest hanya karena anak ini sangat tidak penurut, bahkan tidak seperti orang lain, sudah berlalu banyak hari, tapi masih tidak mau patuh padanya.Vannes selalu ingin mencari kesempatan untuk memberi pelajaran Harvest sekaligus menunjukkan kekuasaannya di depan anak-anak lain.Ternyata Harvest lebih keras kepala daripada yang dia bayangkan. Bukan hanya tidak berniat berhenti, tetapi makin bertarung malah makin berani, dengan semangat perlawanan yang tak tergoyahkan di matanya.Ada apa dengan anak sialan ini? Dia sangat sulit dihadapi!"Anak sialan, mati kamu!"Dia bergerak dengan serius, mengangkat tangan dan siap untuk memukul kepala Harvest dengan tinju."Hentikan!"Harvest yang putus asa pun menutup matanya, dengan tubuh kecilnya, dia sama se
Selena tidak mengabaikan ketegangan dan ketakutan di mata Harvest, apa yang sebenarnya dia lakukan? Bagaimana mungkin dia membuat anaknya memiliki perasaan seperti ini terhadapnya?"Maaf, maaf," Selena memeluk Harvest sambil terus meminta maaf.Harvest bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan, "Eh ... Kamu, bagaimana bisa datang?""Sayang, maaf, Ibu datang terlambat.""Ibu?" Harvest merasa seperti dia salah dengar, apakah Selena benar-benar mengenalinya?"Anakku, sebelumnya Ibu nggak tahu ada beberapa kesalahpahaman sebelumnya, itu sebabnya baru sekarang mencarimu, ini semua salah Ibu."Selena memeluk erat anaknya, air mata mengalir deras dari dagunya hingga jatuh ke leher Harvest.Pada saat ini, pelukan adalah penghiburan terbaik, Harvey menyuruh orang untuk mengambilkan obat, "Seli, oleskan obat pada Harvest."Selena baru melepaskan anak itu, dia dengan penuh kasih sayang memeriksa luka di wajah Harvest."Pasti sangat sakit, ya?""Nggak sakit," jawab Harvest dengan tatapan terpaku,