"Brak!!"Tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat keras di ruang rapat.Harvey menendang kursi William. Roda kursi berputar begitu cepat, saking kuat tendangannya hingga muncul bayangan.Sewaktu semua orang menyadarinya, William sudah terpental ke dinding dan jatuh dengan keadaan yang sangat menyedihkan.Orang-orang yang melihat kejadian itu pun bergegas membantunya, "Tuan William, Anda tidak apa-apa, 'kan?" tanya mereka.Dengan kursi yang hancur berantakan, terlihat jelas bahwa Harvey sangat marah.Jika bukan karena kursi itu menahan tendangannya yang begitu kuat, William pasti sudah patah tulang."Aku nggak apa-apa," jawab William terpaksa tersenyum, senyumannya terlihat jelas tidak selebar tadi.Sementara itu, raut wajah Paman Geri menjadi pucat, tidak menyangka bahwa pasangan suami-istri ini ternyata sangat kejam!Karena tidak berani langsung marah terhadap Harvey, akhirnya dia menatap Selena, "Nona Selena, hari ini adalah rapat pemegang saham, tempat ini nggak ada hubungannya denganm
Jelas-jelas dia sudah menggunakan segala cara dan berhasil mendapatkan dukungan dari sebagian besar Pimpinan Eksekutif.Seharusnya hari ini Harvey kalah! Tetapi mengapa situasinya menjadi seperti ini?Setelah meminta untuk melihat hasil pemungutan suara semua orang, dia mendapati bahwa orang-orang yang disuapnya tetap berpihak pada Harvey, terutama para Pimpinan Eksekutif yang memiliki saham dalam jumlah besar!Bahkan orang-orang yang sudah berjanji untuk mendukungnya pun mengkhianatinya.Beberapa dari mereka tanpa sadar juga mengalihkan sahamnya ke Selena.Saat ini, kepemilikan saham Selena di Grup Irwin mencapai 10%!Seluruh investasi William selama bertahun-tahun pun menjadi sia-sia.William merasa begitu terpukul. Seharusnya tidak seperti ini, di mana sebenarnya letak kesalahannya?Dia sudah lama menjalin hubungan dengan orang-orang ini, bahkan mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang kepercayaan Harvey, jadi dia bertindak dengan cara yang sangat cerdik dan begitu tulus.Para Pim
Di kantor, Harvey menjelaskan kembali keseluruhan situasinya pada Selena.Ternyata, dari awal Harvey sudah tahu bahwa William diam-diam menghubungi orang-orangnya. Dengan memanfaatkan rencana William tersebut, Harvey meminta para bawahannya untuk menjadi pengkhianat agar bisa mendapatkan kepercayaan William.Rencana jebakan ini tidak hanya membuat William masuk ke dalam perangkap, tetapi juga mengungkap para pengkhianat yang ada dalam perusahaannya.Sementara itu, Selena terus melongo, dua hari lalu dia menemukan sebuah postingan mengenai persaingan bisnis yang nyata di tempat kerja.Mungkinkah bos menyuruhku ke perusahaan itu untuk mencabut kabel internet secara diam-diam, atau menyiram pohon uang mereka dengan air panas?Harvey memencet hidung Selena, "Air liurmu keluar," ujarnya."Itu, sebenarnya kamu bisa bercerita lebih banyak mengenai masalahmu padaku, kalau nggak, rasanya aku seperti orang yang sangat nggak berguna."Melihat penampilan Selena yang lucu, Harvey tertawa, "Aku ngga
Di garasi bawah tanah, William terlihat muram.Tiba-tiba, layar ponsel menampilkan nomor telepon virtual, suara si penelepon pun terdengar dingin, "Kalau kedatanganmu ke sini untuk menyaksikan pertunjukan yang bagus, saranku kamu tutup mulut saja.""Aku menelepon untuk membicarakan bisnis denganmu.""Ha?""Aku tahu bahwa selama beberapa tahun ini kamu sudah menghabiskan banyak uang. Aku akan melakukan transaksi bisnis senilai 2 triliun denganmu, kamu mau nggak?""Bisnis apa?"Orang itu berucap kata demi kata, "Bantu aku membunuh Selena, aku akan memberimu 2 triliun."Kantor direktur.Selena menoleh menatapnya, "Kenapa? Sudah ada petunjuknya?" tanyanya."Nggak ada petunjuk mengenai orang itu, tapi sandiwara ini bisa diakhiri. Kamu mau ikut menonton pertunjukan yang bagus?"Selena mengedipkan matanya, "Memangnya boleh?" tanyanya."Tentu saja boleh, mereka yang harusnya minta maaf, bukan kamu."Selesai mengurus urusan kantor, Harvey menyetir, lalu membawa Selena pergi ke pantai.Saat ini
Itu adalah Selena! Cinta sejati Harvey.Sampai saat ini, Vanya baru mengetahui bahwa dulu bukannya Harvey tidak tertarik pada wanita, melainkan dia menunggu kemunculan Selena sejak sepuluh tahun yang lalu.Harvey tidak pernah menjelaskan pada Vanya karena dia memang tidak tertarik, dan dia merasa tidak perlu.Vanya lah yang terlalu berkhayal, diam-diam berusaha membantu di tempat yang tidak terlihat oleh Harvey, bahkan setiap hari membayangkan berada di sisi Harvey di masa depan.Sesudah ditolak, Vanya merasa sangat putus asa dan sedih, hingga melakukan begitu banyak hal yang ekstrem.Kini dia merasa seperti orang malang yang hina. Saat melihat wanita di samping Harvey yang begitu anggun dan memesona, selain dari segi penampilan, kepribadiannya juga dia kalah.Melihat kaki Selena yang utuh, Vanya menjadi semakin marah, mengapa Tuhan begitu kejam dan membuatnya mengenal Harvey."Sudah sadar?"Harvey yang duduk tegak di kursi menatapnya dengan santai, "Katakan, siapa yang menyuruhmu," uj
Reaksi pertama Selena bukanlah marah. Mengapa dia merasa tidak ada orang yang normal di sekitar Harvey?Ada apa dengan wanita yang agak mirip dengannya ini?Di sisi lain, Harvey yang terlihat begitu marah hingga urat-urat di dahinya muncul, menyuruh Arnold berhenti.Arnold menghajarnya hingga mandi keringat, namun raut wajahnya tetap rendah hati, "Tuan Harvey, saya benar-benar minta maaf. Saya sudah meminta seseorang untuk memeriksa riwayat obrolan dan panggilannya, tapi tidak ada yang mencurigakan. Mengenai rekaman video aslinya, saya sudah menemukannya," jelasnya.Harvey pun menghampiri wanita yang terengah-engah di lantai itu, "Katakan, apa yang kamu bicarakan dengan William?" tanyanya."Kami nggak membicarakan apa-apa," Vanya menyeringai, "Kesalahan terbesar dalam hidupku adalah bertemu denganmu," ujarnya.Harvey terdiam.Ini pertama kalinya dia merasa bahwa pemikiran tentang cinta begitu menakutkan.Harvey kira wanita ini akan mengatakan yang sebenarnya sebagai tanda terima kasih
Selena tidak merasa keberatan sama sekali, dia bahkan malah terlihat tenang dan percaya diri, sangat berbanding terbalik dengan dirinya di lantai.Saat pintu tertutup, tampaknya Vanya memahami mengapa Harvey bisa menyukai Selena.Namun, itu sudah terlambat.Pintu itu memisahkan suara tangisnya yang menyedihkan.Tidak ada hari esok baginya. Dia sendiri yang menghancurkan pernikahannya dan hubungannya dengan seorang pria yang dulu memperlakukannya dengan baik.Setelah kembali ke dalam mobil, Harvey masih menggenggam tangan Selena.Semenjak Selena siuman, hal yang dikhawatirkannya tidak terjadi, tetapi kepribadian Selena sekarang jauh berbeda dengan yang dulu.Tenang.Bahkan saat melihat wanita lain mendekatinya, Selena tidak protektif seperti dulu, dan bagusnya lagi, Selena tidak menolak perbuatan baiknya.Secara keseluruhan emosinya sangat stabil, bahkan saking stabilnya sampai membuat Harvey merasa agak takut."Seli, apa ada yang ingin kamu tanyakan padaku?"Di tengah kegelapan, Harvey
Tamparan datang terlalu cepat seperti tornado.Apa?Denisa ternyata adalah orang ketiga yang tidak bermoral, bahkan kepribadiannya juga buruk. Tidak hanya itu, orang-orang yang pernah ditindasnya dulu, kini pun bersatu untuk melawannya.Ada yang mengalami depresi berat, hingga memerlukan waktu seumur hidup untuk pulih.Ada juga murid yang difitnah dan akhirnya bunuh diri dengan melompat dari gedung. Di depan kamera, pasangan paruh baya dengan rambut beruban yang memegang foto lama yang sudah menguning, mengungkapkan tuduhannya terhadap Denisa atas apa yang pernah dilakukan Denisa terhadap anaknya.Guru-guru, teman-teman sekelas, dan para tetangga Denisa pun muncul untuk menceritakan kehidupannya.Para penata rias, penata busana, dan beberapa staf tingkat bawah di industri hiburan juga mengungkap sikap sombong Denisa dalam kehidupan sehari-hari.Yang paling mengejutkan lagi, beberapa petugas kebersihan dan pembantu mengaku ditipu oleh Denisa dengan cara yang sama.Konflik yang terjadi a