Menangkap gestur waspada di matanya, dia bukan terasa sebagai kekasih, melainkan sebagai musuh di hati Selena.Harvey menghela napas. "Seli, jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan apa pun padamu. Hari ini aku datang untuk memberitahumu bahwa musisi favoritmu, Miss A, akan mengadakan konser. Aku sudah membeli tiketnya. Bagaimana kalau kita pergi bersama besok?"Selena menatap Harvey dengan curiga. Apakah dia sedang merencanakan sesuatu lagi?"Seli, aku nggak punya maksud lain. Miss A sudah nggak hadir lagi dalam beberapa tahun terakhir, aku juga tahu kalau kamu selalu menyukainya. Konser musik ini mungkin saja jadi penampilan terakhirnya. Aku nggak mau kamu melewatkannya."Lagi pula sudah dua setengah tahun lamanya Selena tidak pergi ke konser.Terakhir kali dia menghadiri acara seperti ini adalah di Festival Musik Stroberi tiga tahun lalu. Selena dan Harvey memakai baju pasangan, mengenakan topi, dan bernyanyi dengan penuh semangat bersama sekelompok anak muda.Pada saat itu, dia ma
Lian berdiri di belakang Selena dan melihatnya ragu-ragu untuk waktu yang lama. Wajahnya menunjukkan ekspresi bingung saat dia bertanya, "Nona Selena, apakah pakaian ini terlihat kurang bagus?""Tidak, itu bagus, hanya saja agak menyedihkan."Lian tidak tahu pasang surut hubungannya dengan Harvey dan tidak bisa memahami arti kata menyedihkan yang dimaksud."Kamu pilihkan saja." Selena memalingkan tatapannya. Dia sudah terbiasa mengenakan pakaian murah, jadi ketika harus memilih pakaian begini justru hanya akan membingungkannya.Lian berdiri di depan lemari pakaian, sambil memilih pakaian dia bergumam, "Nona Selena memiliki tubuh yang bagus, cantik, dan kulit putih. Orang seperti kamu dengan tubuh ideal, bahkan pakai karung goni sekalipun akan terlihat bagus."Dia mengeluarkan gaun putih dengan desain yang sederhana, potongan yang pas, dan memancarkan aura elegan di setiap detailnya."Ini saja. Menurutku ini cocok dengan Nona Selena."Selena mengganti pakaiannya dengan gaun putih. Lian
Lian adalah seorang wanita baik hati. Meskipun keluarganya tidak kaya, dia selalu berusaha untuk menyorot ambisinya ke depan.Selena melihat dirinya yang dulu pada diri Lian, bagai mentari kecil yang selalu ceria setiap hari, seolah-olah tidak ada masalah yang bisa menjatuhkannya."Seperti aku, cukup mengangkat kecil sudut bibirmu, suasana hatimu akan perlahan membaik dan bayi dalam perutmu juga akan senang."Mungkin karena senyuman Lian yang begitu hangat, mungkin juga karena Lian yang menyebut kehadiran bayi sukses menyentuh sisi hati Selena yang paling lembut. Lantas, Selena meletakkan telapak tangan di perutnya, tanpa sadar membuat sudut bibirnya terangkat.Pada saat itu, sinar matahari menyapa wajahnya, memancarkan aura keibuan yang membuat Selena tampak sangat cantik bagai bidadari."Aku sudah bilang, kamu terlihat sangat cantik saat tersenyum. Nona Selena, kamu adalah orang tercantik dan terindah yang pernah kulihat. Jika kamu pergi ke dunia hiburan, kamu pasti terkenal dan suks
Suara Selena terdengar tegas dan tanpa keraguan, menunjukkan dirinya tidak memiliki perasaan cinta sama sekali terhadapnya dan hanya menyisakan kebencian."Aku tahu."Dulu, jika Selena mengatakan hal seperti itu, Harvey pasti marah. Namun, sekarang, tidak ada sedikit pun rasa tidak senang di wajahnya, hanya ada rasa bersalah di sana."Hidupku setiap hari hanya untuk memikirkan cara balas dendam. Harvey, jangan buang-buang waktu. Kamu juga salah satu orang yang aku benci.""Seli, aku hanya ingin bersikap baik padamu."Di sela-sela menunggu lampu merah, Harvey menyodorkan teh buah ke bibirnya. "Asam manis, rasanya lumayan enak."Selena tidak bisa menahan diri untuk menyesapnya. Dia sangat suka makanan asam manis setelah hamil. Komposisi jeruk nipis dan markisa di sana adalah favoritnya, ditambah jeruk nipis dan jeruk bali, rasa segar ini benar-benar luar biasa.Sekali teguk tidak cukup, Selena lekas memeluk cangkirnya dan terus minum dengan rakus. Rasa asam manis menetralisasi rasa mual
Seiring cuaca yang makin panas, kunang-kunang pun mulai beraktivitas, menghiasi tenangnya malam dengan titik-titik cahaya.Sesekali angin sejuk bertiup, membuat Selena bersin."Achoo!"Saat itulah, Harvey segera menegakkan tubuh sambil memegang botol kaca, lalu dia berjalan ke arah Selena.Seharusnya, usai dirinya menangkap dalam waktu yang cukup lama, ada sekitar sepuluh kunang-kunang dalam botol kaca itu.Meskipun tidak semegah di pulau, mereka tampak sangat cantik nan berkilauan di balik kaca."Kamu lapar, nggak?" Harvey menyerahkan botol kaca itu dengan santai. Namun, Selena tidak menerimanya, sehingga dia hanya menggantungnya di tenda seraya melepas jaket miliknya dan memakaikannya pada Selena."Meski suhu akhir-akhir ini sudah naik, tapi di gunung suhunya masih dingin. Saat makan malam kamu makannya sedikit, pasti lapar, 'kan? Lihat apa yang sudah kusiapkan untukmu."Selena mengernyitkan keningnya dan menatapnya dengan dingin. "Kenapa kamu membawaku ke tempat seperti ini?" tanya
Udara seakan-akan membeku di antara mereka berdua. Suara Harvey terdengar serak saat dirinya berkata, "Seli, jika kubilang aku nggak pernah mengkhianatimu, apa kamu akan percaya?""Kamu nggak mengkhianatiku?" cibir Selena. "Lalu, coba jelaskan Harvest anak siapa? Wajahnya hampir sama persis denganmu, sementara kamu berani bilang Agatha yang membuatnya dari tanah liat dengan meniru wajahmu!""Itulah yang ingin kukatakan. Harvest, dia itu ..."Belum selesai Harvey menjelaskan, nada dering khusus menandai Agatha pun berbunyi.Nada dering ini, dulunya paling ditakuti Selena. Tidak peduli apa yang dia dan Harvey lakukan, begitu berbunyi, dia akan meninggalkan segalanya dan berlari ke Agatha.Selena menatap wajahnya dengan penuh ejekan. "Kenapa nggak dijawab? Takut apa? Aku ini bukan lagi istrimu, aku sama sekali nggak peduli sama kamu ..."Seketika, Harvey mematikan teleponnya, kembali menggenggam tangan Selena dengan serius. "Seli, dengarkan aku. Ini penting. Aku menyembunyikan ini karena
Bintang jatuh?Sejak kecil, Selena sudah berkali-kali menanti. Menghabiskan banyak malam tanpa tidur, tetapi meteor itu tak kunjung datang. Hari ini, meteor itu benar-benar jatuh mendadak, bahkan dia tak punya waktu sedikit pun untuk bersiap.Ketika Selena akhirnya sadar, dia sudah menengadahkan tangan sambil berdoa di dalam hati, 'Semoga Harvest baik-baik saja.'Selena membuka mata. Di hadapannya, terhampar pemandangan putih perak yang menyilaukan. Bintang jatuh berwarna putih dengan ekor panjang melintasi langit yang luas dan satu demi satu, indahnya sampai membuat orang terdiam.Bahkan, Selena rasa, ini seperti bermimpi. Dia benar-benar berada di tengah hujan meteor.Apa pun yang terjadi, dia enggan bertemu dengannya lagi. Pikirannya hanya tertuju pada anak di dalam perutnya.Selena membuat dua permintaan. Pertama, dia berharap Harvest mendapatkan kedamaian dan keselamatan. Kedua, dia berharap bayi yang dikandungnya dapat lahir dengan lancar dan sehat.Harvey juga melihat bintang-bi
Ketika Harvest mendengar kata "Ibu", matanya berbinar-binar. Dia menggenggam erat sabuk pengamannya dan terus berseru, "Ibu, Ibu!"Sampai saat ini, Harvey enggan menyembunyikan kebenaran tentang kelahiran anak Selena di masa lalu. Jika dia mengetahui anaknya tidak mati dan masih hidup dengan baik, apakah dia akan merasa lebih bahagia dan tidak lagi membenci dirinya sendiri?Mobil melaju di tengah perjalanan saat telepon Harvey berdering. Dia mengangkatnya, kemudian suara Chandra bernada serius sudah mengalun lewat earphone nirkabelnya. "Pak Harvey, ada berita yang nggak begitu bagus.""Apa yang terjadi?""Kami telah memperbaiki kamera pengawas yang diretas. Ternyata, Tuan Muda Kecil nggak terjatuh. Dia sengaja dijatuhkan karena didorong oleh seseorang. Jika Tuan Muda Kecil nggak gesit dan mampu menahan diri saat terjatuh, mungkin cederanya nggak akan sesederhana pingsan."Jantung Harvey berdegap kencang. Agatha dipindah ke rumah sakit swasta, dengan tangga spiral besar yang indah untuk