Kalimat yang memintanya memperlakukan Selena dengan baik sudah sering Harvey dengar dari banyak orang, tetapi tak pernah dihiraukannya."Ya, aku paham. Dia lagi kesal sama aku, makanya nggak mau aku tau soal kehamilannya. Kamu juga jangan bicara apa-apa ya, jaga dia baik-baik. Kalau ada apa-apa, kasih tahu aku. Tolong usahakan penuhi semua kebutuhannya di Vila Mawar.""Baik, saya mengerti, Tuan. Saya tahu Anda sangat mencintai Nona Selena."Lian membongkar semua rahasia Selena dengan mudahnya tanpa sadar."Pergilah."Pintu ruang baca tertutup, Harvey menopang dahinya dengan tangan sembari menelepon Hansen."Apa yang terjadi sama istrimu tengah malam seperti ini, Tuan Harvey?" Hansen sudah terbiasa, pasti telepon itu ada kaitannya tentang Selena.Harvey terdiam sembari menatap lampu jalan dari jauh, lalu berkata, "Kapan waktu terbaik buat menggugurkan kandungan?"Hansen yang sedang meminum bir langsung menyemburkan birnya ketika mendengar kata-kata itu."Apa kamu bilang? Menggugurkan ka
Selena mengernyitkan dahi, orang ini lagi-lagi mengganggunya. Apa yang sedang dilakukannya di sini?Dia mengulurkan tangan kirinya untuk mendorong tubuh Harvey yang membuat sesak, tetapi saat jemarinya menyentuh tubuh Harvey, dia merasakan cairan basah.Cairan basah itu adalah darah.Dia sekarang sangat sensitif terhadap aroma ini.Selena menghidupkan lampu dan melihat kemeja putih Harvey yang berlumuran bercak merah.Kenapa bisa jadi seperti ini dalam waktu singkat? Bahkan, Harvey belum sempat meninggalkan vila."Siapa yang bikin kamu begini?"Harvey mengabaikan pertanyaan itu, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Selena."Seli, aku melukaimu dengan tangan ini, jadi aku mau menyerahkan tangan ini buat kamu. Kumohon jangan marah lagi sama aku."Tatapannya yang asing membuat Selena terdiam."Kamu sudah gila, ya?"Harvey tak menyangkal dan hanya menyentuh pipi Selena dengan jarinya yang berlumuran darah. "Ya, aku sudah gila. Seli, kamu boleh melakukan apa saja padaku, asal janga
Setelah mengetahui Selena hamil, Harvey merasa tersiksa setiap saat. Dia menekan dalam-dalam sifat brutal pada dirinya karena takut melukai Selena.Meskipun begitu, amarah di dalam hatinya makin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu. Kecemburuan membuatnya berubah total.Dia terus-menerus menanyakan pada diri sendiri, mengapa janin itu bukan anaknya sehingga dia tak perlu tersiksa seperti ini.Chandra membalut luka Harvey sembari menenangkannya, "Tuan Harvey, tenanglah. Jangan melukai diri sendiri."Harvey tersenyum pahit. "Chandra, kalau hal ini terjadi sama kamu, apa yang bakal kamu lakukan?""Tuan Harvey, saya masih belum punya istri, jadi saya nggak berani berasumsi. Saya nggak bisa kasih saran yang baik."Chandra tahu, Harvey sekarang ibarat orang kelelahan yang mengemudi di jalan tol dengan kondisi tegang sehingga membuat sedikit kesalahan saja bisa berakibat pada kecelakaan maut.Dia tak berani memberi saran apa pun.Alasan Selena dan Harvey bisa berada di situasi seperti ini a
Harvey menghilang selama beberapa hari setelah membuat kekacauan itu.Selena makin merasa cemas, menebak-nebak apakah Harvey telah mengetahui soal kehamilannya.Namun, kalau benar Harvey sudah tahu Selena hamil, kenapa dia diam saja? Tak mungkin seorang Harvey akan membiarkannya makan dengan baik setiap hari setelah mengetahui itu.Akhir-akhir ini, porsi makanan Selena bertambah dan entah hanya perasaannya atau bukan, menu makanannya pun menjadi lebih bergizi.Selena bertanya kepada Lian, dia menjawab bahwa itu adalah perintahnya kepada koki untuk menyiapkan makanan bergizi.Namun, Selena tetap mengalami masa kehamilan yang sulit setiap harinya. Rasa mual yang begitu hebat membuatnya harus makan lebih banyak.Vila Mawar menjadi lebih tenang tanpa kehadiran Harvey, Selena punya firasat badai akan segera menerpa.Lian yang menyadari kekhawatiran Selena pun tersenyum. "Nona Selena terlalu banyak mikir. Katanya sih keluarga Wilson sudah menuntutnya buat cepat-cepat menikahi Agatha. Walaupu
Saat di pulau terakhir kali, Harvey buru-buru membawa Selena dan Arya pulang tanpa menghiraukan Sean. Rumornya, Sean sudah pulang ke negara asalnya dan tak akan kembali ke Kota Arama karena Selena telah direbut oleh Harvey.Bisa dikatakan, bagi Sean, Selena ibarat sebuah mainan semata yang tak akan pernah diseriusi.Harvey merasa sangat marah.Wanita paling berharga di hidupnya sudah dihamili oleh orang lain yang hanya menganggap wanitanya itu sebagai hiburan.Harvey tak tahu bagaimana dirinya harus bersikap ketika bertemu dengan Selena. Dia tahu beberapa hari terakhir ini, meski terus berusaha meyakinkan diri sendiri untuk ikhlas, pikirannya terus memikirkan masalah anak haram itu.Dia tak bisa merasa tenang dan menerima anak haram itu sebagai anaknya. Sudah 20 hari lebih terlewati, hari di mana operasi dapat dilakukan akan segera tiba.Kesehatan Selena cukup buruk, dia terlihat sangat kurus. Selena perlu memulihkan kondisi kesehatannya saat ini.Harvey juga menyuruh orang mengirim ma
Menangkap gestur waspada di matanya, dia bukan terasa sebagai kekasih, melainkan sebagai musuh di hati Selena.Harvey menghela napas. "Seli, jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan apa pun padamu. Hari ini aku datang untuk memberitahumu bahwa musisi favoritmu, Miss A, akan mengadakan konser. Aku sudah membeli tiketnya. Bagaimana kalau kita pergi bersama besok?"Selena menatap Harvey dengan curiga. Apakah dia sedang merencanakan sesuatu lagi?"Seli, aku nggak punya maksud lain. Miss A sudah nggak hadir lagi dalam beberapa tahun terakhir, aku juga tahu kalau kamu selalu menyukainya. Konser musik ini mungkin saja jadi penampilan terakhirnya. Aku nggak mau kamu melewatkannya."Lagi pula sudah dua setengah tahun lamanya Selena tidak pergi ke konser.Terakhir kali dia menghadiri acara seperti ini adalah di Festival Musik Stroberi tiga tahun lalu. Selena dan Harvey memakai baju pasangan, mengenakan topi, dan bernyanyi dengan penuh semangat bersama sekelompok anak muda.Pada saat itu, dia ma
Lian berdiri di belakang Selena dan melihatnya ragu-ragu untuk waktu yang lama. Wajahnya menunjukkan ekspresi bingung saat dia bertanya, "Nona Selena, apakah pakaian ini terlihat kurang bagus?""Tidak, itu bagus, hanya saja agak menyedihkan."Lian tidak tahu pasang surut hubungannya dengan Harvey dan tidak bisa memahami arti kata menyedihkan yang dimaksud."Kamu pilihkan saja." Selena memalingkan tatapannya. Dia sudah terbiasa mengenakan pakaian murah, jadi ketika harus memilih pakaian begini justru hanya akan membingungkannya.Lian berdiri di depan lemari pakaian, sambil memilih pakaian dia bergumam, "Nona Selena memiliki tubuh yang bagus, cantik, dan kulit putih. Orang seperti kamu dengan tubuh ideal, bahkan pakai karung goni sekalipun akan terlihat bagus."Dia mengeluarkan gaun putih dengan desain yang sederhana, potongan yang pas, dan memancarkan aura elegan di setiap detailnya."Ini saja. Menurutku ini cocok dengan Nona Selena."Selena mengganti pakaiannya dengan gaun putih. Lian
Lian adalah seorang wanita baik hati. Meskipun keluarganya tidak kaya, dia selalu berusaha untuk menyorot ambisinya ke depan.Selena melihat dirinya yang dulu pada diri Lian, bagai mentari kecil yang selalu ceria setiap hari, seolah-olah tidak ada masalah yang bisa menjatuhkannya."Seperti aku, cukup mengangkat kecil sudut bibirmu, suasana hatimu akan perlahan membaik dan bayi dalam perutmu juga akan senang."Mungkin karena senyuman Lian yang begitu hangat, mungkin juga karena Lian yang menyebut kehadiran bayi sukses menyentuh sisi hati Selena yang paling lembut. Lantas, Selena meletakkan telapak tangan di perutnya, tanpa sadar membuat sudut bibirnya terangkat.Pada saat itu, sinar matahari menyapa wajahnya, memancarkan aura keibuan yang membuat Selena tampak sangat cantik bagai bidadari."Aku sudah bilang, kamu terlihat sangat cantik saat tersenyum. Nona Selena, kamu adalah orang tercantik dan terindah yang pernah kulihat. Jika kamu pergi ke dunia hiburan, kamu pasti terkenal dan suks