"Selena, saat kamu hidup layaknya seorang putri, tahukah kamu betapa menyedihkannya Lanny? Aku pribadi pernah ke desa pegunungan tempat dia dulu tinggal, sunyi dan tandus, kebanyakan orang belum tentu bisa makan selama tiga hari. Aku dengar dia awalnya dibeli untuk dinikahkan dengan seseorang. Sejak kecil dia tumbuh seperti anjing yang terkunci di gudang kayu, dia hanya seorang putri kecil yang tak berdaya di Keluarga Irwin, tapi dia harus menjadi sapi di tempat seperti itu untuk dipekerjakan habis-habisan bagai kuda, bertahun-tahun menelan pahitnya hidup, dan tidak mudah baginya untuk datang ke kota besar. Padahal jika dia bertahan beberapa saat lagi, aku pasti akan dapat menemukannya!"Selena dicekik olehnya hingga tidak bisa berbicara. Rasa sakit tercekik perlahan mulai datang, dia kemudian mendorong Harvey dengan tangannya. Tak kuasa air matanya telah jatuh, mencoba untuk membangunkan kewarasannya.Harvey malah tenggelam dalam kenangan kesedihannya. "Dia dilecehkan oleh Arya si man
Selena dapat memastikan bahwa Harvey sangat terguncang setelah kematian adik perempuannya. Dua tahun ini telah membuatnya kehilangan kesadaran psikologisnya. Tadi, Harvey benar-benar berpikiran untuk membunuhnya dan kemudian mati bersamanya, demi menemani adik perempuannya!Olga masih belum datang. Tampak cahaya lain menerangi pemandangan di kejauhan dan mobil berhenti tidak jauh darinya.Dengan kecerdasan Harvey, dia pasti segera menyadari bahwa dirinya belum pergi jauh, jadi dia berbalik. Terlihat pintu mobil terbuka dan pria itu buru-buru keluar dari mobil untuk melihat sekeliling seolah-olah sedang mencari sesuatu.Segera dia berjalan ke arahnya, Selena meringkuk tercengang di tempat tanpa berani bergerak sedikit pun, jari-jarinya menegang memegangi sudut mantelnya.Mendengar langkah kakinya makin dekat, Selena menahan napas karena takut, sambil memejamkan matanya.Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Harvey. Jika Harvey menemukannya, apakah akan memintanya untuk mengganti nyawa
Olga bergumam pelan, "Kamu tahu, aku ini begitu payah. Masih muda begini tapi sudah punya masalah pendengaran, hahaha. Aku barusan dengar, kamu bilang menderita kanker perut? Sepertinya, telingaku ini pasti bermasalah ... "Selena menahan tangan Olga dengan lembut dan berkata, "Olga, kamu harus bisa menghadapi kenyataan."Olga terdiam dan mengangkat matanya yang buram. "Kamu bercanda, 'kan?"Namun, mata Selena terlihat sangat serius. "Kamu tahu aku nggak pernah bercanda, alasan aku memotong rambutku menjadi pendek terakhir kali, itu karena aku harus menjalani kemoterapi."Air mata seketika mengalir di mata Olga. Dia meraih tangan Selena dengan erat dengan masih tidak percaya. "Itu pasti salah diagnosis! Kamu masih sangat muda dan sekuat sapi. Bagaimana mungkin kamu bisa kena penyakit ini?!"Selena membantunya duduk dan menceritakan apa yang terjadi.Olga sudah berlinang air mata, dia selalu merasa bahwa penyakit kanker adalah hal jauh dari mereka. Ketika itu terjadi di sekitarnya, itu
Karena Olga adalah seorang mahasiswi kedokteran, otomatis dia sangat mengerti efek samping dari kemoterapi. Dia juga mengerti keputusan yang diambil Selena. Kebanyakan orang meninggal akibat efek samping kemoterapi yang sangat menyiksa, bukan karena kanker itu sendiri.Olga tidak mau bersikap egois, membiarkan Selena mengangkat beban itu sendiri. Mungkin saja keputusannya hanya akan membuat Selena pergi lebih cepat.Saat ini Olga memeluk Selena dari belakang sambil menangis tanpa suara."Baiklah, aku akan menemanimu."Air matanya membasahi baju tidur Selena sedikit demi sedikit. Dia berkata, "Kamu pasti kesakitan, ya? Maaf, ternyata aku sama sekali tidak tahu apa-apa.""Aku sudah jauh lebih baik. Olga, terima kasih ya. Aku gak mau pergi sendiri. Awalnya aku ingin Harvey menemaniku, tapi karena semua jadi seperti ini, kita mungkin tidak akan bisa menjalin hubungan lagi."Ketika menyinggung nama Harvey, emosi Olga langsung meledak. "Selena, kamu bilang kuburan adiknya Harvey dirusak, lal
Namun Harvey hanya bisa berkata, "Ayo jalan."Keduanya diam-diam saling mengerti, jadi tidak ada yang membahas masa lalu. Semua berkas sudah disiapkan, mereka akan segera melakukan sidang perceraian.Dari awal sampai saat ini, Selena tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Harvey. Setelah Selena mengambil surat cerai, dia langsung berbalik dan pergi tanpa ragu. Akhirnya Harvey tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Apa rencanamu ke depannya?"Tetapi Selena tidak berbalik, dia hanya menjawab, "Bukan urusanmu, Tuan Harvey."Melihat salju jatuh di bahunya, Harvey ingin membersihkan, tapi uluran tangannya tiba-tiba terhenti.'Apakah aku masih layak menyentuh Selena?' tanya Harvey dalam hati.Harvey melepaskan Selena, semua untuk menuntaskan masalah ini.Ketika melihat cuaca yang sangat cerah, Harvey teringat hari di mana mereka menerima akta nikah. Saat itu cuaca juga sama cerahnya dengan hari ini, Selena menggunakan gaun putih, dengan senyum yang sama menawannya."Semoga kita tidak perlu
Hari-hari setelah perceraian tidak sesedih yang dibayangkan Selena. Olga menemaninya beristirahat di rumah selama beberapa hari, menyiapkan berbagai makanan untuk memenuhi nutrisi tubuhnya. Wajah Selena yang lebih berisi menunjukkan tubuhnya sudah mulai pulih.Efek dari kemoterapi semakin sedikit. Meskipun tidak bisa kembali ke kondisi awal, tapi setidaknya Selena tidak mudah pingsan.Luka di lengan Selena juga sudah mulai menutup dan membekas. Rambutnya juga sudah tidak terlalu rontok, semuanya tampak berjalan ke arah yang lebih baik.Dalam hati Olga, dia juga merasa sangat senang. Olga sudah beberapa hari tidur dengan Selena, dia sudah tidak lagi meringkuk di tempat tidur bayi. Olga percaya Selena bisa bangkit lagi.Melihat Selena perlahan pulih, Olga menyarankan, "Ketua kelas mengadakan reuni nih. Kita 'kan tidak melakukan apa-apa, bagaimana kalau kita ikut reuni saja?""Aku ...." Selena awalnya ingin menolak, tapi Olga langsung memotong."Sebagian besar teman sekelas kita punya kar
Suasana berubah menjadi sedih. Saat ini Olga mengumpat, "Kenapa bukan Agatha aja yang mati?""Namanya juga nasib. Sepertinya anakku terlalu merindukanku. Jangan sedih ya, kalaupun aku pergi duluan, jalani saja hidupmu dengan baik."Untuk memecah suasana sedih saat ini, Selena bercanda, "Ketika aku pergi nanti, jangan lupa bakar lebih banyak uang kertas untukku ya. Anggap saja sebagai investasi awal. Aku akan bekerja keras di bawah, jadi ketika kamu datang, aku akan membagikan uangnya padamu. Bagaimana? Kamu bisa menjadi wanita terkaya setelah kamu mati, lalu mencari setan-setan kecil untuk memijit kaki dan punggungmu."Olga berhenti menangis dan langsung tertawa. "Kalau begitu aku perlu mencarikanmu tanah yang bagus untuk memberkati keturunanmu ... ah, aku lupa kamu tidak punya anak. Bagaimana kalau kamu tunggu beberapa tahun lagi, tunggu sampai aku punya anak, lalu kamu jadi ibu angkatnya?"Selena menyipitkan mata sambil tersenyum. "Boleh juga!"Untuk menghadiri acara reuni, Selena be
Reuni dengan teman-teman sekolah yang sudah lama ditunggu-tunggu itu berlangsung dengan meriah.Olga adalah sosok wanita yang sangat pintar bergaul. Dia sangat pandai berbicara dan bisa cocok berbicara dengan siapa saja. Namun, kedatangan Selena justru mengejutkan semua orang.Banyak teman sekolah menghampiri Selena dan bertanya secara beruntun, "Selena, dengar-dengar kamu sudah menikah? Kamu benar-benar tidak asyik, menikah tidak mengundang kami para teman lama. Apakah kamu menganggap kami tidak pantas hadir?"Belum sempat menjawabnya, terdengar suara tajam seorang perempuan di telinga Selena, "Menurutku, bukan kita tidak pantas, melainkan dia sendiri yang tidak pantas. Mungkin karena Keluarga Bennett sudah bangkrut, jadi dia bersembunyi dan tidak berani bertemu orang."Yang berbicara itu adalah Alana Madison, orang yang dulunya tidak akur dengan Selena. Saat itu, Keluarga Madison tidak sebanding dengan Keluarga Bennett, dan Alana selalu berada di posisi kedua.Jelas-jelas dia memilik