Share

Bab 413

Di bawah guyuran hujan lebat, Selena berdiri cukup lama di depan makam sembari menggenggam sebuah payung, tubuhnya basah kuyup. Harvey yang menyadari keadaannya meliriknya dengan tajam dan berkata, "Ayo pulang, sudah larut malam."

Selena berdiri di sana dengan mulut yang tertutup rapat, seolah-olah akan menghilang kapan saja.

Lagi-lagi, dia kehilangan seorang kerabat. Wajahnya yang terlihat sangat kesepian itu berhasil membuat Harvey merasa iba.

Dia merentangkan kedua tangannya, ingin menarik waniita itu ke dalam dekapannya. Namun, dari balik payung hitamnya, Selena hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Sorot matanya terlihat dingin, membuatnya merasa sangat cemas.

"Seli, jangan sedih, kamu masih punya aku."

Justru karena itulah Selena merasa sedih.

Angin pegunungan berembus kencang, tubuh Selena yang ramping tampak semakin tegar.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung pergi. Kini, dia tidak punya apa-apa lagi yang bisa membuat dirinya merasa kehilangan.

Selena yang diam se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status