Harvey hendak melanjutkan perkataannya, tiba-tiba terdengar teriakan Benita dari lantai bawah. "Tuan Muda Harvey, Nyonya sudah bangun?"Teriakan perempuan paruh baya bersuara dalam terdengar dari lantai bawah dan mencapai telinga Selena.Suara itu seperti air yang menyiram Selena, membuatnya basah kuyup dari kepala hingga kaki dan dinginnya sampai merasuki tulang.Selena berhenti bergerak, dalam kegelapan dia hanya bisa melihat bayangan Harvey tanpa melihat wajahnya yang tersamarkan kegelapan.Ini bukan mimpi!Apa yang dia lakukan?Selena melihat piama yang dilepaskan sendiri.Selena akan meledak!Dia buru-buru sembunyi dalam selimut.Harvey merasa kecewa, lalu tersenyum untuk mengatasi perasaan ini sambil berkata dengan suara rendah, "Makanan sudah siap, bangun dan turun buat makan."Kemudian, dia beranjak keluar dan menutup pintu dengan perlahan.Wajah kecil Selena yang bersembunyi di balik selimut merah padam. Hal bodoh apa yang dilakukannya! Dia hampir menelan Harvey hidup-hidup.S
Harvey tidak menyangka Selena bisa mengenali Lanny hanya dari sepasang matanya.Situasi saat ini seperti mengeluarkan jantung dan menggorengnya di atas panci.Selena tampaknya takut Harvey tidak percaya, lalu dia meneguk sedikit lemon untuk melembapkan tenggorokan dan melanjutkan. "Aku tahu kebenarannya sangat nggak masuk akal, tapi aku yakin itu dia. Asal kita ambil tulang Kezia buat dites, kebenaran bakal terungkap."Harvey menggenggam gagang pisau erat-erat dan menjawab dengan suara rendah. "Nggak bisa.""Kenapa?""Dia sudah dikremasi dan suhu panas yang tinggi bisa merusak sel DNA. Andai aku setuju buat buka petinya, isinya juga cuma abu."Tubuh Selena jatuh lunglai di sandaran kursi, suaranya agak gemetar. "Gimana bisa gini? Tapi tadi pagi aku pergi ke makamnya, terus aku lihat banyak tanah yang digali, seolah ditutup buru-buru. Mungkinkah ada orang yang gali makamnya sebelum kita?"Punggung Harvey terlihat tegang, tidak menyangka kalau Selena pergi ke sana."Aku bakal minta orang
Harvey berseru sambil menggigit bibir, "Hubungan masa kecil? Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau kalian sudah kenal sejak kecil?"Bola matanya yang hitam terbakar amarah.Selena merasa tersinggung. "Apa cuma kamu dan Agatha yang bisa punya hubungan sejak kecil? Aku nggak kasih tahu karena nggak perlu dan hubungan kami cuma teman masa kecil. Kamu pikir orang lain punya pikiran kotor sepertimu?""Cih."Harvey mendengus dingin. "Pikiranku kotor? Memangnya dia bersih?"Senyum sinis itu membuat Selena kesal, kemudian menjawab dengan tenang. "Apa aku salah? Kamu selingkuh, bahkan punya anak. Kalau tindakanmu nggak kotor, memang apalagi?"Harvey naik pitam sampai dadanya kembang kempis. "Selena, apa kamu tahu siapa Isaac? Apa yang dia lakukan?""Isaac bisa apa?" Selena berpikir tentang telepon Isaac yang tidak bisa dihubungi. Semalam juga terjadi sesuatu dengan Harvey, apa Isaac juga terlibat?Harvey menunjuk ke dadanya, "Di kapal kamu memohon agar aku lepasin Isaac. Oke, aku nggak mau meny
Selena tidak bisa berkata-kata. Dalam situasi baku tembak seperti itu, gajah pun akan ambruk saat tertembus peluru. bagaimana mungkin seseorang bisa menggunakan pisau untuk menusuk Isaac?Saat Isaac kembali, dia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang kejadian di rumah sakit dan hanya menjelaskan singkat.Dari rekaman CCTV dan saat mengingat wajah bersih dan tampan pemuda itu, Selena merasakan keringat dingin membasahi punggung.Dia tidak menyangka orang yang sangat dipercayainya adalah orang yang kejam."Kalau dia nggak terluka, dari mana asal lukanya?"Harvey menyentuh dagu Selena dengan ujung jarinya yang hangat. "Seli, apa kamu beneran nggak tahu alasan perbuatannya? Apa dia selalu terlihat polos, lembut, dan perhatian di depanmu? Kalau dia terluka karenamu apa kamu bakal merasa bersalah dan menyalahkan diri?"Selena mengedipkan matanya, tidak bisa menyangkal. Harvey melanjutkan. "Jangan karena dia masih muda jadi nggak punya niat licik. Waktu itu kalau aku nggak pakai kekuatanku
Sebenarnya, semuanya sudah terlihat sejak awal. Misalnya, saat Isaac secara sukarela mengusulkan untuk menjenguk Arya dan tidak hanya melihat data-data kesehatannya, tetapi juga melakukan pemeriksaan langsung pada Arya.Pada saat itu, wajah Isaac menunjukkan ekspresi serius yang belum pernah terlihat sebelumnya.Melihat raut Selena begitu kelam, Harvey segera mendekat dan memeluknya. "Seli, bukan gitu maksudku. Aku pengin melindungimu. Aku cuma nggak mau kamu terluka lagi."Selena menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Tapi ... kamu orang yang paling membuatku terluka. Kamu nggak merasa lucu bilang gitu?""Isaac mungkin telah menipuku, tapi kamu juga bukan orang baik. Apa hakmu bilang kalau kamu nggak mau aku terluka lagi?"Selena melepaskan diri dari pelukannya. "Makasih sudah kasih tahu aku.""Seli, jangan marah, Meski kita sudah hancurin sarang Poison Bug, orang di balik semua ini berhasil kabur. Di luar masih bahaya banget."Selena menatap lekat mata Harvey, sambil menyeka air mata
"Sederhana saja, buat menguji coba obat."Harvey merasa agak tidak tenang dan secara refleks ingin mengambil rokok. Namun, saat menyadari Selena bersamanya, tangannya berhenti dan malu-malu menggaruk hidung sebelum lanjut bicara."Setiap negara, termasuk WHO, melarang keras beberapa penelitian tertentu yang bertentangan dengan etika kemanusiaan. Beberapa ilmuwan ekstrem yang ditolak pun berkumpul bersama.""Mereka seperti berada di surga. Bebas meneliti apa pun tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan pada orang lain. Tujuan mereka adalah agar penelitian mereka berhasil."Selena menyela. "Meski hasil penelitiannya akan berdampak buruk bagi manusia, mereka tetap nggak peduli?""Benar. Karena nggak ada yang bisa dijadikan objek uji coba, mereka langsung mengujinya pada manusia. Mereka dijadikan kelinci percobaan, sedangkan para ilmuwan ekstrem itu hanya diam mengamati tanpa rasa bersalah sambil mencatat data, lalu melakukan perbaikan. Nyawa manusia hanya seperti tikus percobaan dan data
Selena untuk sementara tinggal bersama Harvey agar Harvey bisa melindunginya.Selain itu, Lanny sangat membenci Selena. Jika Selena pergi, Lanny justru akan senang. Maka, Selena berniat menggunakan Harvey untuk memancing Lanny keluar.Selena belum memberi tahu Harvey bahwa Isaac adalah Leo. Situasinya masih belum jelas, jadi dia menyimpan informasinya sebagai senjata rahasia.Setidaknya, ayahnya aman di tangannya. Dia juga masih menunggu untuk menjalani operasi sehingga Selena tidak ingin membuatnya marah.Setelah tidur sepanjang hari, Selena tidak merasa mengantuk malamnya.Isaac masih tidak bisa dihubungi. Selena pura-pura belum tahu identitasnya dan mengiriminya beberapa pesan.Di samping itu, keberadaan George Lane hingga saat ini juga masih belum diketahui.Pukul dua dini hari, Selena keluar kamar untuk minum. Dia mendapati lampu ruang kerja Harvey masih menyala, sepertinya Harvey juga tidak mengantuk.Sebelumnya Selena pasti akan menyiapkan makanan agar dia tidak lapar.Sekarang
Orang yang membanting pintu ternyata adalah Agatha. Begitu masuk, dia langsung menghampiri Selena dengan geram. Tangannya terangkat hendak menampar Selena."Dasar jalang, lagi-lagi ke sini!"Calvin meraih tangan Agatha, kecewa pada putrinya.Agatha tidak harus bersikap baik dan ramah, tetapi setidaknya juga jangan bersikap kurang ajar.Saat ini Maisha sedang sekarat, tetapi dia tidak cemas, bahkan masih main tangan dengan orang.Dia ingin menampar Selena tanpa keraguan. Calvin heran bagaimana bisa putrinya berubah menjadi kasar seperti sekarang?"Agatha, sudah cukup. Bukannya aku sudah menyuruhmu jangan datang ke rumah sakit?"Masih lebih baik dia tidak bicara. Begitu bicara, Agatha seketika makin kesal."Sebelumnya karena wanita tua itu. Sekarang karena jalang ini. Jangan lupa, anakmu itu aku!""Plak!" Calvin menampar pipi Agatha lagi.Agatha sama sekali tidak menyangka. Hari ini dia belum bicara banyak."Selama ini Maisha mengabaikan putrinya dan merawatmu dengan penuh perhatian tanp