Tak lama kemudian, terdengar suara keras dari atas meja, Calvin menghentak gelas alkohol ke atas meja.Pria yang sudah pernah merangkak dan berguling-guling di medan perang ini sangat tegas, rasa dingin yang kuat muncul di sekujur tubuhnya, Calvin yang jarang tersenyum berkata dengan dingin, "Makanlah kalau kamu ingin makan, kalau nggak mau makan pergi saja!Maisha segera meraih lengannya dan tersenyum sambil menjelaskan, "Lihat apa yang kamu katakan? Harvey susah payah datang ke sini, kenapa kamu memasang ekspresi seperti ini? Memangnya kamu kira dia anak buahmu?"Setelah selesai berbicara, Maisha tersenyum kepada Harvey sambil berkata, "Harvey, jangan dimasukkan ke dalam hati, dia sudah lama tinggal di militer, setelah pensiun begitu lama, dia masih merasa dirinya berada di militer."Agatha juga segera berkata, "Ayah, Harvey biasanya agak sibuk, mungkin dia harus menangani beberapa urusan perusahaan, mengertilah."Dahulu Calvin sangat menyukai Harvey, tetapi setelah dia tahu bahwa Se
Keduanya terus menyerang tanpa memberikan kesempatan kepada Harvey untuk menolak.Hingga sekarang, pernikahannya dengan Agatha sudah menjadi hal yang pasti.Agatha tahu perasaan Harvey terhadap Selena dalam beberapa waktu ini sangat rumit, dia mencengkeram ujung bajunya dengan erat, dia takut Harvey akan mengubah pikirannya.Harvey hanya mengangkat gelas anggur dengan jari-jarinya yang ramping dan menjawab dengan tenang, "Ya."Hati Agatha yang tegang akhirnya lega, dia tersenyum sambil berkata, "Kakek, Ayah, aku sudah bilang Harvey tidak akan mengecewakanku."Antono menatapnya dengan tajam, "Lebih baik begitu."Calvin juga memperingatinya, "Selena juga merupakan putri kandung Maisha, jadi bisa dibilang dia juga Keluarga Wilson. Meskipun kamu nggak menjaganya, Keluarga Wilson juga akan menjaganya dengan baik. Aku akan mengatur semua urusannya, mulai besok, aku nggak ingin melihat kalian memiliki hubungan apa pun lagi."Tangan Harvey yang memegang gelas alkohol berhenti sejenak, tatapann
Awalnya dia pikir dia bisa sendirian tanpa Harvey, tetapi sekarang dia menyadari bahwa dia tidak bisa sepenuhnya melupakan pria ini.Dia sudah mencintainya selama bertahun-tahun, mana bisa dia melupakannya dalam waktu tiga bulan.Dia memeluk kedua lututnya dan menyandarkan kepalanya di atas lututnya, pikirannya penuh dengan adegan ranjang Harvey dan Agatha, hatinya terasa sakit seperti teriris pisau.Dia terus memikirkannya hingga pagi, dia sudah bergadang selama satu malam hingga burung hantu besar itu pergi.Selena melihat tempat tidurnya yang dingin dan kosong di sebelahnya sambil tersenyum sinis.Ponselnya yang berada di meja samping tempat tidur berdering, dia segera mengangkatnya. Suara Maisha terdengar dari ponsel, dia terus meminta Selena untuk pergi ke kediaman Wilson, dia mengatakan bahwa dia sudah membuat sarapan yang disukai Selena, selain itu, Calvin juga sangat ingin bertemu dengannya.Selena menutup panggilan telepon itu dengan dingin, dia tidak bisa mengendalikan kakiny
Meskipun pernikahan Harvey dan Agatha sudah pasti, tetapi perasaannya sangat berbeda ketika melihat dengan matanya sendiri.Selena terus menatap pria yang keluar dari ruangan itu, pandangan mereka saling bertemu.Mata hitam Harvey terkejut, dia membuka mulutnya seolah-olah ingin menjelaskan sesuatu, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Maisha berkata, "Harvey, apakah kamu tidur nyenyak semalam? Kalian akan sering tidur di sini jika sudah menikah, kalau kamu nggak terbiasa dengan kasurnya, nanti aku akan memesan kasur yang sesuai untuk kalian berdua, anggap saja tempat ini sebagai rumah kalian sendiri, bilang saja kalau kamu butuh sesuatu."Saat ini Agatha mulai memainkan adegan kasih sayang ibu yang penyayang, dia memasang senyuman lembut di wajahnya sambil berkata, "Ibu memang sangat perhatian, semalam aku dan Harvey memang nggak tidur nyenyak."Agatha memasang ekspresi malu ketika mengatakan itu, yang jelas ada maksud yang tersembunyi di dalam kata-katanya.Sel
Maisha langsung menjawab tanpa pikir panjang, "Bukankah begitu? Aku dengar kalian masih tinggal bersama, Selena, sebenarnya kamu tahu nggak apa itu cerai? Kamu masih muda, jika begini terus, nggak hanya kamu yang akan mendapat masalah, tetapi itu juga akan membuat Harvey dan Agatha menjadi bahan pembicaraan orang lain. Satu set sumpit hanya ada dua batang sumpit, bagaimana mungkin satu pernikahan bisa bahagia dengan tiga orang?"Selena sudah tidak bisa membedakan dia sedang sakit hati atau sakit maag, dia merasa organ tubuhnya digigit oleh semut kecil ganas yang membuatnya merasa sangat sakit.Selena menahan rasa sakit yang kuat, ribuan kata yang ingin dia katakan hanya berubah menjadi senyuman, "Ternyata bagimu aku adalah orang seperti itu.""Ibu jangan berbicara seperti itu kepada adik, dia masih kecil, sangat wajar jika dia nggak mengerti, karena kita adalah keluarga, maka kita harus saling toleransi, aku nggak apa-apa kok."Pada saat ini, Agatha berubah menjadi murah hati, sementar
Namun, kenyataannya dia keluar pagi-pagi hanya untuk melakukan perawatan kecantikan, minum teh sore, dan mendengarkan konser musik.Pelayan menelepon Maisha, tetapi Maisha menjawab dengan dingin, "Untuk apa kamu memberitahuku? Aku bukan dokter, jika dia sakit, cari saja dokter."Selena tidak sadarkan diri karena demam tinggi, dia terus menyebut kue dalam mimpinya.Dia sudah menyebut kue beruang itu hingga seharian, ketika demamnya sudah menurun, dia melihat salju yang turun di luar sana, dia tertawa bahagia ketika melihat pelayan membawa kue krim berbentuk beruang."Ini kue buatan Ibu, 'kan?""Uhm."Selena kemudian tahu bahwa kue itu dibuat oleh koki, ibunya tidak menjaganya, bahkan tidak menanyai kondisinya.Waktu sudah berlalu begitu lama, Selena melihat wajah Maisha di depannya dan membayangkan wajah Maisha yang di dalam ingatannya.Sejujurnya, wajah dingin Maisha masih memiliki rasa benci dengannya.Selena mendengar teman-temannya berkata bahwa setiap orang tua menyukai anak-anak y
Selena memejamkan matanya, dia terus membayangkan Selena kecil yang terus mengejar di belakang Maisha.Saat itu dia masih kecil, dia tidak mengerti mengapa ibunya selalu merasa tidak bahagia. Selena selalu berpikir bahwa jika dia menjadi anak yang lebih baik, maka hidup ibunya akan lebih bahagia.Setelah Maisha meninggalkannya hingga bertahun-tahun, Selena tetap selalu membelanya ketika dia merindukan Maisha, ibunya hanya meninggalkannya karena tidak mencintai ayahnya.Dia adalah putrinya, jadi pasti ada alasan di balik semua ini.Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, kesannya terhadap ibunya masih terpatri di sosok yang lembut dan baik hati, dia pikir ibunya akan merindukannya seperti dirinya yang merindukan ibunya.Sekarang tampaknya kesedihan dan kebahagiaan antara manusia itu tidak saling terhubung.Selena mengambil napas dalam-dalam, dia menelan lagi darah yang kembali naik ke tenggorokannya.Ketika dia membuka matanya lagi, matanya sudah menjadi jernih, Selena berkata satu d
Harvey terus berdiri di depan pintu kamar mandi, alisnya yang tampan terus mengerut, baru saja dia memerintahkan orang untuk melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada Selena, seharusnya dia baik-baik saja.Jumlah darah yang keluar dari hidung Selena jelas melebihi darah mimisan biasa, darahnya mengalir dengan ganas, itu terlihat sangat menakutkan.Melihat ekspresinya yang cemas, Maisha juga tersadar kembali dan berkata, "Jangan khawatir, anak ini sudah suka pura-pura sakit sejak kecil."Agatha juga berkata dengan kompak, "Ibu, aku nggak menyangka adik begitu licik, dia mencoba mendapatkan perhatian dengan cara seperti ini.""Benar, anak ini sejak kecil sudah memiliki sifat pembohong, karena ayahnya terlalu memanjakannya, akhirnya dia menjadi seperti ini hari ini!"Maisha melihat Harvey lagi, "Harvey, kamu jangan sampai dibohong dia, tubuhnya selalu sehat, bagaimana mungkin dia langsung mimisan padahal aku hanya menyentuh wajahnya dengan pelan, aku bahkan enggak memukul hidungnya."Ca