Meskipun Selena sangat manis, tetap saja dia susah di tebak, hingga membuat Harvey tidak nyaman.Harvey sudah membawa Selena kembali dari pulau itu dan seharusnya menahannya di sisinya.Harvey mengurungkan keinginannya, memberikan kebebasan padanya, memenuhi permintaannya dan juga sangat memperhatikan kedua anak itu.Awalnya dia pikir setelah melakukan begitu banyak hal, Selena akan bahagia seperti dahulu dan matanya akan kembali berkilau.Nyatanya, mata Selena yang sekarang sudah seperti danau yang jernih. Tidak peduli sebanyak apa usaha yang telah dilakukan, dia tidak akan terpengaruh sedikit pun.Harvey menundukkan mata sinisnya yang memantulkan wajah Selena, "Selena, hentikan ucapanmu."Nada bicara Harvey penuh dengan kemarahan yang tak terkendali, "Meskipun aku menikah dengan Agatha, posisimu nggak akan terpengaruh sedikit pun."Ucapannya seperti omong kosong.Selena tak menyembunyikan senyum sinisnya, "Dia sudah mendapatkan posisi Nyonya Irwin, posisi apa lagi yang dia ingin aku
Cahaya di dalam lemari redup, Selena ketakutan dan gemetar. Kalau tahu seseram ini, Selena tidak akan datang meskipun harus mati.Melihat Selena gemetar hebat, tiba-tiba terdengar suara tawa lirih yang akrab dari dalam lemari yang gelap gulita.Mengapa Selena merasa suara ini sangat mirip dengan seseorang?Pada saat itu, dia menyalakan lampu properti. Cahaya hijau menerangi wajah pucat itu dan Selena hampir berteriak. Namun, terdengar suara yang begitu familier, "Ini aku."Selena terkejut sejenak, menelan air liur, dan memanggil namanya dengan hati-hati, "George?""Ya." Suara pria yang jarang tersenyum itu terdengar gembira."Maaf, kita harus bertemu dengan cara seperti ini. Aku nggak tahu kalau kamu akan begitu terkejut."Sebenarnya dia tidak bermaksud menakuti Selena. Dia hanya ingin menghindari pengawal dengan berpakaian seperti ini.Tak disangka, begitu bertemu Selena malah mau diculik dan dibawa pergi.Selena mengusap dadanya sambil berkata, "Kalau kamu berniat menakut-nakutiku, k
Selena mengikuti George keluar dari pintu belakang dan sengaja berganti pakaian.Yang membuatnya terkejut adalah kemampuan menyamar George yang luar biasa. Dia bisa mengubah bentuk wajah hanya dengan menempelkan sesuatu di wajahnya.Selena menambahkan lapisan bedak gelap lagi dan tiba-tiba dia terlihat sepuluh tahun lebih tua.Wajah George juga menjadi pria paruh baya, sama sekali tidak mirip dengan wajah aslinya.Keduanya pergi ke Rumah Sakit Jiwa Farendic lagi. Selena menyamar sebagai kerabat jauh Jane dan menemui direktur rumah sakit, sementara George tidak menampakkan diri dan dengan mudah masuk ke dalam jaring besi.Melihat aksi George membuat Selena sangat terkejut, meskipun tidak dialiri listrik, tetap saja di atas jaring besi ini penuh dengan duri. Bagaimana George bisa melakukannya?Mereka jalan berpisah, Selena menjelaskan maksudnya datang ke sini dan wajah direktur yang menyambutnya juga terlihat sedih.Ya, anak ini sangat malang. Dia sudah lama berada di sini, tetapi orang
Ini adalah kali pertama selena ke tempat seperti ini. Seluruh ruangan sangat dingin, udara dingin tersebut merambat dari ujung kaki hingga seluruh tubuhnya dan dia merasa seakan ada yang mengawasi dari balik punggungnya.Berdiri saja sudah cukup untuk menguras seluruh energi Selena."Jangan takut."Selena mendengar suara rendah George dan keringat dingin menetes di tangannya. Dia dengan tenang berkata, "Kami ingin mengucapkan perpisahan padanya.""Baiklah, jangan terlalu lama. Aku akan menunggu di luar."Ketika staf itu pergi, angin dingin tiba-tiba bertiup entah dari mana dan Selena langsung masuk ke pelukan George karena ketakutan.George merengku pinggang Selena dan menghela napas pelan, "Kamu memang tidak cocok dengan tempat seperti ini, tunggulah di luar, aku akan segera keluar.""Tapi ... "Wajah George tampak serius, "Aku sudah melihat cukup banyak mayat, mayat seperti apa yang belum pernah kulihat?"Selena menolak untuk pergi kemana pun dan George berkata dengan pasrah, "Kalau
Selena pernah melihat jenazah orangtuanya di rumah, tetapi jenazah yang ada di depannya ini berbeda dan sangat mengerikan.Meskipun hanya melihat sekilas, Selena merasa mual karena terkejut. Dia bahkan tidak melihat wajah Jane dengan jelas.George mengelus punggungnya dan bertanya, "Apa kamu tidak apa-apa?""Maaf," ucap Selena menyesal."Orang biasa saja belum tentu bisa melihat mayat yang normal, apalagi melihat yang sudah membusuk. Aku bisa mengerti.""Mengapa kamu tidak takut?""Kamu tidak akan merasa takut lagi, kalau sudah pernah melihat begitu banyak mayat." Suara George terdengar samar, dengan perasaan yang misterius di dalam bola matanya, "Selain itu, di dunia ini orang hidup lebih menakutkan dibandingkan orang mati."Selena tidak tahu apa yang sebenarnya dialami oleh George, padahal dia hanya lebih tua dari Selena beberapa tahun, tetapi George misterius sekali.Jika bukan karena mengalami tempaan yang membuatnya menderita, tidak mungkin George memiliki pandangan seperti ini.M
Selena agak terkejut, dia tidak menyangka Harvey akan datang menjemputnya.Meskipun dia sudah menyerahkan barangnya kepada George, tetapi Selena masih saja merasa gugup ketika naik ke mobil, dia selalu merasa Harvey bisa membaca pikirannya.Setelah naik mobil, Harvey benar-benar bertanya kepadanya."Apa kamu sudah main dengan senang?""Lumayan, tapi agak menakutkan, Jarren bahkan sampai menangis ketakutan."Selena menjawab dengan ekspresi yang tenang, Harvey pun mengalihkan tatapannya dari wajah Selena.Awalnya dia sengaja membiarkan Selena berkumpul dengan anak-anak itu lagi, agar dia bisa berubah seceria dahulu.Fakta membuktikan bahwa tidak hanya perasaan di antara mereka berdua saja yang tidak bisa kembali lagi, tetapi begitu juga dengan Selena.Dahulu ketika mereka duduk bersama, Selena akan memeluk lengannya dan terus berbicara tanpa henti, mulut kecilnya itu tidak pernah tertutup sama sekali .Tidak seperti sekarang, dia duduk dengan tegak, tangannya menarik pegangan mobil dan m
Selena langsung menjawab tanpa berpikir, "Kamu tidak pulang malam ini?"Harvey bisa melihat sedikit ekspresi senang dari wajah Selena, dia sengaja mengancamnya dengan cara tidak pulang ke rumah, bisa-bisanya Selena malah merasa senang?Selena memang merasa senang, beberapa hari ini Harvey selalu gagal mengendalikan dirinya ketika tidur dengannya di tempat yang sama.Tidak peduli apa perasaan Harvey terhadapnya, yang jelas sekarang dia berharap Harvey bisa semakin jauh darinya.Harvey meraih dagunya dan ibu jarinya mengusap bibirnya, "Kamu sangat berharap aku tidak pulang?"Selena mengingat kembali tindakan masa lalunya yang menjengkelkan, jadi dia berkata dengan serius, "Tentu saja, sekarang kamu adalah tunangan Agatha, pernikahan kalian akan segera dilaksanakan, jangan sampai kalian ribut karena aku, jika ada rumor buruk diantara kita berdua yang tersebar, itu juga akan berdampak pada saham Grup Irwin.Setelah berbicara, Selena menepuk lengan Harvey dan meyakinkannya, "Jangan khawatir
Tak lama kemudian, terdengar suara keras dari atas meja, Calvin menghentak gelas alkohol ke atas meja.Pria yang sudah pernah merangkak dan berguling-guling di medan perang ini sangat tegas, rasa dingin yang kuat muncul di sekujur tubuhnya, Calvin yang jarang tersenyum berkata dengan dingin, "Makanlah kalau kamu ingin makan, kalau nggak mau makan pergi saja!Maisha segera meraih lengannya dan tersenyum sambil menjelaskan, "Lihat apa yang kamu katakan? Harvey susah payah datang ke sini, kenapa kamu memasang ekspresi seperti ini? Memangnya kamu kira dia anak buahmu?"Setelah selesai berbicara, Maisha tersenyum kepada Harvey sambil berkata, "Harvey, jangan dimasukkan ke dalam hati, dia sudah lama tinggal di militer, setelah pensiun begitu lama, dia masih merasa dirinya berada di militer."Agatha juga segera berkata, "Ayah, Harvey biasanya agak sibuk, mungkin dia harus menangani beberapa urusan perusahaan, mengertilah."Dahulu Calvin sangat menyukai Harvey, tetapi setelah dia tahu bahwa Se