Sebelumnya Michelle masih bisa berdalih, tetapi saat ini Mira menatapnya seperti orang asing, tidak, bahkan lebih buruk dari orang asing, seolah-olah Michelle adalah musuhnya.Bagaimana mungkin Ibu yang begitu mencintainya bisa menatapnya dengan tatapan yang begitu dingin?Michelle tidak bisa memercayai apa yang ibunya katakan.Mira malas menanggapi dan ingin pergi. Michelle melihat dia ingin pergi dan buru-buru berkata, "Bu, aku lapar.""Orang kejam sepertimu, pantas mati kelaparan."Mira bergegas membawa mangkuk mi. Dia tidak pergi ke kamar tidur atau ke ruang baca Rudy. Untuk siapa dia membuat mie ini?Michelle mulai panik dan merengek ingin keluar. Orang-orang di luar makin banyak, dan karena perintah Jasper, tidak ada yang akan memanjakannya seperti dulu."Nona, maaf. Sekarang kamu tidak bisa pergi."Melihat salju yang turun deras di luar, Michelle merasa ada sesuatu yang mulai berubah. Dia sangat panik.Mira menghampiri Molin dengan membawa semangkuk mi yang masih panas. "Makanla
Mira mengelus tangan Molin, memintanya untuk tidak terlalu gugup. "Moli jangan takut. Ini adalah rumahmu."Mendengar kalimat itu, Michelle langsung mengamuk. "Ibu, kamu bicara apa? Bagaimana rumahku bisa jadi rumahnya?"Beberapa hari ini semua orang merawat Molin, sehingga tidak ada yang memperhatikan Michelle. Michelle telah beberapa hari diperlakukan dingin dan merasa sangat tidak tenang.Saat melihat Molin muncul di Keluarga Farrell, benih ketidakpastian mulai tumbuh makin dalam di hatinya."Rumahmu?" Mira tersenyum dingin. "Oh ya, aku belum sempat memberitahumu tentang asal-usulmu.""Asal-usulku?" Michelle makin panik. "Ibu, jangan bercanda seperti ini. Ini tidak lucu sama sekali.""Siapa yang bercanda denganmu? Pas sekali kamu datang, ayo kita perjelas semua."Mira melihat pengawal di pintu. "Bawa Mia kemari."Beberapa hari ini, kesehatan Molin sudah jauh lebih baik. Dendam masa lalu juga sudah bisa dibalas."Ibu, jangan menakutiku. Untuk apa kita memanggil Mia?" hati Michelle mak
Mia tahu bahwa sudah tidak ada gunanya lagi dia membantah. Beberapa hari lagi, Paman Kedua pasti akan menyelidiki masalah ini sedalam-dalamnya.Dia hanya bisa berlutut di depan Mira, "Nyonya, tolong beri saya kesempatan lagi, saya juga sudah mengabdi pada Nyonya dalam waktu yang lama. Waktu itu saya khilaf hingga melakukan hal-hal seperti itu. Dia hanyalah seorang bayi yang nggak ngerti apa-apa.""Mia, apa maksudmu sebenarnya? Kalian ini sedang membahas apa? Kesalahan apa yang sudah kalian perbuat? Siapa lagi bayi itu?" Michelle jadi panik. Dilihat dari sikap Keluarga Farrell padanya saat ini, dia tahu kalau kali ini dia sedang dalam masalah besar.Mira yang dulunya selalu membantunya menyelesaikan segala masalah, bahkan tidak menganggapnya sama sekali hari ini dan malah berkata dengan cuek, "Dengan satu kata nggak bersalah, kamu membawa gadis palsu ini ke sini untuk menikmati kekayaan dan kemewahan yang semestinya menjadi hak putriku. Mungkin aku masih bisa memaafkanmu kalau kamu memp
Namun, sepertinya ancamannya terlihat tidak berguna. Tina hanya melakukan hal yang menguntungkan baginya dan langsung menceritakan semua hal yang terjadi saat itu."Demi Tuhan, mulanya aku nggak tahu kalau susu itu mengandung racun. Bahkan aku sendiri juga meminumnya. Aku baru tahu kalau ada yang salah dengan susu itu begitu aku masuk rumah sakit karena meminumnya. Aku juga baru tahu rencananya setelah aku mengajaknya bertemu. Setelah itu, aku tidak memberikan susu itu ke gadis kecil itu lagi."Nek Tina mengadukan Mia. "Dulu aku ditipu olehnya, kalau mau minta tanggung jawab, suruh saja dia tanggung jawab! Seandainya aku tahu, aku pasti tidak akan meminumkan susu itu lagi dan nasibnya tidak akan jadi seperti ini."Selena tersenyum kecil. "Nek, jangan mengira kalau kamu bisa cuci tangan dari masalah ini. Alasanmu tidak meminumkan racun itu padanya adalah karena kamu takut kalau orang-orang akan menyangkut-pautkannya padamu jika ketahuan. Itu sebabnya kamu menggunakan cara yang lebih ins
Michelle masih memegang pisau yang berlumuran darah ibu kandungnya itu dan berjalan ke arah Mira.Pemandangan ini terlihat gila dan ironis. Hayden berdiri di depan Molin, takut Michelle menyakiti Molin. Sementara itu, Paman Kedua berdiri di depan Mira yang pucat karena syok."Ya Tuhan, ada pembunuh!" Tina berteriak sambil berlari menjauh, takut darah memercik ke tubuhnya.Selena menonton drama konyol ini. Keluarga ini benar-benar luar biasa.Drama Ibu yang tidak mengakui anaknya dan seorang anak yang ingin membunuh ibunya.Mia memang sudah melakukan banyak kejahatan, tetapi ibu dan putrinya sama sekali tidak merasa kasihan padanya. Dia memang pantas mendapatkannya.Mira segera menghentikannya dan berkata, "Jangan mendekat.""Ibu, kenapa Ibu nggak mau mengakuiku sebagai anak Ibu? Ini aku, Michel dan aku sangat mencintai Ibu. Ibu nggak boleh nggak menganggapku sebagai anak."Paman Kedua dengan mudah melumpuhkan Michelle dalam beberapa gerakan. Michelle juga tidak pernah berniat untuk mel
Molin sama sekali tidak tidur. Dia masih bisa melihat warna merah segar bahkan saat menutup matanya.Selena memberikan terapi akupunktur padanya seperti biasa. "Aku tahu kamu nggak tidur."Molin membuka matanya, dia terlihat sedikit bingung. "Selena, apa aku sudah melakukan hal yang salah, ya?""Iya, kamu memang salah." Selena menancapkan jarum perak itu dan berkata dengan tenang, "Kamu salah karena sudah menjadi manusia yang terlalu lemah dan terlalu baik hati.""Selena ... "Selena menatap sepasang mata Molin yang terlihat lugu dan bersih tanpa cela seperti mata anak kecil, lalu menghela napas. "Waktu itu aku juga menolongmu karena melihat sepasang matamu ini. Kamu sangat mirip seperti aku yang dulu, yang selalu berpikir kalau kita akan bahagia selama kita bersikap baik kepada orang lain. Tapi, dunia ternyata nggak seperti itu. Terkadang, makin kamu memikirkan orang lain, dia justru makin memanfaatkanmu.""Dirimu yang lemah ini nggak cuma akan merepotkan dirimu sendiri kelak, tapi ju
Selena tidak akan pernah lupa dan tidak akan pernah memaafkan perbuatan Agatha. Tidak peduli apa yang dilakukan Harvey, Agatha telah mengambil kedua orang tuanya, terutama Ayahnya.Saat itu, Selena telah melakukan semua yang dia bisa untuk menyelamatkan ayahnya. Namun, Agatha malah membuatnya meninggalkan dunia ini.Mengapa orang jahat ini masih hidup di dunia ini?"Ibu." Terdengar suara seorang gadis kecil di telinganya. Selena menoleh dan melihat seorang gadis yang sangat mirip dengan Agatha, tetapi lebih pendek sedikit dari Harvest.Benar, Shearly adalah satu-satunya anak perempuan Kavin dan Agatha yang masih hidup.Sepertinya dia baru saja pulang dari sekolah. Dia masih mengenakan seragam sekolah swasta.Kalau bukan karena tiba-tiba melihat orang ini, Selena hampir lupa kalau orang ini masih hidup.Begitu melihatnya, mata Agatha langsung berbinar-binar. "Anakku, sini, kemarilah!"Mata Shearly sangat mirip dengan Kavin. Selena bisa melihat Agatha dan George melalui matanya.Jika dih
Meskipun Selena tahu hubungan mereka rumit, ketika dia mendengar putri orang lain memanggil Harvey dengan panggilan ayah, Selena tetap merasa sangat aneh.Mungkin inilah alasan kenapa Selena tidak bisa menerima Harvey sepenuhnya. Selama ini Harvey terlalu banyak melukai hati Selena.Selena sudah memaafkan Harvey, tetapi luka itu tetap membekas di hatinya. Kenangan buruk itu terus mengingatkan betapa menyedihkan kehidupan Selena dulu.Selain Agatha, Shearly, ada juga Lanny.Sebenarnya beberapa hari ini hubungan Selena dan Harvey mulai membaik, tetapi ketika Selena mendengar Shearly memanggil Harvey dengan panggilan ayah, Selena langsung kembali merasa kecewa."Ya, sepertinya hari ini tidak bisa," ujar Harvey dengan santai. "Hari ini aku lumayan sibuk. Aku akan datang menjemputmu jika kerjaanku sudah selesai. Kamu ingin makan malam di mana? Aku akan bantu kamu reservasi terlebih dahulu."Hal ini menunjukkan kalau Harvey tidak ingin lagi berhubungan dengan Agatha. Meskipun Harvey mau maka