Selena keluar dari ruangan dengan tenang dan bertemu dengan Pedro yang sedang beristirahat di lorong. Begitu melihat Selena, kedua matanya langsung terbuka dan menyapa, "Dokter Siska."Pedro adalah orang yang berpikiran sangat teliti, ditambah lagi dengan matanya yang hitam gelap seperti kolam tak berdasar, membuat Selena merasa kalau Pedro selalu memasang sikap waspada pada dirinya.Selena merasa sedikit panik, tetapi dia tetap menjaga ekspresi wajahnya agar tetap tenang dan berinisiatif menyapa lebih dulu, "Markus sedang tidur, jika boleh, biarkan dia istirahat sebentar.""Baiklah, Dokter Siska. Oh, bisakah Dokter membantuku memeriksa pinggangku? Sudah sehari ini pinggangku terasa sakit."Tidak ada dokter lain yang dibawa dalam perjalanan kali ini. Meski saat ini Selena sangat ingin pergi, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan Pedro. Dia takut kalau Pedro malah jadi curiga padanya.Baiklah, angkat bajumu supaya aku bisa memeriksanya dengan jelas.""Di sini bukan tempat yang pas, n
Selena tidak menerima pil itu dan berkata, "Apa kamu pikir dokter sepertiku akan sembarang meminum pil yang diberikan orang lain? Toh aku sendiri memang ingin pergi. Kalau kamu memang bisa membawaku keluar dari sini, aku malah akan berterima kasih padamu dan nggak akan melawan. Jadi obat ini sama sekali nggak perlu."Pedro terlihat makin muram. "Kamu nggak berhak memutuskan hal ini sendiri."Setelah berbicara seperti itu, Pedro berniat untuk memaksa Selena meminum pilnya. "Aku nggak mudah terayu dengan kecantikan perempuan. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan meminum pil ini supaya aku nggak merasa sakit."Pedro menekan Selena dan memegang pipi Selena kuat-kuat. Selena berusaha memberontak sekuat tenaga."Kak, apa kamu di dalam?" Terdengar suara Pasha dari luar pintu.Pedro menutup mulut Selena dengan tangannya, memaksanya untuk tidak mengeluarkan suara apa pun."Ya, kenapa?"Sebenarnya Selena membawa senjata di tubuhnya, tetapi dia tidak akan menggunakannya kecuali pada saat-saat tera
Pasha dan Pedro terlihat seperti si baik dan si jahat. Pasha adalah si baik, sedangkan Pedro bagaikan si jahat yang dipenuhi dengan aura kegelapan, orang jahat yang hanya muncul di dalam gelapnya malam.Sudah jelas Pasha tidak akan membiarkannya membunuh orang yang tidak bersalah. "Kak, kamu nggak punya bukti apa-apa yang menunjukkan kalau Dokter Siska memang salah. Coba jelaskan, mana ada mata-mata yang keahlian medisnya sangat bagus hingga membuat kepala rumah sakit jadi kagum padanya? Jangan lupa, dia adalah orang yang dibawa sendiri oleh bos, orang yang ingin kabur berkali-kali tapi dibawa kembali ke sini oleh bos! Tapi, cuma karena kamu menuduhnya tanpa sebab, kamu jadi ingin membunuhnya? Pernah nggak kamu berpikir seberapa marah bos kalau dia sudah bangun nanti?""Aku tahu bos akan marah dan bahkan menghukumku. Tapi aku nggak akan membiarkan begitu saja bahaya yang ada di depan mata. Kamu lah yang paling tahu bagaimana ceritanya hingga ada tanaman Nepenthes di tempat ini!"Selena
Markus yang masih belum siuman tiba-tiba jadi terbangun. Kepalanya masih terasa pusing.Jarum di kepalanya sudah dilepas, tetapi aroma kuat dari tanaman obat yang dibakar masih sangat menyengat dan membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Markus bangkit dan berjalan dengan terhuyung-huyung ke arah jendela dan membukanya. Angin dingin menerpanya dan meniup pergi aroma kuat itu tadi sehingga membuatnya merasa sedikit lega.Kepalanya masih merasa sedikit pusing. Dia menguap dan melihat ke sekeliling ruangan dan menyadari kalau Selena tidak ada di sana dari tadi.Wanita itu pergi lagi.Dia mengangkat tangan dan mencoba memijit-mijit hidungnya. Namun, dia langsung menyadari kalau cincin di jarinya hilang saat dia menunduk.Saat itu, Markus sudah hampir sadar sepenuhnya dan melihat ada selembar kertas diletakkan di atas meja dengan tulisan yang berkelok-kelok di atasnya."Tuan Markus, mulai sekarang jangan mudah percaya kepada seorang wanita. Upahnya sudah kuterima."Markus mengingat-ingat kem
Langkah buru-buru Selena langsung terhenti. Kakinya terasa seolah-olah membeku saat mendengar suara ledakan di kejauhan.Itu adalah suara peledak berukuran kecil, bukan suara tembakan pistol. Meski mereka berhasil menemukan Yohan, tetapi mustahil mereka menggunakan bom untuk menyerangnya.Hanya ada satu kemungkinan. Chip di dalam cincin itu diprogram untuk bisa meledak sendiri.Namun, hal ini sama sekali tidak ada di dalam berkas.Apakah Yohan tewas dalam ledakan?Selena menoleh dan berniat untuk pergi ke arah suara ledakan itu, tetapi langkahnya langsung terhenti dan berpikir. Jika dia kembali, maka dia akan terjatuh dalam perangkap dan dia akan langsung dibunuh jika berhasil ditangkap oleh Markus.Selena langsung memutuskan untuk berlari ke arah area tamu asing.Suara ledakan ini mengusik orang-orang yang ada di sana. Beberapa dari mereka keluar dari pemandian air panas untuk melihat apa yang terjadi.Selena juga sedang dihadang oleh seseorang. "Berhenti, silakan berbalik." Terdengar
Suara wanita yang begitu lembut dan manja itu bisa membuat seorang pria yang mendengarnya terpesona hingga tubuhnya menjadi lemas.Markus menatap ke depan dan samar-samar melihat seorang pria yang setengah wajahnya tertutup topeng sedang menindih seorang wanita di bawahnya di pinggir kolam yang berasap putih.Gaun bunganya terbuka, menampakkan leher dan bahu rampingnya, tetapi juga menutupi bagian penting tubuhnya dengan sempurna.Sepasang kaki putihnya yang panjang membelit pinggang pria di atasnya, sementara kedua tangannya diangkat hingga ke atas kepala.Bibir Harvey terbenam di leher wanita itu. Pemandangan ini terlihat sangat menggoda.Begitu mendengar suara pintu yang ditendang, wanita itu melihat ke arah pintu dengan ketakutan seperti seekor rusa kecil yang lemah.Pupil hitamnya yang cantik penuh dengan ketakutan. Dia terus bergerak masuk ke dalam pelukan Harvey. Harvey mengambili pakaian yang tercecer di lantai dan menutupkannya ke tubuh wanita itu.Meskipun hanya sekilas, Mark
Informasi tentang Selena sangat mudah ditemukan, sehingga semua masa lalunya langsung terungkap di depan Markus.Selena adalah putri Keluarga Bennett yang sanngat dimanja. Dia adalah seorang gadis yang snagat cerdas, tetapi putus sekolah karena seorang pria. Setelah menikah diam-diam selama beberapa tahun, hubungan mereka terus bermaslaah hingga akhirnya berakhir dengan perceraian.Beberapa tahun yang lalu dia divonis menderita kanker. Saat sedang sakit parah, dia dikabarkan menghilang tanpa jejak di Kota Arama. Ada yang bilang kalau dia sudah meninggal, ada juga yang bilang kalau dia menghilang dan ditinggal di hutan untuk dibiarkan mati secara perlahan-lahan.Selama tiga tahun terakhir ini, Harvey juga tidak pernah berhenti mencari. Markus sendiri juga pernah mendengar tentang ini sebelumnya.Hanya saja begitu Markus melihat wajah mantan istri Harvey untuk yang pertama kalinya, dia merasa sangat gemas dengan wajah cantiknya yang bagaikan bunga, membuatnya ingin meremasnya hingga hanc
Hujan deras turun semalaman. Pagi hari, ketika matahari baru mulai terbit, Harvey melihat sekilas wanita yang berada di dalam pelukannya. Harvey menarik selimut secara perlahan, alhasilnya terpampanglah tubuh wanita yang tidak tertutup sehelai benang apa pun dan tanda merah bekas gigitan Harvey pada tubuh wanita itu.Begitu Harvey terbangun, tidak lama kemudian Selena juga ikut terbangun. Selena menarik selimut untuk menutupi dadanya, kemudian melihat ke arah pria yang sedang merokok di halaman rumah sendirian.Selena memakai jubah mandi, berjalan ke arah Harvey dan memeluk leher Harvey dari belakang."Ada apa denganmu?"Harvey langsung mematikan rokoknya. Kemudian, dia menarik Selena ke dalam pelukannya dan bergumam, "Seli ... "Akhirnya Harvey merasakan apa yang dulu Selena rasakan. Perasaan antara memiliki dan takut kehilangan, seolah orang yang ada di depan matanya akan menghilang kapan saja.Jari-jari Harvey membelai wajah Selena dengan lembut seolah ingin mengukir wajah Selena di