Sesaat setelah melihat Selena, Hayden menjadi tegang, kemudian segera menenangkan diri.Dengan tangan yang sudah terulur, akan menjadi sangat mencurigakan apabila dia menariknya kembali sekarang. Karena itu, dia segera menenangkan pikirannya dan meletakkan tangannya secara alami di pundak Molin."Moli, ini Vanessa, dokter hebat itu. Walaupun masih muda, kemampuannya sangat hebat.""Aku bilang juga apa, Kakak itu adalah dokter hebat," ucap Molin sambil menatap Bibi Wulan dengan tatapan yang bersinar.Secara alami, Hayden pun memperkenalkan,"Vanessa, ini adikku, Molin. Aku benaran nggak sangka ternyata dokter hebat yang dia bilang itu kamu," jelasnya.Molin tahu bahwa memperkenalkan diri sebagai kekasih di hadapan orang lain akan menimbulkan masalah bagi Hayden, maka dari itu, dia menjawab dengan raut wajah yang sewajarnya, "Kak Hayden, ternyata kamu kenal dengan dokter hebat itu?""Iya.""Ternyata Anda Nona Aswin, kita memang berjodoh, ya," ujar Selena yang menahan keterkejutan dalam ta
"Adik saya punya fisik yang lemah, ditambah lagi dia suka dengan ketenangan, itulah sebabnya dia beristirahat di vila. Biasanya para pembantu berada di sini, saya sesekali kemari untuk melihat kondisinya. Tapi mendengar bahwa hari ini akan ada dokter hebat yang akan memeriksanya, saya sengaja datang karena khawatir dia akan kena tipu," jelas Hayden."Saya mengerti."Karena Selena masih memakai topeng, Hayden tidak bisa melihat raut wajahnya, setipis apa pun topeng itu, akan sangat sulit untuk melihat ekspresi aslinya.Hal ini membuat Hayden semakin ragu, dia bahkan curiga bahwa ini adalah perintah Pak Rudy."Ada apa? Apa ini ada hubungannya dengan penyakit adik saya?"Hayden menatapnya dengan sinis, dia jelas sedang menghina Selena karena menggunakan pemeriksaan sebagai alasan.Namun Selena menjawabnya dengan jujur, "Ada.""Saya juga ingin tahu dia bersama dengan siapa, dan ada hubungan apa hal ini dengan kehamilannya. Saya harap dokter bisa memberikan penjelasan yang jelas."Di sisi l
"Apa maksud Anda?" tanya Hayden dengan serius.Usai melihat sekilas pembantu di sekitarnya, Selena berkata, "Tuan Hayden, apa kita bisa bicara berdua sebentar?""Ikut saya."Molin juga hendak mengikutinya, namun karena Hayden tidak tahu apakah dia akan memberikan tekanan pada dirinya, dia menyuruh Molin untuk beristirahat di lantai bawah.Selena mengikutinya ke ruang baca, kemudian pintu dikunci.Saat sekitarnya sepi, Hayden berterus terang, "Nona Selena sudah susah payah mendekati adik saya, sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan? Sekalipun Anda dan saya berselisih, Anda bisa menyerang saya secara langsung. Adik saya tidak tahu apa-apa di sini, dan hal ini tidak ada hubungannya dengan dia, jadi jika Anda berani menyentuhnya, saya ... "Sambil menodong kepala Selena dengan pistol, Hayden melanjutkan dengan dingin, "Saya akan membuat Anda menyesal hidup di dunia ini."Sementara itu, Selena yang terlihat jauh lebih tenang berkata, "Tuan Hayden, bila saya menjadi Anda, saya tidak akan sei
Sambil mengepalkan tangannya, Hayden memukul meja dengan keras, ekspresinya sangat muram, "Siapa orang yang sejahat itu sampai tega meracuni anak sekecil itu?" ujarnya."Mungkin itu ada kaitannya dengan keluarga aslinya. Dia beruntung sekali, jika dia diracuni selama setahun atau lebih, mungkin dia sudah tiada.""Tidak lama setelah dia diadopsi, dia sering sakit-sakitan dan dirawat di ICU beberapa kali, tubuhnya sangat rapuh seperti kertas."Mengingat saat-saat itu, Hayden merasa sangat sedih, "Tapi dia nurut sekali, dia tidak pernah mengeluh dengan kondisi tubuhnya," jelasnya.Mengatakannya, tiba-tiba Hayden tersadar, untuk apa dia mengatakan hal ini pada Selena! Hampir saja terbongkar.Untungnya Selena tidak terlalu memikirkannya, perhatiannya tertuju pada latar belakang Molin, "Anda adalah Kakak yang baik," ucapnya.Kemudian, Hayden segera mengubah topik pembicaraan, "Bila memang benar dia keracunan seperti yang Anda katakan, apa Anda bisa menawar racunnya?" tanyanya.Selena menggel
Hayden terlihat kesulitan mengungkapkannya, "Anak ini adalah sebuah 'kecelakaan', Ayahnya sudah meninggal, saya menggantikan figur Ayahnya. Selama ini sayalah yang merawat Molin, saya bisa mengantikannya untuk mengambil keputusan," jelasnya.Konon, putri angkat ini belum menikah. Melihat sikap Hayden yang ragu-ragu dan enggan mengatakan banyak hal, kemungkinan karena dia ingin melindungi reputasi adiknya.Sesama perempuan, Selena bisa memahami hal itu. Dia pernah mengalami hal yang serupa, dia juga ingin membantunya, jadi dia tidak terlalu memikirkan masalah ini."Baiklah, saya bisa lihat bahwa Nona Molin adalah orang yang lembut dan baik hati, dia pasti sangat menyayangi anak ini. Saya serahkan masalah anak ini pada Anda. Apabila kalian memutuskan untuk menggugurkannya, Anda bisa menghubungi saya untuk menjalani proses perawatan setelah masa nifas selesai. Jika proses perawatannya berjalan lancar, mungkin dia masih bisa hamil kembali.""Benarkah?""Saya tidak berani janji, saya hanya
Selena menggeleng-geleng, menyingkirkan khayalan yang ada dalam benaknya.Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan tindakan itu. Tubuh Molin yang lemah membuat orang merasa kasihan, sementara Hayden yang menyaksikannya tumbuh dewasa, sejak lama sudah menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri.Ini sama halnya dengan hubungan Arya dan dirinya, biarpun tidak ada hubungan darah, mereka lebih dekat daripada hubungan biologis. Kenapa dirinya malah memikirkan hubungan mereka dengan pemikiran yang kotor seperti itu?Selena meninggalkan kediaman keluarga Aswin. Angin dingin yang menusuk bertiup, dia masuk ke dalam mobil, menyalakan pemanas, dan perlahan embun-embun pada kaca segera menghilang, kemudian dia mengusap-usap tangannya dan menginjak pedal gas.Di kota yang asing namun familier ini, dia merasa kesepian saat menyetir, mungkin karena terpengaruh oleh kehidupan Molin yang menyedihkan.Anak-anaknya tidak ada di sisinya, Arya juga sudah lama meninggal, bahkan sahabat satu-satunya juga tid
Dengan lengannya yang panjang, Harvey mendekapnya erat dalam pelukannya, menghilangkan rasa dingin dari tubuhnya.Sementara itu, Selena membenamkan kepalanya di dada Harvey dengan patuh, tangannya melingkari pinggangnya yang ramping, "Jangan bergerak, biarkan aku memelukmu," ujarnya.Selama bertahun-tahun, dia sering merasa kesepian, tidak memiliki siapa-siapa, menjalani kehidupan sendirian.Dia ibarat burung yang tidak kenal lelah, yang juga ingin mencari tempat untuk beristirahat sejenak."Baiklah," kata Harvey yang mengikuti perkataan Selena sambil memeluknya dengan tenang di tengah cahaya bintang yang redup.Mengenal Selena begitu lama membuat Harvey tahu betul kepribadiannya, "Seli, aku di sini," katanya dengan suara lembut.Selena mendengar degup jantung Harvey yang kencang untuk waktu yang lama. Setelah tubuhnya berkeringat akibat pengaruh dari pemanas, barulah dia melepaskan Harvey.Kemudian, Harvey pun bertanya, "Apa kamu sudah merasa lebih baik?""Aku sudah merasa jauh lebih
Merasa terganggu dengan tindakan pria itu, Selena menggerutu, "Nggak usah aneh-aneh."Sementara itu, Harvey menggulung ujung piyama Selena, lalu memasukkan kepalanya, "Uruslah bagianmu, aku akan mengurus bagianku," ucapnya yang terdengar sumbang dari bawah baju yang longgar.Selena terdiam.Dulu Harvey memiliki sikap yang sangat dingin dan menjaga jarak, tetapi kini sikapnya berubah menjadi sangat menuntut.Dengan tubuhnya yang sedikit membungkuk, Selena bisa melihat ke dalam.Di tengah cahaya biru yang berkedip-kedip di layar, leher Selena terangkat tinggi, dan sebuah bantal empuk disampirkan di pinggangnya oleh Harvey.Pakaiannya tergulung hingga ke dada, memperlihatkan perut kecilnya yang rata."Seli ... ," bisik Harvey tanpa sadar.Kejadian ini berakhir di tengah malam, film sudah selesai sejak tadi, Selena terbaring lemas di dadanya, enggan bergerak.Harvey mencium keningnya dan berkata, "Aku gendong kembali ke kamar, ya."Melihat pakaian yang berserakan di bawah sofa, wajah Selen