"Siapa kamu sebenarnya? Kakek, aku nggak mau diobati olehnya."Agatha merasa ketakutan. Dia bahkan melihat kebencian wanita ini terhadap dirinya dan bayangan Selena dari wanita ini.Tidak pernah ada kabar tentang Selena lagi setelah dia pergi. Ada yang bilang kalau dia sudah meninggal.Di mana pun dia berada sekarang, dia pasti tidak mungkin berwajah seperti sekarang, 'kan?Selena terlihat tenang. "Saya hanya memberikan sedikit pendapat dari percakapan Nona Agatha dan Tuan Harvey tadi. Kenapa Nona Agatha secemas ini? Apa Nona benar-benar melakukan sesuatu yang tidak pantas?"Agatha pasti akan masuk ke lapisan neraka yang terdalam karena sudah membunuh kedua orang tuanya."Agatha, jangan terlalu sensitif gitu. Jadwal dokter sangat padat. Kita bisa memanggilnya ke sini setelah berusaha keras untuk menghubunginya. Jangan terlalu banyak dipikirin. Kalau sakit, tahanlah. Kamu harus menahannya biar kamu bisa berdiri lagi.""Aku harus menahannya sampai kapan?""Perawatan selama tiga bulan, ta
Bryan yang selama ini tidak pernah terlihat adalah yang paling misterius di antara mereka. Pandangan Selena jatuh ke wajah Bryan. "Saya bukan orang Kota Arama. Sepertinya ini tidak ada hubungannya dengan Tuan Bryan."Pada awalnya, Selena sengaja menciptakan citra dirinya sebagai orang yang sulit didekati dan sulit diajak berinteraksi.Hal ini mencegahnya dari keharusan berhubungan dengan orang lain dan meninggalkan kesan pemarah.Namun, yang meminta tolong bukanlah dia, jadi kenapa dia harus peduli dengan pemikiran mereka?Bryan tersenyum canggung. "Ya, tapi kita masih akan bertemu selama tiga bulan, jadi aku ingin mengenal Vanessa lebih baik untuk bisa menjadi teman.""Sepertinya Tuan Bryan salah paham. Saya datang untuk memeriksa, bukan untuk mencari teman."Kata-kata Selena bisa dianggap sangat mempermalukan Bryan. Bagaimanapun juga, Keluarga Wilson adalah keluarga kaya raya. Atas hak apa seorang dokter sepertinya mengatakan hal seperti itu?Ternyata mulut wanita ini seperti itu ter
Dia tiba-tiba sedikit memahami Harvey. Sahabat terbaiknya sejak kecil meninggal dan meninggalkan keinginan terakhirnya agar dia menjaga Agatha.Namun, Agatha bukanlah orang yang baik hati. Selena memikirkannya dengan saksama. Mungkin dia sendiri tidak bisa melakukannya lebih baik daripada Harvey.Kalau Agatha tidak membuat Harvey kehilangan kesabarannya, mana mungkin Harvey akan bersikap dingin padanya?Saat mendengar nama ini, Harvey mencibir, "Aku merasa muak saat mendengar nama ini keluar dari mulutmu. Yang berbuat baik padaku itu Kavin, bukan kamu, Agatha. Semua kebaikannya sudah habis digunakan olehmu."Dia menatap mata Agatha. "Sejak hari kamu mendorong Seli dari kapal pesiar, kamu sudah pantas mati!"Setelah dia selesai mengatakan itu, Chandra menutup jendela mobil lalu menekan pedal gas.Agatha melompat ke depan dengan sekuat tenaga dan jatuh ke atas salju. Dia mengulurkan tangannya untuk meminta Harvey berhenti. "Harvey, jangan tinggalkan aku! Aku mohon! Aku tahu aku salah, ak
Mobil tidak pulang ke rumah, tetapi pergi ke sebuah hotel.Begitu mereka naik lift, Selena bertanya, "Kenapa kamu membawaku ke tempat seperti ini?"Harvey menggaruk hidungnya. "Waktu yang aku habiskan bersamamu dulu terlalu sedikit. Meski kita sudah menikah, kita nggak terlihat seperti sepasang kekasih biasa. Aku ingin melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan bersama, Seli."Cahaya yang berkilauan turun dari atas kepala dan jatuh ke mata lembut Harvey. Jantung Selena berdebar setelah mendengarnya.Sepertinya Harvey berubah.Setelah itu, Selena melihat Harvey membungkuk dan berkata dengan lembut di telinganya, "Bukannya bakal lebih seru kalau kita lakuin di lantai seratus?"Selena kehilangan kata-kata.Pria mesum ini.Harvey menariknya keluar dari pintu lift dengan tidak tahu malu.Pintu lift terbuka dan Selena didorong masuk ke kamar.Begitu masuk, Selena terkejut dengan segala sesuatu yang ada di depan matanya.Seluruh suite dihias dengan mawar dan karpetnya juga ditutupi deng
Matahari belum terbit, tetapi ponsel Harvey terus bergetar. Dia ingin mematikannya dan tidur lagi, tetapi ternyata itu panggilan dari Afraska.Afraska tidak akan menghubunginya kalau tidak ada hal yang penting."Paman Afraska, ada apa?" Harvey melirik orang yang ada di pelukannya. Dia sengaja memelankan suaranya agar tidak mengganggu Selena."Orang itu terluka."Rasa kantuk Harvey langsung menghilang. "Kapan dia terluka? Kenapa aku nggak dapat kabar?""Setengah jam yang lalu. Sekarang orang di atas mendesakku untuk memberikan berita.""Aku akan segera ke sana."Harvey menutup teleponnya, menatap Selena yang baru saja bangun dari pelukannya, mencium bibirnya, dan berkata, "Maaf, Seli, ada urusan yang harus kutangani."Selena tahu kalau Harvey selalu sibuk dengan urusannya, jadi dia mengangguk dan tidur lagi.Melihat sikapnya yang cuek, Harvey tidak tahu harus tertawa atau menangis.Kalau dulu saat fajar dia harus pergi, Selena pasti tidak bisa tidur, segera bangun dan mengantarnya pergi
Saat Harvey tiba di rumah sakit, wajah Afraska terlihat sangat muram."Paman Afraska, gimana kondisinya?"Afraska menggelengkan kepalanya, "Kondisinya nggak bagus. Semua dokter terbaik sudah pergi ke sana, tapi peluru itu tepat mengenai bagian atas jantung Pak Rudy, dan posisinya terlalu berbahaya. Kalau sekarang nggak diambil, dia masih bisa bernapas, tapi kalau pengambilannya gagal, dia akan mati di tempat. Dia bahkan sudah pingsan sekarang.""Siapa yang akan melakukan operasinya?""Itu masih belum ditentukan. Yang terpenting sekarang adalah menjaga nyawa Pak Rudy. Barusan Hayden juga datang.""Hayden nggak akan bisa menemui guru dalam keadaan seperti ini." Harvey mendengkus dingin."Benar, aku ingin memberitahumu satu hal. Masih ada satu orang yang bisa melakukan operasi ini di dunia ini. Kamu harus menemukannya sebelum Hayden dan menyelamatkan Pak Rudy. Ini akan sangat menguntungkan kampanyemu.""Siapa?""Fred, si dokter legendaris."Harvey mengerutkan keningnya. "Bukannya dia suda
Wajah Chandra berseri-seri. "Benar, kita hampir lupa dengan nyonya. Operasi jantung yang dilakukannya tahun lalu masih dipuji oleh orang-orang, jadi meski Hayden sudah menemukan Dokter Fred, kita masih punya peluang untuk menang.""Kalau Hayden sudah bersiap duluan, Dokter Fred pasti ada di tangannya sekarang. Dia pasti nggak akan langsung mengeluarkan kartu asnya biar nggak dicurigai dan akan membawa Dokter Fred besok pagi.""Kalau gitu, cepat cari nyonya, Tuan Harvey. Kami akan membuat perbedaan waktu."Harvey pergi ke hotel. Selena mungkin masih tidur di jam segini.Sesampainya di kamar, dia tidak melihat seorang pun di dalam kamar. Tidak ada jejak Selena sama sekali!Bahkan masih ada jejak malam bergairah mereka semalam di dalam kamar.Ada yang aneh.Dengan kepribadian Selena, walau dia harus pergi, dia tidak akan membiarkan pakaiannya berserakan di lantai. Dia pasti akan merapikan semuanya sebelum pergi.Hanya ada satu kemungkinan, dia pergi dengan sangat terburu-buru.Harvey mene
Siapa yang datang di saat seperti ini?Dia tidak punya teman di Kota Arama, apalagi memesan makanan atau paket.Setelah membuka ponselnya, Selena melihat wajah yang akrab.Itu Harvey.Apa dia punya hidung kucing makanya bisa menemukan tempat ini?"Kak, Harvey datang. Aku keluar sebentar, ya.""Oke."Mereka sudah membuat kesepakatan sebelumnya. Tentu saja Harvey tidak mungkin datang ke sini hanya untuk urusan itu. Sesuatu pasti terjadi padanya.Bagaimanapun juga, Harvey tidak akan menyakiti dirinya. Dia akan tahu begitu menemuinya,Selena membuka pintu. "Kenapa kamu ... "Sebelum Selena selesai bicara, Harvey langsung memeluknya dengan erat. Pelukan hangat pria itu membuat Selena agak terkejut. "Kamu salah minum obat, ya?""Seli, syukurlah kamu baik-baik saja. Ponselmu mati, jadi aku mencarimu sepanjang hari."Selena tiba-tiba menyadari kalau dia mematikan ponsel yang dia gunakan untuk menghubungi Harvey saat sedang melakukan operasi karena takut terganggu."Itu ... Aku cuma menghilang