Share

Sekeping Masa Lalu

Penulis: Yani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 20:48:25

“Istri sialan! Mati kau ke neraka!”

Plak. Ringan sekali Robin melayangkan tamparannya. Wajah Lucy sampai terlempar ke samping, sudut bibirnya sudah robek dan terluka dengan cukup parah. Entah sudah keberapa kali tamparan itu didapatkannya, Lucy tidak bisa melawan. Lebih tepatnya tidak akan melawan. Karena dia sadar dirinyalah yang bersalah di sini. Dia yang mematik api lebih dulu.

“Robin, maafkan aku.”

“Maaf? Maaf setelah kamu melakukan sejauh ini?” Robin menatap sengit pada wanita di bawahnya. Tatapannya sungguh bengis, kedua tangannya mengepal. Rasanya tak puas hanya menampar wanita itu. Setiap hari emosinya tidak pernah reda.

Lucy masih bersimpuh di kaki sang suami, memeluknya dengan erat. Tatapannya memohon belas kasih yang tidak akan pernah ada lagi. Robin seakan manusia tanpa hati. Lantaran hatinya pun terkikis oleh penghianatan orang yang dicintainya.

&l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Antara Dendam dan Cinta   Permainan Takdir

    Sesuai dengan kesepakatan mereka. Pagi setelah sarapan, mereka akan menjemput sang ayah di bandara. Mulan terpaksa satu mobil dengan Juan lantaran Julian dan Joe sudah tiba lebih dulu di sana.Sepanjang perjalanan, tidak ada satupun yang membuka mulut. Juan masih kesal dengan kepergian sang adik yang tak meminta izinnya. Padahal dia sangat panik di rumah saat mendapat kabar dari Bruce. Pengawal itu mengaku ditipu habis-habisan. Juan jadi berpikir, sejak kapan sang adik pintar berbohong? Apalagi Bruce sangat pintar, kenapa sampai bisa ditipu? Dia bahkan melampiaskan amarahnya pada Bruce, memukuli pengawal yang tidak becus menjaga sang adik.Sedangkan Mulan sejak tadi berkali-kali mencuri pandang ke arah Juan. Dia melirik pria itu dengan penuh penilaian. Memang dari ketiga pria itu, Juan memiliki tubuh yang lebih matang dan mempesona. Diam saja sudah mampu memikat banyak perempuan dengan tatapannya. Mata biru safir dengan wajah tampan. Mulan bahkan tidak menyangkal sempa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Antara Dendam dan Cinta   Luka yang Harus Terbalas

    Mulan makin pias saat lelaki itu melangkah lebar, mempersempit jarak mereka hingga tanpa aba-aba tubuhnya tertarik dalam sebuah pelukan yang sangat erat. Tubuhnya mematung, Mulan seakan kehilangan kinerja sarafnya, Mulan merasa lumpuh total. Kedua tangannya terkulai, tak bertenaga untuk membalas pelukan yang sarat akan kerinduan tersebut.Kriss Walter, lelaki paruh baya yang hampir menginjak setengah abad. Usianya memang sudah cukup tua, tapi kewibawaan dan gurat ketampanannya belum juga luntur. Merasakan pelukannya tidak terbalas, Kriss merenggangkannya. Dia menatap gadis yang dikiranya adalah Maya Walter, si bungsu yang paling dimanjanya. Tatapannya sangat lekat dan penuh rasa khawatir. Dia menangkup kedua pipi itu dengan lembut.“Hey, kamu tidak apa-apa, Sayang?” tanyanya, penuh dengan kekhawatiran.Mulan berusaha mengumpulkan kesadarannya. Dia memaksakan senyum di bibirnya yang pucat. Dengan tak ketara, dia mundur selangkah, seraya membebaskan wa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Antara Dendam dan Cinta   Khawatir

    “Anak tidak tahu diri. Harusnya kamu mati saja!” maki Robin dengan tangan yang tak berhenti mengayunkan ikat pinggannya. Bunyinya cukup nyaring, saling berlomba dengan teriakan Mulan yang kesakitan.“Ampun, Papa, sakit,” ringis Mulan, sesegukan dengan tubuh yang bergetar hebat,Robin seakan tuli. Dia tetap memecut bocah yang terus meringkuk, berusaha menghindar yang tidak dibiarkannya begitu saja. Bara api seakan berkobar di kedua mata tajamnya. Tidak ada belas kasihan sediki pun.Padahal bocah itu tidak melakukan kesalahan fatal. Hanya kasalahan anak kecil yang tidak sengaja menabraknya hingga gelas kopinya jatuh, isinya tumpah dengan gelas yang pecah. Mulan sudah menunduk ketakutan, sadar sedikit kesalahannya akan membuat murka lelaki itu. Dan benar saja, Robin membuka ikat pinggangnya dan memburu Mulan dengan lecutan keras. Jangan bilang Mulan hanya diam saja. Dia sempat melarikan diri, menghindari kemarahan sang ayah yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Antara Dendam dan Cinta   Andai Bukan Saudara

    Juan tidak tahu apa yang salah dengan otaknya. Bisa-bisanya dia membiarkan perempuan tidur di ranjang yang sama dengannya. Bahkan terlelap dan memeluknya dengan sangat erat. Dia bahkan bisa merasakan napas teratur yang menggelitik tengkuknya.Juan lelaki normal. Dipeluk seerat ini jelas menjadi siksaan terberat baginya. Dia tidak bisa sedikitpun terlelap atau memejamkan mata barang sebentar saja. Bahkan sepanjang malam yang dilakukannya hanya menatap langit-langit kamar, seakan menghitung domba-domba yang terlelap. Namun percuma, keberadaan perempuan itu jelas mengusiknya. Padahal dulu, dia tidak masalah seranjang dengan Maya, bahkan mereka sering tidur seperti ini.Hingga matahari masuk lewat sela-sela jendela kaca, matanya masih terbuka lebar. Rasa kantuk yang semalam ditahan, mulai menyerang di pagi ini. Namun Juan memilih diam, seperti patung yang kaku. Dia tidak bisa bergerak sekecil apa pun. Takut-takut perempuan dalam pelukannya terbangun.Ralat, sebenarn

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Antara Dendam dan Cinta   Penguntit!

    Tidak sulit berkerja sebagai pelayan di sini. Maya hanya perlu mengantar minuman di meja-meja pengunjung dan kembali ke bartender yang sedang meracik. Seperti itu berulang kali. Rasanya dia akan betah berkerja di sini. Tidak sulit, meski dia akan pulang larut bahkan menjelang pagi. Maya bisa istirahat di siang harinya.Maya tersenyum melihat lautan manusia yang sedang bersenang-senang. Bahkan tatapannya sering menangkap beberapa pasangan yang sedang make out. Sepertinya tidak ada rasa malu atau canggung di sini. Tanpa sadar, Maya mengulum senyum. Dia menyentuh bibirnya sendiri, membayangkan berada di posisi itu dengan Juan.‘Kenapa ingat dia lagi,’ rutuknya pada diri sendiri. Tidak mudah menghilangkan bayangan pria yang dicintainya. Maya seakan terkurung dalam perasaan dan ambisinya.“Kamu ingin juga?” tanya si bartender dengan senyum jail.Maya menoleh, menautkan alisnya dengan ekspresi bingung. Si bartender menu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Antara Dendam dan Cinta   Bukan Pengawal Biasa

    Pagi sekali Maya sudah berada di seberang jalan, tepat berhadapan dengan sebuah bangunan megah bergaya Eropa. Dia memakai topi dan menggelung rambutnya ke dalam. Sengaja melakukan penyamaran agar tidak ada yang mencurigai keberadaannnya. Meski kantuk masih menyerang, mengingat baru tiga jam yang lalu dia pulang da tidur hanya satu jam. Rekor baru untuknya yang terbiasa tidur dengan waktu yang lama.Maya makin menekan topinya saat melihat beberapa pengawal menatap ke arahnya. Dia pura-pura menatap ponsel, memencet asal, dan melakukan panggilan yang sebenarnya hanya alibi saja. Anggap saja dia nekad, tapi rasa rindu pada ayahnya sangat besar.Sudah dua hari sang ayah pulang dan hari ini Maya menyempatkan melihat keadaan ayahnya. Meski dia hanya bisa melihatnya dari jauh, Maya harus cukup berpuas diri. Setidaknya bisa mengobati sedikit rasa rindunya. Dia dengan sabar menunggu, berdiri dan melakukan aktivitas sembarangan agar tidak menarik perhatian para pengawal.L

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Antara Dendam dan Cinta   Menyusun Rencana 1

    Di dalam mobil, Mulan mengulum senyumnya. Berkali-kali mencuri pandang pada pria yang sangat fokus menyetir di sampingnya. Setelah adegan pemaksaan yang dilakukan Mulan, akhirnya Juan pasrah dan membiarkannya ikut ke kantor. Padahal Kriss sudah memintanya menatap di rumah dengan alasan melepas rindu. Namun siapa yang mau. Mulan malah terkesan menjaga jarak, meski tidak ketara. Mulan lebih memilih merengek agar Juan membawanya pergi. Dia juga suntuk terlalu lama di rumah. “Nanti saat saya meeting, lebih baik kamu di dalam. Jangan keluar bila tidak ada saya.” Mulan hanya mengangguk saja. Juan menoleh sebentar. “Kamu dengar, kan?” “Iya.” “Kenapa tidak jawab?” Mulan memutar matanya malas. Ini sikap yang tidak disukainya. “Aku dengar. Dua telingaku berfungsi dengan baik.” “Bagus. Dan jangan cari masalah di sana.” Entah sudah berapa kali Juan mewanti-wanti Mulan hingga rasanya Mulan ingin menyumpal bibir pria itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Antara Dendam dan Cinta   Tekad Dari Rencana

    Selagi menunggu kedatangan Juan, Mulan memilih mengamati ruang kerja pria itu. Mumpung pemiliknya sedang rapat di luar dan dengan tega meninggalkannya di sini, sendirian. Catat, bahkan Juan menguncinya dari luar. Seakan tidak membiarkannya kabur atau membuat masalah di luar sana.Mulan tentu protes. Berkali-kali berteriak minta tolong dari orang di luar sana. Namun perlu diingatkan, semua ruangan di kantor ini kedap suara. Mau sekencang apa pun dia berteriak, mereka di luar tidak akan mendengar. Lebih-lebih tak ada yang mau ikut campur masalah atasan mereka yang cukup disegani. Bisa saja mereka langsung dipecat bila membuka pintu ruangan dan membebaskan tahanan di dalamnya. “Sialan!” umpat Mulan kesal. Dia menendang pintu dengan keras, yang malah membuat ujung kakinya sakit. “double shit! Sakit,” rintihnya.Sedikit tertatih menuju meja kerja pria itu. Daripada duduk di sofa, Mulan memilih meja kerja yang tampak sangat rapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15

Bab terbaru

  • Antara Dendam dan Cinta   Pergi

    Maya menatap minumannya dengan tatapan kosong. Tangannya menari di sekitar pinggiran gelas yang masih penuh. Baru seteguk, dan dia sudah merasa tidak berselera.Lagi, Maya beralih menatap sekitar, melihat hilir mudik orang-orang dengan koper besarnya. Suara mendayu resepsionis yang memberitahukan penerbangan menjadi pengisi suasana malam ini. Dirinya hanya duduk dan menikmati semua yang tertangkap matanya.Ya, Maya sudah membulatkan tekadnya untuk mengikuti Bruce ke Inggris. Selain untuk memulai hidup baru, tidak salahnya juga dia bersama pria itu. Sudah terbukti, hanya Bruce yang bisa menjaganya dan memberi rasa aman. Pria itu seakan menjamin sesuatu yang Maya cari; tempat berpulang.Keluarganya pun tidak ada yang melarang. Mereka seakan memasrahkan dirinya pada Bruce. Bahkan ayahnya berharap dirinya mau membuka hati segera. Kriss selalu menegaskan bahwa apa yang Bruce lakukan sejak dulu adalah ketulusan, bukti kesungguhan pria itu padanya. Maya hanya menjawab dengan senyuman kaku.D

  • Antara Dendam dan Cinta   Bisakah Berbaikan?

    Sedangkan di kamarnya, Mulan juga tak kalah sedih. Meski awalnya dia berusaha kuat, berpura-pura tidak peduli. Nyatanya dia sangat terpukul dengan kepergian Maya. Ada semacam beban di hatinya yang tidak terangkat, dan malah membuatnya terluka dari dalam. Bahkan mereka belum berbaikan. Mereka masih terlibat banyak masalah dan belum diselesaikan. Keduanya memiliki ego yang sama-sama tinggi tanpa ada satupun yang berniat mengalah."Sayang, jangan terlalu bersedih. Ingat anak kita," bujuk Juan yang mulai cemas dengan keadaan Mulan. Apalagi perempuan itu sampai terisak keras, bahunya bahkan bergetar hebat. Juan mulai khawatir berlebihan. Dia bukannya tidak ingin memahami kesedihan Mulan, tapi dia tidak ingin kesedihan wanita itu malah berakibat fatal pada calon buah hati mereka. "Aku hanya merasa bersalah pada Maya. Bagaimanapun secara tidak langsung aku yang sudah membuat hidupnya hancur. Andai dulu kami tidak pernah bertemu, mungkin Maya masih hidup bahagia. Maya tidak akan mengalami k

  • Antara Dendam dan Cinta   Pergilah, Sayang

    Saat mendengar Kriss sudah pulang, Bruce segera menemui lelaki itu di ruang kerjanya. Setibanya di sana ternyata sudah ada Juan yang tengah berbincang dengan Kriss."Ada apa?" Kriss langsung bertanya dengan sebelah alis yang dinaikkan.Bruce menatap Juan sekilas sebelum memusatkan pandangannya pada Kriss. "Saya akan membawa Maya segera," katanya mantap.Kriss dan Juan yang mendengarnya menampilkan ekspresi berbeda. Mereka menatap Bruce yang tampaknya tak masalah dengan pandangan mereka."Kenapa cepat sekali?" tanya Kriss yang masih belum rela jika Maya pergi. Padahal baru beberapa waktu mereka berkumpul, dan sekarang sudah ada yang harus pergi lagi."Ini demi kesehatan Maya juga. Dia membutuhkan tempat dan suasana baru untuk kesehatannya. Di sini dia selalu merasa tertekan dan itu tidak baik untuk kesehatan bayinya.""Tunggu! Apa yang kamu bicarak

  • Antara Dendam dan Cinta   Mari Bersama

    Dengan telaten, Bruce menguapi Maya. Bubur yang awalnya ditolak mentah kini sudah habis tanpa sisa. Lelaki itu tersenyum tipis, merasa bangga karena berhasil membujuk wanita itu. Setelah selesai, beberapa pelayan masuk dan mengambil piring kotor. Sementara Bruce membantu Maya minum."Sudah?" tanyanya dengan suara yang berusaha lembut. Meski Bruce merasa geli sendiri. Dia tidak terbiasa bersikap demikian, tapi demi Maya, dia akan belajar.Maya mengangguk pelan. Dia membetulkan posisi bersandarnya yang langsung dibantu oleh Bruce. Lelaki itu sangat sigap dan teliti pada hal kecil yang Maya butuhkan."Sudah nyaman, kan?""Iya."Setelah itu kepada hening. Maya hanya diam dengan tatapan lurus ke arah tembok. Suasana yang terlalu hening membuat keduanya mendengar deru napas masing-masing. Maya tidak berani menoleh saat merasakan tatapan intens dari sampingnya. D

  • Antara Dendam dan Cinta   Kegalauan Maya

    Dengan sekali dobrak, Bruce berhasil masuk. Dia langsung berlari ke dalam dan mencari keberadaan Maya. Ranjang dalam keadaan kosong, langkah kakinya makin terburu. Kali ini dia masuk ke dalam kamar mandi. Tanpa permisi membukanya dan menemukan Maya yang tergeletak di sana. Bruce melotot kaget.“Maya!” serunya dan segera berjongkok di dekat wanita itu. Wajah wanita itu pucat dengan penampilan yang basah kuyub. Entah berapa lama wanita itu berada dalam keadaan tersebut.Maya masih setengah sadar. Dia menatap Bruce dengan sayu dan tak bertenaga. “Bruce?” panggilnya dengn suara lirih.“Maya, kamu bisa mendengar saya?”Maya mengangguk lemah. Bruce segera membopong wanita itu keluar dari sana. Dia membawa Maya ke ranjang dan meletakkannya dengan hati-hati. Setelah itu dia mencari baju hangat untuk wanita itu dan memakaikannya tanppa malu. Beruntung Maya tidak melakukan pemberontakan. Mungkin karena tenaganya sudah sangat lema

  • Antara Dendam dan Cinta   Kecemasan Semua Orang

    Maya mengurung diri. Sejak pertengkarannya dengan Juan, wanita itu menolak orang yang ingin menjenguknya. Bahkan dengan sengaja mengunci pintu dan menutup semua akses masuk ke kamarnya. Makannya bahkan tidak teratur, Maya seakan tidak memikirkan kandungannya. Semua orang khawatir, tidak terkecuali Mulan dan Juan. Keduanya cemas dan merasa bersalah. “Jadi, bagaimana ini?” Mulan bergerak gelisah. Dia terus menatap ke arah kamar yang masih tertutup rapat. Juan segera merengkuh Mulan dan memeluknya dengan erat. “Jangan berdiri terus. Tidak baik pada baby kita,” tegurnya dan menggiring Mulan agar kembali duduk di sofa panjang bersama yang lain. Julian dan Joe pun hanya bisa diam tanpa tahu harus melakukan apa. Mereka sudah bergantian membujuk Maya, meminta wanita itu membuka pintu dan menyelesaikan masalah baik-baik. Namun bukannya menurut, Maya malah berteriak dan marah pada mereka. Empat orang di ruang tengah itu duduk dengan pikiran masing-masi

  • Antara Dendam dan Cinta   Nasehat Joe

    “Ada apa?” tanya Juan tak mau basa-basi.Kini mereka berada di ruang pribadi Joe. Ruangan yang berada di paling ujung dan tersendiri. Tempat yang biasanya digunakan hanya untuk sekadar berdiam dan menenangkan pikiran. Tidak banyak yang menginjakkan kaki di sini, karena sejak awal pun, Joe sudah memberi larangan keras.“Setelah kamu tahu semuanya, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Joe dengan tatapan lurus pada sang kakak. Dia mengamati bagaimana setiap eskpresi lelaki itu yang tampak bingung dan frutasi sendiri. Kurang lebihnya, dia tahu apa yang dirasakan lelaki di depannya ini.Juan menarik napas panjangnya sebelum menjawab. “Yang jelas aku harus bertanggung jawab pada Mulan. Karena bayi dalam kandungannya adalah milikku,” jawabnya tegas.“Lalu Maya?”Kali ini Juan membalas tatapan Joe dengan lebih rumit. Tentang Maya, jelas dia belum berpikir lebih.“Kamu tahu kan dia juga sedang menga

  • Antara Dendam dan Cinta   Wanita Sebenarnya

    Kali ini Juan bangun lebih dulu. Dia merasakan sebuah beban di dadanya. Sata dia menoleh, seulas senyum terbit di pagi ini melihat siapa yang tengah memeluknya dengan erat, tak lupa kepala yang bersandar di dadanya.Jika kemarin dia sempat kecolongan, saat ini dia sengaja terbangun lebih dulu. Sekadar memastikan bahwa wanita itu tidak pergi seperti sebelumnya. Masih di sisinya, masih berada dalam pelukannya. Juan tidak akan membiarkannya lepas meski hanya sedetik pun. Mengingat dari pengalaman, wanita-wanita di sekitarnya terlalu cerdik membuat bualan yang membuatnya bingung sendiri.Saat ini Juan sudah tidak lagi bimbang. Dia sudah mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya kemarin. Tentang perasaannya yang dipermainkan sedemikian rupa. Semalam adalah buktinya. Rasa wanita itu tidak pernah berubah. Masih sama, nikmat dan panas secara bersamaan.Juan merubah posisinya menjadi serong, agar makin leluasa menatap Mulan yang masih tertidur. Dia menyingkap anak rambu

  • Antara Dendam dan Cinta   I Got You, Again (21+)

    Mulan yang ingin masuk ke dalam kamar, terpaksa menghentikan langkahnya. Dia menatap Juan yang tiba-tiba berdiri di samping pintu tanpa disadarinya. Entah sejak kapan pria itu di sana. Mungkin Mulan terlalu asyik melamun sampai tak menyadari hal tersebut. “Bisa bicara?” Mendengar pertanyaan pria itu, Mulan mengangguk. Kembali melanjutkan langkah dan membuka pintu kamar. “Di dalam saja,” katanya, sekaligus mempersilahkan Juan masuk. Juan mengikuti Mulan ke dalam. Duduk di single sofa panjang yang membawa mereka dalam kebisuan. Belum ada yang angkat bicara. Juan masih mengamati seluruh ruangan, menghapal setiap sisi kamar wanita itu dalam kepalanya. Sedangkan Mulan memilih diam dan menunggu apa yang akan pria itu katakan. Jujur saja dia masih sedikit canggung berdua dengan Juan. Sisi jalangnya selalu meronta, apalagi dengan hormon sialan ini. Rasanya Mulan ingin mengulang kejadian terakhir mereka. Saling menyentuh, saling memuaskan. Buru-buru Mulan meng

DMCA.com Protection Status