Home / Romansa / Antara Cinta dan Dendam / Keluarga Satu-satunya

Share

Keluarga Satu-satunya

last update Last Updated: 2023-06-02 17:14:18

    Sejak pulang kerja Dorny begitu cemas, hari sudah petang tapi Rafaela justru belum ada di rumah. Padahal Rafaela sudah berpesan kalau kerja di sana sebelum pukul 5 sore sudah pulang. Bahkan ini sudah pukul tujuh malam. Dorny belum sempat membersihkan tubuhnya yang bau bahan bangunan karena menyusul adiknya.

Ia tidak tahu keadaannya sekarang,  menelponnya oun percuma, nomornya tidak aktif. Padahal tadi siang Rafaela masih memberi kabar gembira bahwa dia sudah diterima dan langsung bekerja. Pria itu mengendarai motor sederhana yang bahkan ia membelinya saat Rafaela lulus SD.

“Rafaela ...” Dorny buru-buru turun meliht Rafaela hanya duduk tidak jauh dari gedung Perusahaan Wilss-Group sambil memeluk lututnya.

“Kakak ... hiks ... hiks ...” Rafaela lega sekali, Dorny datang menjemputnya. Ia segera membawa adiknya pulang karena hari sudah malam.

“Apa yang terjadi? Kenapa penampilanmu begini?" Dorny cemas dengan kondisi adiknya yang berantakan.

“Aku gak papa, Kak. Bosku menyuruhku lembur makanya aku pulang larut. Maafin aku, Kak ...” Rafaela menyembunyikan kesedihan lain yang baru saja ia terima.

Dorny belum memperhatikan baju Rafaela yang sobek karena sejak tadi ia menutupinya. Pria itu tiba-tiba menggendong adiknya. “Kak aku bisa jalan sendiri!”

“Jalan sendiri bagaimana? Kakimu pincang begitu.” Dorny langsung membawanya ke kamar mandi.

“Kakak ambilkan air hangat dulu.” Buru-buru ke dapur mencurahkan air termos untuk adiknya mandi. Rafaela pun mandi dengan perasaan jijik pada tubuhnya yang sudah dijamah seorang pria asing. Seharusnya pria itu suaminya kelak, bukannya orang lalim yang merusak hidupnya.

“Sudah belum?” Tanpa sadar Rafaela melamun saat menceburkan diri di bathtub. “Masih pakai baju.” Rafaela segera memakai baju yang sudah disiapkan kakaknya.

“Jangan digendong lagi! Aku sudah besar!” sungut Rafaela dengan bibir monyong.

Dorny terkekeh, dia pun menuntun Rafaela yang ingin ke kamar. Dengan cepat Dorny menyiapkan adiknya makan malam. kerja untuk pertama kalinya mungkin membuat Rafaela kelelahan.

“Maaf ya, Kak. Aku jadi menyusahkan Kakak. Harusnya aku yang siapin makan malam buatmu, Kak,” lirih Rafaela suaranya hampir seperti berbisik.

“Mulai hari ini kamu tidak usah terlalu mengurusi rumah. Kamu sudah kerja dan pasti lelah. Kalau mau makan tinggal Kakak belikan saja. kakak tidak  mau kamu kelelahan.” Dorny mengusap lembut rambut lurus adiknya.

Air mata Rafaela menetes dengan sikap Dorny yang selama ini sangat menyayanginya. “Kok kamu malah nangis gitu sih!” protes Dorny disertai rasa kasihan.

“Aku terharu, Kak. Aku sayang Kakak.” Rafaela memeluk Dorny sebagai keluarga satu-satunya yang dia punya. Meski bukan saudara kandung asli, tapi mereka berdua bisa saling menyayangi layaknya kakak dan adik kandung.

“Sekarang kamu makan dulu, ya!” Dorny melepas pelukannya dan dia ingin menyuapi adiknya.

“Kakak mandi saja dulu. Aku makan sendiri saja.” Rafaela tersenyum manis.

Tapi senyuman itu membuat Dorny menatap bibirnya Rafaela kaget, “Bibirmu kenapa? Kok jontor gitu?”

Rafaela terbelalak kaget, “Hah, kok bisa?” Dia meraih cermin di meja rias dan memang benar, bibirnya bengkak. Ia kembali teringat pria cabul itu higga membuat hatinya sakit.

“Rafaela, kok melamun gitu? Kenapa bibirmu?” suara Dorny kedengaran gelisah.

Ekspresi sedih sebisa mungkin ia sembunyikan, “Saat jatuh tadi sepertinya bibirku membentur tembok. Tidak papa kok, nanti juga sembuh sendiri,” ucap Rafaela berbohong.

Sepertinya Dorny tidak mencurigai adiknya, dia langsung pergi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket.

Saat Dorny pergi, air mata Rafaela kembali menetes. “Aku tidak mau kembali ke sana lagi.” Rafaela merebahkan diri dengan tubuhnya yang rasanya sakit karena permintaan paksa dari Wilson. Ia tidak menyangka ini akan terjadi.

"Lho ... kok makanannya gak dihabiskan?” Ternyata Rafaela sudah tidur. Dorny membenarkan selimut adiknya kemudian mengecup keningnya dengan lembut.

Keesokan harinya, Rafaela belum juga bangun padahal biasanya Rafaela sudah bangun pagi-pagi. Dorny masuk ke kamar dan membangunkan Rafaela, saat diperiksa ternyata adiknya demam. Dia pun mengompres kening adiknya dan menunggunya sadar.

“Kakak kok di sini?” tanya Rafaela ingin duduk tapi kepalanya sangat berat.

“Jangan kemana-mana, tubuhmu panas sekali! Hari ini tidak usah berangkat, ya. Biar aku ijinkan kamu tidak bisa masuk!”

“Nanti aku ijin sendiri, Kak.”

“Ya sudah. Kakak siapkan sarapan dulu.”

“Memangnya tidak kerja?”

Dorny tersenyum penuh arti, “Hari ini libur dulu. Menjaga adikku yang sedang tidak enak badan.” Selalu saja begitu, jika Rafaela sedang tidak enak badan, apapun pekerjaannya Dorny tetap menjaga adiknya di rumah.

Seharian Dorny tidak pergi. Saat sore hari, tubuh Rafaela sudah tidak panas lagi dia diminta mandi. Rafaela merendam dirinya di dalam bathtub. Sementara Dorny pergi ke warung membeli bahan masakan untuk makan malam.

***

“Amanda Sucita ...” Bahkan pria itu mengetahui nama panjang ibunya.

“Dimana dia sekarang?” suaranya terdengar sangat berat.

Rafaela ketakutan, “Aku tidak tahu!”

“Jangan bohong? Kamu menyembunyikannya?”

“Tidak! Dia sudah pergi! Aku mohon lepaskan aku!”

***

Ingatan yang menyakitkan itu seolah seperti kaset rusak yang diputar berulang-ulang. Ia tidak kuat menyembunyikan ini sendirian, ia juga takut jika harus mengatakan hal ini pada Dorny. Selama ini Dorny selalu menjaganya dari pria di luar sana, bahkan Rafaela dilarang dekat apalagi sampai pacaran.

‘Tidak ada pria baik di luar sana. Jika ada yang menawarkan diri untuk melindungi itu hanya  dari mulut. Ucapan manisnya hanya alasan agar seorang wanita jatuh ke perangkapnya.’ Masih teringat jelas ucapan Dorny sebelum Rafaela masuk SMA. Tapi kini, dia sudah menghancurkan kepercayaan Dorny, kesucian yaang harus ia jaga hingga menikah kini sudah hancur. Bagaimana dia mempertanggungjawabkan ini di malam pertamanya kelak?

Hatinya terus merasakan sesak, dia begitu malu kepada diri sendiri. Fikiran ini terlalu penuh di otaknya, ia tidak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba saja sebuah  fikiran yang pendek terlintas. Ia berniat mengakhiri hidupnya saja. Menenggelamkan kepalanya ke dalam bathtub. Meski menghirup nafas di dalam air begitu sesak, namun hati yang tengah dirasakannya lebih sakit. Ia tidak sanggup hidup dengan bayang-bayang pria yang sudah mengambil seluruh hal berharga buatnya.

Tapi dia tidak akan bisa melakukan itu karena Dorny mengecek adiknya yang tidak kunjung keluar. Dia kaget melihat seluruh tubuh adiknya tenggelam, termasuk kepalanya ikut di dalam air. Bahkan Rafaela mandi dengan masih mengenakan pakaian yang lengkap. Sepertinya fikirannya tengah kacau sehingga dia tidak memperdulikan apapun.

“Rafaela!” Dorny tidak menyangka, baru beberapa saat ditinggal Rafaela justru sudah seperti ini. Setelah menurunkan tubuh Rafaela, Dorny menekan-nekan dadanya lalu berakhir dengan memberikan nafas buatan. Akhirnya Rafaela batuk-batuk dan membuka matanya.

“Rafaela, kamu apa-apaan? Kamu mau ninggalin kakak sendirian?” Dorny langsung merengkuh tubuh lemas adiknya yang beringsut duduk.

Rafaela justru berontak dengan pelupuk mata yang terus berair, “Biarkan aku mati saja! Mereka semua jahat! Apa gunanya aku hidup, Kak!”

Deg ... jantung Dorny seperti ingin lepas dari tempatnya. Apa yang terjadi pada adiknya hingga tiba-tiba ingin mengakhiri hidup?

*

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isni abg
heran sama Wilson main embat aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Antara Cinta dan Dendam   Kejujuran yang Menyakitkan

    Dorny mengeratkan pelukannya meski seluruh tenaga yang tersisa Rafaela gunakan untuk berontak. Sebagai seorang kakak, sedih mendengar penuturan adiknya jika ingin mengakhiri hidup. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Rafaela. Yang ia tahu, Rafaela gadis yang kuat. Meski orang selalu menghina keadaan mereka berdua, Rafaela tetap tidak pernah menyerah dan membuktikan dia bisa meski materi tidak mencukupi. Saat dia berhasil membuktikan pada orang-orang yang selalu menghinanya, Rafaela justru begini.Seluruh tenaga Rafaela terkuras habis, tidak hanya lelah terus meronta, dia juga kelelahan karena terlalu banyak menangis. Kini Rafaela sudah sedikit lebih tenang, saat Dorny melepaskan pelukannya gadis itu tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihannya. “Dimana Rafaela yang kuat seperti biasanya, hm ...?” Menangkup kedua pipinya dengan lembut.Rafaela yang sejak semalam selalu enggan menatap kakaknya, kini terlihat sorot kesedihan yang mendalam.“Apa Kakak mau memaafkanku kalau aku punya salah

    Last Updated : 2023-06-02
  • Antara Cinta dan Dendam   Cinta Lebih Kakak Angkat

    Rafaela panik karena Dorny tidak kunjung kembali, dia langsung keluar rumah. Ia hampir saja kehilangan separuh nafasnya, tapi melihat Dorny sedang mengobrol di depan rumah Rafaela melega.“Kakak, itu uang apa? Mau dibawa kemana motor Kakak?” tanya Rafaela bingung motornya Dorny dibawa orang.Dorny menghampiri Rafaela, “Motor itu dijual dan kita pergi naik bus. Nanti kita bisa beli lagi. Ayo masuk!” Rafaela tidak bicara lagi, dia hanya menurut saja.“Ayo cepat! Kita tidak boleh terlalu lama di rumah ini.” Dorny seolah takut akan sesuatu. Rafaela rupanya juga mengalami ketakutan yang sama, ia takut Wilson atau orang suruhannya datang. ketakutan itu melanda ketika rasa trauma yang ia dapat.Mereka berdua langsung keluar rumah menuju halte yang jaraknya sekitar 200 meter. “Kakak yakin masih ada mobil yang lewat?” tanya Rafaela memeriksa waktu di layar ponselnya.“Bus terakhir jam 9 tiba. Besok mungkin kita sudah sampai. Di sana Kakak akan bekerja jadi pelayan lestoran. Teman Kakak sudah m

    Last Updated : 2023-06-02
  • Antara Cinta dan Dendam   Kabur yang Sukses

    Perlahan-lahan matanya terbuka setelah ia pingsan dengan obat bius. Manik matanya berlarian pada ruangan yang baginya sangat asing.“Dimana aku?” bisiknya dengan kepala berdenyut. Mengingat kejadian yang menimpanya membuat ia bergegas lari dari ranjangnya. Menarik gagang pintu yang terkunci.Suasana jadi gaduh karena dia bangun. “Buka pintunya!” teriak Rafaela tidak ada sahutan. Rasanya tidak mungkin Wilson akan mengeluarkan Rafaela secara cuma-cuma.Ia mencoba cara lain, yaitu membuka tirai yang ternyata jendela itu terdapat teralis yang kuat. Dia akhirnya duduk dengan perasaan buntu.Pintu terbuka ia fikir Wilson. Jika iya, Rafael akan menghujatnya langsung. Seorang wanita paruh baya dengan seragam pelayan.“Ini sarapan anda, Nona.”“Ya ...” sahutnya dengan singkat. Ini menjadi kesempatannya untuk bisa keluar karena pintu terbuka. Wanita itu panik ketika Rafaela berlari secepat mungkin.Rumah itu besar sekali hingga Rafaela tidak tahu harus keluar lewat mana. Sementara semua orang m

    Last Updated : 2023-09-09
  • Antara Cinta dan Dendam   Menelusuri Jejak

    Sudah satu bulan sejak kepergian Rafaela dari rumah, temannya berusaha menghubungi bahkan mendatangi rumahnya dan tidak menemukan Rafaela dimanapun.“Kamu kok murung seperti ini? Sahabatmu belum memberi kabar?” tanya Wilson menggenggam lembut tangan calon tunangannya.“Iya ... aku takut terjadi sesuatu padanya.”“Hmm ... begitu.” Wilson juga sedang mencari keberadaan wanita itu dimanapun. Seluruh kota sudah ia telusuri tapi tidak ada tanda-tanda keberadaannya.“Kamu tidak suka ya kalau aku terus memikirkan sahabatku?” Wajah kekasihnya itu semakin masam.“Kata siapa? Aku ikut sedih karena posisi sekretaris kembali kosong dan harus seleksi kembali.”“Lalu aku harus mencari informasi keberadaannya kemana? Nomornya saja sudah tidak aktif.”“Aku akan membantumu mencari keberadaannya. Bagaimana?”Graci megangguk, “Aku hanya ingin nanti saat pesta pertunangan kita dia ada di dekatku. Ah ... aku khawatir dengan keadaannya.”Wilson memeluk Graci, “Dia pasti baik-baik saja, Sayang.” May

    Last Updated : 2023-09-09
  • Antara Cinta dan Dendam   Cinta Palsu

    “Jangan tinggal di rumah lamamu. Kamu tinggal di rumahku saja ya!”“Karena dia asistenku, aku memberinya tempat tinggal.” Padahal Wilson yang mengurung Rafaela.“Aku tidak menyangka kamu sangat perduli pada sahabatku. Terima kasih buat kebaikanmu, Sayang!” Graci bahagia sekali. Tidak hentinya berterima kasih pada calon tunangannya.“Berarti aku kembali bekerja di kantormu?” Raut Rafaela begitu masam.“Siapa bilang kamu sudah berhenti! Kamu sudah dikontrak 2 tahun, Nona.”Rafaela sampai melupakan ini. “Apa di sana kamu tidak betah? Kalau Rafaela mengundurkan diri apa yang akan terjadi?”Wilson mendelik pada Rafaela yang gugup. “Ehm ... mungkin karena aku baru kerja sehari. Padahal Pak Wilson sangat ramah padaku begitu juga teman-teman yang lain. Aku hanya merasa tidak enak kepada mu dan kepada beliau yang terlampau baik.”“Itu bukan apa-apa. Ini s

    Last Updated : 2023-09-10
  • Antara Cinta dan Dendam   Tersangka Satu

    “Ini soal kamu dan Wilson. Aku melihat tadi Wilson mengikutimu di toilet,” ucap Graci terus terang. Dia tidak mau hal ini merusak semuanya suatu saat.Deg ...‘Apa Graci melihat aku dan Wilson di sana?’ Rafael tidak siap memberikan penjelasan apapun padanya. Ia bahkan tidak bisa melanjutkan langkah, begitupun Graci yang ingin sahabatnya berterus terang.“Kalian mau sampai kapan ada di situ?” suara khas dari Wilson berteriak di ujung lorong.“Ah ... kami keasyikan mengobrol!” seru Graci pura-pura terlihat bahagia.“Kita bicara setelah acara perjanjian pertunangan selesai! Di parkiran,” bisik Graci sembari berlari ke arah Wilson dan langsung menggenggam tangannya.Acara terakhir yaitu makan-makan. Rafaela lebih banyak diam daripada mengobrol dengan beberapa teman yang juga Graci undang. Bagi mereka sikap Rafaela jadi aneh, bahkan diam-diam ada yang menyebutnya sombong. Teman kerja Wilson jika ada di sana, beberapa teman baru Rafaela lebih tepatnya.Setelah acara makan, semua orang si

    Last Updated : 2023-09-15
  • Antara Cinta dan Dendam   Hasrat di Waktu Genting

    Hasrat di Waktu Genting...“Kamu tidak akan bisa lari!” Sayangnya Wilson lebih dulu menarik tubuh Rafaela dan membungkam mulutnya. Lalu memaksanya masuk ke mobil. Wilson langsung meninggalkan tempat itu.Rafaela benar-benar kembali masuk penjara. Gadis itu terus berontak untuk minta dilepaskan ketika memasuki apartemen yang asing baginya, karena Wilson sepertinya berencana akan memindahkannya di sini awalnya sejak bertunangan dengan Graci.Gadis itu terus saja berontak Wilson kehilangan kesabaran. Dia terus memaksa tubuh mungil nya hingga ke kamar dan menghempas tubuhnya kasar di atas ranjang.“Kamu terlalu susah diatur!” Rafaela berusaha bangkit. Tapi sayangnya pandangan Wilson semakin gelap karena sikap Rafaela yang baginya justru membuat perasaannya membara.“Lepaskan!” Tapi Wilson tidak terpengaruh dengan kata-katanya. Percuma saja Rafaela memberontak, tenaganya pun tidak sebesar tenaga Wilson yang perasaannya membara.“Kamu terus saja membuatku marah, dan akan mengatakan tenta

    Last Updated : 2023-09-15
  • Antara Cinta dan Dendam   Motif Misterius

    Motif Misterius...“Percuma saja. Kita hanya perlu mengetahui motif Graci sampai bunuh diri ...” Zizara kembali mendekati meja kerja Wilson. “Kamu sudah mengkhianatinya? Berselingkuh?”Jantungnya tiba-tiba saja berpacu kencang dengan wajah yang sangat kaget.Tatapan Zizara yang mengintrogasi benar-benar membuat Wilson berusaha keras mengalihkannya.“Mana mungkin? Jangankan berselingkuh, apakah selama ini aku selalu bermain-main dengan wanita?”Zizara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Benar juga. Meski bisnis gelapmu itu masih jalan tapi kamu masih perjaka.” Dia melihat jam cantik di tangannya. “Ya sudah terserah kamu saja.” Berbalik badan dan pergi.Ruangan senyap setelah Zizara pergi, “Dia memang ayahnya Vanesya, tapi karena kesalahannya dia harus berhadapan langsung denganku.” Diam-diam Wilson tidak rela jika ada pria yang menyakiti saudari satu-satuny

    Last Updated : 2023-09-17

Latest chapter

  • Antara Cinta dan Dendam   Ending

    Tanpa menjelaskan apapun tiba-tiba saja Rafaela tersenyum gembira dan segera memeluk wanita bertubuh ringkih itu. “Mama ...” Ia tidak kuasa menahan tangisnya.“Oh ... putriku ...” Keduanya saling berbaur satu sama lain. Meski Rafaela hanya melihat ibunya dari foto dan itupun ketika masih muda, namun ikatan ibu dan anak tidak bisa dibohongi.Dorny sangat lega melihat mereka berdua. “Itu siapa?” tanya Eshal.“Dia adalah nenekmu,” jelas Dorny.Rafaela membawanya duduk untuk mengobrol. “Itu putrimu, sibunga dari surga?” Amanda menatap Eshal penuh kasih.Rafaela mengangguk, “Eshal, kemarilah!” perintah Rafaela. Eshal segera berlari ke arah Rafaela dan Amanda.Mereka mengobrol beberapa hal tentang kehidupan di Paris. Tidak ingin buang waktu Amanda harus segera menceritakan kehidupannya setelah meninggalkan Indonesia.“Pasti kamu menemuiku ingin tahu kenapa aku meninggalkanmu di Panti Asuhan itu. Aku akan menceritakannya ... tapi ...” Ia melirik Eshal cucunya, mengusap rambutnya yang hitam b

  • Antara Cinta dan Dendam   Rencana Pertemuan untuk Kebenaran

    “Kenapa tidak ada yang mengangkat panggilan telpon?” Milna meminimalisir nafasnya.“Kami sengaja mematikannya agar ....” Dorny melirik Rafaela.“Ah jadi begitu.” Milna langsung mengerti maksudnya.“Kau tidak akan kembali lagi?” Milna memberikan sebuah kotak kecil untuk Dorny sahabatnya. Untuk kenang-kenangan, ujarnya.Dorny menerima itu kemudian tersenyum tipis, “Memangnya kenapa kalau aku tidak akan kembali ke sini lagi?”Milna menggeleng kecil sembari tersenyum, “Tidak apa-apa. Hanya saja aku akan kehilangan sahabatku.”“Benarkah begitu?” Dorny tidak mempercayainya.“Kamu sungguh tidak keberatan kalau aku pergi selamanya?” tanya Dorny belum puas.“Sebenarnya a-aku ...” Ia memalingkan wajah dengan ragu-ragu.Dorny memegang tangan Milna, “Tunggulah aku! Tugasku hanya mengantar Rafaela dan Eshal dengan selamat. Setelah Rafaela bertemu ibunya aku akan kembali.”“Kau serius ...” Raut wajah gadis itu begitu gembira.“Bagaimana mungkin aku tidak akan kembali kalau hatiku saja hanya untukmu

  • Antara Cinta dan Dendam   Kepergian Mendadak

    “Bibi ... apa-apaan ini?” Chayton segera diborgol oleh petugas kepolisian yang datang bersamanya.“Kamu seharusnya mengerti kesalahan apa yang dibuat.”“Lepas!” Chayton tidak terima ini.“Silahkan melakukan keterangan di Kantor Polisi!”Saat Wilson datang ternyata sudah ada Oma Ratri di sana membawa petugas kepolisian untuk segera menangkap Chayton sehingga dia belum bisa bicara dengannya. Namun Wilson segera menarik Chayton. “Kau bajingn kparat!” Wilson mengumpat marah. Mengangkap tubuh Chayton dengan menarik kerahnya, “Meski aku belum mendapatkan semuanya. Setidaknya hidupmu telah hancur. Bahkan putrimu akan membencimu.”Bugh ... ia menghantam rahang Chayton. “Ku anggap kau keluargaku tapi menusukku!”Aldrick menghentikan Wilson, para petugas itu membawa Chayton pergi.“Kita akan menggugatnya ke pengadilan.” Oma Ratri sudah memanggil seorang pengacara untuk membantunya menghukum Chayton sesuai yang dilakukannya.Keluarga Graci juga didatangkan sebagai keluarga dari kasus kematian b

  • Antara Cinta dan Dendam   Pengkhianat yang Sebenarnya

    Saat Oma Ratri datang ke toko itu tiba-tiba saja ia menangis. Seorang pekerja bertanya padanya kenapa nenek itu menangis.“Gadis kecilku!” Oma Ratri sampai menangis haru karena melihat sosok berwajah manis yang wajahnya sembilan puluh sembilan persen mirip Wilson.Ia tiba-tiba saja berjalan mendekat tana memperdulikan pekerja yang menanyakannya tadi. Saat itu Rafaela tersadar ada seorang wanita tua yang membawa tongkat mendekat ke arah putrinya. Namun saat dilihat wajahnya ia segera mengenal wanita itu.“Rafaela!” panggil Oma Ratri langsung memeluknya.Eshal nmpak bertanya-tanya siapakah gerangan wanita tua itu. Rafaela pun memperkenalkan putrinya pada Oma Ratri sebagai neneknya. “Rafaela!” panggil Oma Ratri langsung memeluknya.Eshal nmpak bertanya-tanya siapakah gerangan wanita tua itu. Rafaela pun memperkenalkan putrinya pada Oma Ratri sebagai neneknya. Eshal senang sekali mendengar kalau dirinya punya nenek. Oma Ratri juga sangat bahagia bisa bertemu cicitnya.Ia tidak akan memb

  • Antara Cinta dan Dendam   Sebuah Kebenaran

    Setelah bangun dengan kepala yang pusing, ia mencoba mengingat-ingat kejadian tadi malam di saat Aldrick datang. Ia tidak ingat apa yang dikatakannya serta apa yang didengarnya. Namun tanpa mendengar langsung dari Aldrick ia sudah bisa mengartikan sendiri.Ia segera mencari keberadaan putrinya dari informasi yang didapatnya dari orang kepercayaannya yang sellu ia utus untuk mengikuti Aldrick. Sebuah toko bunga dimana semua orang begitu sibuk dengan pesanan yang menumpuk.Sesaat dia melihat putri kecilnya sedang seekor kucing lucu dan duduk di depaan toko. Saat Wilson berniat mendekat tiba-tiba saja ia urung karena melihat sosok Oma Ratri keluar dari sana sembari membawa sebuket bunga. Ia berbicaraa pada gadis kecil itu kemudian menciumnya sebelum pergi.Wilson pun menunggu kedatangan Oma Ratri di mobilnya terparkir.“Buat apa kamu datang ke sini, Wilson! Kamu tidak berhak datang.” Oma Ratri segera masuk. “Kita bicara di apartemen!” perintah Oma Ratri sebelum pergi.Tanpa Wilson maupu

  • Antara Cinta dan Dendam   Fakta Trauma itu Muncul

    Ia mendudukan diri dengan kasar. Meski matanya setengah terpejam mulutnya masih saja tertawa dan mendumal sesuka hati.“Huu .... huu ...” Wilson tiba-tiba saja menangis.“Dia memakai uang di Black Card. Harusnya aku tidak penasaran datang ke rumah sakit itu. Tapi aku melihat anak kecil itu ...”Aldrick kaget saat Wilson berkata bahwa Wilson sudah bertemu dengan Eshal.Wilson menatap sayu manajernya. “Kenapa kamu menyembunyikannya hah?” Ia berdiri dengan tubuh tidak tegap, meraih kerah Aldrick yang berdiri dengan tubuh menegang.“Tidak ada yang bisa membodohiku sekarang. Dia putriku, 'kan?” Wilson langsung mengingat kata-kata Oma Ratri beberapa tahun lalu ketika bertemu Rafaela di Wisata Empat Musim. Meski itu sudah lama sekali, namun Oma Ratri sangat berpengalaman dengan umur kandungan seseorang.Cengkraman Wilson mengendur, wajahnya begitu sedih. Ia duduk di sova dengan rasa putus asa.“Saat melihat Rafaela hamil saat Wisata Empat Musim baru buka aku sangat marah. Aku marah pada oran

  • Antara Cinta dan Dendam   Lebih dari Foto Copy

    “Bodoh sekali. Kenapa aku harus datang ke sini. Buang-buang waktu saja. Biarpun ia memakai semua uangnya aku seharusnya tidak perduli,” dumal Wilson dalam hati. Namun saat perjalanan pulang dia justru melihat Rafaela di sana. “Bukankah itu seperti ...” Asisten Vir nampak berfikir ketika melihat gadis kecil yang bersamanya itu.“Huwaa ... Mama ...” Seorang anak kecil memanggil Rafaela dengan sebutan Mama.“Sebentar, Sayang.” Rafaela sedang mengurus administrasi untuk kepulangannya itu nampak kerepotan karena putrinya menangis. Gadis kecil itu ingin digendong oleh Rafaela.“Gadis itu wajahnya sangat mirip dengan anda.”“Tidak mungkin ...” jawab Wilson.Asisten Vir memandangi Wilson dan dirinya tidak salah. “Sangat mirip, Pak. Kalau tidak percaya anda bisa melihat wajah anda sendiri di cermin dan membedakannya. Dia benar-benar seperti foto copynya anda." Asisten Vir hampir tidak percaya. "Ah bukan! Justru seperti duplikat."Wilson terus memandangi mereka dimana Rafaela mengurus administ

  • Antara Cinta dan Dendam   Jalan Satu-satunya

    “Berapa yang harus kita bayarkan?”Rafaela memberikan sebuah kertas rincian biaya yang harus dia bayarkan untuk operasi.(Sembilan puluh juta tiga ratus sembilan puluh ribu) Dorny menghela nafas panjang.“Berapa tabunganmu sekarang?”Rafaela hanya punya Sepuluh juta di rekeningnya. Sementara Dorny ada uang di tangannya hanya beberapa juta saja. “Maafkan aku ... aku tidak bisa membantu banyak. Tapi ini aku ada sedikit ...” Ibunya Calvin memberikan sebuah amplop. Namun Dorny tidak bisa menerimanya karena Ibu Calvin sendiri sedang kesulitan.“Kami akan mendapatkan biayanya. Bu Calvin tidak perlu ikut sulit.”“Aku akan mencari pinjaman ...” Dorny akan menghubungi Milna namun Rafaela tidak membiarkannya.“Kita sudah dibantu begitu banyak ...” Mata Rafaela berembun. Ia merasa tidak enak hati.“Dengan Aldrick juga sama. Apalagi saat ini mereka sedang melakukan program hamil di luar negeri. Aku tidak mau menyusahkannya untuk ke sekian kali ...” Rafaela masih terus berfikir.“Tapi putri kita

  • Antara Cinta dan Dendam   Kecelakaan

    “Bu Rafaela ... putri anda ada di rumah sakit.” Hari ini awal bulan dan sepuluh karyawan di “Toko bunga dari surga” menerima gaji bulanan mereka.Ia menyerahkan uang sisa yang belum ia bagikan kepada orang kepercayaannya. “Sisanya berikan dan uang bonus ini sesuai dengan yang di catatan.”“Baik, Bu.”“Ada apa dengan putriku?” Rafaela berjalan cepat mengikuti sopir pengantar barang. “Kudengar dia jatuh dan baru saja dibawa ambulan.” Ia segera mengantar atasannya untuk ke rumah sakit terdekat.Setelah sampai, Rafaela memberitahu sopir agar mengambil gajinya ke toko.Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun ketika berada di ruang UGD tetangganya sedang berada di sana bersama putranya.“Bu Rafaela ... putrimu. Tadi dia berkelahi dengan putraku dan terjatuh ...”“Maafkan aku ... aku hanya mengejeknya saja. Lalu dia marah dan berusaha memukulku, aku hanya berusaha menghindar,” jelas pria kecil itu dengan sungguh-sungguh.“Lalu Eshal jatuh dimana? Kenapa bisa sampai dibawa ke rumah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status